"Ada yg mau bertanya?" tanya Raka pada seluruh mahasiswa yg berada di ruang kelas.
"Saya, Kak!" sahut seorang mahasiswi cantik sambil mengangkat sebelah tangannya ke atas.
"Ya, silakan. Namun sebelumnya, perkenalkan diri kamu dulu!" ujar Raka mempersilakan.
Mahasiswi cantik itu nampak berdehem sebentar. Tak lama kemudian ia pun melontarkan pertanyaannya.
"Nama saya, Aukeyla Shevara. Biasa di panggil Keyla. Saya mau nanya nih kak. Kakak udah nikah belum ya?" setelah Keyla mengatakan pertanyaannya, disitulah semua mahasiswa bersorak seakan tahu maksud dari Keyla barusan.
"Oh. Ok. Untuk menjawab pertanyaan Keyla barusan, sebenarnya saya belum menikah. Belum punya tunangan. Atau bahkan pacar!" jawab Raka beruntun. Namun, ia mengatakan jawabannya tersebut bukan menghadap ke arah Keyla, melainkan menghadap ke arah Kania yg tengah cemberut di meja nya.
Terkekeh pelan. Raka memandang penuh arti pada Kania. Dirinya menimbang-nimbang isi pikirannya.
Rasanya pernah dengar orang yg namanya Kania itu. Tapi dimana dan siapa yg bilang itu? Kok aku lupa ya!?- batin Raka. Sambil menatap lekat ke arah Kania.
Keyla yg di ketahui adalah anak pemilik saham kedua di kampusnya ini, terkenal dengan kecantikan sekaligus ke anggunannya. Namun, tak banyak yg tahu. Bahwa Keyla adalah sosok cewek yg suka memaksakan kehendak. Apa pun yg tidak bisa ia dapatkan, akan tetap ia dapatkan. Bagaimana pun caranya. Hari ini pun, Keyla tengah menatap horor pada punggung Kania. Ia kesal, karena Raka hanya menatap ke arah Kania saja. Dirinya tidak mau kalah dari cewek yg menurutnya sangat tomboy itu.
Apa sih yg di kagumi Raka pada cewek yg memiliki kepribadian tomboy kayak gitu? Yg feminim aja masih banyak. Kenapa harus naksir sama cewek begituan? Pikir Keyla.
Karena di rasa cukup tidak ada yg bertanya, kelas pun di mulai dengan seru dan penuh semangat. Yah, siapa yg gak bakal semangat! Orang dosennya aja ganteng gitu!
****
"Kan!!!" Kania tersentak saat tubuhnya di kejutkan dengan sosok sahabatnya, Vanya.
"Apaan?" ujar Kania jengah.
"Gue pengen nanya! Lo tadi pas di kelas teriak-teriak gak jelas saat kita kedatangan dosen baru! Sebenarnya, lo kenapa sih? Kenal sama tuh dosen?" tanya Vanya, kemudian mendudukkan bokongnya di bangku taman, samping Kania.
"Gue gak kenal! Cuman, sebelum gue ke kampus, gue ketabrak sama tuh dosen!" Kania cemberut, saat kembali mengingat pertemuannya tadi siang dengan Raka.
"Seriusan?" tanya Vanya. Kania mengangguk antusias.
"Dan satu hal lagi!" ujar Kania menggantung ucapannya.
"Apa? Apa!?" Vanya nampak antusias mendengarkan curhatan dari sahabatnya ini.
"Dia itu orang ternarsis yg pernah gue temuin selama sisa hidup gue!" Kania berujar sambil berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sontak Vanya membelalakkan kedua bola matanya sambil menatap lekat ke arah Kania.
"Na-narsis?" Vanya mengernyitkan dahinya.
Kania menoleh. "Iya! Dia bilang 'dia adalah cowok ganteng yg gantengnya kelewatan' gimana gak narsis coba?" Kania beringsut sambil mendengkus kesal.
Entahlah!
Dirinya menjadi semakin kesal ketika mengingat betapa menyebalkannya Raka di matanya.
Vanya terkekeh pelan, mendengar penuturan dari sahabatnya barusan. Kania yg merasa Vanya tengah menertawainya pelan, ia pun menoleh ke arah Vanya dengan tatapan yg tajam dan mengerikan.
"Apaan lihat-lihat?" tanya Vanya.
Vanya masih terkekeh. Tak lama kemudian ia pun tertawa terbahak-bahak. Hingga Kania pun terus menatapnya dengan tatapan tajamnya.
"Lo gak waras ya?" celetuk Kania sambil menepuk keras bahu Vanya.
"Oy! Sakit guys!"
"Makanya jangan ketawa!" Kania jadi makin kesal saat ini. Tapi, Vanya malah terus asyik menertawainya.
"Ketawa terooss!!! Sampe mati!!!" Kania berujar dengan nada ketus. Tak lama kemudian, Vanya pun memberhentikan tawanya.
"Udah puas ketawa nya? Atau mau di tambahin lagi, hm?"
Vanya yg sedari tadi tertawa sambil cengengesan pun langsung memberikan wajah kecut di hadapan Kania.
"Sorry, yeah! Gue ketawa karena gak percaya sama omongan lo! Lo gak lihat tadi? Kak Raka itu berwibawa. Ganteng. Cool. Dan satu hal lagi! Dia lulusan dari universitas di Amerika. Mana mungkin orang nya nyebelin sama narsistik kayak apa yg lo bilangin ke gue! Gak! Gue gak percaya!"
Kania ternganga dengan celotehan panjang dari Vanya. Sungguh! Apakah Vanya benar-benar sahabatnya? Kenapa tidak percaya apa yg Kania katakan!?
"Lo gak percaya sama gue?" Kania mengangkat sebelah alisnya sambil menatap tajam ke arah Vanya.
Vanya tidak menjawab dengan ucapan, namun menggunakan bahasa tubuh. Ia hanya mengendikkan bahunya.
Cih.
Kania berdecih, ia merasa jadi tambah kesal.
Tak lama kemudian, Kania pun beranjak dari bangku taman meninggalkan Vanya yg masih duduk disana.
Vanya yg baru mengetahui bahwa sahabatnya meninggalkan dirinya sendirian pun mulai beranjak dari posisinya. Kedua matanya pun menjelajah halaman kampus untuk mencari-cari keberadaan Kania.
"Si Kania kemana ya? Ah, sial. Gue di tinggalin sendiri!" Vanya berdecak kesal. Kemudian ia berjalan meninggalkan bangku taman tanpa arah yg pasti.
****
"Awas aja lo, kalo lo ngetawain gue untuk kedua kalinya! Gue itu sahabatnya bukan sih? Tuh dosen di bela-bela! Giliran gue, di ketawain. Sialan lo, Vany!" Kania menggerutu tidak jelas di sebuah perpustakaan besar di kampusnya. Ia kesal dengan Vanya. Ia akan melampiaskan kekesalan nya dengan mencari sebuah buku novel bergenre romance-comedy. Genre paforit nya.
Kania terus berjalan menyusuri lemari penyimpanan buku untuk mencari buku novel yg menurutnya menarik.
"Antara Bulan dan Bintang..." Kania membaca sebuah judul buku novel yg berada di lemari buku paling atas. Kania mulai tertarik dengan judul buku novel tersebut. Ia penasaran bagaimana isi dari cerita tersebut.
Kania hendak mengambil buku tersebut, namun saat kakinya berjinjit dan tangannya hendak meraih buku tersebut, tiba-tiba sebuah tangan sudah lebih dulu meraih buku novel tersebut.
Kania terkejut sekaligus kesal. Ia yg pertama kali melihat buku itu. Tapi kenapa malah orang lain yg mengambilnya duluan?
"Hei, balikin gak?" seru Kania, kemudian menoleh ke arah orang tersebut, yg sudah berani mengambil buku tersebut.
"Apa?"
Kania terkejut. Ternyata orang yg mengambil buku novel nya barusan adalah si dosen narsistik. Alias Raka.
Seketika itu pun, Kania menampilkan wajah kecut kemudian memilih untuk meninggalkan Raka di tempat.
Namun sebelum itu terjadi, Raka sudah lebih dahulu menarik pergelangan tangan Kania.
Kania kembali terkejut. Tentu saja! Raka baru saja menarik pergelangan tangannya hingga tubuh Kania hampir bertabrakan dengan Raka.
Raka menatap lembut ke arah manik mata Kania. Kania hanya membalasnya dengan tatapan terkejut.
Deg.
Sebuah detak jantung menghujam dada seorang Kania.
Kania yg sadar akan detak jantung dan posisi keduanya saat ini, langsung menjauh dari tubuh Raka.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Dwy Purwanty
lanjut
2019-10-23
1
🎧Kim Taehyung😶
lanjuuttttt up yg bnyk thor😁😁😁😁😁😊😊😊😊
2019-10-22
2
Ria_💞💞
up up thor... up yg bnyaaak seruuuuu...... semngaaat thor...
2019-10-22
1