Akhir Kisah Dua Semester

Akhir Kisah Dua Semester

Chapter 1 – Menjadi Sopir Dadakan

Arya bergegas menuruni anak tangga satu persatu. Dilihatnya jam tangan yang melingkar di tangannya. Dia sudah rapi menggunakan jas berwarna abu-abu yang senada dengan celananya. Rambutnya yang terlihat rapi karena habis dirapikan di Barber Shop terkenal langganannya.

Arya sangat gugup hingga dia melupakan sarapan paginya. Harusnya dia sudah datang ke rumah mempelai wanita untuk menjemput pengantin yang hari ini akan melaksanakan resepsi pernikahan di sebuah hotel mewah.

“Arya ... kamu gugup sekali, Nak?” sapa Bu Arni, ibu dari Arya.

“Ibu Arya ada pekerjaan, harusnya ini bukan kerjaan Arya sih, Bu. Tapi, empat sopir di kantor izin karena sedang sakit. Ibu tahu ‘kan, meski kota ini sudah sedikit aman, tapi pandemi katanya masih mengancam? Ya, sudah Arya liburkan sopir yang sedang sakit, sampai benar-benar sembuh total. Dan, hari ini Si Asep, yang harusnya mengantar pengantin, malah dia enggak berangkat. Mau siapa lagi kalau bukan Arya yang mengantarnya? Kemarin ada yang mau sewa mobil pengantin, sudah ditangani Asep, Asepnya malah sakit dan harus isolasi mandiri, Bu,” Jelas Arya dengan sedikit gugup, sambil menyesap kopi buatan ibunya.

“Jadi kamu yang mau jemput gitu?” tanya Pak Rozak, ayah sambung Arya yang sudah Arya anggap seperti ayah kandungnya sendiri.

“Ya, siapa lagi kalau bukan Arya, Pak? Lagian kantor juga sedang aman, ada Saiful yang bantuin,” jawab Arya.

“Arya ... kan masih banyak sopir lainnya?” ujar Bu Arni.

“Ibu ... sudah pada berangkat ke luar kota semua sopir yang lain, di kantor hanya ada Satpam, Saiful, dan Arya. Enggak mungkin Arya nyuruh Saiful jemput pengantin, dia belum bisa nyopir jauh-jauh, kan? SIM aja dia belum punya?” jelas Arya.

“Ya sudahlah, kamu hati-hati ya, Nak?”

“Ya ampun ibu ... paling ke Hotel terdekat sini saja kok? Lagian bapak juga pasti kenal dengan yang punya hajat?” ucap Arya.

“Siapa, Ar?” tanya Pak Rozak.

“Itu Pak Hermawan, pengusaha batik dari Pekalongan. Yang memiliki beberapa butik di sini khusus kain batik,” jawab Arya.

“Oh, iya bapak tahu, sepertinya dia juga punya beberapa ruko di Tanah Abang yang khusus jualan batik-batik asli dari Pekalongan. Semua karyawan Pak Hermawan juga kebanyakan orang pekalongan,” jelas Pak Rozak.

“Bapak kenal dengan orangnya?” tanya Bu Arni.

“Kenal nama saja, Bu. Dia kan konglomerat, anak semata wayangnya katanya model, baru lulus kuliah di Harvard University.” Jawab Pak Rozak.

“Keren ya, Pak?” ucap Bu Arni.

“Pak, Bu, Arya pamit dulu, ya? Sudah mau jam tujuh, takut kena macet, soalnya jam delapan harus sudah stay di Hotelnya,” pamit Arya.

“Ya sudah, hati-hati kamu, Ar. Jangan lupa nanti sarapan,” ujar Pak Rozak.

“Tenang, Pak. Di sana bakalan banyak makanan enak, kok,” ujar Arya.

Meski Arya juga seorang pengusaha muda yang sukses, dia tidak pernah gengsi untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya sudah bukan pekerjaannya lagi. Memang dia dulu mantan driver travel luar kota, dan setelah mendapatkan modal dari penjualan tanah warisan Pak Rozak, Arya mulai mengembangkan usahanya. Dia mulai membuka rental mobil, lalu berkembang hingga dia memiliki armada lain, seperti jetbuz dan mobil lainnya untuk taksi online. Arya juga sudah memiliki taksi online atas namanya sendiri, yang dikelola bersama Pak Rozak. Meski ayah sambung, Pak Rozak dan Arya sangat akrab, dan sangat kompak mengembangkan bisnisnya mulai dari nol.

Kehidupan Arya mulai berangsur membaik setelah dia bertemu sosok laki-laki yang baik seperti Pak Rozak. Itu mengapa Arya setuju kalau Pak Rozak menikahi ibunya yang sudah lama sendiri, dan membesarkan Arya sendiri tanpa sosok laki-laki di sampingnya. Setelah lulus SMA, Pak Rozak menikahi ibunya Arya, dan kehidupannya berangsur membaik. Ekonomi keluarga Arya berhasil diperbaiki sedikit demi sedikit.

Arya melajukan mobilnya menuju kediaman keluarga Hermawan. Sesampainya di depan rumah Pak Hermawan, dia mengerutkan keningnya. Pintu gerbang di rumah megah itu hanya separuh yang terbuka. Di halaman rumah itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa mobil saja, seperti tidak ada hajatan sama sekali, mungkin karena acaranya nanti akan di gelar di balroom hotel. Dan di rumahnya hanya diadakan ijab qobul saja.

“Ah, masa iya mau ada acara pernikahan? Apa mungkin karena acaranya akan diadakan di Balroom Hotel? Tapi, meski demikian, biasanya tetap ramai di rumahnya? Aku kan tidak sekali dua kali mengantar pengantin?” Arya melirih sambil matanya terus menerawang halaman rumah mewah itu.

Arya melihat dua Satpam menghampirinya. Arya turun dari dalam mobilnya, dia pun penasaran, betul atau tidak ini rumah Pak Hermawan.

“Selamat siang, Pak? Ada yang bisa kami bantu?” tanya salah satu satpam tersebut.

“Selamat siang, Pak. Apa benar ini kediaman Pak Hermawan, yang kemarin memesan mobil pengantin?” tanya Arya pada Satpam rumah.

“Oh iya, betul, Pak. Tapi, acara akad nikahnya belum di mulai, Pak. Paling sebentar lagi, menunggu penghulu datang. Maklum musim kawin kali ya, Pak? Jadi penghulunya bergilir,” jawab Satpam tersebut.

“Ah, bisa jadi seperti itu, Pak. Jadi ini masih lama, Pak?” tanya Arya.

“Iya kayaknya, tapi gak tahu juga sih, Pak. Ini padahal sudah mau jam delapan, harusnya ijab qobul tadi jam tujuh. Apa mungkin penghulunya belum bangun?” jawab Satpam satunya dengan terkekeh.

“Bapak ada-ada saja, kalau kiranya masih agak lama, saya mau cari minuman dulu di mini market sana, Pak. Sambil menunggu, kan dari mini market itu kelihatan dari sini,” ucap Arya.

“Oh, baik, Pak. Silakan,” jawab Satpam tersebut.

Arya melajukan mobilnya ke mini market yang dekat dengan rumah Pak Hermawan. Dia membeli beberapa minuman dan roti. Baru kali ini dia meninggalkan sarapan di rumah karena buru-buru supaya tidak terlambat menjemput pengantin. Ternyata malah acara ijab qobulnya saja belum dimulai. Arya kembali masuk ke dalam mobil. Dia memakan roti yang ia beli tadi, dengan meminum susu uht rasa cokelat kesukaannya. Dia mengambil gambar roti dan susu itu dengan ponselnya, lalu ia kirimkan pada ibunya lewat Whatsapp.

“Bu, kalau tahu acaranya belum di mulai, tadi aku sarapan nasi goreng buatan ibu. Akhirnya Arya kelaparan gini, Bu.”

Arya menuliskan pesan tersebut pada ibunya. Ibunya adalah teman terbaik untuk Arya. Setiap hal apa pun dia pasti menceritakan pada ibunya, dia selalu jujur dan tidak pernah membantah ibunya sama sekali. Bahkan dia sampai rela putus dengan kekasihnya lantaran keluarga dari mantan kekasihnya menjelekkan ibunya. Arya paling tidak suka kalau ibunya disakiti oleh orang lain. Karena bagi Arya ibunya adalah segalanya untuk Arya. Tempat bercanda, bermanja, dan berkeluh kesah.

“Ibu kan bilang, sarapan dulu, kamu malah gugup seperti itu. Sudah kamu hati-hati, nanti harus makan nasi kalau sudah di tempat acara.”

“Siap ibu ... I Love You ....”

“Love you too, Sayang ....”

Arya menaruh ponselnya di jok sebelahnya. Dia kembali menikmati roti dan susu uht rasa cokelatnya, sambil mendengarkan musik di dalam mobil. Tidak sengaja lagu yang menjadi kenangan dengan mantan kekasihnya yang bernama Naira itu terputar di daftar playlist.

“Nai, kamu baik-baik saja, kan? Bagaimana kabar kamu saat ini, Nai? Apa kamu sudah mendapatkan penggantiku? Tapi, aku rasa kamu belum mendapatkannya, kalau sudah, tidak mungkin seminggu sekali kamu menghubungiku?” Ucapnya melirih dengan memejamkan mata menikmati lagunya.

Ingatannya tentang Naira terus berputar di otaknya. Arya mengenang masa-masa indah dengan mantan kekasihnya yang sangat ia cintai, dan sampai sekarang pun masih ada cinta untuk Naira. Tapi, dia mengingat bagaimana ayah Naira yang mengolok-olok ibunya. Memang saat itu, Arya belum sesukses sekarang ini.

Terpopuler

Comments

ku nyimak dulu mom
apa kabar nya keluarga rahim penganti mom kangen juga ya cuma baru ketemu sekarang 😅😅🙏🏻

2023-02-19

0

Hany Honey

Hany Honey

yuk ramaikan yuk....

2023-02-18

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 – Menjadi Sopir Dadakan
2 Chapter 2 – Pengantin Minggat
3 Chapter 3 – Si Utun Kelaparan
4 Chapter 4 - Perkenalan
5 Chapter 5 – Menikahlah Denganku
6 Chapter 6 – Balada Nasi Megono
7 Chapter 7 – Dua Semester Saja
8 Chapter 8 – Keputusan Santi
9 Chapter 9 – Kepulangan Arya Ke Jakarta
10 Chapter 10 – Niat Baik Arya
11 Chapter 11 – Meminta Restu
12 Chapter 12 – Gaun Pengantin
13 Chapter 13 – Calon Suami Dadakan
14 Chapter 14 – Curhatan Masa Lalu
15 Chapter 15 - Kencan
16 Chapter 16 – Mulai Curiga
17 Chapter 17 – Sebatas Figuran
18 Chapter 18 – Bos Dadakan
19 Chapter 19 – Mertua Yang Baik
20 Chapter 20 – Ipul Yang Kelaparan
21 Chapter 21 – Hitam Di Atas Putih
22 Chapter 22 – Perjanjian Dua Semester
23 Chapter 23 – Oky Jelly Drink Penunda Lapar
24 Chapter 24 – Jangan Kegeeran
25 Chapter 25 – Makin Ke Sini Makin Aneh
26 Chapter 26 – Seperti Suami Istri Betulan
27 Chapter 27 – Tidak Bisa Melawan Restu
28 Chapter 28 – Mantan Kekasihnya Kembali
29 Chapter 29 – Korban Keegoisan
30 Chapter 30 – Mulai Hidup Baru
31 Chapter 31 – Kamu Hanya Istri Sewaan
32 Chapter 32 – Tidak Ada Anak Haram
33 Chapter 33 – Garis Khatulistiwa
34 Chapter 34 – Selamat Tinggal Masa Lalu
35 Chapter 35 – Perempuan Paling Beruntung
36 Chapter 36 – Aku Akan Belajar Mencintaimu
37 Chapter 37 – Mencintai Dalam Hati
38 Chapter 38 – Membeli Perlengkapan Bayi
39 Chapter 39 - Persalinan
40 Chapter 40 – Denganmu Aku Sempurna
41 Chapter 41 – Belajar Memasak
42 Chapter 42 - Aku Tidak Mau Berdebat Dengan Papa
43 Chapter 43 - Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
44 Chapter 44 - Permintaan Naira
45 Chapter 45 - Goresan Masa Lalu Kelam
46 Chapter 46 - Tidak Akan Terganti
47 Chapter 47 - Membahagiakan Orang Yang Aku Cintai
48 Chapter 48 - Berutang Nyawa
49 Chapter 49 -
50 Chapter 50 - Aku Harus Melepaskanmu
51 Chapter 51 - Pura-Pura Mencintai
52 Chapter 52 - Rencana Hermawan dan Rozak
53 Chapter 53 - Tamu Misterius
54 Chapter 54 - Terhanyut Dalam Kerinduan
55 Chapter 55 - Terlalu Egois
56 Chapter 56 - Meminta Kembali
57 Chapter 57 -
58 Chapter 58 - Surat Gugatan
59 Chapter 59 - Pertengkaran Sengit
60 Chapter 60 - Kejutan Yang Sia-Sia
61 Chapter 61 - Mengunjungi Rumah Zahra
62 Chapter 62 (The End) - Tak Akan Pernah Tergantikan
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Chapter 1 – Menjadi Sopir Dadakan
2
Chapter 2 – Pengantin Minggat
3
Chapter 3 – Si Utun Kelaparan
4
Chapter 4 - Perkenalan
5
Chapter 5 – Menikahlah Denganku
6
Chapter 6 – Balada Nasi Megono
7
Chapter 7 – Dua Semester Saja
8
Chapter 8 – Keputusan Santi
9
Chapter 9 – Kepulangan Arya Ke Jakarta
10
Chapter 10 – Niat Baik Arya
11
Chapter 11 – Meminta Restu
12
Chapter 12 – Gaun Pengantin
13
Chapter 13 – Calon Suami Dadakan
14
Chapter 14 – Curhatan Masa Lalu
15
Chapter 15 - Kencan
16
Chapter 16 – Mulai Curiga
17
Chapter 17 – Sebatas Figuran
18
Chapter 18 – Bos Dadakan
19
Chapter 19 – Mertua Yang Baik
20
Chapter 20 – Ipul Yang Kelaparan
21
Chapter 21 – Hitam Di Atas Putih
22
Chapter 22 – Perjanjian Dua Semester
23
Chapter 23 – Oky Jelly Drink Penunda Lapar
24
Chapter 24 – Jangan Kegeeran
25
Chapter 25 – Makin Ke Sini Makin Aneh
26
Chapter 26 – Seperti Suami Istri Betulan
27
Chapter 27 – Tidak Bisa Melawan Restu
28
Chapter 28 – Mantan Kekasihnya Kembali
29
Chapter 29 – Korban Keegoisan
30
Chapter 30 – Mulai Hidup Baru
31
Chapter 31 – Kamu Hanya Istri Sewaan
32
Chapter 32 – Tidak Ada Anak Haram
33
Chapter 33 – Garis Khatulistiwa
34
Chapter 34 – Selamat Tinggal Masa Lalu
35
Chapter 35 – Perempuan Paling Beruntung
36
Chapter 36 – Aku Akan Belajar Mencintaimu
37
Chapter 37 – Mencintai Dalam Hati
38
Chapter 38 – Membeli Perlengkapan Bayi
39
Chapter 39 - Persalinan
40
Chapter 40 – Denganmu Aku Sempurna
41
Chapter 41 – Belajar Memasak
42
Chapter 42 - Aku Tidak Mau Berdebat Dengan Papa
43
Chapter 43 - Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya
44
Chapter 44 - Permintaan Naira
45
Chapter 45 - Goresan Masa Lalu Kelam
46
Chapter 46 - Tidak Akan Terganti
47
Chapter 47 - Membahagiakan Orang Yang Aku Cintai
48
Chapter 48 - Berutang Nyawa
49
Chapter 49 -
50
Chapter 50 - Aku Harus Melepaskanmu
51
Chapter 51 - Pura-Pura Mencintai
52
Chapter 52 - Rencana Hermawan dan Rozak
53
Chapter 53 - Tamu Misterius
54
Chapter 54 - Terhanyut Dalam Kerinduan
55
Chapter 55 - Terlalu Egois
56
Chapter 56 - Meminta Kembali
57
Chapter 57 -
58
Chapter 58 - Surat Gugatan
59
Chapter 59 - Pertengkaran Sengit
60
Chapter 60 - Kejutan Yang Sia-Sia
61
Chapter 61 - Mengunjungi Rumah Zahra
62
Chapter 62 (The End) - Tak Akan Pernah Tergantikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!