Pada setiap langkah yang aku ambil dalam menurini anak tangga seperti ada suara suara bisikan semacam bisikan mantra..suara itu mengingatkan aku kepada hesis ular ketika sedang siap mematuk mangsanya.
Diperjalanan turun tangga tidak ada penerangan sedikitpun namun aneh aku dengan mudah bisa menuruninya dengan baik tanpa tergelincir. Aku sadar yang menggerakkan tubuhku adalah naluri halusku dan kubiarkan tubuhku berjalan sesuai dengan arahan perasaanku.
Dan ternyata ketika aku sampai dilantai bawah suasananya berbeda, dihampir setiap sudut yang mirip gua itu ada penerangan obor. Apabila ada obor berarti ada yang datang dan menyalakannya. Siapakah mereka?
Tiba tiba diujung ruangan bawah tanah itu terdengar suara rantai yang ditarik oleh sesuatu.
Aku menoleh kearah itu, tubuhku tiba tiba gemetar..apakah yang ada disana? hewankah atau apa?
"Birendraaa...datanglah kesini" Aku mendengar suara wanita memanggilku dari pojok sana.
Aku tidak berani kesana, seakan tubuhku terpaku ditanah..peluhku turun membasahi dadaku yang tidak mengenakan sehelai baju. Jantungku berdebar debar.
"Jangan takut..hilangkan rasa takutmu, lepaskan semua pikiran buruk yang ada diotakmu dan datanglah kepadaku" Katanya lagi. Suaranya menggema diruang bawah tanah itu.
Dengan rasa kawatir aku memberanikan diri untuk mendekati. Ternyata suara itu berasal dari sebuah ruang. Ruang itu berbentuk seperti ruang tahanan, tidak ada pintu hanya teralis besi tua yang menutupi bagian depan.
Tiba tiba dari bagian yang gelap dari ruangan itu aku mendengar rantai terseret, aku mundur beberapa langkah. Jantungku berdebar kencang.
Dari balik ruang yang gelap muncul satu wajah wanita berambut panjang, pakaiannya lusuh. Dikedua kaki dekat tumit ada rantai yang melilit, rantai itu terikat kedinding tembok.
Sosok wanita itu mendekat tapi karena ada rantai yang mengikat ketembok ia hanya bisa mendekati sampai jarak 2 meter antara aku dan dia.
Dengan satu tangan ia menyeka hidungnya. Aku melihat ia sedikit tersenyum tapi yang paling aku perhatikan adalah kedua matanya yang sayu. Disaat itu perasaan takutku hilang malah justru aku merasa iba melihat kondisinya, entah sudah berapa ia terbelenggu disana.
"Ahirnya kau menemukan diriku..terima kasih" ucap sosok wanita lusuh itu.
"Siapakah dirimu dan dimanakah aku ini?" Tanyaku agak panik.
"Aku kemarin mendapat kabar dari angin bahwa kau sebagai titisan pemilik keris Jantring Mas telah hadir dan mengambil keris itu dari seorang suci yang ada di Balidwipa"
"Oh ya lalu apa kaitannya dengan dirimu?"
"Keris itu adalah satu satunya kunci yang bisa melepaskan aku dari belenggu rantai ini..keris itu milik ayahku, ia telah ditipu oleh Gusti Karnia pemimpin sekte jahat yang bernama sekte Serpatya. Ceritanya panjang namun agar sekte mereka bertambah kuat ilmu hitamnya mereka harus membunuh ayahku..Ia undang ayahku dalam jamuan malam dan dimalam itu ayah dibunuh dan keris itu ia ambil"
"Jadi keris yang kusimpan sekarang itu sebetulnya milik ayahmu?"
"Betul..keris itu sebetulnya tidak mau dipegang oleh Gusti Karnia dan beberapa kali keris itu menolak untuk membunuh orang, saking marahnya ia membelenggukan aku sebagai penerus keturunan ayah didalam gua ini dan aku disumpah tidak akan bisa mati dan keluar dari tahanan ini kecuali ada yang membukanya dengan keris itu"
"Lalu..kenapa aku yang menjadi pemegangnya bukankah itu milik ayahanda?"
"Sebelum mati ayah pernah berucap bahwa suatu saat seorang keturunan kerajaan Medang Jawa Timurlah yang akan menemukan kembali keris itu dan dialah yang akan melepaskan sihir Gusti Karnia" Jawab wanita itu.
Aku jadi berpikir, aku memang keturunan Jawa Timur meskipun kedua orang tuaku dari Jogjakarta tapi kakek mereka dari Jawa Timur.
"Kamu harus hati hati! Jangan sampai keris itu diambil mereka..aku sudah liat beberapa sosok pengikut mereka telah sampai ditempatmu..simpan keris itu baik baik, sebab kamulah yang akan membebaskan diriku"
Aku jadi teringat ketika melihat sosok hitam berambut panjang berdiri dibawah pohon mangga.
"Pulanglah kealammu..sebentar lagi mereka akan datang kesini intuk memeriksa keadaanku..jangan sampai mereka melihatmu. Ulurkan tanganmu"
Tanpa ragu aku mengulurkan satu tanganku. Wanita itu meletakkan sesuatu ditanganku.
Simpan bunga ini, apabila kau ingin kesini usaplah dimatamu. Sekarang kau usapkan kematamu, jangan lupakan diriku disini.
Aku tarik tanganku keluar, apa yang ia ucapkan benar adanya. Sebuah bunga melati yang sangat harum telah ada ditelapak tanganku.
"Tunggu..siapa namamu?"
"Namaku Waha Puspa..cepat kari keluar didekat sungai Ayung kau usapkan bunga melati kewajahmu ya..Sampai nanti Birendra"
"Terima kasih Waha, aku pulang dulu"
Setelah itu aku kembali naik keatas tangga dan membuka pintu yang besar itu.
Namun baru saja aku melangkah menuju kepinggiran sungai yang besar dibawah sana aku mendengar suara orang orang berbicara dengan bahasa Bali.
Aku menoleh kebelakang kulihat serombongan orang berpakaian hitam hitam dengan tombak ditangan berjalan menuju kearah pintu besar tempat Waha Puspa ditahan.
Salah satu dari mereka melihat aku berjalan dari arah 2 patung menuju kepinggiran sungai. Orang itu langsung berteriak..
"We, nyen cai ?!"
Aku langsung berlari kearah sungai dan disana mencium bunga melati yang ada ditanganku. Entah bagaimana ceritanya, dalam sekejap tubuhku menghilang.
Tidak lama aku terbangun dari tidurku, aku melihat kearah jam baru jam 3.45 seingatku aku tertidur dan masuk kealam halus pada pukul 3 tepat. Berarti aku disana 45 menit lamanya.
Aku menoleh kearah keris yang ada disampingku, sukurlah keris itu masih disana. Namun, ditangan kananku aku menggenggam sebuah bunga melati yang telah diberikan Waha Puspa tadi.
Pikiranku melayang tidak karuan..apakah semua ini benar adanya dan bukan hanya mimpi? Tapi, kalau mimpi kenapa aku memegang bunga melati?
Ya ampun kasian sekali wanita itu terperangkap disana..aku harus bisa melepaskan dia dari penjara itu.
...○○○○...
"Halo Suarta punya nomor ponsel paman Gusti?" kataku diesok hari.
"Ya ada..kenapa? Ada kejadian apa?"
Semua peristiwa aneh itu kuceritakan hingga sedetil mungkin. Bahkan aku sempat foto bunga melati dan kukirimkan kepadanya.
"Waduh! sebentar aku share nomor ponsel paman..sebaiknya kamu call dia bicarakan masalah ini"
Dan kemudian ketika aku ceritakan hal yang sama kepada paman..ia terperanjat mendengarnya.
"Seperti yang tidak masuk akal..bagaimana kamu bisa menembus alam lain itu?"
"Entahlah paman..aku sendiri bingung tapi kasihan juga sama sosok wanita itu. Dan yang paling menghawatirkan adalah munculnya sosok hitam dipekarangan belakang rumah itu..siapakah dia?"
"Paman sendiri kurang tau..Apabila kamu bisa masuk kembali kealam sana, tanyakan bagaimana caranya untuk mengusir mereka"
"Baik paman..besok saya call lagi rencanaku malam ini aku akan kembali kesana dan kali ini aku akan membawa keris ini"
"Hati hati nak..jangan sembarangan masuk kealam lain"
"Baik paman"
Itulah pembicaraan terahirku dengan mereka..
...☆☆☆☆☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments