Dewa Perang
"Mosa,kau sembunyilah di pohon-pohon pisang itu nak ." ayah Mosa menyuruh anaknya yang baru berusia 10 tahun untuk bersembunyi di kebun pisang.
"ingat,jangan keluar ! Apapun yang kau lihat nanti " Mosa dengan patuh berlari kearah kebun pisang milik mereka sendiri dan bersembunyi disana.
Ayah Mosa,bernama Detu,telah melihat di kejauhan,ada sekelompok orang laki-laki dan mereka membawa segalah macam senjata tajam.
Hari ini,Detu akan menentukan batas tanah dengan kakaknya,Pelo.
Di NTT sering terjadi konflik sesama saudara,yang merasa batas tanahnya dilanggar. Bahkan saudara sendiripun akan saling membunuh,jika tanahnya dicaplok.apa yang suda ditentukan orang tua,tidak boleh dilanggar. Walau hanya semeter.
Setelah memastikan Mosa anaknya bersembunyi,Detu berdiri dengan tenang menunggu sekelompok pria yang dia yakin dipimpin kakaknya sendiri,Pelo.
Detu melihat kesebelahnya,istrinya tampak gelisah memandang kearah kedepan,melihat orang-orang itu semakin dekat.
"Nola..."
" Aku tidak apa-apa..." potong Nola sambil tersenyum ke arah Detu.tapi matanya berkaca-kaca. Sebab ia tahu,yang datang adalah kakak iparnya,Pelo,kakak kandung suaminya.
Detu dan Nola berdiri tepat dibatas tanah. Tapi yang sebenarnya, Pelo telah menebang rumput pisang sejauh hampir lima puluh meter masuk ke tanah Detu.
Detu telah berulang kali,memberitahu Pelo,namum Pelo tidak menghiraukannya. Bahkan Pelo mulai menanm sayur mayur diatas tanah Detu. Detu tidak tahan dengan sikap Pelo kakaknya itu, dan Detu mengancam akan mencabut semua sayur yang ditanam diatas tanahnya tanpa izin itu.
Pelo akhirnya menanggapi ancaman Detu,dan akan bertemu di batas tanah di kebun mereka.
Akhirnya sekelompok itupun tiba di hadapan Detu dan Istrinya.
Detu kaget dan tidak senang , sebab orang orang yang di ikut serta dengan Pelo ini adalah gelandangan kampung,yang tidak bekerja,hanya mabuk mabuk dan sering mengacau dalam kampung.
" Pelo...apa maksudmu membawa serta mereka ini..." Detu mengerutkan keningnya sambil melihat delapan orang preman kampung ini,denga tatapan tidak senang.
"Detu,aku tidak bermaksud apa apa...hanya berjaga jaga saja..." jawab Pelo dengan santainya.
"Pelo,apa maksudmu berjaga jaga ? Apa kau merasa terancam ? Apakah ada yang mengancammu ?" tanya Detu tidak senang. Ia merasa kakaknya sudah berlebihan. Hanya membicarakan batas tanah yang telah ditentukan orang tua mereka , mengapa membawa serta preman kampunh,bahkan dengan dengan senjata tajam.
"Hahaha.... Detu .... Aku hanya berjaga-jaga..siapa tahu kau juga membawa serta orang-orangmu yang bersembunyi di dalam kebun pisangmu itu" jawab Pelo sambil menunjuk kearah kebun pisang dengan parang yang dipegangnya.
Mosa yang bersembunyi diantara kebun pisang,ketakutan melihat pamannya menunjuk kearah tempat persembunyiannya. Ia tetap berdiri mematung ditempat dan tidak berani bergerak. Untungnya pohon -pohon pisang yang tumbuh rapat dan banyaj itu,membuatnya tidak terlihat.
" Pelo... Kau berlebihan,apa kau tidak lihat hanya aku dam istriku disini ?"
"Hmmm...baiklah,kalau kau tidak mengakuinya,katakan,mengapa kau mengajakku bertemj disini."
"Pelo...kita ini bersaudara,kau kakakku,maka aku ijinkan kau menanam sayur diatas tanahku,dibelakang ini,karena batas tanag yang sebenarnya adalah disini,ditempat kita berdiri ini.dibawah pohon mangga tua ini. Ini adalah batas tanah kita.seterlah panen sayur ini, aku tidak mengijinkan engkau menanam sayur lagi disini " tegas Detu.
Setelah mendengar Detu berbicara panjang lebar,Pelo, yang suka bergaul dengan anak anak preman dan suka mabuk ini, wajahnya merah padam karena marah.
"Detu!! Apa yang kau bicarakan ini ?? jangan omong kosong kau !!!" bentak Pelo,yang merasa malu, karena adiknya menegur dia didepan orang orang yang dibawanya.
"Pelo,..akj tidak beromong kosong.mengapa kau tidak membawa istrimu juga. Bukankah istrimu juga hadi, saat orang tua kita membagi warisan tanah ini dengan batas batasnya yang jelas ?"
Pelo semakin muram,mendengar kata kata Detu.
" Tidak !! Yang aku tahu,batas tanah adalah kebun pisang. Kebun pisang adalah milikmu.sedangkan lahan kosong ini yang aku tanami sayuran ini,adalah milikku" Pelo membantah dengan keras karena marah.
" Pelo...kau..." Detu kehabisan kata kata,menghadapi Pelo yang keras kepala memindahkan batas tanah sesuka hatinya.
"Detu...jika kau sampai merusak kebun sayurku,jangan salahkan aku,jika bersikap kasar " kata Pelo yang merasa menang,karena Detu tidak bisa berkata kata.
Namun tiba-tiba Nola,istri Detu berkata :
" Kakak Pelo...seperti kak Pelo katakan,batas tanah adalah kebun pisang,itu benar..."
"Nah kau dengar itu Detu...istrimj sendiri yang mengakuinya" Pelo tersenyum menang. Detu melihat kearah istrinya tatapan terkejut. Namun sebelum Detu bertanya,Nola kembali berkata:
"Kak Pelo sudah mengaku,batas tanah adalah kebun pisanh. Detu juga benar,pohon mangga ini juga adalah batas tanahnya"
" Apa maksudmu hah ?!" bentak Pelo karena terkejut. Detu juga memandang istrinya dengan bingung.
"Nola,apa maksudmu ini ..." tanya Detu tidak mengerti.
" Detu, lihatlah itu " kata Nola sambil menunjuk ke pinggiran kebun sayur. Di bawah pohon mangga tua.ada tumpukan pohon pisang.
" kebun pisang itu sampai disini. Kak Pelo telah menebang rumput pisang ini untuk membuka kebun sayur ini.seharusnya kebun pisang itu tepat dibawah pohon mangga itu. "
"Diam kau...!!!" tiba tiba Pelo membentak Nola dengan kasar. Ia merasa dipermainkan oleh Nola. Pelo sangat marah. Sebab kenyataan itu memang benar,ia telah menebang pohon pohon pisang untuk membuka kebun sayur, sehingga ada ruang antara kebun pisang dan pohon mangga yang menjadi batas tanah mereka. mulanya,tidak ada lahan kosong antara kebun pisang dan pohon mangga. Namun setelah kebun pisang di babat ,ada jarak sekitar lima puluh meter antara pohon mangga dan kebun pisang.
Detu kaget dengan suara keras Pelo.
setelah mendengar perkataan Nola,sontak Detu tersadar,dan melihat kearah tanah,menunduk dan memperhatikan tanah sekitarnya.
"Pelo...lihatlah, apa yang dikatakan Nola adalah benar" kata Detu sambil menarik keluar sisah sisah akar pisang dari tanah dan menunjukkannya ke Pelo.
Air muka Pelo berubah ubah. Ia sangat merasa malu da marah.ia tidak bisah berkata kata.
Pelo seakan tersadar,Detu seharusnya tahu sejak awal,kebun pisang itu berada dekat dibawah pohon mangga. Tapi Detu sengaja menarik keluar akar akar pisang yang tersisah di tanah dan menunjukkan kepada Pelo dan orang orangnya sebagai bukti.
Pelo sangat marah dengan Nola.
Pelo mencurigai kalah Detu dan Nola sengaja untuk mempermalukannya.
Sebenarnya,Detu dan Nola tidak bermaksud untuk mempermalukan Pelo.namun mereka sangat paham dengan watak Pelo. Kalau tidak ada bukti,Pelo akan terus melawan ,walaupun ia tahu salah.
Karena wataknya yang keras,merasa dipermalukan,dan dalam keadaan dikuasai amarah dan harga diri,tanpa pikir panjang,Pelo bergerak kearah Nola untuk menampar Nola.
Detu yang ada disamping Nola,terkejut,namun dari awal sudah waspada,karena kemunculan Pelo dan preman kampung. Detu segera menarik Nola kearahnya,dan dengan sengaja menabrakan badannya ke arah Pelo. Gerakan yang refleks ini,membuat dan Detu bertabrakan ,dan menyebabkan Pelo terjerembab kesamping.
Amarah telah menguasai Pelo,ia telah kehilangan akal sehatnya. Pelo lupa diri,bahwa yang dihadapinya itu adalah adik kandungnya sendiri. Dengan amarah yang meluap,Pelo menebas parangnya ke arah Detu dan Nola.
Detu masih berdiri membelakangi Pelo,setelah tadi ia sengaja menabrakan punggungnya ke arah Pelo yang menyerang Nola. Melihat Pelo menebas parangnya ke arah Detu, Nola berteriak ,memperingati Detu
" Detu ...awas...!!"
Namun peringatannya terlambat.
"Creet!!"
" Ahhh..." Detu mengerang sakit.
Pelo menebas dari samping kanan,kearah badan Detu. Detu yang mendengar peringatan istrinya,sebelum beraksi,parang Pelo telah membabat putus lengan kanannya.
Darah terus memancar dari tangan yang puntung itu.
"bruk" Nola jatuh pingsan.
"Nola..." teriak Detu sambil berjongkok meraih lengan Nola.
Setelah membabat putus lengan Detu,Pelo seakan tersadar. Ia melangkah mundur dengan wajah pucat. Namun otaknya cepat bekerja. Jika ua sendiri yang bertindak,ia akan masuk penjara sendirian. Kepala tanggung,iapun berteriak
"Habisi mereka "
mendengar itu,sekelompok preman yang sudah sedikit mabuk inipun,menyerang dengan parang mereka ke arah Detu.
Detupun tidak tinggal diam. Merasa terancam,iapun mencabut parangnya,dan dengan tangan kiri,ia berusaha melawan sambil mengumpat Pelo.
" Pelo...bajingan brengsek kau..."
Sementara itu,melihat tangan ayahnya dibabat putus oleh pamannya sendiri,Mosa menggigil ketakutan.
Sekarang ia melihat sekelompok preman itu menyerbu kearah ayahnya. Mosa hanya bisa melihat itu semua dengan ketakutan dan linangan air mata.
Ia juga tahu,jika ia keluar dan dilihat pamannya,ia juga akan dibunuh. Dengan tekad yang dikuat kuatkan,Mosa hanya bersembuyi dan tidak keluar seperti pesan ayahnya.
Ia menyaksikan ayah ibunya dibantai,dan dikuburkan disitu juga. Mosa melihat itu semua dan mengingat kedelapan preman itu dan pamannya dengan kebenciaan dan amarah.
Setelah mengubur Detu dan Nola serta menghilangkan jejak,Pelo serta sekelompok preman itupun meninggalkan ladang sayur itu.
Mosa masih bersembunyi,walau hari telah malam. Ia baru keluar dari persembunyiannya ketika malam sudah larut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Lolowatie Maulany Priatna
awal cerita yg bagus, sy tgu kelanjutannya
2024-07-08
0
Jimmy Avolution
Hadir....
2023-06-11
1
Nasu Simon
koment dong...komentarmu adalah nutrisi otakku 🤟🌹🌹❤👍👍
2023-05-09
0