"Skill? Cleaning? Apa itu?" Aku bertanya sambil memandang wajah Gisele dengan heran dan tatapan tak percaya.
"Ah, benar juga, kamu lupa ingatan, ya. Maaf." Gisele tertawa kecut sebelum menjelaskan mengenai skill dan Cleaning yang sempat dia maksud.
Yah, bukannya aku sepenuhnya tak tahu tentang skill mengingat aku juga cukup sering bermain game RPG sebagai referensi novelku dan pelepas penat di kala senggang di kehidupan laluku, tapi ... dunia ini mempunyai sistem skill seperti itu, ya?
Aku baru tahu.
Dan menurut penjelasan singkat Gisele, skill merupakan kemampuan atau kekuatan yang diberikan oleh para dewa sebagai anugerah dan penghargaan atas pencapaian tertentu.
Gisele mengatakan skill sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebagai contoh, kamu tahu mengapa aku sangat pandai dalam membersihkan kediaman? Itu karena skill Cleaning-ku sudah mencapai level 7." Gisele membusungkan dada—besarnya—sembari berkata demikian.
"Heh, ternyata ada sistem semacam itu, ya. Aku baru tahu." Aku mengangguk pelan segera mengerti maksud Gisele. "Omong-omong, bagaimana cara memeriksa skill dan levelnya?"
"Kamu hanya perlu berkata dalam hati 'aku ingin melihat status' atau sesuatu yang bermakna sama."
.... Sudah? Begitu saja?
Itu lebih mudah dari yang kupikirkan. Kupikir aku bisa mencobanya.
Aku ingin melihat statusku sendiri!
Sepersekian detik sesudahnya sebuah layar semi transparan muncul di depan wajahku dan tertulis ;
---
Alfain Ardenheim / Male
Servant (3) / 14 tahun
Str : 2, Vit : 2, Agi : 1, Dex : 4, Mag : 2, Wis : 7, Luk : 10
---
.... Status lemah macam apa yang kumiliki ini? Dan lagi, apa-apaan 'Servant' ini? Kelas atau pekerjaanku? Apa ini normal?
Tidak, abaikan dulu status lemahku, aku perlu fokus ke skill.
Skill, huh? Ah, ini dia.
---
Skill : Cleaning (2), Cooking (4)
Extra Skill : Translation (1)
Unique Skill : Authority of Author (1)
---
Hmm, angka di dalam kurung ini levelnya, ya? Apa aku bisa melihat deskripsi skillnya lebih jelas?
Cleaning (2) ; meningkatkan kemampuan membersihkan debu dan noda.
Cooking (4) ; meningkatkan kemampuan memasak.
.... Sudah? Begitu saja? Deskrispi macam apa ini? Sama sekali tidak niat!
"Ehm, Cleaning-ku level 2 dan Cooking level 4." Aku berucap melaporkan hasil penglihatanku kepada Gisele.
"Level dua? Hmm, tidak begitu berkembang, ya." Gisele mengusap dagunya sejenak menanggapi laporanku. "Tapi, biarpun Cleaning belum terlalu bagus namun Cooking level 4 itu tidak buruk juga. Tak heran masakanmu lebih enak dari biasanya."
"Benarkah? Apa skill bisa mempengaruhi kehidupan dengan cara seperti itu?"
Maksudku, itu terdengar aneh dan tidak logis.
Gisele tersenyum kecut menatapku. "Yah, aku juga tidak begitu paham mengapa dan bagaimana tapi begitulah cara kerja dunia ini."
Cara kerja dunia ini, huh? Kalau perlu jujur setelah mengetahui hal ini aku merasa dunia ini menjadi lebih mirip seperti game, meski aku sepenuhnya yakin bahwa dunia ini bukanlah game.
Jikapun ini adalah game aku kurang yakin mengingat sensasi menyentuh objek terasa begitu nyata dan realistis. Aku bahkan sempat merasakan sakit dan kelelahan luar biasa setelah bekerja keras selama tiga hari berturut-turut.
Dan juga, seingatku di dunia modern lalu game VR juga belum tercipta sehingga hal ini jelas mematahkan kemungkinan bahwa dunia ini merupakan game.
Lagipula, jika dunia ini hanyalah game semata maka mustahil Gisele terlihat begitu hidup dan menenangkan saat aku melihat dan berbicara dengannya.
Aku yakin itu seratus persen.
Omong-omong tentang game ....
"Oh, ya, Gisele, apa perbedaan Skill, Extra Skill, dan Unique Skill?" Aku bertanya selagi memandang layar semi transparan yang memperlihatkan daftar skillku.
"Skill adalah skill yang bisa didapatkan oleh siapapun melalui usaha, bakat, dan kelas." Gisele menjelaskan. "Kelasmu sekarang adalah Servant, bukan? Maka dari itu kamu mempunyai skill Cleaning dan Cooking."
"Begitu." Aku mengangguk. "Bagaimana dengan Extra Skill?"
"Extra Skill itu seperti skill khusus pemberian dari para dewa yang tertarik atau menilai dirimu apakah pantas diberi skill secara langsung oleh mereka." Gisele melanjutkan penjelasannya. "Selama kamu pantas maka dewa akan memberkahimu sebuah skill berbentuk Extra Skill."
"Kamu mendapatkan Extra Skill, Fain?" Gisele bertanya seusai menjelaskan.
"Begitulah."
Aku menjelaskan mengenai Translation kepada Gisele sebisa mungkin setelah memeriksa deskripsinya.
Translation (1) ; dapat menerjemahkan beberapa bahasa asing menjadi bahasa yang dikuasai oleh pengguna hingga tahap tertentu.
Gisele bertepuk tangan setelah mendengarkan deskripsi Translation-ku, "Wah, selamat, Fain! Masa depanmu terbuka lebih lebar dengan adanya skill ini! Kamu bisa menjadi penerjemah, sejarawan, bahkan sampai diplomat! Itu skill yang sangat berguna!"
Tentu saja sangat berguna. Mungkin jika tidak ada skill ini maka aku mungkin tak akan bisa mengobrol dengan Gisele saat ini.
"Lalu, Unique Skill?" Aku lanjut bertanya.
Gisele meletakkan alat rajutnya sejenak di pangkuan sebelum berkata. "Aku belum pernah melihat langsung orang yang mempunyai Unique Skill tetapi kudengar jenis skill ini amatlah unik dan langka."
Aku bisa menebak dua bagian ini mengingat 'unik' pastilah 'langka' namun 'langka' belum tentu 'unik'. Aku paham perbedaan keduanya.
"Menurut kabar angin, Unique Skill adalah jenis skill yang tiap skillnya hanya ada satu di dunia dan tidak akan ada pemilik skill serupa sampai pengguna skill ini mati." Gisele terlihat kesulitan menjelaskan ini kepadaku.
Hmm, aku bisa sedikit banyak memahami makna Unique Skill ini.
"Jadi, intinya sebuah skill jenis Unique Skill hanya satu-satunya di dunia sampai pemiliknya mati? Sebuah skill eksklusif?" tanyaku meminta konfirmasi.
Gisele mengangguk pelan namun terlihat tidak sepenuhnya yakin terhadap jawabannya sendiri. "Maaf, Fain. Aku tidak begitu paham tentang Unique Skill dan hanya sekedar mengetahui rumornya semata."
"Ah, Kak Gisele tidak perlu meminta maaf." Aku menggelengkan kepala menolak permintaan maaf tersebut. "Aku hanya ingin tahu bukan ingin membuat kak Gisele merasa bersalah atau semacamnya."
"Kalau kamu tidak keberatan maka aku akan bersikap demikian pula." Gisele mengangguk pelan membalas tanggapanku sebelum bangkit berdiri bersama rajutannya. "Ah, hari sudah larut. Aku harus kembali ke kamarku sendiri."
"Jaga kesehatanmu dan jangan tidur terlalu malam, ya, Fain." Gisele melambai dan melangkah keluar dari gudang—kamarku sembari membawa lantera, meninggalkanku bersama sepercik api merah kecil menari di atas sumbu lilin.
Aku membalas lambaian Gisele yang berjalan semakin jauh menuju rumah besar ayahku.
Setelah Gisele pergi aku kemudian merebahkan badanku di atas kasur kerasku sambil bergumam, "Unique Skill, ya?"
Aku kembali membuka layar skill dan kali ini memusatkan pandanganku pada satu-satunya Unique Skill yang kumiliki.
Authority of Author ... skill macam apa dirimu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
King
👍🏻
2023-04-22
0
Raylanvas
mag itu magic kan? terus wis itu wisdom?
2023-02-20
2