SELAMANYA
Pagi hari yang cerah, matahari mulai naik, semua siswa sudah siap-siap di kantin asrama menikmati sarapan seperti biasa.
Setelah sarapan usai, mereka satu persatu pergi ke sekolah dan masuk ke kelas masing-masing.
Sekolah yang tadinya sunyi langsung ramai seperti pasar saat jam mendekati pukul 07.00 WIB.
Seperti biasa mereka selalu bercanda ria sebelum guru masuk ke ruangan, mereka merobek-robek kertas lalu saling melempar kertas, hal yang biasa mereka lakukan dipagi hari.
Saat guru datang, semua siswa langsung berlari panik dan membersihkan kertas mereka, lalu duduk rapi. Semua kelas hampir seperti itu, inilah kelakuan anak-anak sekolah menengah atas.
Disaat pelajaran dimulai, semuanya fokus belajar. Hanya 2, 3 orang yang tidak terlalu memperhatikan.
Saat istirahat, semua berlari ke kantin dan berebutan ketika memesan makanan kepada pemilik kantin.
Saat pulang sekolah, semuanya langsung pergi mengantre makan siang di asrama.
Mereka berbaris rapi saat mengambil makanan. Dan pada malam harinya, mereka mengantre lagi. Itulah kesibukan kehidupan asrama setiap harinya, dan terus berulang seperti itu.
*
Pagi hari berikutnya, mereka seperti biasa kembali mengantre makanan, lalu berlari ke sekolah setelah menghabiskan sarapan masing-masing.
Saat mereka sedang bercanda ria, tiba-tiba guru sudah berjalan mendekat.
"Pak Haikal datang!" seru iyan sambil berlari. "Cepat duduk! Cepat!" Tambah Iyan
Semuanya pun duduk dengan rapi tanpa suara.
Pak Haikal masuk bersama anak baru. Semuanya mengintip diam-diam pada seseorang yang berjalan dibelakang Pak Haikal, itu adalah murid baru. Anak baru itu tersenyum ke arah seisi kelas sambil membenarkan kaca-mata-nya. Anak baru itu mempunyai rambut yang tersisir rapi, kulit putih dan tubuh tinggi.
"Anak-anak, kenalkan ini murid baru pindahan dari Lombok," ujar Pak Haikal
"Ya," kata semua siswa dengan serempak.
Pak Haikal menoleh ke arah murid baru. "Silakan perkenalkan diri kamu."
Anak baru itu menarik nafas sedikit lalu mengeluarkannya perlahan
"Perkenalkan, nama saya Pandu, pindahan dari Lombok. Semoga kalian bisa menerima saya di sini. Salam kenal dari saya," kata anak bernama Pandu itu.
"Salam kenal," semua siswa menyambutnya dengan ramah.
Pak Haikal mempersilakan Pandu untuk duduk
"Pandu." panggil Iyan, Pandu menoleh ke arahnya.
"Sini, duduk sama gue sini," kata Iyan pelan
"Ah iya, terima kasih." Pandu menyimpan tasnya di bawah, lalu duduk di samping Haikal.
Dia berjabat tangan dengan Iyan, mereka mulai saling berkenalan.
"Kenalin, gue Iyan." Iyan tersenyum ceria
"Pandu." ucapnya
Dia langsung mengeluarkan buku catatannya setelah berkenalan.
Saat pelajaran dimulai beberapa menit, Iyan mulai mengantuk. Pandu beberapa kali melihat ke arahnya. Dan di tengah pelajaran, Iyan tertidur.
Begitu matanya tertuju kepada Iyan, Pak Haikal perlahan mendekat dan mengetuk meja beberapa kali. Tapi Iyan tetap tertidur.
Pandu melihat tatapan Pak Haikal. Meski Pak Haikal berdeham, Iyan tak kunjung mendengarnya. Semua siswa melihat ke arah Iyan sambil tersenyum-senyum. Pandu menyenggol Iyan dengan kuat hingga Iyan bangun dan kaget melihat Pak Haikal di dekatnya.
"Maaf pak saya ketiduran," kata Iyan dengan terbata-bata.
"Semalam pasti kabur lagi kan?" tanya Pak Haikal
"Tidak Pak, beneran, gak bohong, suer," jawab Iyan berusaha mengelak dan mengangkat 2 jari.
"Sekarang juga berdiri di depan sampai pelajaran berakhir," kata Pak Haikal dengan nada suara tinggi.
"Tapi Pak," kata Iyan ingin menolak.
"5 menit lagi gak berdiri hukumannya diganti jadi lari keliling lapangan. Mau?" suara Pak Haikal semakin keras.
"Iya Pak, iya, saya berdiri sekarang juga," ucap Iyan
Iyan berlari keluar, dan berdiri di depan kelas, Ia menghela nafas berat.
"Bodoh banget gue, bisa-bisanya tidur saat pelajaran Pak Haikal." gumamnya
Setelah satu jam lebih, lonceng Istirahat berbunyi. Semua siswa berlari keluar dan langsung pergi ke kantin.
Pak Haikal keluar dan memperbolehkan Iyan masuk, Iyan menghela nafas lega karna saat ini kakinya seperti akan lepas, lalu Ia berjalan masuk sambil memegang kaki yang pegal.
"Pegal gue," kata Iyan kepada Pandu
"Makanya jangan tidur saat pelajaran. Memangnya loe ngapain semalam hingga jam segini udah ngantuk?" tanya Pandu
"Semalam gue gak tidur karena main game, lagi seru-serunya, makanya lupa waktu, pas gue liat ternyata sudah jam 3 pagi." ucap Iyan terkekeh.
"Lain kali jangan seperti itu lagi, ingat itu," kata Pandu
"Ya," jawab Iyan dengan wajah lesu sambil menggaruk kepala.
"Ini sudah jam istirahat kenapa loe masih buka buku?" tanya Iyan lagi
"Mengulang pelajaran tadi biar gak lupa," jawab Pandu santai.
"Ayo kita pergi ke kantin, saat ini waktunya kita jajan lo," kata Iyan
"Gue gak ikut, loe sendiri saja, gue gak lapar," ucap Pandu menolak.
"Ya sudah gue pergi dulu, teman-teman yang lain sudah nungguin gue pastinya. Mau di bawain cemilan gak?" tanya Iyan
"Gak usah," Pandu menggeleng sambil tersenyum tipis.
"Ya sudah gue ke kantin dulu." Iyan berlalu pergi dan berlari ke kantin dengan bahagia dan langsung duduk di samping Ajeng.
"Habis dihukum tapi wajah tetap bahagia," kata Edo saat melihat ke arah Iyan yang selalu tersenyum.
"Loe dihukum lagi, pasti karena main game kan kemarin malam?" tanya Ajeng
Iyan tersenyum dan membenarkan.
"Dasar bodoh makanya jangan bergadang lagi, game itu cuma buat kita jadi bodoh hingga lupa waktu," kata Ajeng
"Salah, game itu ngilangin stres," balas Iyan
"Ngilangin otak iya," balas Ajeng lagi
"Tapi loe emang pantas dihukum, kalaupun gak tidur, loe juga gak bakal dengar apa yang guru terangkan," kata Edo sedikit meremehkan, bercanda pada Iyan.
"Enak aja loe bilang, gue ini selalu mendengar apa yang guru terangkan, tapi gue gak pernah ngerti apa yang diterangkan," canda Iyan terkekeh
Edo dan Ajeng tertawa mendengar kata Iyan
"Sama aja," sahut Edo
Tiba-tiba mata iyan melihat ke arah 2 orang yang sedang berjalan, "Hei itu Karina sama Renata," ucapnya
Edo melihat ke arah yang dilihat Iyan "Sebentar lagi Boy pasti menyusul mereka," kata Edo yang sudah hafal jika Boy sering mengikuti Renata.
Renata dan Karina duduk di pojokan setelah memesan minuman, dan benar saja Boy datang bersama Yuda dan duduk bersama mereka.
"Benar kan?" kata edo bangga karena perkiraannya tepat.
Iyan dan Ajeng hanya senyum.
"Re, mau makan apa? gue yang traktir," kata Boy saat menatap Renata
"Gak usah, gue sudah pesan minum tadi," tolak Renata dengan lembut.
"Kan minum bukan makan," sambung Boy lagi.
"Gue lagi gak lapar, loe saja yang pesan," ujar Renata tetap menolak
Karina terlihat tidak suka saat Boy mendekati Renata dan mereka terlihat sangat akrab.
"Ya sudah kalau gak mau, gue juga minum saja," ucap Boy kecewa.
Yuda mulai mengobrol tentang pelajaran bersama Renata karena memang keduanya sering juara kelas jadi sering nyambung jika menyangkut masalah pelajaran.
Boy menatap kesal ke arah keduanya.
"Bisa gak bahas hal lain di sini?" kata Boy dengan nada tidak suka.
"Kalau gak suka pergi saja," ucap Renata santai tapi masih dengan suara lembut.
"Bukan begitu, hanya saja ini lagi di kantin bukan di kelas jadi bahasnya yang lain saja," jawab Boy lagi
"Gak usah dengar kalau gak suka," balas Renata sambil tersenyum.
Boy terpaksa diam daripada nanti gak bisa bareng Renata.
Karina dan Yuda hanya senyum
Boy gak bisa bertingkah di depan Renata batin Yuda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Deysi Deysi
p
2023-01-14
0
Astina Sutami
nyimak
2022-09-15
1
Helboy Kcb
masa sekolah ya..
ingat saat masaku dulu..
2020-06-19
1