Mosa masih tinggal beberapa hari lagi di kampung halamannya. Masih ada hal lainnya yang harus ia lakukan,selain berlatih dengan Pak Jona. Ia sangat senang, pulang kampung untuk menyelesaikan persoalan, pembunuhan terhadap orang tuanya ,sepuluh tahun yang lalu, dan sangat tidak terduga,malah bertemu dengan orang yang harus ia cari.
Siapa sangka, Pembantai Dewa telah lama mengasingkan dirinya dikampung terpencil ini ? Dan siapa yang bisa menduga, orang tua lemah, yang kabarnya ditinggal mati oleh istri dan anak anaknya ini, adalah seorang yang mempunyai kekuatan yang menakutkan ?
"Mosa,apakah engkau berencana untuk membalas kematian orang tuamu ?"
" saya harus membalas pak Jona " jawab Mosa sambil menggertakan giginya.
" Hanya cacing cacing kecil. Dengan kemampuan ini,apakah sulit ?" Pak Jona dengan sengaja bertanya,untuk melihat watak Mosa. Walaupun ia yakin, Dalam sepuluh tahun ini,pasti Doni, telah memgajarkan.banyak hal yang beretika,bermoral dan bijaksana. Sebab sangat berbahaya, jika membesarkan anak singa. Dengan kemampuan yang ada, jika salah jalan, sangat berbahaya.
" Pak Jona, sebenarnya sudah tidak ada niat saya untuk balas dendam. Tapi sebagai anak, saya harus berbakti kepada orang tua " jawab Mosa.
" Hahaha.... Anak muda, apakah berbakti harus dengan membunuh para pembunuhnya ?"
Mosa agak terkejut dengan perkataan pak Jona. Yang ia tahu, jika sanak family meninggal karena dibunuh,maka yang lain harus membalas dendam.
" Mosa,pikirkanlah ini: Mereka yang membunuh orang tuamu,adalah pembunuh. Dan jika kamu membalas mereka, dengan membunuh mereka, apakah bedanya engjau dangan mereka ?"
" Dan lagi " lanjut Pak Jona.
" apakah orang tuamu setujuh, dengan membalas kematian mereka? Apakah mereka mau, engkau dicap juga pembunuh ? Sangat bisah, engkau membalas dendam,membunuh mereka tanpa ketahuan oleh siapapun? Dengan kemampuan ini, tidak ada yang mmustahil "
" Tapi pak Jona, bagaimanapun, saya harus memberikan keadilan kepada orang tuaku. terrlalu enak bagi mereka "
" hahaha...apakah mereka hidup tenang ? Bagaimanapun, menghilangkan kehidupan orang, selalu dikejar mimpi buruk.tiap hari ,mereka harus memastikan, tidak ada orang yang mengetahui perbuatan mereka "
Setelah mendengar wejangan dari Pak Jona, Mosa lalu merencanakan ,agar para pembunuh itu, mengakui perbuatan mereka.
" Ayah ,ibu aku akan membuat mereka mengakui perbuatan mereka di hadapan seluruh warga. Tunggulah penghormatan terakhir dari anakmu ini. Tidak...bukan hanya dari anakmu ini...tapi seluruh warga akan menghormati kalian. "
Setelah pak Jona mendengar perkataan Mosa, ia tersenyum puas. Keadilan tetap akan ditegakan bagi mereka yang teraniaya. Tapi bukan dengan kebencian.
" Pergilah...tegakkan keadilan bagi orang tuamu. setelah urusanmu selesai,kembalilah. Aku menunggumu disini. "
Setelah memberi hormat,Mosa berpamitan dengan pak Jona. Sekali berkelebat,lenyap dari hadapan pak Jona.
" sungguh kangkah...anak muda yang berbakat." gumam pak Jina seorang diri. Iapun berkelebat naik keatas atap rumah,duduk bersila dan mulai bermeditasi.
Mosa lalu berkelebag cepat, melompat dari pohon ke pohon menuju rumah pamannya. Ia lalu mendarat halus diatap rumah. Setelah memastikan tidak ada yang tahu kehadirannya disitu,dengan cara yang luar biasa ini. Kemudian Mosa melayang turun dengan ringan di halaman rumah Pelo,pamannya. Ia lalu melangkah masuk.
" Selamat malam paman...eh!? Ada tamu..maaf mengganggu."
Mosa dengan santai dan sambil tersenyum,masuk dan menyapa paman serta para sahabat pamannya itu.
Justru paman Pelo dan geng premannya itu yang terkejut, dengan kehadiran Mosa. Dalam ruang tamu itu, swmbilan orang menatapnya dengan berbagaj perasaan berkecamuk dalam bemak dan pikiran mereka.
" Ahhh...mengapa paman paman semuanya diam ? Silakan lanjutkan pembicaraanmya. Saya tidak tertarik." tiba tiba Mosa berkata,memecah kesunyian.
"Hahaha... Nak Mosa..bagaimana kabarmu ?" paman Pelo bertanya dengan kaku.
" Baik baik saja paman...selama tidak ada yang ingin mengambil nyawaku." Mosa dengan santainya menjawab.
" kau..." beberapa orang sontak berseru,namun yang lain hanya diam dengan raut wajah yang berubah ubah.
" Sttt ... Anak muda sekarang,memang asal bicara. " Preman yang paling tua diantara mereka, yang bernama Watu, berkata sambil mengedipkan matanya kearah teman temannya.
" Hahaha...ya benar itu " beberapa preman itu akhirnya bernafas agak lega walau hanya sesaat.
" Hahahaha... " tiba tiba Mosa ikut tertawa dengan suara yang lebih keras.sambil menatap tajam ke sembilan orang itu. Dan anehnya, mereka terus tertawa tanpa mampu untuk berhenti.
Pikiran mereka masih bekerja. Mereka sadar untuk berhenti tertawa. Swmakin mereka berusaha untuk berhenti, mereka semakin kuat tertawa. Kini masih tertawa ,mereka saling menatap dengan kebingungan dan ketakutan.
Kini pemandangan dalam rumah itu menjadi aneh. Ada yang terawa sambil memegang perut. Ada yang sambil memukul mukul meja, bahkan ada yang sudah bergulingan diatas lantai rumah.
" Besok pagi...pergilah kebalai desa,mengakulah atas perbuatan kalian sepuluh tahun yang lalu."
Setelah mengatakan demikian,sekali menghentakkan kakinya,Mosa berkelebat lenyap dari hadapan mereka. Dan merekapun berhenti tertawa. Mereka masing masing kebingungan dengan keadaan mereka. Mereka saling menatap dengan wajah pucat.
" Apakah dia hantu ?" tanya seorang dari mereka yang bernama Kejo.
" sepertinya... dia hantu ? Bisa menghilang ?" timpa yang lainnya,yang bernama Leo.
" apa...apa...yang dikatakannya tadi ?!" Paman Pelo yang beru tersadar dari keadaannya bertanya.
" ia menyuruh kita,mengakui perbuatan kita !?" om Watu berkata dengan ragu.
" dia hanya hantu..." Kejo yang shok bergumam.
" siapa yang hantu...lihat itu..." Leo menyela perkataan Kejo, sambil memungut sesuatu dari lantai, menunjukkannya kepada mereka semua.
Melihat benda yang dipegang oleh Leo,semua mata terbelalak karena terkejut dan ketakutan.
" pu..puntung rokok !?"
" dia bukan hantu..."
" bisa menghilang ?"
yang lain berkata kata dengan wajah pucat.
Mereka mulai berbisi bisik,membicarakan Mosa yang memiliki ilmu hebat,yang bisa menghilang itu.
Jelas...mereka tidak akan mengaku. Siapa yang mau di penjara ?
" Dengar...aku ada rencana..." seru Paman Pelo. Mereka kemudian berbisik bisik merencanakan sesuatu untuk memghadapi Mosa.
Sementara itu,setelah keluar dari rumah pamannya dengan pamer kekuatan, sebenarnya Mosa tidak pergi jauh. Ia berdiri tegak diatas atap rumah. Setelah mendengar bisik bisik mereka, seulas senyum jahatpun muncul di bibir Mosa.
Kemudian,Mosa berkelebat meninggalkan rumah pamannya, menuju ke pinggiran kampung ke kebun mereka.
" Ayah...ibu... Aku datang " bisik Mosa. Sekejap kemudian,dia berdiri diatas kuburan orang tuanya. Yang jika dilihat,tidak seperti kuburan,tanpa batu nisan dan tidak ada gundukan tanah. Namun Mosa yakin,disinilah kuburan ayah ibunya.
Sekitar jam sepuluh pagi,banyak orang telah berkumpul di halaman balai desa. termasuk pak tua Jona. Yang oleh warga ,dikenal dengan pak Jona,seorang perantauan tua,yang miskin,yang ditinggal mati oleh keluarganya.
" Warga kampung Keliwolo,kita diundang kebalai desa,karena ada beberapa hal yang besar, yang harus dibicarakan bersama denga warga semua. terutama ada hal yang menyangkut dengan anaknya Detu, Mosa ini. " juru bicara desa menjelaskan ,maksud dan tujuan diadakannya pertemuan ini.
" untuk itu,saya persilakan kepada bapak kepala kampung kita, untuk menjelaskan lebih lanjut kepada kita. "
Semua warga yang hadirpun diam,menunggu berita yang akan disampaikan oleh kepala kampung.
Kemudian, Paman Pelo berjalan maju,berdiri menghadap warga kampung.
' ternyata,paman telah diangkat sebagai kepala kampung ?' batin Mosa yang berdiri melihat dari kejauhan.
" warga kampung Keliwolo yang saya hormati. Pertama tama, saya mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran bapak ibu sekalian. Ada beberapa hal yang akan saya sampaikan. Yaitu ,dalam waktu dekat ini, jalan yang menuju kampung kita ini ,akan di hotmix, diberi aspal. Akan diperbaiki."
Mendengar itu, semua warga bersorak senang. karena sudah berpuluh puluh tahun, sejak jalan dibuka menuju kampung mereka,jalan belum diaspal. Sudah berulang kali,mereka didatangi oleh orang orang dengan janji untuk memperbaiki jalan,asal warga kampung memilihnya,menjadi anggota dewan.
" Kemudian," lanjut kepala kampung.
" akan dipasang listrik dikampung kita ini. Oleh karena itu, warga yang mau pasang listrik,silakan mendaftarkan nama, di sekretaris kampung."
" yang terakhir, adalah seperti yang kalian ketahui,keponakanku, anak dari Detu dan Nola,telah kembali dari kota. Dalam beberapa hari ini, ada laporan yang tidak menyenangkan dari warga,tentang anak Mosa."
"sebelum saya menjelaskan selanjutnya,silakan kalau ada warga yang mau bertanya."
kemudian salah seorang warga ,mengancungkan tangannya.
"ya silakan, kalau mau bertanya "
" iya trimakasih pak kepala kampung, saya mau bertanya, mengenai Mosa. Bukankah Mosa adalah keponakan bapak ? Alangkah baiknya jika itu diselesaikan secara kekeluargaan saja ? trimakasih pak kepala kampung."
" baik, akan saya langsung jawab saja. Begini, masalah yang dibuat oleh Mosa,menyangkut ketertiban dan keamanan kampung. Ini bukan masalah pribadi. Jadi saya meminga warga yang memutuskannya. " jawab Paman Pelo, selaku kepala kampung.
" pak Pelo, boleh saya bertanya ?"
"silakan " jawab pak Pelo.
" apa perbuatan Mosa,yang menurut pak Pelo itu dapat mengganggu keamanan kampung ?"
Mendengar pertanyaan itu, warga yang hadirpun mulai berbicara. Sehingga suasana mulai ramai.
" harap tenang...warga diminta untuk tenang " jurubucara kampung angkat bicara untuk menenangkan warga. Setelah warga tenang, kepala kampung mulai berbicara lagi.
" setelah saya membawa perkara ini di hadapan warga sekalian ini, tentu telah saya pikirkan secara matang. Dan hanya dengan cara inilah, baru bisa diselesaikan. "
" apakah pak Pelo ada bukti dan saksi,kalau pelakunya adalah Mosa?" tanya seorang warga.
" Sekalipun Mosa adalah keponakanku,, demi keadilan bagi Detu dan Nola,kita harus menahan Mosa."
"pak Pelo...apakah maksud pak Pelo? Kami tidak mengerti !" seorang warga bertanya,sambil mengerutkan keningnya.
"Baik...mari kita dengar dari korbannya. Korban adalah saksi dan buktinya, silakan yang menjadi korban untuk maju kedepan,dan memberikan kesaksiannya." kata paman Pelo dengan suara yang keras.
Kemudian dari kerumanan warga, maju delapan orang,berdiri menghadap kepala kampung dengan wajah tertunduk.
Setelah delapan orang ini tampil untuk memberi kesaksian mereka, senyum licik menghiasi wajah kepala kampung.
" Silakan...warga menanti, apa yang terjadi,mereka harus tahu " tegas kepala kaampung.
"tapi pak...apakah kami...Mosa itu..."
" ada apa dengan om Watu ? Apakah masih takut ?" tanya pak Pelo.
' Hmm sandiwara yang bagus ' gumam Mosa sambil tersenyum senyum.
" nah...ceritakan kepada warga,apa yang engkau alami "peringah pak Pelo
" baiklah kalau begitu." kata pak Watu dengan kepala tertunduk.
" kemarin sore,saya didatangi oleh nak Mosa,ia akan memberiku uang lima puluh juta,jika aku bersedia mengakui sesuatu yang tidak aku lakukan." sampai disini,pak Watu menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan
" namun, jelas aku menolaknya,tetapi Mosa mengancam akan melakukan sesuatu yang akan merugikanku "
"tapi...melakukan perbuatan apa,yang bayarannya sangat mahal itu ?" seorang warga bertanya,dengan tatapan marah.tentunya dia merasa marah dengan Mosa. Warga yang lainpun mulai berbisik bisik.semakin lama swmakin ramai. Semuanya merasa tidak puas dengan Mosa. Paman Pelo tersenyum puas.
Tak lama kemudian, pak Pelo mengangkat tangannya,memberi isyarat agar warga tenang.
Suasana membali tenang
"pak Watu,lanjutkan ceritamu " perintah pak Pelo.
" Ahh.... Aku yang tua ini, merasa sangat marah,ketika Mosa memintaku untuk mengakui ,kalau aku telah membunuh orang tuanya."
" Apa !??" Paman Pelo berpura pura sangat terkejut.
" Gila ini anak "
"bagaimana bisa mengakui perbuatan itu?"
"apa mungkin orang tuanya telah meninggal?"
"kita harus menangkap Mosa"
Warga beramai ramai mengeluarkan komentar mereka.
"ya..kita harus menangkap Mosa"
"dimana Mosa ?"
" apa dia sudah kabur?"
warga mulai melihat kekiri dan kanan untuk mencari Mosa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Terus...
2023-06-11
0