Kejutan dari Devan

Pertemuan Indah dan Devan kemarin memang belum menemukan kesepakatan. Meski selalu gagal dalam hal pernikahan .Indah tidak mau sembarangan memilih suami. Baginya pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Bukankah berat, jika kita menikah tanpa perasaan yang disebut dengan cinta. Apalagi kalau Pasangan kita juga merupakan orang yang tak kita kenal alias orang asing.

Jadilah dia meminta waktu tiga hari untuk memikirkan penawaran mengiurkan dari pria asing ini.

"Ndah ...Hey..! " Astrid memangil Indah dengan agak keras, juga menepuk pundak gadis itu untuk menyadarkan.

" Kenapa sih ? Kok bengong dari tadi ? Ada masalah. Kalau iya jangan dibawa di kantor . Tahu sendiri kan pak Bagus orangnya gimana "

Indah menatap dalam wajah Astrid sebagai jawaban.

" kalau seandainya ada yang ingin menikahi mu dan Sebagai imbalan akan memberikan seluruh kekayaan miliknya jika dia meninggal sebelum pernikahan. Apa kamu bakal terima lelaki itu, meski kamu nggak cinta.."

Astrid memandang Indah dengan heran, namun dia tentu saja mengerti maksud dari pertanyaan Indah ,

" Tergantung " Ucapnya ambigu membuat Indah menunggu kalimat selanjutnya dengan was -was. " Si pria ini. Ganteng atau enggak. sudah beristri atau belum dan yang pasti apakah pria ini normal dalam artian apakah dia ini jeruk makan jeruk atau nggak. Kan nggak lucu, jika akhirnya kamu menikah tapi tak diberi nafkah batin walau dengan warisan bejibun sekalipun.."

Indah Mendengarkan semua perkataan Astrid. Dia nampaknya tengah berpikir dan mengingat penampilan Devan yang kemarin ditemuinya. Pria itu terlihat normal dan Statusnya yang duda seolah menjelaskan jika memang pria itu bukanlah kaum pelangi. Wajahnya juga tampan bahkan kharismanya mampu mengalahkan para mantan-mantan Indah.

" Jadi menurutmu aku harus menerima pria ini Trid ?"

" Ini tuh serius Ndah ? Ada yang kayak gini di dunia ini ? Kok bisa !!"

Astrid malah balik bertanya karena penasaran, entah kenapa dia penasaran sosok seperti apa pria ini jika memang cerita Indah memang benar adanya.

" Heiii ...Lagi sibuk..?"

Suara maskulin kini menyapa keduanya yang tengah asyik bergosip. Membuat dua wanita itu menoleh bersamaan. Bagus, sang Bos kini menatap dua pegawainya itu dengan senyum aneh.

" Indah bisa keruangan saya sekarang ! "

Bagus lagi-lagi menatap Indah dengan lekat , masih dengan ekspresi yang sama

" Ada seseorang yang ingin bertemu. Segera "

Sosok tampan itu melenggang begitu saja melewati kedua karyawannya yang menatap ngeri pada kelakuannya yang tak seperti biasanya.

" Kok tumben bos nggak manggil lewat interkom . Sok manis lagi iewww..." Indah sedikit bergidik, rasanya geli menemukan bosnya itu memasang senyum penuh pada bibirnya.

Astrid yang sedari tadi juga nampak melongo kini hanya mampu mengedikkan bahunya tanda tak tahu.

" Sepertinya bos kerasukan setan penggoda..hhhh"

Indah mengernyit akan ucapan ngawur Astrid, lalu menoyor kepala perempuan itu dengan tangannya

" Ingat anak sama suami woiiii...!!!"

***

Indah telah sampai di ruangan sang bos. Entah kenapa dia merasa deg-degan sekarang, padahal dengan profesinya sebagai sekretaris sang bos tentu saja membuatnya harus bolak-balik keruangan ini. Tapi hal berbeda malah dia rasakan sekarang ! Seseorang siapa yang di maksud pak Bagus, Kenapa harus di kantor ini ?

Indah mengetuk pintu,

" Masuk..!!" Suara itu masih terdengar sama , tapi kenapa dia masih merasa gelisah.

Dengan pelan Indah akhirnya masuk juga. Dilihatnya bagus duduk di kursi kebesarannya, dan ada satu sosok yang kini membelakanginya, karena memang sepertinya sosok itu tengah berbicara serius dengan Bagus..

Ketika sosok itu menoleh , Indah kaget bukan main. Dia bahkan mundur selangkah dari posisinya berdiri tadi.

" Maaf kalau membuatmu kaget..!!" Devan. Pria itu dengan tenang menatap Indah.

Membuat Indah mengatur napasnya yang belum stabil karena rasa kaget yang sempat dirasakan.

" Kenapa kesini ? Aku kan sudah bilang tiga hari. Dan sekarang bahkan baru satu hari. kamu bisa berhitung kan ?" Nada suara penuh ejekan diucapkan Indah, dia kesal kenapa pria ini sampai harus datang ke kantor tempatnya bekerja.

Bagus berdehem, menyadari jika sejoli didepannya dalam mode tak akur,

" Indah . Ini pak Devan. Beliau baru saja menanam saham di perusahaan kita. Jadi, jaga sikap kamu, Dia tamu penting kita..."

Indah mendelik tak percaya akan kalimat yang diutarakan atasannya itu, Dia merasa kesal karena ternyata Devan adalah lelaki yang ambisius. Bagaimana mungkin dia menanam saham disini, Apa yang sebenarnya sedang direncanakan pria yang ada didepannya ini..

" Maafkan saya ,pak !! Kalau boleh, bisakah saya bicara secara pribadi dengan pak Devan ?"

Indah menatap kedua pria itu secara bergantian. meminta persetujuan.

" Ayo..."

lama terdiam, kini malah tangan Indah yang digandeng oleh Devan. Dengan senyuman , Indah berusaha mengisyaratkan kata pamit pada pak Bagus sang bos, meski sesekali dia berusaha melepaskan genggaman tangan Devan.

" Ini Apa ?"

Setelah cukup jauh dari ruangan Bagus, Indah berontak .

Devan bahkan belum berniat berhenti ketika indah dengan keras menyentak tangan pria itu dan memilih untuk berhenti. " Jangan-jangan kamu psiko lagi ?"

Devan meneliti penampilan Indah, dan menatap cuek pada tuduhan yang menurutnya tak berdasar ," Aku hanya memastikan jika Istriku tak akan dituntut karena resign dari pekerjaan yang telah dikontrak di atas materai. Saham ini akan bisa mengendalikan Bagus, jika sewaktu-waktu kamu diharuskan resign dari pekerjaan ini. "

" Aku bahkan belum memberikan persetujuan. Lagian kenapa begitu yakin jika pernikahan ini akan berhasil, ,?"

Indah menampakkan wajah muak, meski diakuinya dia cukup takjub dengan tingkah Devan yang gesit, dan bisa merencanakan semuanya dengan matang.

" Jangan terlalu lama berpikir, , Ayo lakukan dan kita lihat hasilnya bersama-sama.."

Kini wajah Devan memandang Indah dengan dingin. Kenapa bisa dia malah terjebak dengan gadis seperti indah. " Setuju!!!"

" No, aku adalah orang yang konsisten. Jika aku bilang, aku perlu waktu maka aku akan menjawab pertanyaan Anda pada saat waktu yang telah kita setujui itu berakhir , Jadi harap sedikit sabar dan jangan membuat kejutan yang bisa bikin jantungku tak sehat . "

Devan tertawa, " Kenapa sekarang seolah kamu mengatakan jika kehadiranku telah mempengaruhi jantungmu Nona. Apakah ini belum cukup untuk dijadikan alasan ? Aku memang terbiasa menunggu, tapi jika terlalu lama aku juga akan bosan dan pergi "

" Aku akan tetap pada pendirian ku, Jika anda tak sabar, silahkan cari perempuan lain. Harga diriku tak bisa diinjak dan dipermainkan hanya karena iming-iming yang telah anda berikan.. Terima kasih.."

Indah meninggalkan Devan, yang kini malah nampak tersenyum . Rupanya reaksi Indah diluar perkiraan pria itu, bagaimana bisa dia ditolak setelah melakukan hal sejauh ini ?

' Gadis yang menarik..'

Devan bergumam, seraya melangkah kearah yang Sama dengan langkah Indah tadi..

Sepertinya masih perlu waktu Devan untuk menaklukan keteguhan hati Indah, gadis yang dipilihnya sebagai teman hidup, atau mungkin dia bisa saja menemui ajalnya, seperti Darel . yang merupakan teman dekatnya.

Terpopuler

Comments

dia ' RA

dia ' RA

iya makasih ya,,
sudah mampir , yuk saling menyemangati 🤗🤗

2023-02-23

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

semangat kak, mampir juga ya di aku

2023-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!