kendaraan yang dibawa Kirana memasuki halaman rumah keluarga Bagaskara dan telah terparkir sempurna di deretan kendaraan milik keluarga lainnya. ia melepas helmet sehingga rambutnya terurai lepas yang sedari tadi tertahan didalamnya, ia juga melepas jaket pelindung dan menaruhnya ditempat nya.
"bang" senyum Kirana. penjaga tersenyum segera melihat keadaan motor yang dipakai oleh Kirana tadi.
"non, kena apa ini tadi" terkejut penjaganya melihat goresan di bodi motor sebelah kanan. Kirana nyengir dan memberi tanda minta maaf. penjaganya menghela nafas melihat kelakuan nona mudanya itu yang sebelas dua belas dengan nyonya nya. "aishh, bisa habis dimarahi sama kakaknya ini aku" acak rambut penjaga frustasi. penjaga yang lain hanya bisa menenangkan dengan menepuk-nepuk bahunya pertanda ikut prihatin.
"baru pulang dek" senyum Popi melihat anak perempuannya itu, Kirana mengangguk mencium pipi Popi pelan.
"dari bookstore Pop" angguk Kirana meletakkan pantat nya di kursi samping Popi nya.
"tadi ada laki-laki yang mendekat saat Kira sedang memilih beberapa buku yang ada di sana" topang dagu Kirana, Popi menatap Kirana lekat.
"namanya Alexandre Berardi, usianya 20 tahun, pelajar" tatap Kirana balik. "dia memperkenalkan dirinya begitu tadi, Kirana abaikan Pop, seperti biasa Kirana tidak tanggapi dan yang bikin kesal Kirana owe the price of this book karena saat akan mengeluarkan kartu dia telah lebih dahulu pergi tanpa jejak" dengus Kirana tidak suka, Popi tersenyum lebar mendengar cerita anak perempuannya yang sedang berapi-api.
"apa Popi tahu siapa dia, Kirana tidak merasa pernah melihatnya, apalagi punya masalah dengannya" tanya Kirana menyandarkan tubuhnya ke belakang.
"kenapa dek" datang Mominya, Kirana memeluk pinggang mominya yang masih terlihat cantik diusia menjelang kepala empat.
"tidak apa, mom. tadi Kirana bertemu dengan cowok yang namanya Alexandre Berardi, dia yang membayar buku Kirana saat di bookstore" sandarkan kepala Kirana di bahu Mominya.
"apakah adek sudah mengucapkan terimakasih tadi" tanya Momi, Kirana menggeleng pelan. "setelah membayar orangnya udah pergi gitu aja, Mom" geleng Kirana. Momi mengelus punggung tangan anaknya itu.
"jika suatu saat bertemu, sampaikan terimakasih kepadanya, jangan jadi orang yang tidak tahu berterima kasih" senyum Momi, Kirana mengangguk mengerti.
"siapa nama pemuda tadi" tanya Momi penasaran. "Alexandre Berardi" jawab Kirana pelan. Momi tertawa lebar, "apakah alex yang itu Pop" naik turunkan alis mata Momi, Popi mengangguk tersenyum. Kirana menegakkan tubuhnya memandang kedua orangtuanya itu bergantian, "siapa, apakah ada yang tidak Kira ketahui" tanya Kirana penasaran.
Momi mengangkat bahunya pelan menatap Popi, "what" kerut Kirana tidak tahu arti sikap kedua orangtuanya itu.
"dia adalah pemuda yang cakap dan tangguh. beberapa kali Popi bertemu dirinya dan keluarganya di acara resmi. tidak banyak yang tahu bagaimana paras penerus keluarga Berardi tersebut, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendekatinya. Popi dan Momi termasuk orang yang sedikit itu" jelaskan Popi.
Kirana menghela nafas kasar, "apa Momi dan Popi bermaksud menjodohkan dia dengan Kirana" tatap Kirana tidak mengerti.
"tentu saja tidak, dek. tentu saja tidak, Momi akan menghargai setiap langkah yang kamu ambil. tidak ada pemaksaan ataupun perjodohan antara kalian berempat. kalian bebas menentukan pilihan pasangan hidup yang kalian yakini membawa kalian ke arah yang lebih baik, tidak akan ada yang melarang kalian untuk dekat dengan siapapun" tatap Momi lembut, Kirana mengangguk dan memeluk Mominya kembali.
"kenapa lama-lama dia mirip dengan mu, yang" tatap Popi. "masak sih, by. perasaan cuek banget jadi cewek" kata Momi. Popi mengangkat bahunya tersenyum.
"besuk Kirana mau pulang ke Indonesia" kata Kirana tiba-tiba. "adakah sesuatu disana" kerut Popi merasa berat meninggalkan anak perempuannya disana. "harus sekolah Pop, liburan kali ini hanya 2 minggu saja" kerucut mulut Kirana merasa berat juga jauh dari kedua orang tuanya juga kedua kakak kembarnya. "kenapa tidak school aja disini" tanya Momi memberi penawaran kembali kepada Kirana, "hanya tinggal sebentar lagi mom, setelah itu Kirana akan mengurus sekolah di luar. asalkan kakek mengijinkan, bunda dan ayah juga" angguk Kirana. Momi menggoyang kan tubuh putri kecilnya kekanan dan ke kiri.
"jadi kangen ke Indonesia. apakah Momi bisa ikut kesana selama beberapa hari" tanya Momi merasa rindu untuk bertemu dengan saudara kembarnya dan ayahnya disana.
"pulanglah menemani adek kesana, jika aku sudah menyelesaikan pekerjaan yang ada maka akan segera menyusul kesana" tatap Popi tenang.
"seriously" kernyit dahi Kirana menatap Popinya tidak percaya karena dia tahu bahwa Popinya tidak mau berpisah terlalu lama dengan Mominya, jika tidak bertemu lama maka badannya akan demam.
"of course my only daughter" angguk Popi mantap. "no pain drama, right" tatap Kirana, Popi mengangguk. Kirana mencari kebenaran di kedua netra Popinya itu.
"kalo gitu, malam ini juga kita berangkat Mom, jika Popi sudah ada waktu pasti akan segera menyusul, pasti kakek akan senang sekali melihat kita pulang" antusias Kirana segera beranjak dari tempat duduknya untuk menuju ruangan pribadinya.
"tidak usah bawa yang macem-macem. nggak ada yang butuh macem-macem barang dari sini" ingatkan Kirana, Mominya tertawa memberi tanda Ok dengan kedua jemarinya.
"anak itu nggak ada sisi feminim nya sama sekali sih, yang. kayaknya Al sulit untuk mendekat" tatap Popi.
"semoga, aku juga tidak mau melihat Kira tidak lagi bisa bebas kemanapun" kata Momi.
"benar. aku ingin melihatnya bermain dengan bebas tanpa ada yang mengusiknya" kata Popi menyeruput kopi hitamnya.
"are you okay if I accompany Kirana and Wijaya there, my dear" sentuh pipi Momi. Popi memeluk istrinya dan menyandarkan kepalanya di bahunya. "tidak rela. tapi keduanya juga butuh dirimu disana, yang. paling lama dua hari aku akan menyusul mu" jawab Popi lemah. Momi memeluk suaminya erat, "jangan lama-lama menyusulku honey. aku juga tidak mau lama-lama berpisah darimu" kecup pipi Momi, Popi tersenyum.
"c'mon Mom, Pop. masih siang ini" datang Pramana tiba-tiba. Momi tergelak memukul dada suaminya pelan.
"tau nih Popi. makin tua makin berani, udah tau anak-anaknya tambah besar" kerucut mulut Momi gemas. Popi tersenyum lebar. "sudah sah kak. jadi nggak ada salahnya kan" jawab Popi sekenanya. Pramana mendengus mendengar jawaban Popinya yang tidak pernah malu-malu.
"udah pulang kak" datang kirana setelah berganti pakaian, Pramana menoleh tersenyum memeluk adik kembarnya itu lembut.
"tentu, mau kemana kita malam ini" tanya Pramana meminum coklat hangat yang diberikan oleh pekerja rumah Bagaskara.
"malam ini aku mau pulang ke rumah kakek. liburanku sudah akan berakhir 2 hari lagi. jadi aku harus segera masuk sekolah" tatap Kirana. Pramana mengangguk, "tentu. kakak mengerti, disana kamu juga mempunyai kewajiban. apakah nanti kamu mau study disini" tanya Pramana, Kirana mengangguk.
"tentu kak, lihat keadaan nanti. siapa tau hari esok" senyum Kirana mengendikkan bahu kirinya. "kalo begitu tunggu kakak meletakkan ini dulu, setelah itu kita jalan dan lanjut ke bandara sekalian" kata Pramana menuju ruangan pribadinya. Kirana melihat makanan yang ada di meja.
"Mom, boleh kah aku ke rumah belakang" toleh Kirana. Momi mengangguk mengerti. ia segera melesat kearah belakang rumah.
"anak-anak kalo udah ketemu dengan mereka pasti akan lupa untuk kembali kesini" hela nafas Momi.
"apakah mau buat lagi, yang. kita belum terlalu tua untuk mempunyai 4 baby lagi" naik turunkan alis mata Popi. Momi menatap Popi datar.
"masih mau melihat aku dibelah perutnya dan mengeluarkan mereka kembali" tanya Momi menyilangkan tangan di dada, Popi menggeleng kuat tidak tega melihat istrinya dulu mengeluarkan banyak darah saat proses mengeluarkan ke empat baby mereka.
Hai.... Hai.... Hai.... all readers. selalu beri dukungan yaa....
like dan support kalian adalah yang terhebat.
Luv... Luv.... Luv U all readers sekebon pisang goreng
stay healthy all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Al Fin
karya yg lama ditunggu akhirnya up jg thanks dan semangat dg karya baru sukses
2023-09-15
0