chapter 4

keempat mobil itu beriringan menuju sebuah cafe yang tenang dipinggiran kota, ketiga saudara kembar itu segera masuk kedalam tempat cozy itu.

"black" tunjuk Kirana, Wilaga mengangguk dan memberi isyarat dengan jemarinya tanda 3 untuk minuman mereka.

Alexandre tersenyum mendekat kearah mereka, ia memberi salam kepada Wilaga dan Pramana tanpa melepaskan pandangannya ke arah Kirana yang terlihat tidak terganggu dan asyik menikmati penampilan musisi jalanan yang tidak jauh didepannya.

"maaf karena aku mengagetkan kalian tadi" ujar Alexandre duduk disamping Wilaga merasa tidak enak hati kepada calon kedua ipar kembar kekasih hatinya, Wilaga mengibaskan kedua tangannya tanda tidak apa-apa.

"kamu pesan apa" tanya Pramana menyodorkan booklet kedepan Alexandre. "hot chocolate" senyum Alexandre tetap menatap Kirana yang tidak terusik dengan kehadirannya.

"kenapa kalian keluar" sandarkan bahu Alexandre kebelakang, "karena dia akan pulang ke Indonesia nanti malam" isyarat jemari Wilaga, Alexandre sedikit terkejut dengan perkataan Wilaga barusan. "benarkah, kenapa tiba-tiba sekali"

"dua hari lagi dia masuk sekolah, ini juga sudah terlalu mepet waktunya dia akan ngantuk" acak rambut Wilaga gemas, Kirana tidak memperlihatkan reaksi yang memperlihatkan kekesalannya terhadap kelakuan Wilaga, Alexandre mengamati Kirana yang tidak mau berbicara dengan nya hari ini.

"tumben sendirian" tanya Pramana menyesap black coffee hitamnya. "lagi pingin sendiri, tapi nggak pernah sendirian bukan" senyum masam Alexandre menjawab pertanyaan Pramana.

Kirana melirik sekilas Alexandre karena mendengar jawaban yang menurutnya tidak jauh beda dengan keadaan dirinya. lahir dan besar di keluarga pebisnis yang mempunyai pengaruh luas, membuat mereka terkadang tidak lagi seperti anak-anak lainnya yang bisa bebas kemanapun mereka mau. ada banyak hal yang terkadang membuat mereka harus berpikir berulangkali untuk melakukan sesuatu.

"apakah kalian akan ikut pulang" tanya Alexandre kemudian setelah melihat Kirana yang meliriknya tadi.

Pramana menggeleng menyilangkan kedua tangannya didepan dada, "no, Momi dan granddad yang akan menemani adek pulang. Momi kangen dengan suasana rumah kakek".

"berarti lama dia akan datang kesini lagi" tanya Alexandre pelan, Wilaga mengangguk. "tentu, school in Indonesia jauh lebih berat daripada disini. aku rasa begitu sih. tapi dia lebih suka disana dengan Wijaya".

Alexandre menghela nafasnya panjang terlihat diam beberapa saat sambil melihat penampilan musisi jalanan itu.

Kirana melambaikan tangan memesan makanan yang ingin dicicipi nya dan menunjuk yang ada di booklet menu.

"sebentar lagi kita akan berkumpul disana karena dia akan bertambah usia" kata Wilaga pelan, Alexandre menoleh cepat karena dibuat shock lagi. "banyak yang tidak aku tahu" tanya Alexandre lagi. Wilaga mengendikkan bahu, "tentu saja. informasi keluarga kita agak sulit bukan, walau kamu mencarinya dengan jaringan bawahmu" tatap Wilaga, Alexandre tersenyum mengangguk pelan, ekspresi yang jarang diperlihatkan kepada orang lain yang bukan orang-orang terdekatnya. Wilaga melihat perubahan ekspresi wajah Alexandre yang terkesan agar Kirana tidak mengetahuinya.

"apakah kamu juga mencari tahu" Pramana menatap Alexandre sebentar.

"harus, jika menyangkut kepentingannya, if you ask directly then I will be happy to answer your questions, all... without anything to hide" kata Alexandre pelan.

Wilaga tertawa pelan, "tentu saja dengan kamu mengedipkan mata, mereka akan segera tersebar. terkadang merasa takut melihat kelakuanmu itu, Al" kata Wilaga terang-terangan. Alexandre meminum sedikit coklat panas nya. "jangan, aku tidak ingin membuatnya takut, itu bukan tujuanku"

Kirana menerima makanannya dan segera memakan tanpa menawari yang lainnya.

"aiishh, kebiasaan jelek dek. kenapa nggak menawari yang lain dulu" tanya Wilaga menatap makanan Kirana, "laper" cengir Kirana merasa tidak bersalah.

"apa kamu masih mau mendekatinya, melihat kelakuannya kayak gini" toleh Wilaga, Alexandre tersenyum menatap Kirana yamg terlihat menggemaskan karena makanan yang menggembung di pipinya. "nope"

"kenapa kamu menyukai adek ku, padahal tidak sedikit gadis yang lebih darinya mendekati mu walau dengan tujuan tertentu" hela nafas Wilaga.

"karena hatiku yang memilihnya, sejak melihatnya aku tidak lagi bisa melihat gadis lain, walau saat itu tidak disengaja melihatnya dirumah sakit sedang bersama kalian dan Momi kalian disana"

"benarkah, kita semua ada dirumah sakit bersama-sama. hal itu jarang terjadi kan, kak" toleh Wilaga meminta persetujuan Pramana.

"iya, hanya sekali saat itu. saat grandmom sakit dan kita bergegas kesini" teringat Pramana kapan mereka semua berkumpul.

"ya, tepat. saat itu aku melihatnya duduk dan terlihat sedih menemani Momi kalian"

Wilaga menoleh menatap paras adek kembarnya lekat. "tidak mengira gadis tengil gini banyak yang suka, udah jelek gini masih aja banyak yang menaruh hati" gumam Wilaga.

"benarkah, siapa yang menyukainya" tatap Alexandre sedikit tidak suka.

"kenapa, kamu kira hanya dirimu yang menaruh hati padanya"

"tidak, aku merasa sulit untuk membuatnya melihatku. dari tadi pagi kita bertemu dan aku sudah mengumpulkan niatku untuk mendekatinya tapi dia sama sekali tidak bergeming melihatku"

Pramana menatap paras Alexandre sekilas lalu melihat kembali kearah Kirana yang lahap memakan makanannya.

"aku mendukungmu untuk mendapatkan perhatiannya. walau belum begitu mengenalmu tapi aku mempercayakan adek perempuan ku satu-satunya kepadamu. entah mengapa, tapi aku sangat mempercayaimu" kata Pramana tegas. Alexandre sedikit menegakkan posisi duduknya dan tersenyum mengangguk sambil melihat paras Pramana. "terimakasih, it means a lot to me, I will definitely protect her with my life" senyum Alexandre bersungguh-sungguh.

Kirana meletakkan peralatan makannya kesal mendengar pembicaraan mereka bertiga yang membuatnya sedikit panas dikuping. "aku bukan barang yang bisa dititipin kesiapa saja, aku bukan orang yang hanya duduk menunggu orang lain membantuku. aku sama sekali tidak suka dengan perkataan kalian bertiga, dan kamu.... tuan muda Bernardi, aku tidak suka dengan parasmu apalagi menyukaimu. jadi jangan berharap lebih dariku. cari gadis lain yang yang membuatmu mampu kamu taklukkan" kata Kirana berdesis menahan marah.

"dek" tatap Wilaga menenangkan Kirana yang cenderung dingin pada orang lain selain keluarganya. jika tidak keterlaluan maka dia lebih baik menghindar dan menjauh dari masalah.

"apa, jika kak Aga dan kak Mana mau memberi jalan untuknya mendekati Kirana, silahkan saja. terserah kalian tapi tidak bagiku, aku sudah mengatakan sekarang kalo cari aja gadis lain yang mau dengannya. that's it" tatap Kirana berapi-api. Wilaga mengusap punggung belakang Kirana lembut.

ia segera menenggak kopi hitamnya dengan cepat dan beranjak dari tempat duduknya.

"aku ingin pergi sekarang, jika kakak berdua masih ingin menemani nya disini maka aku akan pergi sendiri"

Wilaga menyesap kopinya dan segera mengikuti langkah Kirana. Pramana meminta maaf karena kelakuan Kirana yang sedang tidak enak hati, Alexandre tersenyum mengangguk, mengerti dengan kelakuan Kirana dan mempersilahkan kakak iparnya yang lebih muda darinya untuk segera pergi mengikuti Kirana.

Alexandre kembali duduk dan menyesap coklat panasnya pelan. Ia masih harus lebih banyak bersabar untuk memahami perasaan Kirana, entah kenapa hanya dengan melihatnya mampu membuat seorang Alexandre yang terkenal dingin, orang yang tidak suka mengampuni orang lain saat berhadapan dengannya ketika membuat masalah seperti tidak berdaya mendengar perkataan gadis itu. hatinya seakan tidak mau membuat kesedihan hati gadis pujaannya itu.

entah mengapa, melihat netra Kirana membuatnya teduh dari yang semula ingin menghabisi seseorang berubah seketika hingga anak buahnya yang sudah lama ikut dengannya merasa heran, padahal musuh sudah didepan mata dan tinggal mengeksekusi sedikit lagi di rumah sakit kala itu malah dibiarkan oleh Alexandre.

Kirana menaikkan tudung Hoodie agar parasnya tidak terlihat merah padam saat itu. Wilaga hanya berjalan tenang dan santai saat disisi Kirana.

"kenapa semua orang seperti ingin aku mengenal cowok ini, memangnya kalo dijodohkan akan berubah jadi bahagia apa, hanya di negeri dongeng aja hal seperti itu terjadi. cih.."gerutu Kirana tidak suka.

"aku tidak mau dijodoh-jodohin begitu, aku masih sekolah. nggak mau memikirkan percintaan yang menguras energi begitu" kata Kirana kesal. Pramana menghela nafasnya panjang.

"kakak tidak bermaksud untuk sejauh itu dek, dia hanya ingin mengenalmu saja. tidak ada salahnya kan, sejauh dia baik dan tidak melakukan hal-hal yang jahat kepadamu, kakak rasa seperti mereka yang selalu memiliki rasa kepadamu"

"kenapa dengan nya kamu sedikit kesal padahal dengan yang lain sikapmu biasa aja, cenderung tidak menanggapi. kenapa dengan Alexandre Berardi kamu sangat kesal" tambah Wilaga.

Kirana menghela nafasnya dan membuka tudung Hoodie nya cepat. "entah"

"apa kamu ada rasa padanya dan agar tidak ketahuan kamu menolaknya mentah-mentah"

"tidak, aku tidak menyukainya" jawab Kirana tenang kembali

Hai... Hai.. Hai.... all readers. dukung dong karya kalang "debaran kalbu". dengan like kalian setelah membaca maka akan meningkatkan semangat kalang untuk terus menulis agar kalian juga menikmati membaca sampai tamat nanti.

Luv.... Luv... Luv.... U all readers sekebon pisang goreng.

stay healthy all

Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 34
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter 108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114 revisi
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter 118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
Episodes

Updated 121 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 34
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter 108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114 revisi
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter 118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!