Waha lulepaskan.

Semua jendela dan pintu aku matikan setelah pembicaraan yang janggal dan aneh dengan pak Dirman. Tidak lupa semua lampu kumatikan.

Bunga melati sudah ditangan kanan dan keris Jantring Mas ditangan kiri. Dengan sekali cium semua telah berubah, sekelilingku menjadi berbeda. Aku telah muncul dialam lain, dikiri kanan beberapa pohon rindang berdiri dengan rindangnya.

Suasana nampak tentram tapi aura magis sangat terasa, bau kemenyan memenuhi tempat dimana aku berada. Secara samar samar terdengar suara gamelan berirama Bali tidak jauh dari tempat aku muncul.

Dari balik pohon yang dikelilingi tanaman liar tinggi tinggi itu aku melihat kehidupan sebuah desa. Nampaknya itu sebuah desa kuno, terlihat dari pakaian yang dipakai para wanitanya hanya mengenakan kain bawah dan dada mèreka terbuka. Para priyanya hanya memakai kain sarung.

Beberapa warga terlihat sedang sibuk menumbuk sesuatu disebuah batu besar seperti tumbukan rempah umumnya. Entah apa yang mereka sedang kerjakan tapi nampaknya seperti akan ada hajatan.

Terlihat juga ada 2 orang yang seperti penjaga, mereka mengenakan sabuk besar diperutnya. Sebuah keris uluran panjang terselip dipinggangnya, keduanya membawa tombak yang ujungnya sangat lancip.

Aku harus berhati hati jangan sampai ketemu mereka, baru saja kulihat kesibukan disana tiba tiba terdengar suara gamelan menjadi riuh seperti sedang menanti kedatangan seseorang.

Benar saja dari ujung terlihat serombongan orang dikepalai seseorang berbaju full Bali yang digendong orang orang itu.

Gamelan berhenti ketika gong berbunyi 3 kali. Orang yang digendong itu turun dan menari nari sendirian. Semua orang berhenti melakukan apa apa. Dari atas sebuah rumah yang atapnya terbuat dari ijuk hitam keluar asap tebal.

Badanku menjadi kaku, mataku melotot melihat apa yang selanjutnya terjadi..Diatas atap rumah turun 2 sosok besar. Waah! itu sosok leak yang sering terlihat kalau kita wisata keBali.

Badan mereka besar besar dan berbulu panjang, diwajah mereka terlihat taring seperti taring babi hutan. Kedua leak itu turun dengan merayap dari atas atap dan turun kebawah.

Tiba tiba mataku melihat satu sosok..ia adalah sosok wanita menyeramkan yang hadir dirumahku! Wanita itu juga terlihat sama sama menari didepan orang yang digotong tadi.

Tidak lama kemudian 2 leak itu berdiri dibelakang sang wanita. Tubuh mereka besar sekali ditambah rambut rambut yang panjang berwarna merah menyeramkan.

Orang yang digotong tadi mengangkat sebelah tangannya, suara gamelan seketika berhenti. Ia berteriak keras, dari dalam rumah beratap ijuk itu keluar 2 orang menarik seseorang. Tangan orang itu terikat, sehingga ketika ia berjalan langkahnya terseok seok. Apa yang akan terjadi?

Dalam hitungan sekejap saja seekor leak itu loncat dan menerkam orang yang terikat itu. Sang leak mencabik cabik tubuh orang itu, darah berhamburan kemana mana..satu leak lagi ikut melompat dan bersama sama mereka berpesta ditubuh orang yang sial itu. Anehnya orang itu nampak tenang dan ketika ajalnya lenyap tidak ada satu teriakanpun keluar dari mulutnya.

Gamelan kembali berbunyi dengan suara irama yang kencang..sang wanita jelek itupun sekarang kembali menari mengitari 2 leak yang sedang sibuk memakan bangkai orang yang terikat itu.

Aku melihat kearah orang orang disekitar situ, semuanya bersimpuh ditanah dan tangan tangan mereka kedepan seakan memeluk bumi. Tidak satupun yang berani melihat kedepan.

Dengan gerakan pelan aku beranjak dari tontonan yang brutal itu. Langkah yang kuambil seperti bukan kemauanku, kedua kakiku melangkah dengan sendirinya tidak atas kehendak pikiranku. Seakan tau kemana harus dituju aku berjalan dikegelapan malam, kira kira lima menit aku jalan terdengar suara air sungai.

Baru kusadar itulah sungai Ayung, berarti tempat ini sudah dekat dengan penjara Waha. Tapi dimana 2 patung yang pernah kulihat dulu?

Tiba tiba kaki kakiku melangkah kearah depan sedikit mendekati sungai. Disanalah aku melihat 2 patung berdiri tegak. Oh itu dia, sukurlah...

...○○○○...

Sambil menengok kekiri kanan aku memasuki pintu kayu besar itu. Aneh ketika kuturuni tangga kebawah tidak terdengar satupun hesisan suara mantra didinding, semuanya sunyi sepi.

Dibawah aku melihat sinar obor menyala.

"Waha.." aku memanggil dengan suara pelan.

"Rendra..aku dibawah, kesinilah" terdengar suara Waha dilantai bawah.

Entah kenapa aku merasa senang melihat Waha disana. Iapun tersenyum melihatku. Seakan dua kekasih yang sudah lama tidak berjumpa perasaan kita sangat bahagia. Hawa udara dibawahpun berbeda, sangat adem tentrem.

"Waha apa kabarmu?"

"Baik terima kasih..oh sukurlah kau membawa keris itu, cepat buka keris itu dan letakkan disalah satu besi penutup ini"

Keris kukeluarkan dan kutempelkan pada satu besi penjara. Tanpa disangka tiba tiba besi itu meleleh seperti sebuah lilin yang terbakar. 2, 3, 4 sampai 5 besi aku lelehkan dan dengan mudah aku masuk kedalam ruang penjara itu.

"Sebaiknya kau lepaskan rantai pengikat kakiku Rendra" kata Waha sedikit berbisik.

Keris kuletakkan dimata kakinya, setelah ahirnya rantai rantai itu meleleh, lepaslah ikatannya.

"Kita harus cepat keluar dari sini! Jangan sampai mereka tau apalagi 2 leak itu, tadi aku mendengar mereka sedang melakukan ritual makan manusia"

"Ayok kita keluar" kataku sambil berjalan keluar penjara.

"Rendra.."

"Ya Waha?"

"Terima kasih atas bantuanmu" ucap Waha sambil menundukkan kepala dan memberikan salam dengan 2 telapak tangan dikatubkan bersama didadanya.

"Tidak masalah..tapi nanti kau ceritakan ya semuanya..ayok sekarang kita keatas"

Kamipun berlari kearah atas tangga dan keluar dari pintu kayu yang besar itu.

Diluar Waha berdiri tegak memperhatikan sekelilingnya, ia menghirup udara malam dalam dalam..

"Sudah berpuluh puluh tahun aku tidak menghirup udara segar..Rendra aku akan mandi disungai sana, air sungai Ayung itu akan membersihkan segala sihir dan mantra yang mengikat diriku" katanya sambil menunjuk kearah depan.

"Baik, kamu mandi dan aku menjaga"

...○○○○...

Terdengar suara Waha memasuki air sungai, bau aroma manis tercium kehidungku dari arah tempat Waha mandi. Tidak berapa lama kemudian suara Waha memanggilku.

"Rendra, aku mau cuci kain sebentar..kamu tetap jaga disana ya" ucapnya.

"Jangan takut aku tetap disini"

Entah memakai sabun apa, tapi bau harum mengitari area tempat aku duduk.

Selang tidak berapa lama terdengar suara beberapa orang berjalan dari arah depan sana, cepat cepat aku beranjak mendekati sungai.

"Waha..ada suara orang datang" kataku setengah berbisik.

Kurang kebih 1 detik Waha naik kembali kedaratan dan berkata..

"Rendra, cepat kita cium bunga melati bersama sama..pasti itu para penjaga! Kita menghilang dari sini..aku mau masuk kealammu!"

Aku mengeluarkan bunga melati dan kita menciumnya bersama sama.

Namun sebelum aku mencium bunga itu sempet juga terlihat wajah dan tubuh Waha..Ternyata, tidak kusangka ia berubah menjadi seorang gadis cantik berkulit sawo matang. Ia mengenakan kain berwarna coklat yang baru saja ia cuci, kain itu melekat dan menutupi hingga dada atas.

Kita sempat melihat rombongan orang itu berjalan dengan cepat mendekati 2 patung didepan pintu kayu besar.

...¤¤¤¤¤...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!