I Am A Writer, So What?
"Ini...."
Saat aku membuka mata pemandangan yang menyambutku adalah langit-langit yang tak kukenal dan sangat ... klise?
Hmm? Apa ini? Aku bukan mati lalu bereinkarnasi ke dunia fantasi pedang dan sihir 'kan, ya?
Tapi ... ini jelas-jelas tempat yang sama sekali berbeda dari yang terakhir kulihat sebelum jatuh ke kasur dan tidur setelah mengirimkan naskah terakhir novelku.
.... Huh? Kasur? Tidur? Tunggu tunggu tunggu!
Aku segera bangun dari posisi berbaringku dan melihat ke sekitar ....
Ruangan sempit, perabotan reyot, lantai rusak, dinding retak dan atap berlubang. Jelas-jelas ini bukan kamarku. Tidak, ini mungkin saja kamarku—bukan, lebih tepatnya kamar pemilik tubuh ini.
Tidak tidak, fokus utamanya sekarang adalah kondisiku saat ini! Aku sungguh sudah mati dan bereinkarnasi ke tubuh menyedihkan ini?!
Awh, pipiku terasa sakit ketika kucubit. Jadi, aku sungguh mati dan bereinkarnasi?
Maksudku, penampilanku saat ini sama sekali berbeda dari yang dulu. Badanku sekarang terlihat lebih kecil dan kurus, dalam artian kerempeng. Terlebih lagi pakaian yang kukenakan hanyalah pakaian lusuh kotor yang tak nyaman dipakai.
Apa pemilik tubuh ini kekurangan gizi?
Hmm, dilihat dari keadaan sekitar sepertinya dugaanku tidak akan meleset jauh. Seorang manusia mustahil hidup di lingkungan seperti ini dengan tubuh sehat.
Aku penasaran terhadap paras tubuh ini tapi tidak ada cermin atau benda apapun yang dapat memantulkan bayanganku.
"Yah, meskipun demikian aku cukup yakin penampilan tubuh ini tidak akan terlihat bagus mengingat dia tinggal di tempat selusuh ini," gumamku setelah memperhatikan lingkungan sekitar.
Tapi, yah, kalau dilihat dari betapa lusuh dan berantakannya ruangan ini aku bisa mengambil kesimpulan bahwa aku bereinkarnasi menjadi anak lelaki remaja dari keluarga miskin.
Saat aku sedang berpikir mengenai keadaanku terdengar suara ketukan dan seseorang dari pintu, "Hei, keparat! Kau sudah sembuh atau belum?! Kalau sudah cepat bangun dan lanjutkan pekerjaanmu!"
Suara ini ... sepertinya aku mengenalinya.
Aku bangkit dari kasur keras dan membukakan pintu, lalu mendapati seorang pria—tidak, lelaki remaja yang nampaknya seumuranku, kecuali pakaiannya yang terlihat jauh lebih bagus dan bersih.
Lelaki tersebut memandangku dari atas ke bawah dengan dahi mengerut sebelum berkata, ".... Apa yang terjadi padamu? Kenapa rambutmu memutih?"
"Huh? Rambutku?" Aku spontan menyentuh rambutku tetapi aku tak bisa memastikan perkataannya.
Dia masih menatapku dengan ekspresi bingung namun itu hanya beberapa saat saja, dia lalu menendang perutku tanpa alasan sampai aku terjatuh ke lantai.
"Kalau kau sudah sembuh maka tidak ada alasan lagi untukmu bermalas-malasan!" Dia kemudian pergi seusai menendangku.
Huh? Apa-apaan anak ini? Dia tiba-tiba datang dan menggedor pintu sambil bertanya tapi dia juga tiba-tiba menendangku tanpa alasan jelas. Anak bangsawan dari mana dia?
.... Hmm? Bangsawan? Ah, karena pakaiannya terlihat begitu bagus dan rapi jadi aku tanpa sadar menganggapnya anak bangsawan, ya?
Kesampingkan itu, kalau dia memang seorang bangsawan maka tidak heran dia memperlakukanku begitu kasar dan dari penampilan serta kondisiku saat ini.
Aku tak akan heran jika aku adalah budak atau anak haram dari keluarga bangsawan ini.
Aku bangkit dari posisi terduduk di lantai dan mulai berjalan keluar ruangan lusuhku, lalu ....
"Oh ... jadi, aku sungguh budak atau anak haram seorang bangsawan?"
Mau dilihat bagaimanapun rumah—kediaman ini bisa disebut mansion, rumah besar. Ini mirip seperti tiga sampai empat gedung supermarket digabung dan ditumpuk jadi satu.
Aku sebagai seorang penulis novel pas-pasan yang tinggal di apartemen murah merasa terintimidasi oleh ukuran rumah ini saja.
Kekuatan bangsawan memang mengerikan ....
Ah, sebaiknya aku segera berangkat dan melanjutkan pekerjaanku sebelum dia kembali marah dan menendangku lagi.
Aku harus membersihkan rumah dan memasak .... Tunggu, kenapa aku tahu apa yang harus kukerjakan? Apa ini ingatan sang pemilik tubuh yang tersisa? Atau hanya ingatan otot?
.... Percuma jika kupikirkan terus-terusan. Mungkin lebih baik jika aku mengingat kembali ingatan si pemilik tubuh secara perlahan sambil mengerjakan pekerjaanku.
Aku pun melangkah memasuki kediaman raksasa tersebut dan berniat memulai pekerjaanku, lalu seorang gadis yang mengenakan pakaian pelayan bergegas mendatangiku ketika menyadari keberadaan diriku.
Gadis tersebut langsung memelukku, "Fain, kau sudah sembuh? Badanmu tidak apa-apa? Apa masih ada yang terasa sakit?"
Fain? Itu nama pemilik tubuh—tidak, itu namaku?
"Aku sudah sembuh, kok, Gisele. Maaf telah mengkhawatirkanmu." Kata-kata itu tanpa sadar terlontar dari bibirku.
Gisele itu nama gadis ini, ya? Hmm, nampaknya ingatan sang pemilik tubuh lama, Fain, merespon kebingunganku dan menjawab dengan sendirinya.
"Benarkah? Kau sudah jatuh sakit seminggu—ada apa dengan rambutmu?! Kenapa berubah jadi putih?!" Dia berseru keras seusai menyadari kelainan pada rambutku.
Lambat sekali dia sadarnya.
Aku menggaruk pipi sambil memasang senyum canggung menanggapi seruannya, "Maaf, aku juga tidak tahu kenapa tapi ada satu hal yang jelas ...."
Aku kemudian mengatakan bahwa aku kehilangan hampir seluruh ingatanku, termasuk identitas serta namaku sendiri. Aku juga berkata aku berhasil mengingatnya karena itu hanya sebagian ingatan yang terlintas sesaat di kepalaku.
"Huh? Sungguh? Kau tak ingat siapa aku ataupun dirimu sendiri?" Gisele menatap mataku dengan pandangan tidak percaya.
Aku mengangguk pelan menjawab pertanyaan tersebut.
Gisele menghela nafas sejenak kemudian menepuk kepalaku, "Namamu Alfain, seorang anak ... dari kepala bangsawan ini."
Jadi, aku sungguh anak haram seorang bangsawan?! Itu terdengar jelas dari jeda perkataannya barusan!
"Dan aku salah seorang pelayan di kediaman ini, Gisele," katanya melanjutkan sembari mengusap kepalaku lembut dengan tatapan penuh kasih serta senyum lembut, "Apa aku masih ada di ingatanmu?"
Ah, tangan lembut dan senyuman hangat ini tidaklah asing, namun juga terasa baru bagiku.
Apa ini efek ingatan lama dari tubuh ini dan baruku yang tumpang tindih? Semua terasa aneh.
".... Sepertinya begitu. Aku merasa tak asing tapi juga terasa baru."
Gisele tertawa kecil menanggapi balasanku, "Apa itu? Begitukah caramu menghiburku yang patah hati telah dilupakan olehmu?"
Huh? Patah hati? Tidak tidak, patah hati yang dimaksud ini pasti hanyalah perasaan sedih karena terlupakan oleh diriku. Jangan salah mengartikan kalimat barusan dengan hal lain, Fain.
Itulah mengapa kau tidak pernah mendapatkan kekasih selama 25 tahun satu kali pun sebelumnya.
Tapi ... perasaan seperti ini sesekali tidak buruk juga.
Jika dilihat dari pengalaman 25 tahun di kehidupanku sebelumnya kapan terakhir kali kepalaku diusap seperti ini? SD? SMP? Aku sudah lama melupakan perasaan ini.
Setelah beberapa lama Gisele menyudahi usapan di kepalaku dan meraih tanganku.
"Fain, aku tahu semua terasa begitu aneh bagimu yang kehilangan ingatan, tapi ayo mulai bekerja." Dia kemudian menarik dan menuntunku menyusuri lorong dengan senyum lembut nan cerah. "Kalau kau tidak bekerja maka kau bisa dihukum oleh tuan—tidak, ayahmu, lho."
Hmm? Barusan dia mau berkata 'tuan', 'kan? Itu artinya aku, seorang anak haram dari ayahku, diperlakukan sebagai pelayan atau malah lebih buruk lagi, budak?
Yah, aku kurang lebih bisa menebaknya dari perlakukan si lelaki tadi yang nampaknya adalah suadaraku dari darah ayahku secara resmi, sih. Aku tidak akan terkejut.
Tapi, baiklah, meskipun fakta ini cukup mengguncangku, melihat senyum manis nan lembut Gisele membuat semangat dan motivasiku terpacu.
Jika ini sungguh kenyataan dan bukan mimpi maka aku hanya bisa menerimanya.
Lagipula, bereinkarnasi ke dunia fantasi seperti ini merupakan impian setiap penulis fantasi, bukan?
Meski aku tak tahu seperti apa dunia fantasi tempat tinggal baruku ini, tapi mau tak mau aku harus menjalaninya.
Aku yakin keajaiban mengulang kehidupan seperti ini tidak akan terulang lagi, jadi aku harus hidup sepenuh hati di dunia baru ini! Camkan kata-kataku!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
miaw le૮₍ ˃᷄ . ˂᷅ ₎ა
semangat fainn
2023-06-02
0
Youtan_polua
baru mampir nih halo...
2023-04-27
0
King
👍🏻
2023-04-22
0