Lelaki Terakhir

Lelaki Terakhir

perempuan bahu lawean !!

Indah hanya bisa menatap setiap proses pemakaman calon suaminya dari jauh. Hari ini semestinya adalah hari bahagia baginya karena akan menikah dengan lelaki pilihan hatinya.

Namun Tuhan rupanya kembali menunjukkan takdir yang buruk untuk wanita 28 tahun itu.

Darel Davendra sang Tunangan, seorang Pria yang dengan penuh cinta memintanya menjadi Istrinya dua bulan yang lalu. Mengalami kecelakaan saat akan menjemputnya untuk fitting baju pengantin yang terakhir kalinya.

Meski sempat koma, rupanya lelaki itu tak bisa bertahan. Meninggalkan Indah dan segala murka keluarga yang percaya jika kematian Darel karena pemuda itu nekad hendak mempersunting dirinya.

Namanya Indah. Indah Aprillia, Wanita dengan paras indo, mata belo serta hidung mancung nan mungil. Tinggi tubuhnya juga ideal, Siapapun setuju jika tak akan ada yang bisa menolak pesona seorang Indah.

Namun nasib cintanya tak seindah namanya. Darel merupakan lelaki ketujuh yang gagal meminangnya kepelaminan karena dipisahkan oleh takdir yang bernama kematian.

Indah bahkan mendapat julukan wanita Bahu laweyan, meski sebenarnya dia ditinggalkan sebelum pernikahan itu sendiri terjadi.

" Kenapa kamu mesti datang kesini ? " Suara itu mengalihkan pandangan Indah. Didepannya kini telah berdiri wanita paruh baya , yang sejatinya adalah calon mertuanya.

Indah hanya menunduk, Air matanya seolah telah kering.

" Jika bukan keinginannya untuk meminang mu ! Maka hal ini tak akan terjadi. dasar perempuan sial. ****** ..."

Makian itu berdengung ditelinga Indah. Jika saja tak ada yang menghalangi . Mungkin kini Indah telah jadi bulan-bulanan Ibunya Darel.

Indah seolah telah kebal akan semua sumpah serapah dari keluarga mantan calon suaminya, selalu seperti ini. Rasa kagum dan sanjungan setinggi langit , kini berubah jadi kebencian tak berujung karena merasa Indah lah yang menjadi sebab kematian para calon pengantin itu. Padahal, Indah sendiri tertekan dan tak menginginkan hal ini terjadi.

Indah dengan gontai kini melangkah untuk pulang. Berada disini, membuatnya mendapatkan tatapan mencemooh dari para pelayat. Suara ibunya Darel rupanya yang membuat mereka ikut terpancing dan merendahkan kehadirannya.

Sesampainya dikamar apartemen, Indah malah menemukan gaun pengantin di atas Ranjang king size nya. Gaun itu yang rencananya akan dipakai olehnya tepat pada hari ini.

Tapi ternyata pernikahan yang sejatinya telah menjadi mimpinya dari dulu, kini harus kandas lagi.

Indah tinggal sendiri di apartemen besar ini, apartemen yang merupakan hasil jerih payahnya selama bekerja sebagai sekretaris dari seorang bos perusahaan besar di kota B.

Indah adalah Yatim piatu sedari kecil. Dia diasuh oleh adik dari ibunya yang anti dengan pernikahan.

Dibawah pengasuhan sang paman Indah menjadi sosok perempuan tangguh. Dikaruniai otak yang cerdas seolah mempermudah jalan hidupnya menuju kata sukses .

Sang Paman pun kini telah tiada karena penyakit kanker lima tahun yang lalu. Jadilah Indah sekarang. Selalu menghadapi rasa sedih ini sendirian.

Foto prewedding didinding kamar membuat air matanya mengalir lagi. Dengan emosi Indah menarik semua foto yang berjejer rapi. Tidak lupa gaun pernikahan dan segala pernak-pernik kenangannya bersama Darel ia kumpulkan. Memasukkannya kesebuah tas besar, dan bergegas menuju lantai bawah . Tempat tujuannya tetap sama. Yaitu halaman belakang.

" Batal nikah lagi !?"

Suara itu lebih terdengar seperti sindiran daripada pertanyaan. Indah tak merespon dia segera berlalu meski terseok karena barang yang dia bawa cukup banyak dan berat.

Drum besar tempat pembakaran sampah kini telah terlihat, dengan tak sabaran Indah memasukkan barang yang dibawahnya, berikut juga tas yang tadinya ia jadikan wadah.

Api berkobar, bau menyengat tercium. Indah memejamkan matanya . Jika akan terus berakhir seperti ini . maka ia memutuskan tak lagi akan jatuh cinta, apalagi menikah..

***

Hari ini Indah memutuskan untuk kembali bekerja, dia merasa jika dua hari lebih dari cukup baginya untuk bersedih. Apalagi ini bukan yang pertama kalinya dia ditinggalkan oleh orang yang dia sayang untuk selama-selamanya.

Bisikan-bisikan orang yang mengunjingkan dirinya tak lagi dia hiraukan. Semuanya pasti akan hilang terbawa waktu. sama seperti waktu-waktu yang telah dilaluinya. Waktu yang dia kira tak akan mendatangkan cerita dan masalah yang sama.

" Kok udah masuk kerja aja Ndah? "

Dara bertanya ketika Indah baru saja mendudukkan tubuhnya, " Biasanya kan nunggu seminggu !"

Ucapan itu memang tidak menunjukkan keprihatinan. Dua Minggu yang lalu bahkan Dara berani bertaruh jika pernikahan nya kali ini juga akan gagal. Jadi Indah cuek saja karena memang Dara terkenal dengan sifat menyebalkan dan suka ikut campur.

" Kamu denger kan aku ngomong apa ?"

Indah hanya mengangguk. kemudian menunjukkan senyum semanis mungkin " Maaf jika tak sesuai ekspektasi mu. Tapi seperti yang kamu lihat i'm okay.."

Dara mencebik, sambil menghentakkan kakinya gadis itu berlalu dari hadapan Indah.

"Kenapa tuh anak Ndah. Minta permen !"

Astrid mendekat kearah meja kerja Indah. matanya mengikuti sosok Dara yang tengah merajuk. Sedikit tersenyum Indah menatap Astrid " Biasa !!"

Kini mereka sama-sama terdiam. Astrid meraih dan menggenggam tangan Indah, menatap jauh kedalam mata gadis itu " Yang sabar Ya. Maaf aku nggak bisa datang ke pemakaman Darel. Turut berduka cita ya Ndah !"

Indah mengangguk. Hanya Astrid lah yang sejatinya menjadi teman baik bagi Indah selama lima tahun bekerja di kantor ini. Astrid sudah menikah dua tahun yang lalu dan baru saja melahirkan anak pertama mereka. Hari ini juga adalah hari pertama bagi Astrid kembali bekerja setelah cuti melahirkan.

" Sepertinya aku memang tak pantas untuk dicintai . Dan impianku untuk menikah adalah sesuatu yang mustahil. Tapi rasanya tetap sama Trid. Disini sangat sakit. " Indah menunjuk Dadanya, menekan rasa sesak yang ada.

"Jangan mendahului takdir. Apalagi memvonis sesuatu yang masih menjadi rahasia Yang kuasa. Siapa tahu ya kan. Pangeran berkuda putih tiba-tiba datang dan meminang"

" Aku rasa kudanya akan parkir diluar karena dilarang masuk." Indah dan Astrid tertawa dengan candaan garing diantara keduanya.

Astrid kembali ke meja kerjanya meninggalkan Indah yang menatap kosong pada layar monitor yang menyala.

" Indah kok sudah masuk ? Bukannya kamu izin seminggu ?"

Suara Bagus sang bos menyadarkan Indah dari lamunan .

"Eh Ma-af Pak.." Ujarnya terbata merasa tak enak karena terpergok melamun " Saya bisa stress jika terlalu lama berdiam di rumah. Jadi saya membatalkan cuti saya Pak " Mengangguk sopan Indah mencoba menjelaskan.

" Sekali lagi saya turut berduka cita ya . Jika kamu masih butuh waktu, Silahkan mengajukan cuti kembali. Saya tidak suka jika ada bawahan saya yang menjadikan masalah pribadinya sebagai alasan menurunnya performa kerja. Kamu tahu kan konsekuensinya..."

" Siap pak. Saya tidak akan mencampur adukkan masalah pribadi dan pekerjaan."

" Bagus. Tepati janjimu, "

Indah menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan. " hampir saja !"

Dia kembali fokus dengan layar didepannya , mengerjakan tugas yang telah menunggunya sedari tadi.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

mampir kak, semangat terus up nya

2023-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!