episode 3

*

Pandu duduk di taman sekolah sambil membaca buku.

Renata dan Karina berjalan ingin kembali ke kelas melewati sekitaran itu. Dia melihat Pandu dari kejauhan yang saat ini sedang fokus membaca bukunya.

Saat Pandu mengangkat wajah, Ia melihat ke arah Renata yang berjalan sambil melihat ke arahnya.

Renata jadi salah tingkah, dan buru-buru melihat ke depan, dan pura-pura sibuk bicara dengan Karina.

Pandu hanya senyum dan kembali melanjutkan membaca.

Iyan berlari mencari Pandu.

"Ternyata loe di sini, kelas kita lagi cari pemain basket, loe kok gak ikut daftar?" tanya Iyan yang masih ngos-ngosan.

"Gue gak tertarik untuk tanding," jawab Pandu

"Tapi kita kekurangan orang," kata Iyan

"Anak-anak yang lain masih banyak," ucap Pandu

"Ya sudah kalau gak mau, ayo kembali ke kelas," ajak Iyan sambil merangkul bahu Pandu.

"Loe tinggi amat ya, susah gue rangkul," ucap Iyan

"Loe nya aja yang terlalu pendek," canda Pandu

"Enak aja begini-begini tinggi gue 168 lo,"

Pandu hanya senyum,

"Kalau seleksi jadi tentara pasti langsung ditolak," ucap Pandu sedikit bercanda

Iyan tertawa begitu juga Pandu.

Mereka bercanda sambil saling merangkul pundak hingga sampai ke kelas, mereka terlihat akrab hanya dalam waktu beberapa hari.

*

Sore hari Pandu duduk di pinggir melihat Edo dan yang lainnya latihan basket.

Pandu membenarkan kaca-matanya.

Ajeng duduk di sampingnya ikut menonton.

Dari kejauhan Renata yang baru keluar dari aula melihat mereka berduaan yang terlihat mengobrol sambil bercanda.

Yuda mengejar Renata.

"Re ini kertas lagunya yang untuk dihafalin, sudah gue salin semuanya, tinggal loe pilih aja mau lagu yang mana." ucap Yuda

"Ah iya thank Yud, ayo bareng ke asrama." ajak Renata

Yuda mengangguk.

Yuda dan Renata berjalan berdua sambil ngobrol.

Pandu juga melihat ke arah mereka yang sudah berjalan pergi.

Renata memang baik pada semua orang, wajar jika banyak yang suka batin Pandu

*

Hari pertandingan pun tiba, Iyan dan Edo panik karna pemain mereka kurang, dikarnakan ada yang sakit.

Iyan dan Edo jadi terpaksa memaksa Pandu untuk main.

"Pandu loe harus main," bujuk Edo

"Gak, cari yang lain saja," tolak Pandu.

"Ayolah tolongin kita," bujuk Iyan lagi.

"Gue gak bisa," ucap Pandu yang terus menolak

"Kita gak ada pemain lagi, gue mohon," keluh Iyan dengan wajah memelas.

"Iya Pandu, kalau kalah sebelum pertandingan itu akan sangat memalukan," tambah Edo lagi

"Tapi gue gak bisa, benar-benar gak bisa," Pandu tetap menolak

"Pokoknya main saja, ayo cepat ganti baju," kata Edo

"Baiklah kali ini saja," Pandu mengambil baju dan langsung menggantinya.

Di lapangan.

"Pemain kalian kurang, yakin mau main? gak mau ngaku kalah?" tanya Boy dengan nada meremehkan.

"Enak aja ngaku kalah," balas Iyan

Pandu berlari masuk setelah berganti baju.

Boy dan Yuda tertawa terbahak-bahak melihat pandu.

Pertandingan pun dimulai, wasit membunyikan peluit lalu melempar bola ke atas.

Mereka mulai main, Boy menghalangi Pandu melempar bola.

Boy tersenyum menantang saat Ia berhasil merebut bola.

Pertandingan tetap berlangsung. Para penonton bersorak mendukung Boy.

Iyan melempar bola ke arah Edo dan langsung Edo lempar ke ranjang, lalu bola ditangkap Pandu lagi.

Saat Pandu akan melempar bola, Boy sengaja menyenggol Pandu hingga terjatuh, kaca-Mata Pandu terjatuh ke bawah.

Renata berlari ke lapangan saat pertandingan berlangsung.

Saat teman Boy ingin menginjak kaca-mata Pandu, Renata langsung memegangnya, hingga teman Boy menginjak tangan Renata.

Boy menatap temannya dengan tajam, temannya melepaskan kakinya dari tangan Renata dan langsung meminta maaf.

Renata hanya diam lalu memakaikan kaca-mata Pandu.

"Terima kasih Renata," ucap Pandu

Renata tersenyum dan memberi semangat, Pandu melihat ke arah tangan Renata yang memerah.

Renata berlari dan duduk kembali dekat Karina.

"Kenapa loe nolong lawan kita?" tanya Karina.

Renata hanya diam sambil tersenyum.

Pandu bermain dengan semangat dan berhasil memasukkan banyak bola.

Pertandingan selesai, kelas Iyan pun menang

Mereka bersorak bahagia.

Boy kesal dan langsung membanting bola ke arah Pandu, Pandu menangkapnya langsung.

Iyan, Edo dan Pandu berbaring di lapangan karna kelelahan, mereka tertawa bersama saat mengingat wajah kesal Boy.

"Pandu ternyata loe bisa main juga ya?" Iyan bahagia saat menatap Pandu

"Sedikit," jawab Pandu singkat .

"Tapi loe hebat bisa masukin banyak," kata Iyan

Pandu hanya senyum "Hanya keberuntungan,"

Pertandingan-pertandingan lainnya berlangsung.

Renata bermain tenis melawan kelas lain.

Setelah semua pertandingan selesai Pandu menemui Renata.

"Renata ini minum," Pandu menyodorkan minuman yang sudah Ia bukakan.

"Terima kasih," Renata tersenyum

Renata langsung meminumnya.

"Renata," panggil Pandu

"Ada apa?" tanya Renata saat menoleh

"Tadi terima kasih banyak," ucap Pandu sambil tersenyum

Renata tersenyum mengangguk

"Loe Pandu ya?" tanyanya.

"Iya. Oh ya sini tangan loe gue kompres pake es batu," kata Pandu yang sudah membawa es batu

Renata memberikan tangannya

"Sakit gak?" tanya Pandu perhatian

Renata menggeleng,

"Ini hanya merah sedikit," kata Renata

"Maafin gue, ini karna loe ingin mengambil kaca-mata gue," ucap Pandu

"Santai saja, gak sakit kok, jadi jangan merasa bersalah gitu." kata Renata

Pandu menatap ke arah Renata yang sedang tersenyum.

"Gue suka basket, tapi gak bisa main basket, loe mau ngajarin gue gak?" tanya Renata.

"Tapi gue gak sehebat Boy," ucap Pandu

"Gak apa-apa, kapan-kapan ajarin gue mau gak? gue liat tadi loe hebat banget masukin bola ke ranjang," ucap Renata

"Itu hanya keberuntungan, kenapa gak minta ajarin Boy saja," ucap Pandu

"Boy orangnya agak emosian, nanti gue malah bikin dia kesal," ucap Renata.

"Ya sudah, kapan-kapan kalau ada waktu gue ajarin loe main." kata Pandu setuju

Boy datang mendekat dan menatap tajam ke arah Pandu.

Pandu melepaskan tangan Renata

"Gue pergi ke sana dulu, cari yang lainnya," ujar Pandu menghindar.

Pandu berjalan pergi.

"Pandu," panggil Renata

Pandu menoleh.

"Terima kasih minumannya dan juga kompresannya," ucap Renata sambil mengangkat minuman.

Pandu mengangguk.

*

Malam hari Yuda dan Renata nyanyi di depan siswa lain, Boy dan Karina juga ikut.

Pak Haikal dan Bu Indah juga menyanyi.

Semuanya juga dansa bersama.

Semua melihat ke arah Boy dan Renata saat mereka dansa.

Renata tersenyum bahagia.

"Re loe liat, semuanya lagi ngeliatin kita," kata Boy

Renata melihat ke sekeliling, Pandu juga melihat mereka.

Renata berputar dan langsung jadi pasangan Yuda, semua bertukar pasangan.

Setelah dansa, Pak Haikal mengumumkan pemenang pertandingan tadi siang, kelas Iyan hanya unggul di basket.

Pertandingan lainnya dimenangkan kelas Boy semua.

Boy dan yang lainnya bersorak meremehkan kelas Iyan.

Iyan dan Edo terlihat kesal.

Karina melihat Boy dan Renata tersenyum bersama saat tos.

Kenapa Boy hanya melihat Renata, padahal Renata gak pernah suka padanya batin Karina.

Terpopuler

Comments

Helboy Kcb

Helboy Kcb

siiplah

2020-06-19

1

*hanya wanita biasa*

*hanya wanita biasa*

pandu itu lgi nyamar jd ank skolah ya thor...

2020-06-10

1

Afifah Nurdiana

Afifah Nurdiana

karina itu bahaya
musuh dalam selimut

2020-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!