Setelah beberapa hari kemudian perlahan Kayla mulai terdasar. Kepalanya terasa berat juga merasa sedikit nyeri. Susah payah ia mencoba membuka mata meski tidak mudah baginya untuk tersadar dari tidur panjang itu. Setelah beberapa saat kemudian perlahan ia membuka mata, di lihatnya ruangan putih bersih yang nampak asing baginya. Mengkerjabkan mata beberapa kali hingga pandanganya mulai terang.
"Di mana aku?" Ucap Kayla sembari melihat sekeliling. Aroma khas rumah sakit menyeruak sampai tersadar bahwa dirinya tengaj berada dirumah sakit.
"Mama, kak Kayla sadar" Teriak seorang bocah yang berada disamping Kayla, sejak saat kecelakaan menimpa Kayla pada hari itu mereka berdua selalu menemaninya. Mereka kasihan melihat kondisi Kayla terbaring tanpa ada sanak saudara menemani. Sudah berukang kali mencoba menghubungi pihak keluarga namun tidak bisa terhubung sama sekali.
Segera Aden membuka pintu untuk memanggil sang ibu yang tengah berada di luar. Beliau baru saja dipanggil oleh Dokter tentang bagaimana kondisi Pasien sekarang.
Tidak lama kemudian datanglah seorang wanita paruh baya dengan wajah tersenyum.
"Mbak Kayla akhirnya sadar juga, Syukurlah mbak sudah sadar..." Terlihat Ibu Aden senang, lalu mencium kening gadis tersebut. Meski dia hanya sebatas tetangga kosan Kayla, tapi beliau sangat menyayangi Kayla layaknya putri kandungnya sendiri. Apa lagi di saat ini tidak ada pihak keluarga yang bisa di hubungi, bahkan tunangannya seolah tidak perduli, itu yang membuatnya semakin iba.
"Bu Aden...."Lirihnya sembari berusaha duduk.
"Biar ibu bantu" dengan tulus beliau membantu Kayla.
"Terima kasih banyak ibu dan Aden sudah menjaga saya selama disini" Kayla nampak maaih belum pulih sepenuhnya, nada bicara seolah lemah seperti tidak kuat berbicara.
Ibu Aden menyentuh lengan Kayla "Kami senang membantu mbak Kayla. Akan tetapi ibu minta maaf ya mbak, tidak bisa hubungi tunangan mbak Kayla, dan nomor kedua orang tua mbak Kayla tidak bisa dihubungi sampai sekarang. Nggak tau kenapa nomor keluarga mbak susah sekali di hubungi. Sebelumnya ibu sudah sampaikan kepada tunangan mbak Kayla beberapa hari yang lalu, kalau mbak sedang sakit tapi...." Ibu Aden menatap mata Kayla yang mulai berkaca kaca. Beliau tau jika ada kesedihan dalam matanya.
Kayla memaksakan untuk tersenyum "Sudahlah, jangan hiraukan dia lagi, buk. Sekarang ibu Aden pulang saja kasian nenek di rumah sendiri. Saya bisa mengurus diri saya sendiri, lagi pula di sini ada para medis yang membantu saya" Ucap Kayla sembari mengusap lengan Ibu Aden. Berusaha baik baik saja.
Seseorang akan berusaha menutupi luka dengan seribu senyuman meski nampak berdarah sekalipun akan cobe ia tahan, selama raga masih mampu menampungnya.
"Tapi..." Ibu Aden sangat tidak tega meluhat seorang gadis terbaring sakit seorang diri, tanpa sanak saudara. Hidup dikota memang tidak semudah yang dibayangkan, jika terjadi sesuatu harus mengahadk sendiri.
Kayla menggeleng kepala "Bagaimanapun Nenek butuh ibu, kalau saya tidak usah di khawatirkan, Saya masih bisa menjaga diri sendiri. Lihat saja saya sudah sembuh dan pasti akan segera pulang" Menurunkan kaki hendak meyakinkan Ibu Aden jika ia sudah pulih.
"Jangan, Mbak. Iya saya percaya. Mbak jangan banyak gerak dulu, banyakin istirahat. Kalau begitu kami pamit pulang dulu"
Kayla mengangguk sambil melambaikan tangan kepada Aden.
"Dah, Aden terima kaaih ya dek sudah mau menjagaku."
Setelah keduanya pergi, Kayla meraih ponselnya.
"Jika aku menghubungi mereka pasti nanti mereka akan khawatir. Lebih baik aku nggak hubungi mereka dulu..." Mengurungkan niat kala hendak menelepon kedua orang tuanya. Sebelum kecelakaan Kayla sudah di beri tau bahwa hp milik ayahnya rusak dan mereka hanya bisa mengabari Kayla lewat tetangganya.
Ting....
Ada sebuah pesan singkat dari Ali yang menanyakan perihal kondisinya sekarang. Kayla hanya membacanya tanpa membalas.
"Cih, munafik sekali laki laki ini. Sok perhatian, padahal dia sedang berduaan sama selingkuhannya. Bahkan, dia tidak perduli kalau aku mati sekali pun" Air mata Kayla tumpah menetes di atas layar hp meliknya.
Tak lama kemudian Ali melakukan panggilan lagi, tapi Kayla tidak mengangkatnya. Hati Kayla hancur, bagai sebuah gelas yang hancur terbanting.
"Sayang, maaf aku nggak bisa ada si samping kamu saat kamu sedang sakit, kamu tau sendiri kan kalau aku masih sangat sibuk" Isi dari rekaman voice suara Ali.
Hik, hik...
Dengan berderai air mata Kayla mendengar semua kebohongan Ali, sehingga membuatnya begitu muak. Rasa sabarnya telah mencapai batas maksimal. Ibarat sebuah bom saat ini juga pasti sudah meledak.
"Aku sangat membencimu, sangat benci" Tanpa sengaja ia membanting ponsel, namun masih terselamatkan. Untungnya hp itu tidak sampai teejatuh ke lantai, jika tidak habislah dia karena hp itu adalah satu satunya yang ia miliki.
"Oke, kali ini kamu yang melukai ku, tapi di lain hari giliran aku yang akan menggores hatimu sampai kamu menjetit kesakitan" Tatapan dendam di matanya mulai terukir kuat.
Ting...
layar ponsel menyala kembali, di lihatnya sebuah pesan dari nomor tidak si kenal. Isi pesan tersebut membuat Kayla mual. Di dalamnya terselip sebuah foto kala tunangannya baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk melingkar di pingkang, dan dia perlihatkan kedua kaki mulut seperti kaki seorang wanita.
(Dia ada bersama dengan ku, kami sedang menikmati kebersamaan yang indah. Kamu jangan nangis ya, jadilah anak pintar)
Isi pesan itu membuat Kayla semakin terluka.
"Arghhhhhh...." Siapa tidak sakit hati kala melihat jelas bukti nyata hasil perselingkuhan pasangannya "Kalian sudah menyulut api dalam hidupku, mulai saat ini tidak akan aku biarkan kalian hidup bahagia" Tekat Kayla saat ini adalah menghancurkan kedua manusia bejad tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
balas lah mereka dengan yg lebih menyakit kan Kayla,jangan biarkan mereka bahagia di atas penderitaan kamu
2023-02-23
0