Rintihan Cinta

Rintihan Cinta

Episode 01

"Key kamu tidak capek jam segini masih kerja? Mending pulang gih kerjanya di lanjut besok lagi" Seorang pemuda baru saja memasuki pantry, di mana tempatnya bergulat dengan peluh setiap harinya.

"Mana bisa begitu cucian piring masih numpuk begini kalau di tinggal pulang bisa berabe nanti, pak bos ngamuk uang bulananku di potong gimana?" Sembari menyekesaikan cucian piring. Hari ini resto kedatangan pelanggang setia dengan mangadakan sebuah acara meriah diresto tersebut, jadi hari ini banyak karyawan harus extra lembur.

Menepuk pundak "Terserah kamu deh Kay, kalau gitu aku pulang duluan ya udah kelar soalnya" Salah satu rekan kerja berpamitan pulang lebih dulu, karena tugasnya telah selesai. Tugasnya sebagai pramusaji membuatnya rerlihat lelah seharian penuh melayani para pelanggang istimewa. Banyak pesanan dan beraneka ragam permintaan yang harus segera ia sediakan, kaki terasa pegal sekali, sampai duduk pun hanya beberapa menit saja lalu kerja lagi.

Menoleh sembari melambaikan tangan "Hati jati dijalan bang" Senyum melebar lalu kembali fokus dengan kerjaan didepan mata.

Kayla Larasati, seorang gadis berusia 24 hatun, bekerja di sebuah resto kecil dikotanya. Wajah cantik, kulit putih bersih, bibir mungil, dan senyuman manis. Setiap hari harus banting tulang bekerja demi mencukupi kebutuhan sehari hari. Tanpa kenal lelah ia terus mengais pundi pundi rupiah, sebab dia bukan terlahir dari kalangan berpunya. Bergulat dengan kejamnya dunia sudah biasa baginya, menolak lelah sudah jadi makanan keseharian, dan mencoba sabar sudah jadi tugas harian. Sebagai seorang pekerja jelas dia harus pubya sejuta kesabaran entah dalam menghadapi pelanggang ataupun menghadapi atasan. Setiap kali setiap waktu dipaksa berpacu dengan waktu, sampai waktu istirahatnya banyak tersita.

Beberapa kali melihat jam dipinselnya "Sudah jam segini tapi kerjaan masih numpuk banget" Mengkerdikan bahu dengan sesekali menggerakkan kepaka kekiri dan kanan hingga beberapa kali. Badan terasa pegal pegal setelah hampir satu minggu full kerjaan numpuk. Setiap tutup tahun pasti resto selalu ramai dikunjungi. Ada beberapa tamu istimewa membooking resyo untuk acara pribadi seperti acara ulang tahun, hari besar, atau sekedar kumpul teman.

"Ah.....akhirnya kelar juga" Kayla bisa bernafas lega setelah semua tugas selesai dengan baik.

Setelah beberapa saat kemudian semua tugasnya sudah selesai. Segera ia pulang dengan mengendarai motor matic kesayangannya "Sudah jam sembilan malam tapi perut masih belum keisi makanan sama sekali" Melihat warung makan sederhana membuat Kayla menghentikan laju kendaraan, kemudian ia membeli sebungkus nasi untuk dia makan nanti sesampainya dikosan.

"Sialan....kemana saja dia kenapa teleponku tidak diangkat?" Seorang laki laki merasa kesal saat Kayla tidak menjawab telepon darinya. Kerutan pada dahinya menggambarkan kekasalan terdalam "Berani banget dia mengabaikan gue" Berulang kali mengirim pesan berisikan isi hati saking kesal sang pacar tidak mengangkat penggilan telepon darinya.

"Aduh mana mau ujan aku harus cepat sampai rumah...." Meski Kayla sadar ponselnya sedari tadi berdering, akan tetapi cuaca malam ini tidak mendukung. Dari pada nanti kehujanan terus basah kuyup besoknya sakit, lebih baik dia tancap gas segera pulang.

Benar saja belum begitu jauh hujan perlahan turun "Tanggung banget padahal bentar lagi nyampe kosan, apa lebih baik nekat aja kali ya dari pada neduh nggak tau kapan redanya" Menepi sesaat demi memgamankan sebungkus nasi rames yang tadi ia beli. Nasi bungkus dimasukkan kedalam motor "Tau mau kehujahan kaya gini mending tadi jas hujan diresto tak bawa pulang dulu deh"

Di sisi lain seorang laki laki terus saja menatap layar ponsel "Punya pacar serasa nggak punya pacar aja, tiap kali diajak jalan selalu nggak bisa. Kenapa sih yang dia pentingin itu cuma kerja, kerja, dab kerja terus" Saking kesalnya ia melempar ponsel keatas ranjang.

Sesampainya dirumah lantas Kayla memberishkan diri dan langsung makan "Oh iya mana hpku...." Mengambil ponsel lalu melihat begitu banyak panggilan masuk dari tunangannya "Aduh, gawat dia pasti marah besar" Buru buru menghubungi lali laki bersetatus tunangannya, namun tidak di respon sama sekali.

Kayla memiliki seorang tunangan bernama Ali. Ya, tunangan. Sejak setahun silam dirinya dilamar seorang pengusaha muda di kota kelahirannya. Mereka pacaran sejak smp, lalu Ali melamar Kayla kala ia lulus dari sekolah menengah ke atas. Watak ali yang keras kelapa dan egois membuat Kayla beserta keluarga menyetujui lamaran Ali. Karena usia mereka masih muda, maka orang tua keduanya menyarankan untuk tunangan lebih dulu. Dengan cepat mereka pun bertunangan. Awalnya kisah cinta mereka berjalan dengan baik, tidak ada masalah sedikitpun. Namun, kasta mereka jauh berbeda. Jika Ali seorang pengusaha terlahir dari orang berpunya, sedangkan Kayla terlahir miskin.

Kayla pun hanya bisa sekolah sampai tinggat Smp saja. Keluarga Kayla tidak bisa membiayai sekolahnya, sebab Kayla bukanlah anak satu satunya, melainkan anak pertama dari dua bersaudara. Di mempunyai seorang adik yang harus bersekolah juga. Kedua orang tua Kayla hanyalah seorang petani yang bekerja di ladang orang lalu hasil panennya di bagi rata. Karena kendala ekonomi, Kayla memutuskan untuk kerja di kota dan tidak melanjutkan sekolah.

Saking capek setelah sehari penuh bekerja, akhirnya Kayla tidak mau ambil pusing. Selesai makan ia langsung tidur.

Keesokan pagi suara ayam riuh bersahutan, bebarapa orang sudah beraktivitas seperti biasa.

Tok, tok, tok.....

Suara pintu digedor berulang kali sampai Kayla terkejut. Segera ia membukakan pintu "Ali..." Lirihnya kala melihat sosok Ali berdiri dengan penuh kekesalan.

Tanpa aba aba ia langsung marah tidak karuan. Dia begitu murka sampai hampir melukai Kayla saking anarkisnya ketika dia tengah marah "Sudah gue peringatin jangan pernah abaikan telepin gue, ngerti nggal sih lo?!"

Kayla sudah terbiasa dengan sikap Ali "Bukan tidak mau menjawab tapi malam tadi hujam begitu lebat dan aku pulang sampai rumah sekitar jam sepuluh lebih" Jelas Kayla.

"Oke, kali ini gue maafin tapi tidak untuk lain waktu" Kecamnya penuh peringatan.

Membuang nafas berat ketika harus setiap hari bersabar menghadapi sikap keras kepala Ali. Andai bisa ingin sekali ia lepas dari laki laki pemarah sepertinya, akan tetapi sayang sekali pertunangan mengikat mereka berdua.

"Sekarang ikut aku keluar sebentar...." Ucap Ali. Permintaan Ali tidak boleh sampai ditolak kalau tidak dia akan marah besar dan kembali menyakitinya. Meski mereka sudah tunangan, tapi ada batasan untuk mereka berdua. Ali juga tau batasan mereka berdua, hingga saat Ali berkunjung ke kosan Kayla, ia memilih ngobrol dengan pintu kosan terbuka. Lagi pula setiap kosan punya peraturan masing masing, yang harus di taati oleh penghuni kosan.

"Kemana?" tanya Kayla dengan nada rendah. Sikap kalem Kayla banyak menyita perhatian kaum adam, sampai ada beberapa orang berusaha mendekat.

Wajah Ali muram seketika, ia adalah tipe laki laki arogan tapi penyayang. Jika ada pertanyaan yang tidak ia sukai, pasti wajahnya muram. Karena tidak ingin membuat Ali marah, Kayla pun menggenggam tangan Ali "Kalau gitu ayo berangkat tapi kamu tunggu sebentar ya aku ambil tas sama ganti ambil jaket bentar" Kayla tepaksa mengulas senyum untuk meredam amarah Ali.

Melihat Kayla tersenyum, amarahnya pun mudah di kendalikan.

"Helm jangan lupa" terika Ali dari luar.

"Iya, sayangku" Segera Kayla masuk mengambil helm.

"Sudah, yuk jalan"

Ali menggelengkan kepala "Pake dulu baru jalan"

Kayla pun memakai helm tersebut lalu mereka pergi bersama.

Terkadang sikap Ali bisa begitu perhatian dan lemah lembut, namun ketika marah dia juga bisa berubah menjadi singa jantan. Kebanyakan laki laki arogan cenderung mempunyai kepribadian ganda yang tidak semua orang bisa melihatnya. Meski begitu mereka juga sangat penyayangi pasangan mereka dengan cara berbeda.

"Oh iya sayang kamu tih kenapa sih kalau aku nggak bales chat kamu atau angkat telepon paati langsung marah, seharusnya kamu tau dong kalau aku tidak merespin chat kamu artinya aku masih sibuk" Kayla berusaha memberikan pengertika kepada Ali.

"Memang kenapa nggak suka? Kalau nggak suka ya jangan pacaran sama gue" Dari segi ucapan jelas kalau Ali mulai marah lagi. Sigap Kayla memeluk erat pinggang Ali "Please, jangan marah sayangku" Lagi lagi kelembutan Kayla bisa meluluhkan hati Ali.

Seketika saja senyum Ali melebar "Makanya kalau nggak mau aku marah, kamu harusnya tau dong apa yang aku benci"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!