"Coba liat Kris ini seperti menyatu denganmu..sekarang coba dimasukkan ketempat lagi dan coba Suarta kali ini yang tarik"
Keris itu aku tempatkan kesarungnya dan aku serahkan ke sahabatku.
Aneh sekali, meskipun sudah dengan seluruh kekuatannya..Suarta tidak sanggup melepaskan bilah Kris dari tempatnya bahkan telapak tangannya terasa seperti kaku.
Kris itu ia berikan kepadaku lagi, pak Gusti kemudian mengusap telapak tangan Suarta untuk mengembalikan rasa kakunya.
"Keris kuno ini diberikan kepadaku oleh seorang pedanda tua bernama Wiku Tirta Adyatma yang telah meninggal dunia ketika aku masih remaja..ia katakan ada sebuah cerita sedih mengandung didalam keris ini, kelak siempunya keris akan mengambilnya dari diriku dan dialah yang meluruskan segala masalah"
Kembali aku dibingungkan oleh kisah yang diceritakan sang paman. Apakah maksudnya itu?
Paman Gusti mengatakan bahwa sebaiknya keris itu aku bawa karena ia telah kembali kepada pemiliknya yang benar. Meskipun aku ragu menerimanya karena berunsur magis tapi entah kenapa aku seperti tidak mau melepaskan keris itu dari genggamanku. Seakan ada sebuah kekuatan magnit yang mendekatkan aku kepadanya.
...○○○○...
Setelah 2 hari aku diBali selanjutnya holiday panjangku aku habiskan diJogja sebelum kembali keAustralia.
Aku mencintai rumah orang tuaku, semenjak mereka sudah meninggal dunia rumah itu diwariskan kepadaku. Sebuah rumah tua yang penuh dengan memori indah bagi diriku dan kaka perempuanku yang kini tinggal diBelanda.
Rumah itu hanya didiami oleh pak Dirman pembantu orang tua yang umurnyapun sudah cukup tua.
"Mas Rendra, ko rumah bau melati ya? Keras sekali baunya" Satu sore pak Dirman mendatangi aku yang sedang santai duduk dihalaman belakang.
"Oh ya? Melati?" Aku langsung ingat keris pusakaku yang aku taro dilemari.
"Belum pernah selama ini rumah ada baunya seperti itu..apalagi ini malam jumat, hehe biasanya malam junat diJawa kalo ada bau melati berarti suka ada yang mampir" ucap pak Dirman.
"Ayok kita kedalam saya tau ada bau apa"
Belum saja langkah kita masuk kedalam rumah memang bau melati sudah tercium keras.
"Hmm..betul pak, kenceng ya baunya..ga apa apa paling itu keris saya"
"Lho keris yang mana mas? 4 keris yang dilemari kaca itu ga pernah ada baunya..apalagi saya kan selalu keluarkan dan bersihkan dari debu"
"Saya terima keris baru dari Bali pak..ga apa apa memang keris itu bau wangi"
"Weleh mas Rendra ko suka ngumpulin keris keris ya?"
"Saya suka pak, ga tau kenapa saya suka sama keris"
"Wah kalo ibu masih ada pasti sudah dibuang keris keris mas Rendra hehe"
"iya hehe"
Kemudian aku pamit masuk kekamar tidurku. Aku melangkah kelemari dan mengambil keris yang terbungkus kain putih pemberian paman Gusti.
Benar, bau melati itu keluar dari kerisku. Baunya sangat kencang dan memenuhi seisi kamarku. Aku melirik kejam tangan ternyata sudah jam 5.50 sebentar lagi adzan Magrib. Sebaiknya aku ambil air wudhu dan shalat. Keris aku letakkan diatas tempat tidur. Waktu aku hendak keluar kamar dari pantulan kaca aku kaget melihat keris itu bergerak sedikit dengan sendirinya diatas tempat tidur.
Aku menoleh kearah keris, tapi tidak ada pergerakan apa apa..aku yakin tadi aku melihat keris itu bergerak..Aah halusinasiku mungkin.
...○○○○...
"Pak Dirman, kalau sudah ngantuk silahkan tidur saya mau duduk diluar sambil ngroko"
"Wah mas Rendra ga apa apa sendirian? saya buatkan kopi sebentar mas"
"Oh njjih terima kasih"
Sudah hampir 1 jam aku duduk diluar ditemani lampu halaman. Suara ngorok pak Dirman mulai kedengaran rupanya ia tertidur didepan televisi. Aku melirik kearah ruangan dalam ternyata televisi tidak menyala tapi pak Dirman tergeletak tidur dilantai dengan nyaman.
Aku duduk kembali sambil menghisap rokok, bermacam macam suara binatang malam mulai melantunkan nyanyian mereka, satu sama lain saling menyaut. Mereka gembira merayakan sinar bulan yang menerangi malam yang gelap gulita.
Baru saja aku hendak masuk kekamar tidur untuk rebahan jantungku terasa mau copot melihat bayangan hitam berdiri dibawah pohon mangga dipojok halaman. Siapakah itu?
Tiba tiba suara binatang berhenti, semua sepi sunyi. Hanya angin malam yang menyentuh kukit wajahku.
Kuperhatikan terus bayangan hitam itu, apakah itu hantu? atau apa? ia berambut panjang berdiri seakan memandangku.
Cepat cepat aku kearah tembok dan menyalakan semua lampu halaman belakang. Kini halaman itu menjadi terang benderang. Sosok bayangan hitam itu hilang. Tapi ketika aku matikan lampu, sosok itu muncul lagi.
"Assalamualaikum..Mohon jangan ganggu" kataku dengan tegas.
Sosok itu seperti menganggukkan kepalanya dan pelan pelan menghilang.
Bulu kudukku berdiri, seumur umur baru kali ini aku didatangi sosok seperti itu..Aahh sudahlah yang penting tidak mengganggu lagi.
Entah kenapa aku mengambil keris dari lemari dan aku taro disamping bantalku. Aku biarkan tidur berdampingan dengannya. Bau melati itu menenangkan perasaanku. Jam saat itu menunjukkan pukul 3 pagi.
...○○○○...
Pagi itu tidurku sangat nyenyak, namun baru saja aku tidur aku dibangunkan oleh banyaknya suara jangkrik dan binatang malam. Aku tergugah dan kaget melihat keadaan sekelilingku.
Aku tidur diatas rumput! Dimana ini? mimpikah? Aku mencubit tanganku..auh! terasa cubitan dikulit tangan. Lho dimana ini? Aku bangun berdiri dan melihat kekiri dan kekanan..semuanya rumput dan diujung sana beberapa pohon rindang, suasana seperti sore hari..aku melihat keawan seperti yang akan hendak hujan. Warnanya kelabu.
"Mas Birendra" tiba tiba aku mendengar bisikan ditelingaku.
Kekiri dan kekanan aku menoleh, tidak ada satupun orang disana..dimanakah aku ini? Mana rumahku? Kagetku bertambah ketika melihat aku memakai sarung dan celana hitam pendek bukan pakaian yang biasa! Perlahan lahan aku berjalan kearah dekat pohon dan duduk diatas sebuah batu..aku coba memperhatikan sekeliling tempat itu.
Ini bukan alamku! entah alam apa ini..aku bisa melihat adanya beberapa arca patung diujung sana. Patung patung yang biasa aku liat diBali.
"Mas Rendra jangan takut..langkahkan kakimu kearah dua patung itu dan turun kebawah. Aku tunggu disana" Aku mendengar jelas ucapan itu ditelingaku.
Sore menjelang malam itu aku melangkahkan kakiku kearah dua patung besar, entah apa yang membuatku begitu berani berjalan kearah sana..tapi pikiranku menyuruh aku kesana, ada sesuatu kekuatan yang menarikku kesana.
Didepan dua patung besar itu aku berhenti, disinilah bau melati kembali tercium. Bau yang sama seperti ketika pak Dirman mengatakan tadi malam.
Ternyata didepan dua patung itu ada jalan menurun seperti tangga. Jalan yang sudah tua terlihat dengan adanya akar akar pohon bringing yang merintangi tangga menurun itu.
Dibawah ada pintu gerbangnya terbuat dari kayu jati yang kokoh.
"Pusatkan pikiranmu..dan dorong pintu itu kedalam" kembali suara itu datang.
Kupusatkan pikiran dan mendorong pintu besar itu sekuat tenaga. Bunyi kretek kretek terdengar dari lis pintu kayu yang saling bergeseran.
Suasana didalam gelap gulita, aku kini berdiri didepan sebuah mulut gua. Masuk kedalam maka aku melihat adanya anak tangga turun kebawah lagi..
Baru saja aku melangkah kaki masuk kedalam, tiba tiba pintu kayu itu tertutup dengan sendirinya.
"Jangan takut aku ada dibawah..ikuti langkahmu turunlah kebawah"
...☆☆☆☆☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments