Suami Persinggahan

Suami Persinggahan

BAB 1_Hari Pertama Jadi Istri

( Kamar Pengantin )

Flora menatap wajahnya dari pantulan cermin. Saat itu ia masih memakai gaun pengantinnya. Beberapa jam sebelumnya adalah saat dimana dirinya telah sah menjadi seorang istri. Istri dari pujaan hatinya. Pria tampan yang selama isi selalu dihatinya. Rayhan.

"Cantiknya istriku." Ucap Rayhan memeluk istrinya dari belakang.

Ia mencium pipi tirus istrinya. Dan menenggelamkan kepalanya dicerukan leher istrinya itu. Ia menyisir rambut istrinya, saat sang istri hendak menyisir rambutnya.

Flora pun berdiri dari duduknya dan menatap sang suami didepannya. Rayhan lalu menyelipkan anak rambut istrinya ke celah telinga istrinya. Ia tersenyum. Flora pun sama. Ia membelai lembut pipi istrinya. Dan merapatkan bibirnya ke bibir merah sang istri. Tangannya melingkar, memeluk mesra pinggang pujaan hatinya itu.

Sang istripun melingkarkan tangannya ke leher suaminya. Mereka bersemangat menjelajah pulau kecil itu. Semakin dalam, semakin nikmat dan semakin menginginkan lebih. Flora mengurai kedekatannya dari sang suami.

Rayhan merasa itu sangat tanggung, ia pun mengangkat dagu istrinya. Dan kembali mengecup bibir manis itu. Bibir yang selama ini ingin ia rasakan nikmatnya. Hari ini tercapailah sudah harapan itu. Ia lalu memeluk mesra tubuh sang istri.

"I love you sayang. Terimakasih telah hadir dalam hidupku ini. Aku berjanji akan selalu menyayangimu dan berusaha untuk selalu membuatmu bahagia." Ucap Rayhan ditelinga istrinya

Ia pun semakin erat memeluk tubuh istrinya. Mencium aroma khas tubuh itu. Aroma yang tak asing baginya. Aroma yang selalu ingin ia rasa disaat malam dinginnya. Tangannya saat ini mulai nakal. Ia meraba-raba salah satu gundukan kembar istrinya, dari luar baju yang istri, gundukan kenyal itu adalah salah satu hal yang ingin ia rasakan sejak dulu dari Flora.

Flora merasakan sensasi geli nan nikmat saat sang suami meremas kedua gundukan kenyal itu. Rayhan pun semakin ingin merasakan lebih. Ia lalu menggendong tubuh istrinya. Membawanya, menempatkan tubuh itu diatas sebuah ranjang yang sudah didesain sangat indah, penuh dengan banyak bunga mawar merah.

Rayhan pun membalikkan tubuh istrinya. Membuka garis kereta gaun itu. Dan punggung mulus sang istripun terlihat jelas disana. Ia langsung mengecup punggung itu, menyesapnya, membuat berbagai tanda cinta disana.

Rayhan lalu menarik kain indah penghalang itu dari tubuh istrinya. Ia menelan salivanya, karena pertama kalinya melihat pemandangan indah sang istri yang begitu nyata. Ia takjub bahagia. Dan mulai mencium mesra beberapa bagian tubuh lain istrinya. Semakin ia merasa nikmat, semakin ia ingin memakan istrinya itu.

Dan merekapun berjuang bersama, melepas peluh bersama, merasakan kenikmatan bersama, sampai sebuah sensasi dahsyat keluar dari tubuh mereka, untuk pertama kalinya. Membuat mereka seperti terbang, melayang, disebuah kebun cinta yang penuh dengan kenikmatan.

...****************...

( Ruang Makan )

Rayhan dan Flora baru keluar dari kamarnya setelah matahati sudah mencapai puncak kepala. Rayhan memeluk mesra pinggang sang istri. Mereka berjalan bersama menuruni sebuah tangga. Semua mata yang melihat pemandangan itu, tak lepas memperhatikan kemesraan mereka.

Ada mata yang tak suka dengan pemandangan itu. Dia merasa muak melihat sang kakak yang bermesraan dengan seorang wanita yang menurutnya tak pantas bersanding dengan kakaknya.

"Cih.. udah siang bolong gini, baru keluar, pake pamer kemesraan lagi. Kurang kerjaan." Ketus Dinda yang merasa kesal.

"Sayang, nggak boleh gitu. Mereka kan baru nikah kemaren, jadi wajar kalau mereka baru turun sekarang. Nanti kamu juga ngerasain. Iya kan pah?" Ucap Ny.Julian, Riyanti, mamahnya Rayhan.

"Bener apa yang mamah bilang Din. Papah tau kamu nggak suka sama Flora, tapi walau bagaimana pun juga, dia adalah kakak ipar kamu. Kamu harus menghormati dia. Awas ya kalo kamu berani bikin ulah." Ucap Pak Julian, ayah Rayhan.

"Hemm. Terus aja kalian bela cewe gatel itu!" sahut Dinda, adik Rayhan, yang pergi meninggalkan ruang makan dengan menghentakkan kakinya.

"Dinda. Jangan kurang ajar kamu jadi anak. Papah dan mamah nggak pernah ngajarin kamu seperti itu. Dinda." Ucap papah Rayhan yang emosi dengan kelakuan putrinya.

"Udah pah, sabar. Nggak enak sama Flora pah." Ucap mamah Rayhan.

Rayhan dan Flora sempat terhenti dari jalannya karena mendengar teriakan Pak Julian itu. Sedangkan Dinda malah langsung membuang muka saat berjalan, karena berhadapan dengan Flora. Padahal saat itu Flora tersenyum manis padanya.

Rayhan yang memperhatikan tingkah adiknya, hanya menggeleng-geleng dan menghela nafasnya sabar. Sebenarnya ia pun sangat kesal pada adiknya, namun karena tidak ingin membuat Flora lebih sakit hati, jadi ia tak memperpanjang masalah adiknya didepan Flora. Rayhan sangat tahu Flora yang tak suka pertikaian.

"Sayang. Maafin Dinda ya. Dia masih labil. Aku nanti keatas buat nasehatin dia. Kamu jangan sedih ya." Ucap Rayhan membelai pipi istrinya.

"Aku nggak papa kok, tenang aja." Sahut Flora tersenyum manis.

"Loh kalian mau sampe kapan mesra-mesraan disitu? Apa nggak laper? Ayo sini makan dulu, nanti kalian bisa lanjutkan lagi dikamar. Hehee." Ucap mamah Rayhan.

"Mamaaah." Sahut Rayhan sedikit penuh tekanan.

"Hehehehe. Sini Flora. Ayo kita makan bersama." Ajak mertua Flora.

"I-iya mah." Ucap Flora yang menahan malu karena perkataan mertuanya tadi.

Papah Rayhan hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala mendengar perkataan istrinya itu. Rayhan dan Flora pun duduk bersebelahan. Berhadapan dengan kedua Tuan dan Nyonya Julian.

"Mah, pah, maaf ya kita berdua nggak ikut sarapan tadi pagi." Ucap Rayhan

"Nggak papa sayaaang. Mamah papah ngerti kok. Tapi Flora hebat loh. Dulu sih waktu mamah baru nikah sama papahmu, besoknya mamah malah nggak bisa turun dari ranjang. Tunggu besok lusa baru bisa keluar kamar. Waktu itu nenek kamu sampe khawatir banget sama keadaan mamah. Ray, emang sampe jam brapa tadi? Hehehe." Cerocos mamah Rayhan tanpa tahu malu.

"Aku cuma nggak mau bikin Flora kelelahan mah. Hehehe." Ucap Rayhan.

Flora yang masih merasa malu, hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Maah, udah dong kasian sama Flora. Nggak liat apa mukanya merah kaya gitu." Ucap papah Rayhan menahan tawa

"Hehee. Maafin mamah ya sayang." Ucap mamah Rayhan pada Flora

Flora hanya mengangguk dan tersenyum kaku menanggapi ucapan mertuanya. Mereka pun makan siang bersama. Tanpa memperdulikan perasaan Dinda.

...****************...

( Kamar Rayhan dan Flora )

Flora berdiri dibalkon kamarnya, saat Rayhan sedang berada diruang kerjanya. Ia memandangi pemandangan pantai yang terlihat dari balkon kamarnya. Begitu menenangkan mata. Tiba-tiba Rayhan memeluknya dari belakang.

"Apa yang kamu lihat sayang?" tanya Rayhan masih memeluk istrinya

"Aku cuma liatin pantai itu Ray." Jawab Flora

"Kamu mau kesana? Kalo mau, besok sore kita pergi ya?" ucap Rayhan

"Emmmm. Boleh deh. Aku juga bosen dirumah terus." Jawab Flora

"Oke. Besok kita kesana Tuan Putri." Ucap Rayhan sambil mengecup pipi istrinya.

"Yank, bulan depan kita pindah kerumah aku ya? Sekarang kan kita udah nikah. Dan kamu udah jadi Nyonya rumah sekarang. Nyonya Rayhan. Yang cantik, baik, gemessin dan selalu bikin ketagihan. Hehhe." Ucap Rayhan sambil mencubit dan mengecup pipi istrinya.

"Ihh kamu! Ketagihan apanya sih? Hemmm. Kalo soal pindah ke Semarang. Aku pasti siap pindah kapanpun sayang. Asal selalu bersama kamu." Ucap Flora tersenyum manis

"Iya pasti dong sayang. Kita akan selalu bersama." Ucap Rayhan mengecup bibir lembut istrinya.

Ia lalu langsung menggendong istrinya. Membawanya masuk ke dalam kamar. Menutup pintu itu dan meletakkan istrinya diatas sebuah sofa. Ia sangat lembut memperlakukan Flora.

Saat ini, juniornya begitu sangat tegang. Tak tahan untuk memakan Flora. Dan Rayhan pun langsung menyerang Flora. Melepaskan hasrat cintanya. Merasakan kembali nikmatnya tubuh istrinya itu. Begitu lama. Sampai kembali diulang dan diulang. Dengan berbagai macam gaya namun tetap penuh kelembutan.

...****************...

"Sialan. Gara-gara cewe gatel itu, kak Ray jadi kasar sama aku. Ini nggak bisa dibiarin. Gue harus cari cara buat jauhin mereka. Hmm." Ucap Dinda penuh emosi.

Ia lalu mengambil ponselnya dari meja kamar dan mulai menelepon seseorang.

......................

"Oke kak. Aku ngerti. Kakak cepet pulang ya?! Aku enek banget harus ketemu cewe gatel itu setiap hari. Pokoknya sampe kapanpun, aku nggak bakal restuin hubungan mereka. Aku hanya akan menerima kak Lusi untuk jadi kakak iparku." Ucap Dinda

"Makasih ya sayang. Kamu jaga diri ya. Kak Lusi pasti segera kembali." Ucap Lusi

Sambungan telepon pun terputus.

"Heuhh. Flora. Lihat saja. Aku akan membuat hidupmu sangat menderita, bahkan lebih buruk dari kematian. Itu adalah akibat karena kau telah berani menyentuh Rayhan. Di dunia ini hanya akulah yang pantas bersanding dengan Rayhan." Ucap Lusi penuh kebencian.

...****************...

...Hai guys.. Ini karya ketiga aku...

...Mohon dukungannya ya☺...

...Yang udah sempetin buat mampir,...

...Semoga kalian semua sehat selalu guys 🤲...

...Agar bisa terus simak bab-bab selanjutnya...

...Yang betah-betah ya guys 😁...

...Dan jangan lupa buat tinggalin jejak like, komen dan vote nyaa 🤩...

...Terimakasih 🙏...

...Sampai jumpa di bab selanjutnya 🤗😘...

Terpopuler

Comments

Winata Nata

Winata Nata

mampir Thor .

2023-03-08

1

Q-nan ㊙

Q-nan ㊙

waaaww

2023-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!