Gadis Kecil Ketua Bawah Tanah
lembayung senja terlihat disudut langit dengan warna keemasan yang menjadikan teriknya sang matahari berganti dengan senyuman rembulan yang tampak malu-malu, meneduhkan hati orang-orang yang berlalu lalang disepanjang sore itu.
begitu juga dengan langkah seorang gadis yang terlihat tidak peduli dengan derap langkah orang lain disekitarnya, ia berjalan pelan melihat dengan takjub keindahan jalan yang dilaluinya tanpa banyak kata. padahal disekitarnya banyak orang yang berjalan tergesa-gesa agar segera sampai ditempat tujuannya.
Ia hanya menatap apa yang terlintas melalui netra hitamnya tanpa menghiraukan keberadaan orang lain. dilihatnya sebuah cafe yang berada diseberang jalan, kakinya segera melangkah menyeberangi jalan menuju cafe itu. "hot chocolate" tatapnya datar, penjaga cafe mengangguk dan segera membuat pesanannya.
seorang pemuda tanpa sengaja melihat kearah gadis itu namun tidak dengan nya karena ia sedang melihat jalanan yang ramai dengan orang berjalan mengejar sesuatu. pemuda itu tersenyum lebar saat mengenali sosok perempuan yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.
"thanks" angguk nya melihat kepulan asap yang keluar dari cangkir didepannya. ia menghirup aroma coklat yang menenangkan, menatapnya sesaat dan menggenggamnya pelan merasakan hangatnya suhu coklat yang bersentuhan dengan kulit jemarinya.
"Kira ada dicafe, sedang minum coklat. baru saja pesan" sapa nya sesaat setelah getaran ponselnya membuatnya harus meraih kedalam jaket kulitnya.
"sendiri, sejak kapan aku bisa sendiri kak" hembus nafas gadis itu mengusap lingkaran cangkir dengan jemari telunjuknya.
ia menyunggingkan senyum yang hampir tidak terlihat jika saja tidak intens menatapnya.
"popi masih memberi kepercayaan dengan hanya dua penjaga" jawab nya pelan sembari menopang dagunya dengan tangan diatas meja bar.
"hhmm, tidak. aku menyukai kesendirian" geleng nya menolak perkataan seseorang yang menjadi lawan bicaranya sekarang.
"kakak ada dimana" tanya nya menyesap coklat yang mulai menghangat. pembicaraan keduanya berlangsung agak lama hingga membuat pemuda yang berada disudut ruangan secara tidak sadar mengetukkan jemari telunjuknya berulangkali ke meja yang ada didepannya karena pembicaraan gadis itu sedikit lebih lama daripada yang diperkirakan nya.
"Al" buyarkan konsentrasi seseorang, pemuda itu mendesah melirik cepat orang yang mengganggu konsentrasinya. orang yang memanggilnya itu tersenyum kecil melihat ekspresi pemuda itu.
"apa kita jadi pergi sekarang" tanyanya kemudian tanpa memperdulikan pandangan menusuk dari sebelahnya.
"tidak" gumamnya penuh dengan penekanan tanpa mengalihkan pandangannya kearah gadis yang sedang menikmati coklat panasnya sendirian.
POV pemuda misterius
"bukankah itu gadis yang waktu itu ada dirumah sakit" tatapnya tidak yakin saat sekilas melihat gadis yang sedang menikmati minumannya.
"kenapa dia sendirian, dimana yang lain" pikirnya kembali. ia melirik sekitar dan mendapati dua orang pengawalnya sedang meminum kopi diluar dan seketika menyunggingkan senyum kecil disudut bibirnya yang tipis.
ia menopang dagu sembari sesekali melirik gadis yang diamatinya dari kejauhan. ia menyukai moments seperti ini, moments dimana debaran jantung yang berpacu hanya dengan melihat nya dari kejauhan setelah sekian lama dia mencari keberadaannya namun tidak dapat ditembus dengan mudah informasi mengenai gadis itu. dengan keluarga nya yang berkuasa dibelakangnya membuktikan bahwa gadis itu bukanlah orang yang sembarangan.
ia semakin merasa berdegup lebih kencang saat ini, namun dengan tenangnya ia dapat menyembunyikan perasaan itu di bagian hatinya paling dalam agar tidak mencelakai gadis itu.
jangan tanya berapa lama ia mencari dan menyelidiki keberadaan gadis itu sesaat setelah ia melihatnya kala itu dirumah sakit.
Dengan kekuatan keluarganya pun ia harus bersusah payah untuk mengetahui identitas gadis itu, gadis yang telah membuatnya jatuh hati saat pertama kali bertemu, gadis yang membuatnya tidak bisa lagi berpaling melihat gadis lain. gadis yang terlihat menawan hanya dengan rambut ekor kudanya. ia menghela nafasnya kasar dan menyandarkan punggungnya kebelakang.
ada perasaan yang tidak nyaman yang membuat gadis itu memalingkan parasnya melihat ke sekitar ruangan, netra mereka saling memandang satu sama lain tanpa sengaja, hingga gadis itu memilih melihat kearah lain. pemuda itu mendengus pelan menyadari dirinya sedang tidak baik-baik saja saat ini.
"sepasang netra yang indah, dapat membius siapa saja yang menatapnya. aku tidak ingin siapapun menatapnya, hanya aku yang dapat melihatnya. akan kucongkel keluar jika mereka berani menatapnya" pikir pemuda itu dengan penuh amarah.
gadis yang bernama kirana itu segera beranjak dari tempatnya duduk setelah menghabiskan secangkir coklat panasnya, ia kembali menapaki jalan yang dilaluinya tadi dengan keberadaan kedua penjaga nya yang selalu setia menemani langkahnya kemanapun.
pemuda itu segera ikut beranjak dari tempatnya hingga membuat kedua teman dekatnya keheranan dengan sikapnya yang tampak berbeda.
"Al" terkejut temannya yang berada disamping kiri saat melihat pemuda itu tiba-tiba berdiri dan melangkah dengan tenang tanpa melihat kedua pemuda yang menemaninya saat ini untuk mengikuti langkah gadis itu. kedua teman baik nya itu buru-buru beranjak dari kursinya mengikuti langkah teman yang mereka panggil Al tadi.
Kirana menghela nafasnya merasakan perasaan yang tidak enak saat berjalan pelan menapaki jalan yang ramai itu, merasakan ada yang mengikuti langkah nya saat ini. ia tidak menambah kecepatan berjalannya walau ada yang mengikuti langkah nya dari tadi.
"hope you didn't bother me" gumam Kirana tidak mau ambil pusing, karena dari tadi tidak tampak kalau mereka melakukan pergerakan yang merugikannya dan disampingnya ada dua penjaganya yang berada dalam jangkauan yang selalu setia menemani jika dia keluar dari rumah keluarga Bagaskara.
denting bel terdengar saat Kirana masuk kedalam toko buku. ia meletakkan tas ditempat yang telah disediakan. segera melihat dengan netra ke sekeliling toko buku tersebut, ia terlihat sangat bahagia karena didepannya terdapat lautan buku baru, ia segera melangkahkan kakinya menuju salah satu sudut ruangan untuk membaca buku yang ingin dibelinya.
pemuda itu bergegas masuk mengikuti langkah Kirana yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam sana, ia mengedarkan pandangannya menangkap sosok gadis yang ingin di temuinya.
Kirana mendongak ketika ada seseorang yang duduk didekatnya, ia mengernyit sebentar dan kembali tenggelam dalam buku yang dibacanya.
"hallo" senyum nya berkata pelan, Kirana menatap sekilas pemuda yang menyapanya itu tanpa merasa bersalah mengabaikannya kembali.
"namaku Alexandre Berardi, usia 20 tahun, masih pelajar, hanya mempunyai satu kakak perempuan yang sudah menikah dan mempunyai keponakan satu. setengah Indonesia dan Inggris" tatap pemuda itu lekat.
Kirana menghela nafasnya yang terasa berat sambil memejamkan netranya mendengar perkataan pemuda itu, segera menutup bukunya dan berjalan menuju kasir untuk membayar buku itu tanpa memperdulikan perkataan yang ditujukan kepadanya. Alexandre tersenyum menatap gadis itu yang terlihat mempesona walau tidak berkata apa-apa.
"aku tahu kamu pasti tidak mudah untuk didekati apalagi memiliki mu seutuhnya agar tidak ada laki-laki lain yang menatap mu" gumam Alexandre berjalan mendekat ke arah gadis itu.
ia segera mengeluarkan kartunya untuk pembayaran buku yang dibeli Kirana tanpa sepengetahuan Kirana tentu saja. jika dia sadar dengan perbuatan Alexandre tadi maka dapat dipastikan Kirana akan tidak suka. Kirana menyerahkan kartunya tapi dijawab oleh penjaga buku bahwa sudah dibayar oleh pemuda yang sudah keluar dari tadi, Kirana mengerutkan keningnya sesaat, tapi tidak melihat siapapun disekitar mereka berdua. Kirana segera mengucapkan terimakasih dan segera keluar dari toko buku untuk bergegas pulang kerumah.
Hai... Hai... Hai.... all readers kembali lagi dengan cerita kalang yang baru.
dukung terus ya karyaku ini
Luv.... Luv... Luv... U all Readers sekebon pisang goreng.
stay healthy all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Tiana
lanjut
2023-10-21
2