Kok Tiba-tiba Baik?

Raka tersenyum getir. "Kita ketemu lagi!" gumam Raka jengah, sambil membuka halaman buku novel yg baru saja dirinya ambil di sebuah lemari buku.

Mendengkus kesal. "Balikin gak!" sambar Kania. Kemudian tangannya terangkat untuk merebut kembali buku novel yg jadi incaran nya.

"Eits..." Raka segera menjauhkan buku novel tersebut dengan mengangkatnya di atas kepala.

"Siapa cepat, dia dapat!" kata Raka, kemudian melenggang begitu saja dari hadapan Kania.

"Woy! Kan gue yg mau ambil tuh buku. Sini in gak?" teriak Kania tanpa sadar sudah di perhatikan oleh beberapa mahasiswa yg berada tak jauh darinya.

Kania hanya bisa menunduk malu sambil sedikit bergumam. "Maaf"

Kania meringis kesal. Ia membuntuti langkah Raka yg berjalan mendekati meja baca.

Raka duduk di salah satu kursi disana. Dan Kania duduk di hadapan Raka dengan sebuah tatapan tajam yg mengarah kepadanya.

"Balikin gak!" gerutu Kania sambil membelototi Raka.

Raka tidak menghiraukan keberadaan Kania. Ia malah sibuk membuka halaman buku novel tersebut. Sesekali ia tersenyum, tertawa atau bahkan menampilkan wajah yg serius.

Dasar orang gila!- batin Kania.

"Gue duluan tahu, yg mau ngambil tuh buku!" rengek Kania sambil mengerucutkan bibirnya.

"Mau. Belum akan. Belum di sentuh juga" ujar Raka tanpa menatap ke arah Kania.

"Nyebelin banget sih! Udah tadi lagi kesel sama si Vanya, di tambah ketemu sama lo. Ih, sial banget sih gue hari ini!" Kania bergumam. Ia bersidekap melipat kedua lengannya di depan dada.

Raka mulai menoleh ke arahnya. "Kamu lagi curhat?" ketus nya, Kania mendelik tajam.

"Siapa juga yg curhat sama lo!" kata Kania tak kalah ketus.

Terkekeh pelan. "Terserah. Yg jelas, ini buku novel jadi milik saya!" ujar Raka, kemudian beranjak dari posisi duduknya meninggalkan Kania sendirian.

Kania melongo di buatnya. Ternyata dosen itu bukan hanya narsistik dan pengumbar aura mistis. Tetapi dia suka sekali membuat semua orang kesal di buatnya.

"Hei! Lo mau kemana?" teriak Kania sambil mencoba untuk beranjak dari posisi duduknya.

Kania terus mengikuti Raka. Bahkan saat Raka hendak menyerahkan buku novelnya untuk di pinjam pun, Kania terus mengikutinya.

"Hei! Gue duluan yg ngambil tuh buku!" celoteh Kania.

"Pak, saya mau pinjam buku ini buat seminggu ya?" tanya Raka pada penjaga perpustakaan, tanpa menanggapi apapun celotehan Kania.

"Woy! Lo dengerin gue ngomong gak sih?" celoteh Kania lagi, namun Raka masih saja tetap tidak menanggapi apapun.

"Makasih ya, Pak! Kalau begitu saya permisi!" ujar Raka sopan, petugas perpustakaan itu pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia merasa pusing dengan tingkah antara seorang mahasiswi yg mengajak lelaki itu untuk mengobrol dengannya. Namun lelaki yg baru saja meminjam buku itu tidak menghiraukan nya sama sekali.

"Ih. Kok lo nyebelin banget sih?" Kania kesal. Kemudian tatapan matanya beralih menatap penjaga perpustakaan itu.

"Ngapain sih bapak pake ngijinin tuh orang buat minjem buku!" kesal Kania. Penjaga perpustakaan itu nampak terlihat kebingungan.

"Lah! Orang mau nimba ilmu, masa di larang sih. Aneh" ujar penjaga perpustakaan itu sedikit jengah.

"Ck. Kok gue jadi ngomong sama si bapak ini sih?" gerutu Kania yg sedikit terdengar oleh bapak penjaga perpustakaan itu.

"Ya udah deh. Saya permisi, pak!" pamit Kania. Kemudian menghilang dari hadapan.

Penjaga perpustakaan itu hanya bisa melongo melihat kepergian Kania. Ia kemudian mengangguk kecil sebagai jawaban 'ya'.

****

"Ngapain kamu buntutin saya? Naksir?" Raka menatap jengah ke arah Kania yg sedari tadi terus mengikuti langkahnya.

"Ge-er banget sih jadi orang! Gue cuma mau ngambil tuh buku! Gue yg pertama mau ngambil. Lo main rebut aja!" celoteh Kania.

Raka nampak mengangkat sebelah tangannya yg memegang sebuah buku novel yg baru ia pinjam barusan.

"Cuman buku doang. Kok ngambeknya sampe berjam-jam!"

Kania menghembuskan nafasnya kasar. Sebelah alisnya terangkat. "Itu buku edisi terbaru. Gue baru mau beli di gramedia, tapi kehabisan. Dan saat gue liat tuh buku di rak penyimpanan buku di perpus, gue langsung tersenyum sumringah. Tapi lo malah menghancurkan impian gue buat baca tuh buku novel" celoteh Kania panjang lebar. Raka nampak membulatkan kedua matanya tidak percaya.

Ternyata mahasiswi di hadapannya ini sangat pintar berbicara panjang lebar tanpa adanya jeda sedikitpun.

Sungguh sangat hebat!

"Emang. Segimana bagusnya sih, buku novel ini?" tanya Raka merasa ingin tahu.

"Ih. Ini tuh novel keluaran terbaru dari penulis kesukaan gue, namanya Lolytha. Kalo gak salah, novel ini tuh awalnya menceritakan tentang seorang cewek SMA yg mendapat bulyan. Dan di akhir episidenya itu mereka jadian!" jelas Kania panjang lebar.

"Itu kamu tahu!" ujar Raka. Kania terlihat mengernyitkan keningnya.

"Maksudnya?"

"Iya. Kalo udah tahu alurnya gimana, ngapain kamu susah-susah baca lagi?" kata Raka. Kania nampak berpikir.

"Ih. Kan gue cuman lihat di teaser nya doang. Gue pengen lihat perjuangan nya dulu lah. Sini in gak!" sambar Kania sambil mencoba meraih buku tersebut.

"Tapi kan ini udah aku pinjam. Kamu minjamnya lain kali aja deh ya! Aku masih ada urusan. Daa"

Kania ternganga. Berani-berani nya laki-laki itu pergi dari hadapannya sebelum Kania sendiri menyelesaikan ocehannya.

"Awas aja lo! Ntar gue rampas tuh buku!" gerutu Kania sambil menatap lekat ke arah punggung Raka. Yg semakin pergi menjauh darinya.

****

"Assalamualaikum" Kania mengucapkan salam, saat dirinya hendak memasuki rumahnya.

"Wa alaikum salam" salam Kania di jawab oleh mamanya-Andin- yg berjalan ke arahnya.

"Eh? Anak kesayangan mama udah pulang!" mama Andin menyambut kedatangan putrinya yg baru saja selesai dengan tugas kuliahnya.

"Udah dong, ma. Tumben mama baik mau menyambut seorang Kania di pintu masuk? Biasanya juga gak pernah!" ujar Kania dengan wajah datar.

Mama Andin memberengut kesal. "Mama baik in kamu, salah! Mama cuekin kamu, salah juga! Terus mama harus gimana?" cerocos mama Andin sambil menjewer kecil telinga Kania.

"Awh!! Sakit, ma!" pekik Kania sambil memegangi sebelah daun telinganya yg terasa sakit.

"Cepet masuk gih! Ada yg mau ketemuan sama kamu!" ujar mama Andin datar.

"Siapa, ma?" tanya Kania bertanya-tanya.

"Udah. Masuk ke dalem dulu gih. Gak usah nanya sana mama. Ntar kamu juga tahu sendiri orangnya!" ujar mama Andin kemudian mendorong tubuh putrinya untuk segera memasuki ruang utama.

"Idididih. Apaan nih? Kok main dorong-dorong aja? Santai dong, ma!" Kania terus berceloteh tidak jelas sambil terus menatap ke belakang menghadap sang mama.

Saat Kania sudah berada di ruang tengah, ia mulai mengalihkan perhatiannya pada seorang laki-laki paruh baya. Yg di ketahui adalah papa nya sendiri -Hendra-.

"Eh? Anak papa udah pulang?" seru papa Hendra dengan sebuah senyum manis di wajahnya.

"Hah? Elo?" Kania memekik atas keterkejutannya. Ternyata orang yg sedang mencarinya adalah...

To be continue...

Terpopuler

Comments

Marlyn

Marlyn

up dong

2019-10-25

1

Kanjeng Ribet

Kanjeng Ribet

pasti si dosen baru.. kak Raka...

2019-10-25

4

Citra0956

Citra0956

lanjut kakk

2019-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!