Tanda tangan kontrak

Tiga hari telah berlalu dengan cepat, membuat Indah merasa deg-degan sendiri..

ia masih dibuat bingung akan keputusan yang harus dia utarakan hari ini.

Devan bahkan sudah menerornya sejak subuh, segera menagih janji yang indah ucapkan.

karena merasa gerah, gemetar Indah mengirimkan pesan persetujuan tentang lokasi yang akan mereka gunakan untuk membahas hal ini, nanti malam.

Sebuah Restoran bintang lima yang tepat berada di samping kantor milik Bagus yang merupakan tempat Indah bekerja sekarang. Akhirnya menjadi pilihan.

" Yakin dengan keputusanmu Ndah. Ini komitmen seumur hidup loh. Kamu sanggup menjalani sisa umurmu dengan pria yang bahkan tak kamu kenal, apalagi kamu cinta. ?"

Indah memilih tempat duduk disudut kantin kantor, dan mendudukkan bokongnya di kursi yang bersebrangan dengan Astrid. Sedari tadi dia memang tengah mengobrol dengan Astrid sambil berjalan.

" Terus, menurut kamu ? Aku harus menunggu lagi, seseorang yang bisa menerima ku apa adanya, dan bahkan mau mengorbankan nyawanya demi untuk menikahi ku..!! Aku trauma, Astrid. Dan kini, seorang Pria menawarkan diri dan bahkan memberiku jaminan yang mengiurkan, kamu nggak bakal percaya, kalau sosok pria ini pesonanya bahkan mengalahkan Darel, mantanku yang selama ini aku anggap sempurna.."

Meski ucapan ini terkesan memuja, tapi malah terdengar miris ditelinga Astrid.

"Serius...? Aku nggak mau tahu nanti malam aku ikut, atau telpon orangnya sekarang dan suruh datang kesini,, " Kini malah Astrid terlihat sangat antusias, Indah menggeleng merasa lucu dengan reaksi Astrid yang memang akan selalu heboh dan penasaran dengan pria tampan.

" No, Trid. Its time too me, not you. okey...!!!"

Astrid manyun, tak salah jika dia dulu mendapat julukan pemuja ketampanan. Tak heran juga jika dia mendapatkan suami tampan seperti Dante.

Suasana kini hening, Astrid malah menatap lekat pada Indah yang nampak melamun, memandang kaca transparan kantin yang kebetulan berpemandangan taman bunga yang indah dan rimbun.

" Doakan kali ini berhasil ya ,Trid.." Mata hitam itu kini memandang Astrid,

" Atau aku tolak saja. Aku trauma jika harus jadi pelayat lagi di pemakaman.."

Air mata Indah menetes, Ingatan tentang Darel kini memenuhi otaknya. Sungguh dia tak pernah berpikir jika Darel akan bernasib sama seperti mantan-mantannya yang terdahulu.

" Kamu tahu, aku bahkan masih perawan..hahahha"

Tawa itu terdengar getir. Dia sungguh menyesal karena telah menolak ajakan Darel untuk berbagi peluh dengannya satu malam sebelum hari naas itu.

Indah memang bukan korban Zaman, baginya keperawanannya hanya akan dia serahkan pada suaminya.

" ini sudah takdir Ndah. Berhenti menyalahkan diri sendiri. aku yakin Darel sudah tenang di sana.."

" Tapi aku yang sampai kini gelisah Trid. Aku selalu dihantui ketakutan, jika terlalu dekat dengan lawan jenis.."

" Kalau begitu. Terima pria ini, Indah..!!!"

Astrid menegakkan bahu sahabatnya itu. " Anggap ini Lelaki terakhir yang akan kamu libatkan di hidupmu, jikapun nanti gagal lagi. Kamu sudah siap mental dan setelah ini aku akan mendukung semua keputusan yang akan menjadi pilihanmu.."

Indah mengerjap pelan. Apakah pernikahan ini harus dia lakukan ?

***

Indah memperlihatkan penampilannya pada sosok Astrid yang wajahnya terpampang dilayar hape miliknya.

Sahabat satu-satunya itu tengah menyusui bayinya sekaligus menjadi komentator akan penampilan Indah malam ini.

" Serius ini sudah cantik Trid.."

Indah memutar gaun merah semata kaki yang kini melekat ditubuhnya, gaun berbelahan dada rendah ini telah disepakati oleh Astrid dan dirinya sejak tadi siang. Karena memang saat membelinya Indah ditemani oleh Astrid.

" Ya ampun. Kok kamu jadi kayak ABG labil sih Ndah. Perasaan waktu sama Darel kamu nggak seribet ini deh.."

Indah menunduk, membuat Astrid tersadar jika dia telah salah berucap. " Maaf. Tapi beneran deh . Kamu itu pada dasarnya memang cantik, jadi mau digimanain juga akan tetap cantik. Aku jamin, Devan bakalan terpesona sama kamu, Nanti.."

" Ya udah deh..Aku berangkat ya Trid , doakan berhasil ya..hhehe"

Astrid mengacungkan jempol kearah hape dan seketika layar menjadi gelap. Meninggalkan Indah yang masih nampak ragu, apakah ia akan memakai gaun ini atau tidak.

Setelah lama berdebat dengan pikirannya, Indah akhirnya menetapkan pilihannya pada gaun pilihan Astrid tadi.

Indah kini telah sampai di lokasi yang dijanjikan.

Semua mata terlihat kagum saat sosok Indah yang berjalan dengan anggun memasuki restoran.

Indah menanyakan pada pelayan, dimana meja dengan nomor yang telah dikirim oleh Devan.

Tak disangka , rupanya Devan malah memesan private room VIP pada pertemuan kedua mereka.

Agak sedikit takut dan khawatir namun indah tetap mengikuti waiters yang bertugas mengantarkannya ketempat tujuan.

Kini dengan jelas Indah dapat melihat sosok Devan yang tengah duduk santai menunggunya. Pria yang memakai tuxedo warna hitam itu nampak semakin gagah dan menawan. Indah terpana, bahkan tak sadar jika sekarang Devan telah berdiri didepannya mempersilahkannya untuk duduk di kursi yang telah disiapkan.

Ini sungguh sangat gentle dan romantis..

Jika saja dia telah lama mengenal sosok Devan mungkin Indah akan melompat ke pelukan pria itu sebagai ucapan terima kasih.

" Aku ada janji penting !!"

Devan malah langsung to the point membuat Indah agak sedikit kesal, apa-apaan ini !! Pekik hatinya.

Devan meletakkan map dan juga tak lupa sebuah pulpen didepan Indah. " Tanda tangani ini. Aku tahu jika kamu akan menjawab iya malam ini.."

" Kamu.." Indah menggeleng tak percaya akan ucapan tanpa dosa yang Devan lontarkan .

" Bagaimana jika aku menolak..!!!"

" kamu tidak akan datang dengan pakaian seperti ini jika kamu menolak perjanjian ini.."

Indah bisa melihat jelas jika mata Devan kini seolah ingin menelanjanginya..

" Jangan merendahkan ku. . Bajingan.." Indah nyaris menjerit dan hendak melayangkan tamparan pada Devan yang dianggapnya lancang.

Devan menangkap tangan Indah yang hendak mendarat dipipinya.

" kendalikan dirimu Nona. Jangan libatkan perasaan disini..."

" Perjanjian batal, aku tak akan pernah menanda tangani surat itu..." Indah melangkah kesal, menarik tangannya dan berniat meninggalkan Devan, namun kini malah pria itu nampak berdiri menghalangi langkahnya..

"pikirkan lagi..!!!"

Devan terlihat melunak, rupanya dia sadar perkataannya telah melukai harga diri Indah sebagai perempuan.

" Ini Bisnis, oke !! Anggap saja begitu, Jika ini berhasil. Berarti kita bisa sama- sama mendapat keuntungan. Jika pun gagal. Kamu masih akan tetap beruntung, maksudku, ayolah. Maukan menjalani pernikahan ini denganku..?"

Indah mendelik tak percaya mendengar ucapan Devan.

Tapi ketidakberuntungan dirinya akan pernikahan membuatnya mau tak mau harus menerima tawaran ini. Devan benar, dia tak perlu melibatkan perasaan dalam perjanjian ini. Anggap saja Dia tengah main lotre, meski salah menebak pun dia akan tetap beruntung.

" Oke . Deal..!!!"

Devan menarik tangan Indah kembali kearah meja. " Tanda tangani ini. Dua Minggu lagi pernikahan akan diadakan.."

Indah tanpa ragu segera membubuhkan tanda tangannya. Diikuti oleh Devan yang juga menandatangani surat perjanjian mereka.

" Seperti yang aku ucapkan tadi. aku ada janji penting. Jadi tak bisa menemanimu disini. Semuanya sudah aku bayar, jadi nikmati makan malam mu Nona.."

Devan melangkah mantap kearah pintu tanpa menoleh lagi kearah Indah.

Membuat gadis itu terkekeh, merasa lucu karena dirinya telah melakukan hal konyol untuk pertemuan ini, diingatnya lagi bagaimana dia merasa bingung dan akhirnya meyakinkan dirinya telah terlihat sempurna..

Ditatapnya pantulan wajahnya pada kaca didinding ruangan ini. Bagaimana bisa ada seseorang yang mengacuhkannya dan bahkan meninggalkannya tanpa perasaan bersalah seperti ini.

Tak lama, para pelayan datang dengan aneka makanan yang tampak mahal dan lezat. Tapi Indah sudah kehilangan selera.

" silahkan ambil untuk kalian.."

Indah beranjak. meninggalkan makanan itu tanpa sedikitpun menyentuhnya..

Ini pertama kalinya. Sebagai perempuan indah malah diabaikan dan ditinggal sampai tampak bodoh seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!