BAB 4_Ternyata Indra

"Aaaaaaarrrrrrgggghhh." Suara teriakkan panjang dari Rayhan palsu.

Tubuh Rayhan palsu pun perlahan meleleh. Tak bersisa. Seluruh tulang belulangnya pun mencair. Mengalir, menyebar ke beberapa bagian lantai ruangan itu. Cairan itu berwarna merah kehitaman. Dan mengeluarkan bau yang sangat busuk.

"Rayhaaaaaaaaaaan. Tidak Rayhan. Suamiku. Jangan seperti ini. Hiks Hiks. Rayhaaaaaaaaaaan." Ucap Flora sambil menangis

Flora semakin lemas. Tak kuat menahan sakit dihatinya itu. Menyaksikan sendiri, bagaimana tubuh suaminya menjadi sebuah cairan yang sangat menjijikkan. Ia pun ambruk ke ranjang. Tak sadarkan diri.

...****************...

(Rumah Keluarga Rayhan)

"Halo kak, gimana sama mba Melati?" tanya Dinda.

"Aman Din. Jadi nggak masalah kalo dia sampe ketemu Om Julian. Cewe gatel itu juga udah sama kakak sekarang. Dan setelah ini, kakak akan menjadi satu-satunya wanita yang ada dalam hidup kakak kamu Din. Hahaha. Akhirnya saat itu tiba. Kakak nggak sabar Dinda." Ucap Lusi penuh semangat.

"Hahaha. Bagus kak kalo gitu. Akhirnya cewe gatel itu nggak akan balik lagi kerumah ini. Hahaa. Aku seneng banget kak." Sahut Dinda gembira.

..."Iya Din. Kita harus rayakan hari bahagia ini Dinda. Hahaha." Sahut Lusi....

...****************...

(Rumah Tua Di Pinggir Kota)

Flora membuka matanya kaget saat melihat sekitarnya tampak asing. Ia kembali mengingat kejadian terakhir yang dia alami.

Dan ia mengingat tentang kematian suaminya yang sangat mengerikan itu. Padahal yang ia lihat bukanlah tubuh suaminya.

Melainkan tubuh pria lain yang memakai topeng wajah suaminya. Saat ini Flora kembali menangis terisak mengingat kejadian itu.

"Nggak ada gunanya kamu nangis? Itu nggak akan membuat dia hidup lagi Flo. Hahaha." Suara seorang Pria.

Flora terkejut dengan suara pria itu. Ia samar-samar mempunyai ingatan dengan suara itu. Suara yang tidak asing ditelinganya. Flora pun memberanikan diri untuk menoleh kearah suara itu.

Jantungnya seakan dibuat ingin lepas dari tempatnya, saat Flora tahu siapa pemilik dari suara itu. "Hah? In-dra?" ucap Flora masih dengan rasa terkejutnya.

"Ternyata ingatanmu masih sangat baik sayang." Ucap Indra tersenyum.

Ia lalu mendekati Flora dan duduk disampingnya. Ia menatap nyalang tubuh Flora. Matanya mengekori seluruh bagian tubuh Flora, dari ujung kaki hingga ujung rambut gadis itu.

Flora yang sadar bila ia sedang diperhatikan oleh Indra, langsung melipat kakinya kearah dada. Memeluk kedua kakinya itu. Dengan tangan dan tubuh yang gemetar. Tegang. Keringat dingin pun keluar dari celah-celah kulitnya.

Saat memori tentang suaminya itu kembali berputar di otaknya. Pria itu tersenyum kecut, lalu membelai lembut kaki mulus Flora.

"Tubuhmu semakin mulus dan indah Flora. Sudah sangat lama aku menginginkan tubuh ini. Tubuh yang selalu ku bayangkan kehadirannya dalam setiap malamku." Suara sensual pria itu yang masih setia membelai lembut kaki Flora.

"Lepaskan! Jangan macam-macam kamu Ndra." Ucap Flora menepis tangan itu.

"Oh sayaang. Apa kamu sudah tak sabar? Aku hanya sedikit menyentuhmu saja. Apa kau tidak senang?" ucap pria itu sambil membuka kancing kemejanya.

Flora yang melihatnya langsung memalingkan muka. Tubuhnya semakin bergetar hebat. Ia semakin merapatkan tubuhnya kebagian tepi kepala ranjang.

Indra tersenyum menggoda memperhatikan ekspresi gadis yang dicintainya itu. "Ah Flora.. Kau terlihat sungguh sangat menggemaskan saat ini."

Dada bidang pria itu terlihat menawan saat Ia melepas kemejanya. Bantal kubus mini yang sungguh mempesona pada perut itu.

Namun Flora sama sekali tak tertarik dengan pemandangan indah itu. Indra pun semakin mendekati Flora. Ia duduk melipat kedua kakinya tepat didepan Flora. Salah satu tangannya menyangga pada bagian kepala ranjang itu.

Deru nafas Flora semakin kencang melihat tindakan Indra. Tubuhnya semakin bergetar ketakutan. Airmatanya pun sampai terjun ke ranjang. "Jangan sentuh aku Ndra! Pergi! Jangan mendekat! Ku mohon lepaskan aku Ndra!?"

"Melepaskanmu? Hahaha. Apa kau tak tahu betapa hancurnya hatiku saat kau menikahi pria itu Flora. Kau tahu bahwa sejak dulu aku sudah sangat mencintaimu. Tapi kau selalu menolakku Flora. Bahkan kau selalu menghindariku. Hatiku sakit. Sebenarnya apa yang kurang dariku Flo? Kau lihat, bukankah sekarang aku sangat tampan? Apa yang membuatmu lebih memilih pria itu dibandingkan aku Flora?" Ucap pria itu sedih mengingat masa lalunya.

"Ndra, cinta itu nggak bisa dipaksa. Dulu aku juga terpaksa menghindari kamu. Karena Natali selalu nggak suka, kamu deketin aku. Dia selalu ngancem aku Ndra. Padahal saat itu, kamu yang selalu ganggu aku, tapi dia bersih keras menganggap bahwa aku ini perusak hubungan kalian. Ndra tolong jauhi aku. Tolong lepasin Aku. Aku nggak mau berurusan dengan Natali lagi." Ucap Flora sedih.

Indra mendengus kesal mendengar perkataan Flora. "Ya semua ini juga karena gadis itu. Harusnya sejak dulu, aku singkirkan gadis itu. Dia salah satu penghalangku untuk mendapatkanmu Flora. Hehh. Jangankan hanya seorang Natali. Kau lihat, suami tercintamu saja telah pergi menjadi sampah air itu. Hahaha."

Flora terdiam mendengar perkataan Indra. Tubuhnya kembali bergetar. Ia takut menyinggung perasaan pria itu.

Karena ia kembali mengingat peristiwa yang terjadi pada suaminya beberapa jam yang lalu. Flora pun menangis . Namun ia tak berani bersuara.

Ia menundukkan wajahnya pada kedua lututnya itu.

Ada sedikit rasa iba di hati Indra saat melihat orang terkasihnya begitu ketakutan. Ia pun mencoba tenang. Dan mengusap lembut kepala Flora.

"Sayang. Aku akan pergi sebentar. Kau bersiaplah. Bersihkan dirimu. Kita akan segera menikah. Sebentar lagi kau akan menjadi milikku seorang. Hahaha. Cepat lah Flo. Seseorang akan membawakan semua perlengkapannya kemari." Ucap Indra yang membuat Flora merinding mendengarnya.

Indra lalu mengecup lembut puncak kepala Flora. Ia pergi meninggalkan tempat itu sambil memakai kembali kemejanya.

"Hah? Menikah? Nggak aku nggak mau. Aku nggak mau nikah sama dia. Aku harus pergi dari tempat ini. Tapi bagaimana caranya? Ya Tuhan bantulah aku. Hiks.. Hiks... ." Ucap Flora ketakutan.

Flora melihat-lihat sekeliling kamar itu. Ia melihat jendela yang sedikit terbuka. Ia menghampiri jendela itu dan menengok kebawah.

Flora menelan ludahnya saat melihat kebawah jendela, itu sangat tinggi. Ia membayangkan bagaimana tubuhnya nanti bila ia paksakan melompat dari sini. Ia merasa ngeri dan takut.

Namun Ia kembali teringat pada ucapan Indra. Ia semakin takut dan bergetar. Ia tak mau jika sampai menikah dengan pria itu.

Flora lalu memberanikan diri. Ia nekat. Karena ingin cepat pergi dari tempat itu. Ia naik ke jendela itu dan menuruni balkon. Ia mengikat tali tambang ya ia temukan di salah satu laci kamar, di pinggiran balkon.

Lalu Flora bergelantungan menuruni balkon itu. Berharap Indra tidak melihat aksi kaburnya. Namun naas, saat beberapa meter lagi hampir sampai ke dasar, Indra melihat aksi Flora.

Dan sontak membuat Flora panik. Sehingga ia sedikit tak konsen memegang tali itu dan... .

"Aaaaaarrrrrggghh" tubuh Flora pun terjatuh kebawah sana.

Bersambung........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!