Hawa Waha

Hawa Waha

Keris Jantring Mas

Namaku Berindra Mangkuardoyo, lahir ditahun 1988 di Yogyakarta. Tahun yang paling keren menurut ayahku karena ia penggemar berat olah raga sepak bola, tim Eropa yang paling ia gandrungi saat itu adalah Belanda, dan pada tahun itu tim Belanda mengalahkan Uni Soviet di pertandingan sepak bola piala Eropa untuk menjadi sang juara.

Karena ayahku bekerja diBandung maka aku meluluskan sekolah menengah atasku di SMA 1 Bandung dan melanjutkan kuliah di Sekolah tinggi perhotelan diBandung.

Setelah alu lulus sekolah perhotelan pada tahun 2010 aku pindah kenegara Australia dan mulai bekerja disana. Aku memupuk pengalaman kerja mulai dari nol hingga ahirnya menjadi seorang koordinator marketing grup hotel diMelbourne Australia.

Diawal karirku banyak tantangannya tapi dengan gigih dan oenuh semangat aku terus memupuk karirku dinegeri orang.

Kisah perjalanan hidupku boleh dikatakan tidak sama seperti layaknya orang lain. Hidupku penuh dengan tantangan tapi juga unik dan bahkan aku menganggapnya aneh.

Aku bisa urutkan kisah awal keanehan ini dimulai ketika pada tahun 2019 aku merencanakan bahwa tahun itu merupakan tahun terahir tinggal diAustralia. Awal tahun 2020 aku ingin pulang dan membuka usaha sendiri diJogjakarta kota kelahiranku.

Namun sebelum aku pindah secara total aku ingin pulang holiday dulu sekalian mencari tau dimana lokasi usaha yang akan aku buka, maklum usaha yang akan aku rintis adalah restoran dan Cafe. Oleh karenanya lokasi sangat penting.

Awalnya semua berjalan menarik dan penuh kebahagiaan. Sebelum aku pulang keJogja aku berinisiatip mampir kepulau Bali menemui teman lamaku waktu kuliah perhotelan diBandung. Kebetulan juga aku menggandrungi keris Bali, saat itu aku sudah mengkoleksi 4 keris Bali. Aku pikir mungkin pada holiday ini aku akan mengajak temanku untuk mencari satu keris lagi sebagai kelengkapan koleksiku.

Disinilah awal petualangan anehku terjadi..Tapi, mungkin ada baiknya sebelum kita masuk kedalam isi ceritaku akan kukenalkan siapa siapa saja yang terlibat.

Mereka adalah..

Mangku Suriarta, seorang sahabat lama yang kukenal semenjak kuliah diBandung dulu dan kini telah menjadi mangku didaerahnya diUbud.

Amala Okhta istri mangku Suriarta.

Waha Puspa sosok ghoib yang berada dipinggiran sungai Ayung.

Gusti Karnia sosok ghoib jahat kepala sekte Serpatya ranting dari sekte Genepatya. Salah satu sekte yang sering mendapat kecaman dari masyarakat Bali pada waktu itu karena ulah mereka yang agak aneh.

Itulah empat nama yang banyak melibatkan kejadian dikehidupanku pada tahun 2019.

...○○○○...

"Waaah..kamu jadi pulang ke Indonesia?!" Suara gembira keluar dari mulut Suriarta sahabat lamaku.

"Jadi dong..tanggal 15 besok aku sudah mendarat diBali, aku main kerumah ya"

"Monggo hehe" ucapnya bercanda.

Alhasil kesepakatan terjadi dan ahirnya tanggal 16 pagi aku benar benar datang kerumahnya.

Aku kaget ketika mengetahui bahwa teman lamaku ini ternyata sekarang seorang mangku. Padahal dia masih muda dan dulu waktu sama sama kuliah diBandung kita sering keluar malam, nyanyi dan bergadang bersama sama pokonya seperti halnya anak muda kita sering menghabiskan waktu bersenang senang bersama.

"Aku salut kamu jadi mangku, ko bisa?" tanyaku.

"Ya aku sendiri tidak menyangka tapi seseorang jadi mangku itu tidak sembarangan dan ternyata karena hasil persetujuan para orang tua dan pendeta yang mengatakan bahwa aku titisan seorang pemangku jaman dulu..lucunya waktu pelajari semua mantra dan cara sembahyang benar saja memang mengalir dengan sangat mudah" ucap Suriarta sambil tersenyum.

"Alhamdulillah aku cukup bangga dengan kamu"

"Jadi rencananya katanya mau buka usaha diJogja? Terus apa masih suka koleksi keris?"

"Ya..makanya aku liburan keIndonesia pertama mau liat liat lokasinya dulu, cocok atau tidak..Kalau masalah keris memang itulah maksudku mampir keBali ini, aku ingin mempunyai sebilah keris lagi"

"Wah ko kebetulan ya.., masalahnya pamanku yang diBuleleng pernah bilang bahwa satu saat kerisku ini akan dibawa jauh oleh temanmu..Apakah yang dia maksud adalah kamu? Ko waktunya pas sekali ya"

"Oh ya? Ayok kita kesana hari ini..waktuku hanya 2 hari diBali. Kita liat kerisnya"

Tidak lama seorang wanita cantik keluar dari balik pintu rumah dengan baki berisi 2 cangkir kopi Bali.

"Eh kenalkan istriku, ini Amala Oktha" kata Suriarta memperkenalkan wanita cantik itu.

"Loh..ini yang kamu pernah bicarakan ke aku dulu? Weh pintar kamu cari jodoh..Halo mba saya Berindra" ucapku memperkenalkan diri.

Wanita itu tersenyum manis dan memberikan jabatan tangannya kepadaku.

"Sayang.., kebetulan hari ini aku tidak ada acara. Kita mau main keBuleleng kerumah paman ya"

"Silahkan..nanti malam makan disini Berindra nanti kami siapkan makan malam" jawab Amala.

"Siap mba, terima kasih sebelumnya"

Setelah bicara ngalor ngidul kira kira jam 11 kita berangkat dengan kendaraan Suriarta menuju keBuleleng.

Perasaanku senang sekali, karena ini momen yang sangat bagus untuk melihat sebuah keris kuno Bali. Dari dulu memang aku sangat menyukai keris Bali. Mereka mempunyai aura yang indah seindah lekukan dan ukirannya yang hanya dimiliki oleh keris Bali.

...○○○○...

Hanya sangat disayangkan ketika kita telah sampai ditempat pamannya Suriarta, ternyata sang paman yang bernama I Gusti Rokiyan itu sedang sakit keras.

Aku dan Suriarta duduk disamping tempat tidurnya, disana terbaring seorang tua dengan wajah yang penuh kerutan namun meskipun sedang sakit ia tetap mencoba menebarkan senyum kearah kita.

"Terima kasih sudah mampir, lucu ya tadi malam saya mimpi akan ada yang datang ternyata kalian yang hadir"

"Ya sukurlah kami ada disini, kebetulan saya membawa sahabat lama..dia sedang berlibur keBali dan mencari keris Bali untuk koleksinya"

Laki laki tua itu menoleh kearahku sambil terus melemparkan senyumnya.

"Ketika kalian kesini, sebetulnya perasaanku sudah mengatakan bahwa inilah orangnya..hehe Suarta bantu saya berdiri"

Suarta mendekat dan membantu pamannya untuk duduk ditempat tidur. Tangan laki laki itu menggapai sebuah tongkat ia mulai berdiri.

Sang paman berjalan kearah lemari kaca yang ada dipojok ruangan, salah satu pintu kaca lemari ia buka dan mengeluarkan sebuah keris yang keseluruhan tubuhnya terbungkus kain putih.

Ketika keris itu dikeluarkan dari lemari kaca, seisi ruangan langsung menjadi harum, auranya mistis namun menenangkan.

Sang paman kembali duduk ditempat tidur. Ia menoleh kearahku sambil mengelus keris yang terbungkus itu.

"Nak..bukalah kain putih ini dan keluarkan bilah kerisnya. Apabila kamu bisa menarik keluar keris ini..berarti keris ini milikmu"

Aku bingung mendengar perkataan sang paman, meskipun demikian aku menerima benda itu dari tangannya. Benda itu berat sekali tidak seperti keris biasanya.

Kain putih penutup aku lepaskan, ternyata yang aku pegang bukan keris Bali tapi sebuah keris Jawa.

"Oh keris Jawa nggeh?" tanyaku.

Laki laki itu tersenyum..

Setelah aku bacakan Basmalah pelan pelan aku mulai menarik keris dari sarungnya. Tidak sulit melepaskannya bahkan ia seperti ada kekuatan yang mendorong keluar dari tempatnya.

Wangi sekali keris itu, ukirannya indah secara otomatis aku jatuh cinta kepada bilah keris itu..Seakan akan 2 orang yang sudah lama tidak ketemu, hatiku begitu girang, perlahan aku mendekatkan wajah dan mencium keris itu.

Sang paman tersenyum lebar melihat kejadian itu.

"Suarta, inilah pemilik aslinya..keris Jantring Mas telah kembali kepemiliknya"

...☆☆☆☆☆...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!