Cinta Sang Muhallil
Pernah kah kalian mendengar sebuah kata Muhallil? Apa pendapat kalian tentang kata tersebut, dan apakah kalian tahu apa arti Muhallil tersebut?
Muhallil adalah seorang lelaki dewasa yang bersedia menikahi seorang wanita yang sudah di jatuhi talak tiga dari suami pertama nya.
Jika wanita tersebut sudah menikah dengan sang Muhallil dan melakukan hubungan badan, lalu sang Muhallil menceraikan istri yang baru di nikahi tersebut, maka si istri bisa kembali ke pangkuan suami pertama kembali.
Lalu bagaimana jika kalian harus mencari seorang Muhallil, agar tetap membuat hubungan rumah tangga kalian dengan suami pertama kembali sah? Bukan kah itu suatu jalan kerumitan yang harus kalian tempuh?
"Zahrana Haya aku talak kamu, dan mulai sekarang kamu bukan lagi istri ku," Suara lantang Niko menggema ke seluruh ruangan mewah tersebut. dengan jelas dan mantap.
"Mas, apa yang baru kamu katakan, sadar mas?" Pekik Haya saat sang suami menjatuhkan talak untuk yang ketiga kali nya.
Air mata Haya luruh seketika saat mendengar kalimat yang Niko lontarkan. Seluruh tulang dan sendi nya lemas bagai tak bertulang.
"Kenapa begitu mudah kau mengatakan kata talak mas?" Lirih Haya di sela-sela isakan nya. Kini Haya terduduk di lantai, Haya tidak perduli lagi.
Hati nya remuk berkeping-keping. Bagaimana mungkin lelaki yang teramat dicintai nya begitu mudah mengatakan kata talak? Ini bukan untuk yang pertama kali nya.
Sudah tiga kali ini Nico mengatakan nya, kenapa Niko tidak berpikir, hancur sudah hati Haya.
Hancur lebur sudah harapan dan mimpi Haya. Padahal banyak hal yang Haya cita-citakan, tapi semuanya hancur berantakan seiring kata talak yang baru saja di lontarkan oleh Niko, suami yang sudah menikahi nya tiga tahun silam. hidup dalam suka duka, tertawa menangis bersama, tapi kini hancur sudah.
"Haya, maafkan lah ucapan ku?" Niko ikut bersimpuh di depan Haya yang sedang terduduk merasakan sesak di dalam dada nya.
Haya masih setia dengan tangis nya yang tak mampu di sembunyikan lagi. pedih dan sesak menghimpit hati.
"Haya, aku mohon maaf kan lah aku? Aku kelepasan, aku hilang kendali, Haya. Maafkan aku, Haya?" Niko memegang tangan Haya yang basah oleh keringat dingin.
"Haya___" Nico mencoba memeluk Haya dan meredam segala kesedihan di hati Haya, namun tetap saja Haya masih terisak begitu dalam.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan mas? Kamu sudah tiga kali menjatuhkan talak pada ku. Kenapa sih, setiap kamu marah selalu mengedepan kan emosi ketimbang pikiran akal sehat mu, tidak kah bisa menggunakan pikiran yang jernih?" Haya mengusap air mata yang terus menganak di sudut mata nya.
"Aku lost control. Haya maafkan lah aku? Aku janji tidak akan mengulangi nya lagi," pinta Niko dengan mengenggam lembut tangan Haya.
"Tapi bagaimana ini mas? Sekarang kita sudah bukan suami istri yang sah di dalam Agama kita lagi. Apa yang harus kita lakukan? Sedang kamu tau mas, aku masih sangat mencintai mu, aku tidak mau berpisah darimu," tangis Haya kembali pecah menahan sesak di dalam dada nya.
"Kita akan cari jalan keluar nya. Lagian kan di luar sana enggak ada yang tau kalau kita sudah tidak sah menjadi suami istri lagi. Aku mohon untuk saat ini rahasiakan ini semua, terutama pada Ayah ku," pinta Niko dengan memohon.
"Orang tidak ada yang lihat, yah itu benar. Tapi apa mas lupa, bahwa Allah selalu melihat setiap perbuatan hamba nya," Haya melepas tangan Niko yang mengenggam terlalu erat. tangan nya
"Haya, apakah kamu masih mencintai ku?" Niko bertanya dan memalingkan wajah Haya untuk menatap mata nya.
Mata Haya masih berembun dan basah oleh air mata. Bibir Haya bergetar menahan agar suara tangis nya tidak kembali pecah.
"Haya___ Katakan! Apa kamu masih mencintai ku? Ya, kan aku tau bahwa kamu masih sangat mencintai ku, benar kan Haya? ayo Haya jawab lah?"
"Kalau mas sudah tau jawaban nya, kenapa masih juga bertanya!" Haya kembali memalingkan wajah nya ke arah samping.
Niko memeluk Haya dan mengusap bahu nya yang kembali bergetar. Ingatan akan ucapan Niko masih jelas terngiang di ingatan Haya.
Niko mengendong tubuh Haya dan membawa nya ke dalam kamar. Sungguh hati Haya bercabang dan berakar kemana-mana. Hatinya terenyuh oleh perlakuan Nico yang berubah-ubah, terkadang lembut, terkadang juga kasar.
Dengan perlahan Niko membaringkan tubuh Haya di ranjang kamar berukuran king size tersebut.
"Istirahat lah!" Niko mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Haya yang masih terasa menyesakan tersebut.
Niko pun kemudian berbaring di samping Haya sambil memeluk Haya. Haya kembali terisak dalam diam, hanya tubuh nya yang bergetar tanpa suara.
Bagaimana pun juga pelukan ini sekarang tidak boleh di lakukan lagi. Mereka bukan sepasang suami istri yang sah lagi.
Haya kembali menangis, hati nya menginginkan tapi nurani menasehati nya. ingin menolak tapi menikmati. itulah kebucinan seorang Haya.
"Mas, lebih baik sekarang kita tidur terpisah," lirih Haya.
Niko yang belum sepenuh nya tertidur pun membuka mata, menatap tajam ke arah istrinya tersebut. Bagaimana dengan lancang Haya berani berbicara seperti itu?
"Aku takut mas, ini dosa."
"Tidak ada yang tahu juga kan Haya, kalau kita bukan suami istri lagi. Kamu tinggal diam, jangan ceritakan ini pada siapapun, beres."
"Allah maha tau, mas."
"Sst___ Sudah diam lah! Aku mengantuk dan ingin istirahat. Jangan bicara apapun lagi tentang hal ini okay," Telunjuk Niko mendarat di ujung bibir Haya, agar Haya menghentikan ucapan nya.
Niko kembali tidur dengan memeluk Haya. Haya hanya diam, walau hatinya bilang jangan tapi nyatanya tubuh nya merespon iya dan mau.
Kenapa cinta begitu gila? cinta bisa membuat akal waras menjadi kehilangan kemampuan nya untuk berpikir jernih dan lurus.
Terkadang keinginan tak sesuai kenyataan, ingin Haya mengingkari bahwa pelukan itu salah. Tapi sungguh Haya menginginkan pelukan itu. Pelukan yang menghangatkan lagi Haya rindukan terus menerus.
Mungkin hari ini Haya bisa menerima pelukan ini, lantas bagaimana dengan esok? Apakah Haya masih berhak mendapat pelukan ini? Sedang Haya tau, ini tidak boleh di lakukan? Apa yang harus Haya perbuat?
"Apa aku terlihat munafik? Aku terlihat baik, tapi aku menginginkan pelukan ini. Aku tidak ingin mas Niko melepas pelukan nya."
Teringat peristiwa yang baru saja terjadi. kenapa bisa dengan mudah Niko mengatakan kata talak. Teringat dengan jelas, Haya baru saja pulang dari tempatnya bekerja, karena ada lembur menyebabkan Haya pulang agak malam. Tiba-tiba saja Niko menghadang disaat baru saja Haya masuk ke dalam rumah.
Caci dan maki keluar dari mulut Niko. Padahal Haya baru saja sampai rumah. Entah setan apa yang merasuki Haya, hingga Haya begitu lantang menjawab dan marah dengan perlakuan Niko.
Niko menunjukkan sebuah siaran langsung di dalam ponsel milik nya, disana terlihat Haya tertawa begitu lepas dengan rekan kerja nya. Ada seorang lelaki menatap Haya dengan intens lalu tak sengaja lelaki tersebut memeluk Haya.
kenapa lelaki tersebut memeluk Haya, karena ada dorongan dari belakang yang menyebabkan lelaki tersebut tidak dapat menahan bobot tubuhnya. semua itu terjadi tidak di sengaja.
Tapi Niko sudah mengambil kesimpulan bahwa Haya menikmati perlakuan lelaki tersebut. Masih jelas teringat bagaimana Niko membentak dan membanting ponsel di depan mata Haya.
Haya memejamkan mata, ada air mata tanpa suara. perlahan Haya membalas pelukan Niko dengan penuh cinta. Pikiran Haya malam ini benar-benar kacau, rasa sesal menyelimuti hati Haya. Bagaimana bisa Niko mengucapkan talak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
enungdedy
mampir thor...tak simpen dlu sampai bab nya 50'n🤭
2023-03-08
0
baru baca Thor 👍🏻
penasaran juga apalagi nyangkut talak 3 kayak yg aku alami 🤭🤭😅 makasih sekalian dapat pelajaran soal agama lnjut
2023-02-20
0