( Kamar Pengantin )
Flora menatap wajahnya dari pantulan cermin. Saat itu ia masih memakai gaun pengantinnya. Beberapa jam sebelumnya adalah saat dimana dirinya telah sah menjadi seorang istri. Istri dari pujaan hatinya. Pria tampan yang selama isi selalu dihatinya. Rayhan.
"Cantiknya istriku." Ucap Rayhan memeluk istrinya dari belakang.
Ia mencium pipi tirus istrinya. Dan menenggelamkan kepalanya dicerukan leher istrinya itu. Ia menyisir rambut istrinya, saat sang istri hendak menyisir rambutnya.
Flora pun berdiri dari duduknya dan menatap sang suami didepannya. Rayhan lalu menyelipkan anak rambut istrinya ke celah telinga istrinya. Ia tersenyum. Flora pun sama. Ia membelai lembut pipi istrinya. Dan merapatkan bibirnya ke bibir merah sang istri. Tangannya melingkar, memeluk mesra pinggang pujaan hatinya itu.
Sang istripun melingkarkan tangannya ke leher suaminya. Mereka bersemangat menjelajah pulau kecil itu. Semakin dalam, semakin nikmat dan semakin menginginkan lebih. Flora mengurai kedekatannya dari sang suami.
Rayhan merasa itu sangat tanggung, ia pun mengangkat dagu istrinya. Dan kembali mengecup bibir manis itu. Bibir yang selama ini ingin ia rasakan nikmatnya. Hari ini tercapailah sudah harapan itu. Ia lalu memeluk mesra tubuh sang istri.
"I love you sayang. Terimakasih telah hadir dalam hidupku ini. Aku berjanji akan selalu menyayangimu dan berusaha untuk selalu membuatmu bahagia." Ucap Rayhan ditelinga istrinya
Ia pun semakin erat memeluk tubuh istrinya. Mencium aroma khas tubuh itu. Aroma yang tak asing baginya. Aroma yang selalu ingin ia rasa disaat malam dinginnya. Tangannya saat ini mulai nakal. Ia meraba-raba salah satu gundukan kembar istrinya, dari luar baju yang istri, gundukan kenyal itu adalah salah satu hal yang ingin ia rasakan sejak dulu dari Flora.
Flora merasakan sensasi geli nan nikmat saat sang suami meremas kedua gundukan kenyal itu. Rayhan pun semakin ingin merasakan lebih. Ia lalu menggendong tubuh istrinya. Membawanya, menempatkan tubuh itu diatas sebuah ranjang yang sudah didesain sangat indah, penuh dengan banyak bunga mawar merah.
Rayhan pun membalikkan tubuh istrinya. Membuka garis kereta gaun itu. Dan punggung mulus sang istripun terlihat jelas disana. Ia langsung mengecup punggung itu, menyesapnya, membuat berbagai tanda cinta disana.
Rayhan lalu menarik kain indah penghalang itu dari tubuh istrinya. Ia menelan salivanya, karena pertama kalinya melihat pemandangan indah sang istri yang begitu nyata. Ia takjub bahagia. Dan mulai mencium mesra beberapa bagian tubuh lain istrinya. Semakin ia merasa nikmat, semakin ia ingin memakan istrinya itu.
Dan merekapun berjuang bersama, melepas peluh bersama, merasakan kenikmatan bersama, sampai sebuah sensasi dahsyat keluar dari tubuh mereka, untuk pertama kalinya. Membuat mereka seperti terbang, melayang, disebuah kebun cinta yang penuh dengan kenikmatan.
...****************...
( Ruang Makan )
Rayhan dan Flora baru keluar dari kamarnya setelah matahati sudah mencapai puncak kepala. Rayhan memeluk mesra pinggang sang istri. Mereka berjalan bersama menuruni sebuah tangga. Semua mata yang melihat pemandangan itu, tak lepas memperhatikan kemesraan mereka.
Ada mata yang tak suka dengan pemandangan itu. Dia merasa muak melihat sang kakak yang bermesraan dengan seorang wanita yang menurutnya tak pantas bersanding dengan kakaknya.
"Cih.. udah siang bolong gini, baru keluar, pake pamer kemesraan lagi. Kurang kerjaan." Ketus Dinda yang merasa kesal.
"Sayang, nggak boleh gitu. Mereka kan baru nikah kemaren, jadi wajar kalau mereka baru turun sekarang. Nanti kamu juga ngerasain. Iya kan pah?" Ucap Ny.Julian, Riyanti, mamahnya Rayhan.
"Bener apa yang mamah bilang Din. Papah tau kamu nggak suka sama Flora, tapi walau bagaimana pun juga, dia adalah kakak ipar kamu. Kamu harus menghormati dia. Awas ya kalo kamu berani bikin ulah." Ucap Pak Julian, ayah Rayhan.
"Hemm. Terus aja kalian bela cewe gatel itu!" sahut Dinda, adik Rayhan, yang pergi meninggalkan ruang makan dengan menghentakkan kakinya.
"Dinda. Jangan kurang ajar kamu jadi anak. Papah dan mamah nggak pernah ngajarin kamu seperti itu. Dinda." Ucap papah Rayhan yang emosi dengan kelakuan putrinya.
"Udah pah, sabar. Nggak enak sama Flora pah." Ucap mamah Rayhan.
Rayhan dan Flora sempat terhenti dari jalannya karena mendengar teriakan Pak Julian itu. Sedangkan Dinda malah langsung membuang muka saat berjalan, karena berhadapan dengan Flora. Padahal saat itu Flora tersenyum manis padanya.
Rayhan yang memperhatikan tingkah adiknya, hanya menggeleng-geleng dan menghela nafasnya sabar. Sebenarnya ia pun sangat kesal pada adiknya, namun karena tidak ingin membuat Flora lebih sakit hati, jadi ia tak memperpanjang masalah adiknya didepan Flora. Rayhan sangat tahu Flora yang tak suka pertikaian.
"Sayang. Maafin Dinda ya. Dia masih labil. Aku nanti keatas buat nasehatin dia. Kamu jangan sedih ya." Ucap Rayhan membelai pipi istrinya.
"Aku nggak papa kok, tenang aja." Sahut Flora tersenyum manis.
"Loh kalian mau sampe kapan mesra-mesraan disitu? Apa nggak laper? Ayo sini makan dulu, nanti kalian bisa lanjutkan lagi dikamar. Hehee." Ucap mamah Rayhan.
"Mamaaah." Sahut Rayhan sedikit penuh tekanan.
"Hehehehe. Sini Flora. Ayo kita makan bersama." Ajak mertua Flora.
"I-iya mah." Ucap Flora yang menahan malu karena perkataan mertuanya tadi.
Papah Rayhan hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala mendengar perkataan istrinya itu. Rayhan dan Flora pun duduk bersebelahan. Berhadapan dengan kedua Tuan dan Nyonya Julian.
"Mah, pah, maaf ya kita berdua nggak ikut sarapan tadi pagi." Ucap Rayhan
"Nggak papa sayaaang. Mamah papah ngerti kok. Tapi Flora hebat loh. Dulu sih waktu mamah baru nikah sama papahmu, besoknya mamah malah nggak bisa turun dari ranjang. Tunggu besok lusa baru bisa keluar kamar. Waktu itu nenek kamu sampe khawatir banget sama keadaan mamah. Ray, emang sampe jam brapa tadi? Hehehe." Cerocos mamah Rayhan tanpa tahu malu.
"Aku cuma nggak mau bikin Flora kelelahan mah. Hehehe." Ucap Rayhan.
Flora yang masih merasa malu, hanya bisa menundukkan wajahnya.
"Maah, udah dong kasian sama Flora. Nggak liat apa mukanya merah kaya gitu." Ucap papah Rayhan menahan tawa
"Hehee. Maafin mamah ya sayang." Ucap mamah Rayhan pada Flora
Flora hanya mengangguk dan tersenyum kaku menanggapi ucapan mertuanya. Mereka pun makan siang bersama. Tanpa memperdulikan perasaan Dinda.
...****************...
( Kamar Rayhan dan Flora )
Flora berdiri dibalkon kamarnya, saat Rayhan sedang berada diruang kerjanya. Ia memandangi pemandangan pantai yang terlihat dari balkon kamarnya. Begitu menenangkan mata. Tiba-tiba Rayhan memeluknya dari belakang.
"Apa yang kamu lihat sayang?" tanya Rayhan masih memeluk istrinya
"Aku cuma liatin pantai itu Ray." Jawab Flora
"Kamu mau kesana? Kalo mau, besok sore kita pergi ya?" ucap Rayhan
"Emmmm. Boleh deh. Aku juga bosen dirumah terus." Jawab Flora
"Oke. Besok kita kesana Tuan Putri." Ucap Rayhan sambil mengecup pipi istrinya.
"Yank, bulan depan kita pindah kerumah aku ya? Sekarang kan kita udah nikah. Dan kamu udah jadi Nyonya rumah sekarang. Nyonya Rayhan. Yang cantik, baik, gemessin dan selalu bikin ketagihan. Hehhe." Ucap Rayhan sambil mencubit dan mengecup pipi istrinya.
"Ihh kamu! Ketagihan apanya sih? Hemmm. Kalo soal pindah ke Semarang. Aku pasti siap pindah kapanpun sayang. Asal selalu bersama kamu." Ucap Flora tersenyum manis
"Iya pasti dong sayang. Kita akan selalu bersama." Ucap Rayhan mengecup bibir lembut istrinya.
Ia lalu langsung menggendong istrinya. Membawanya masuk ke dalam kamar. Menutup pintu itu dan meletakkan istrinya diatas sebuah sofa. Ia sangat lembut memperlakukan Flora.
Saat ini, juniornya begitu sangat tegang. Tak tahan untuk memakan Flora. Dan Rayhan pun langsung menyerang Flora. Melepaskan hasrat cintanya. Merasakan kembali nikmatnya tubuh istrinya itu. Begitu lama. Sampai kembali diulang dan diulang. Dengan berbagai macam gaya namun tetap penuh kelembutan.
...****************...
"Sialan. Gara-gara cewe gatel itu, kak Ray jadi kasar sama aku. Ini nggak bisa dibiarin. Gue harus cari cara buat jauhin mereka. Hmm." Ucap Dinda penuh emosi.
Ia lalu mengambil ponselnya dari meja kamar dan mulai menelepon seseorang.
......................
"Oke kak. Aku ngerti. Kakak cepet pulang ya?! Aku enek banget harus ketemu cewe gatel itu setiap hari. Pokoknya sampe kapanpun, aku nggak bakal restuin hubungan mereka. Aku hanya akan menerima kak Lusi untuk jadi kakak iparku." Ucap Dinda
"Makasih ya sayang. Kamu jaga diri ya. Kak Lusi pasti segera kembali." Ucap Lusi
Sambungan telepon pun terputus.
"Heuhh. Flora. Lihat saja. Aku akan membuat hidupmu sangat menderita, bahkan lebih buruk dari kematian. Itu adalah akibat karena kau telah berani menyentuh Rayhan. Di dunia ini hanya akulah yang pantas bersanding dengan Rayhan." Ucap Lusi penuh kebencian.
...****************...
...Hai guys.. Ini karya ketiga aku...
...Mohon dukungannya ya☺...
...Yang udah sempetin buat mampir,...
...Semoga kalian semua sehat selalu guys 🤲...
...Agar bisa terus simak bab-bab selanjutnya...
...Yang betah-betah ya guys 😁...
...Dan jangan lupa buat tinggalin jejak like, komen dan vote nyaa 🤩...
...Terimakasih 🙏...
...Sampai jumpa di bab selanjutnya 🤗😘...
"Oke kak. Aku ngerti. Kakak cepet pulang ya?! Aku enek banget harus ketemu cewe gatel itu setiap hari. Pokoknya sampe kapanpun, aku nggak bakal restuin hubungan mereka. Aku hanya akan menerima kak Lusi untuk jadi kakak iparku." Ucap Dinda
"Makasih ya sayang. Kamu jaga diri ya. Kak Lusi pasti segera kembali." Ucap Lusi
Sambungan telepon pun terputus.
"Heuhh. Flora. Lihat saja. Aku akan membuat hidupmu sangat menderita, bahkan lebih buruk dari kematian. Itu adalah akibat karena kau telah berani menyentuh Rayhan. Di dunia ini hanya akulah yang pantas bersanding dengan Rayhan." Ucap Lusi penuh kebencian.
...****************...
"Kak Lusi." Teriak Dinda sambil melambaikan salah satu tangannya pada Lusi.
Yang dipanggil ikut melambaikan tangannya dan tersenyum. Ya dia adalah Lusi. Wanita yang dekat dengan Dinda. Dan Lusi pun begitu mencintai kakak Dinda, Rayhan. Mereka lalu berpelukan dan saling bertukar kabar. Lalu menuju ke sebuah mobil mewah milik Lusi yang sudah stand by menunggu Lusi disana.
"Kak apa rencanamu? Mamah sama papah sepertinya sangat menyukai cewe gatel itu." Ucap Dinda.
"Jangan terburu-buru sayang. Kakak baru sampai. Tidakkah kau merindukan kakak? Bagaimana kalau hari ini kita pergi jalan-jalan sebentar." Ucap Lusi
...****************...
"Yank, pindah ke Semarang nya kita majuin dua minggu lagi ya? Kebetulan aku ada proyek disana. Jadi sekalian aja kita pindah, biar nanti nggak bolak balik buat ngecek proyeknya." Ucap Rayhan sambil menyuapi istrinya.
"Iya sayaaank. Gimana enaknya kamu aja." Sahut Flora
"Bener nih yank, gimana enaknya aku? Buat aku kan cuma kamu yang paling enak yank. Hehee." Ucap Rayhan dilengkapi senyuman nakal
"Isssh kamu ini, ngeres aja pikirannya." Sahut Flora sambil mencubit lengan sang suami.
"Hehehee. Nggakpapa dong yank, kan aku kayak gini cuma sama kamu." Ucap Rayhan yang mengusap-usap tangan istrinya.
Freya hanya tersenyum menanggapi ucapan suaminya.
...****************...
"Rayhan!?" teriak wanita itu
Rayhan dan Flora menoleh. Lalu wanita itu langsung saja berlari memeluk Rayhan. Rayhan yang merasa risih langsung melepas tangan wanita itu yang melingkar ditubuhnya.
"Lusi?! Kamu bukannya ada di Singapura? Ngapain balik?" ucap Rayhan ketus
"Kok gitu si Ray, aku baru aja sampe kok Ray. Adek kamu tadi nungguin aku dibandara. Terus kita jalan-jalan dulu deh. Rencananya abis dari sini, aku mau nemuin kamu. Ehh malah ketumu disini. Aku kangen banget Ray sama kamu." Ucap Lusi yang mencoba memeluk Rayhan tanpa memperdulikan seseorang yang ada disamping Rayhan.
Rayhan sangat malas mendengar perkataan wanita itu. Karena sejak dulu, ia memang selalu blak-blakan mengejar cinta Rayhan. Padahal sudah berkali-kali Rayhan menolaknya. Wanita itu seperti tak mempunyai urat malu. Rayhan pun reflek menjauhkan tangan Lusi dari tubuhnya saat tangan Lusi hendak memeluk tubuhnya lagi.
"Lus, toloong, jaga tangan kamu itu. Dari dulu kamu kok tetep nggak berubah ya. Aku kan udah sering bilang. Aku nggak suka kamu kayak gitu. Aku sampe bosen tau nggak ngomongnya. Apalagi sekarang aku udah punya istri. Jadi tolong, kamu nggak usah deketin aku lagi. Mending kamu cepet cari cowo lain deh. Atau kamu balik lagi aja ke Singapura! Inget ya, nggak usah ganggu hidup aku lagi!!" ucap Rayhan pada Lusi yang sudah muak dengan tingkah wanita itu.
"Ayo sayang kita cari mall lain saja. Di sini sudah tidak nyaman." Ajak Rayhan pada istrinya.
Ia lalu menarik tangan sang istri untuk menjauhi tempat itu. Ia bahkan sengaja tidak memperdulikan keberadaan adiknya disitu. Karena ia juga masih sangat kesal dengan kelakuan sang adik yang terang-terangan berperilaku buruk pada istrinya saat dirumah waktu itu. Dan Flora hanya terdiam menyaksikan kejadian itu. Ia tak berani bertanya, bila Rayhan tak bercerita lebih dulu padanya. Saat ini mereka sedang duduk disebuah kursi taman yang terletak dikawasan mall itu.
"Sayang, maaf ya buat kejadian tadi. Dia itu Lusi, temen sekolah aku. Kita sekolah selalu bareng, sejak TK sampe kuliah. Bahkan belakangan ini, dia nggak pernah nyerah buat masuk kerja di kantor aku. Tapi kamu tenang aja yang. Aku udah boikot dia biar nggak pernah bisa masuk ke kantorku. Dan aku juga pasti bakal selalu jaga jarak sama dia yang. Karena cuma kamu seorang wanita yang boleh dekat dan menyentuh aku." Ucap Rayhan tersenyum pada istrinya.
"Iya sayang nggakpapa. Aku percaya kok sama kamu." Balas Flora pada suaminya.
"Makasih ya sayang. Aku akan selalu menyayangi dan mencintai kamu yang. Aku akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia didunia ini." Ucap Rayhan manis pada sang istri.
Flora tersenyum bahagia mendengarnya. Ia pun menghamburkan dirinya kedalam pelukan sang suami. Dan Rayhan pun mengecup mesra puncak kepala istrinya.
...****************...
"Sialan, semua ini pasti karena cewe gatel itu. Karena dia, Rayhan jadi kasar sama kakak Din. Padahal kakak bela-belain pergi ke Singapore, semua itu demi dia. Tapi dia malah nikah sama cewe itu. Dari dulu kakak setia sama kakak kamu Din. Tapi kakak kamu nggak pernah liat kakak sekalipun. Kakak nggak rela Din. Kakak harus pisahin mereka. Rayhan cuma boleh jadi milik kakak." Ucap Lusi yang penuh dengan kekecewaan.
"Kak Lusi sabar ya. Aku pasti selalu dukung kakak. Aku juga nggak rela cewe gatel itu jadi kakak ipar aku kak." Sahut Dinda
...****************...
"Halo. Assalamu'alaikum. Iya Pak Bram. Ada apa ya pak?" ucap Rayhan.
"Waalaikumsalam. Pak ada kabar buruk. Kantor cabang kita yang di Bali kebakaran Pak. Semua berkas habis terbakar .Sekarang polisi sedang menyelidiki penyebab kebakaran itu Pak." Ucap Pak Bram, Direktur di Kantor Cabang Bali milik Rayhan.
"Astaghfirullah. Ya allah. Terus ada korban nggak Pak?" Sahut Rayhan.
"Ada Pak. Banyak karyawan yang terkena luka bakar dan ada 2 orang korban yang meninggal ditempat Pak. Stella dan Firman." Ucap Pak Bram.
"Ya allah. Firman. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Astagfirullahalazim. Firmaan. Hemmmm. Ya udah Pak, saya ke Bali sekarang ya Pak. Assalamu'alaikum." Ucap Rayhan.
"Iya pak waalaikumsalam. Hati-hati dijalan pak." Sahut Pak Bram.
"Oke." Sahut Rayhan
Sambungan telepon pun terputus.
Rayhan pun langsung menelpon sang istri, namun nomer itu tidak aktif. Ia lalu menelpon ke rumahnya. Dan ibunya yang mengangkat telepon itu.
"Halo. Assalamu'alaikum. Mah ini Rayhan. Flora kemana ya mah? Aku tadi telepon dia tapi nomernya nggak aktif." Ucap Rayhan
"Waalaikumsalam. Flora tadi keluar Ray sama Melati, mereka lagi ke supermarket. Baru aja keluar. Emang kenapa Ray?" tanya mamah Rayhan.
"Hemmm. Kantor Cabang di Bali kebakaran mah. Dan Firman. Dia.. Firman meninggal dalam kebakaran itu mah." Jawab Rayhan.
"Astagfirullahalazim. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Firmaaaan. Ya allah. Mamah harus kesana Ray. Mamah kabarin papah ya Ray." Ucap mamah Rayhan.
"Iyah mah. Ray sekarang lagi jalan ke bandara mau ke Bali mah. Ray mau ngabarin Flora mah, gimana ya? soalnya nggak mungkin kalo pulang dulu kerumah. Nanti malah makan waktu lama. Ray lagi di Jogja soalnya." Ucap Rayhan.
"Ya udah Ray, kamu duluan aja ke Bali. Nanti biar mamah yang ngabarin Flora. Kamu hati-hati ya Ray. Assalamu'alaikum." Ucap mamah Ray.
"Oke mah. Mamah sama papah juga hati-hati ya. Waalaikumsalam." Balas Rayhan lalu menutup sambungan telepon itu.
Ny.Julian pun bergegas memasuki kamarnya. Tanpa ia sadari, ada dua orang gadis yang mendengarkan pembicaraannya via telepon dengan Rayhan tadi. Kedua gadis itu lalu saling memandang.
"Kak Ray dan mamah mau ke Bali. Ini kesempatan bagus buat kita kak. Kita gunakan kesempatan ini untuk menendang cewe gatel itu kak." Ucap Dinda
"Ya kamu benar Din. Kakak punya ide." Jawab Lusi tersenyum lalu membisikkan sesuatu ke telinga Dinda.
"Wah. Ide bagus kak. Aku nggak sabar buat ngeliat cewe gatel itu pergi dari rumah ini." Sahut Dinda
Lusi hanya tersenyum mendengar perkataan Dinda. Ia lalu pergi meninggalkan rumah itu. Dan Dinda, ia langsung memasuki rumah untuk melakukan tugasnya.
Ia memasuki kamar pribadi Rayhan dan Flora. Ia mencari sesuatu. Ketemu. Rupanya ia mencari ponsel Flora. Dinda pun mengambil ponsel itu dan memasukkannya kedalam tas yang ia pakai.
"Hari ini adalah hari terakhirmu cewe gatel. Hahaha." Ucap Dinda bahagia.
Ia lalu pergi meninggalkan kamar itu. Dan melaporkan hasil tugasnya pada seseorang.
"Kak, aku udah dapetin ponselnya." Ucap Dinda
"Bagus Din. Kamu simpan ponsel itu ditempat yang aman ya. Jangan sampe ada yang liat ponsel itu. Bila perlu, kamu bakar ponsel itu Din. Kakak sekarang lagi nunggu cewe gatel itu keluar. Kamu inget ya. Nanti kalo Melati pulang. Dia jangan sampe bertemu Om Julian." Ucap Lusi
"Oke kak aku ngerti." Sahut Dinda.
Flora pun keluar dari supermarket itu. Tiba-tiba seorang nenek jatuh tepat didepannya.
"Ya allah nek. Nenek kenapa? Apa nenek sakit?" tanya Flora
"Nenek nggakpapa cu. Nenek cuma lelah." Ucap nenek itu
"Nenek mau kemana? Biar saya anter ya nek? tanya Flora pada nenek itu.
"Nenek mau pulang. Tidak usah cu, nenek tidak mau merepotkan mu. Nenek pulang dulu ya. Terimakasih bantuannya ya cu." Ucap nenek itu yang bergegas bangun.
"Mba melati barang-barangnya tolong masukin ke mobil dulu ya. Aku mau bantuin nenek dulu. Sekalian kamu tatah ya mba. Pisahkan barang yang mudah pecah sama yang nggak." Ucap Flora pada asisten rumah tangganya.
"Baik Non." Jawab Melati
Melati pun memindahkan semua barang belanjaan majikannya kedalam bagasi mobil. Ia sibuk memilah barang-barang sesuai perintah majikannya. Dan Flora tetap memapah nenek itu. Walau si nenek sudah menolak bantuannya. Namun tiba-tiba nenek itu terjatuh lagi.
"Ya allah nenek. Nenek harus istirahat. Udah nggakpapa ya nek. Aku anter nenek ya? Aku nggak ngerasa direpotkan kok nek. Rumah nenek dimana?" tanya Flora lagi.
"Ya sudah cu. Nenek mau kalo memang itu tidak merepotkanmu. Makasih ya cu. Rumah nenek deket dari sini cu. Itu. Di ujung gang sebelah rumah itu cu." Ucap sang nenek sambil menunjukkan sebuah gang.
"Ya udah nek. Ayo nek, saya bantu naik ke mobil ya?" ajak Flora.
Namun tak disangka, dengan secepat kilat, nenek itu langsung membungkam hidung Flora dengan sapu tangan tipis yang sudah diberi obat bius. Seketika Flora pun pingsan.
Dan seorang lelaki yang turun dari sebuah mobil yang sudah terparkir sejak tadi disana, langsung berlari dan dengan sigap mengangkat tubuh Flora lalu membawanya masuk kedalam mobil. Dan nenek gadungan itu, ikut masuk kedalam mobil.
Bersambung........
"Ya udah nek. Ayo nek, saya bantu naik ke mobil ya?" ajak Flora.
Namun tak disangka, dengan secepat kilat, nenek itu langsung membungkam hidung Flora dengan sapu tangan tipis yang sudah diberi obat bius. Seketika Flora pun pingsan. Dan seorang lelaki yang turun dari sebuah mobil yang sudah terparkir sejak tadi disana, langsung berlari dan dengan sigap mengangkat tubuh Flora lalu membawanya masuk kedalam mobil. Dan nenek gadungan itu, ikut masuk kedalam mobil.
...****************...
Setelah menyelesaikan pekerjaannya. Melati menutup pintu bagasi mobil itu. Lalu melangkah kedepan kursi kemudi. Ia terkejut saat membuka pintu mobil, karena didalam mobil itu tampak kosong. Tak ada keberadaan majikannya.
"Loh Nona kemana ya? Bukannya tadi bilang mau bantuin nenek itu masuk mobil? Tapi kok mobilnya kosong? Aduuh mana langitnya mendung lagi, kayaknya mau turun ujan deh. Nona kemana ya?" ucap Melati Bingung.
Ia lalu reflek menelepon sang majikan. Namun operator mengatakan bahwa nomernya tidak aktif. Ia terus mencoba menelepon berkali-kali.
Namun ia baru ingat bahwa sang majikan tidak membawa HP.
"Ya ampun. Nona kan nggak bawa hp. Hemmm. Gimana caranya buat ngehubungin Nona? Lagian Nona tumben banget mau kemana-mana nggak ngasih tau aku. Apa Nona nganter nenek itu kerumahnya ya. Tapi aku nggak tau rumah nenek itu. Yaudahlah aku coba cari Nona deket sini aja." Ucap Melati.
Ia hendak pergi kesalah satu jalan yang dekat dengan mobil majikannya. Namun saat baru beberapa langkah berjalan, ia melihat salah satu sendal majikannya berada ditengah jalan.
"Ya ampun, ini kan sendal Nona. Kemana Nona? Dan nenek itu? Apa jangan-jangan nenek itu yang bawa Nona. Ya allah gimana ini? Aku coba telpon Tuan Muda aja deh." Ucap Melati hendak menelpon Majikannya.
Namun saat hendak menekan tombol panggilan. Tiba-tiba seseorang mendorong tubuh Melati.
"Bruuggh. Astagfirullah. Ya allah hp ku." Ucap Melati terkejut melihat ponselnya terjatuh.
"Ya ampun mba Melati. Maaf ya mba, aku nggak sengaja. Maaf mba, nanti aku ganti ya mba HPnya." Ucap Lusi sambil mengambil ponsel Melati dan memberikan ponsel itu padanya.
"Loh Non Lusi? Non kapan pulang? Bukannya Non lagi kuliah di Singapura ya?" tanya Melati.
"Ah iya mba. Aku baru aja sampe ke Indo kemaren. Hossh.. Hosh.. Hossh." Ucap Lusi sambil menghela nafasnya.
"Oh gitu. Lah terus Non kenapa lari-lari? Apa ada yang gangguin Non?" tanya Melati.
"Iya mba. Tadi aku liat Flora sama seorang laki-laki. Awalnya aku cuma mau mastiin, itu benar Flora apa bukan? tapi tiba-tiba laki-laki itu langsung ngejer aku mba. Dia ngancem aku. Aku takut banget mba. Tapi aku kasian sama Ray. Gimanapun juga, Flora itu istrinya Ray mba. Aku cuma mau cari bukti mba. Biar Ray percaya kalo Flora udah selingkuhin dia." Ucap Lusi bohong.
Lalu tiba-tiba seorang gadis yang sangat mirip dengan Flora terlihat sedang bermesraan dengan seorang pria. Dibawah pohon besar yang letaknya tidak jauh dari sana.
"Itu mereka mba. Itu mereka. Coba lihat mba!!" Ucap Lusi pura-pura panik.
Melati pun langsung menoleh ke tempat yang ditunjuk Lusi.
"Astagfirullahalazim. Non Flora. Ya allah itu bener Non Flora? Kenapa Non Flora tega ngelakuin itu sama laki-laki lain. Padahal kan Non Flora baru saja menikah dengan Tuan Muda Rayhan" Ucap Melati sedih.
"Bener kan mba itu Flora. Aku nggak boong. Kasian Ray mba." Ucap Lusi pura-pura sedih
Melati masih memperhatikan pasangan itu. Ia lalu membuka kamera di ponselnya. Dan mengambil beberapa gambar Flora dengan laki-laki itu.
"Mba nggak nyangka Non seperti ini." Ucap Melati sedih
"Udah mba jangan sedih lagi. Ini kan bagus buat Ray juga mba. Dia jadi tau gimana sifat istrinya itu." Sahut Lusi
...****************...
"Halo mah ada apa? Mamah lagi keluar? Papah pulang kok nggak ada?" tanya papah Rayhan.
"Iya pah, mamah lagi dalam perjalanan ke Bali. Firman meninggal pah. Mamah nyusul Rayhan duluan kesana. Ini mamah udah dibandara. Papah nanti tolong sampaikan ke Flora ya. Papah nanti nyusul ke Bali bareng Flora. Rayhan udah telpon dia berkali-kali. Tapi katanya HP Flora nggak aktif." Ucap mamah Rayhan
"Innalillah.... Ya allah Firmaaan. Ya udah mah nanti papah sampein ke Flora. Mamah hati-hati ya mah. Tunggu papah sayang." Sahut papah Rayhan
"Iya pah." Jawab mamah Flora.
Sambungan telpon pun terputus.
...****************...
"Kerja kalian bagus. Oke suatu saat kalo gue perlu. Lo harus standby ya. Gue bakal kasih yang lebih dari ini." Ucap Lusi bangga
"Hehhee. Siap bos. Semua beres kalo kantongnya lancar bos. Hehehe." Ucap perempuan suruhan Lusi itu
Ya, perempuan itu adalah orang suruhan Lusi yang memakai topeng khusus. Topeng itu berasal dari Singapura. Topeng jenis itu mempunyai bentuk wajah yang benar-benar mirip dengan wajah manusia asli.
...****************...
Flora terkejut saat ia membuka matanya. Saat ini Flora sedang berada di sebuah rumah tua yang cukup besar.
"Aku dimana ini? Kepala ku pusing." Ucap Flora
Ia lalu kembali mengingat kejadian yang terakhir kali terjadi padanya. Tiba-tiba ingatannya menuju pada seseorang.
"Nenek itu? Semua ini pasti ulah nenek itu.
Tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang."Tap.. Tap.. Tap...."
Rupanya itu adalah seorang pria. Ia mendekati Flora yang terbaring diatas sebuah tempat tidur. Flora pun reflek bangun dari posisi tidurnya saat melihat sosok Laki-laki itu semakin mendekatinya.
"Kau tau mengapa aku membawamu kemari sayang. Hari ini aku akan mamberimu sebuah hadiah yang sangat besar. Sehingga selama hidupmu, kau tak akan pernah bisa untuk melupakannya. Terimalah hadiahku ini sayang!" ucap laki-laki itu.
Ia lalu menyuruh seseorang untuk membawa seseorang masuk.
"Rayhan? Ray kenapa kamu ada disini? Ray? Apa yang terjadi? Kalian lepaskan suamiku, jangan sakiti dia. Ku mohon jangan sakiti dia! Hiks hiks." Ucap Flora sambil menangis
"Aaarrghh" Teriakan laki-laki yang mirip dengan Rayhan itu.
Pria misterius itu lalu menempelkan timah panas pada tubuh laki-laki yang mirip dengan Rayhan. Membuat tubuh itu terlihat ngeri terkelupas.
"Aaaaaaarrrgghhh" teriak laki-laki yang mirip dengan Rayhan
"Rayhaaaaan.. Berhenti.. Tolong hentikan.. Jangan lakukan lagi, ku mohon.. Jangan sakiti suamiku." Ucap Flora terisak.
"Hahahaaa. Kau benar-benar gadis yang lemah. Kau harus menjadi saksi, untuk kematian suamimu sendiri. Dan setelah itu, kau akan menjadi wanitaku selamanya. Flora Fransisca. Hahahaa." Ucap laki-laki itu bahagia.
"Tidak.. Jangan lakukan itu. Ku mohon jangan. Hiks Hiks." Ucap Flora menangis.
Laki-laki itu tak mendengarkan perkataan Flora. Ia justru menghampiri Rayhan palsu itu. Dan langsung menyiram sebuah cairan ke tubuh Rayhan palsu.
"Aaaaaaarrrrrrgggghhh." Suara teriakkan panjang dari Rayhan palsu.
Tubuh Rayhan palsu pun perlahan meleleh. Tak bersisa. Seluruh tulang belulangnya pun mencair. Mengalir, menyebar ke beberapa bagian lantai ruangan itu. Cairan itu berwarna merah kehitaman. Dan mengeluarkan bau yang sangat busuk.
"Rayhaaaaaaaaaaan. Tidak Rayhan. Suamiku. Jangan seperti ini. Hiks Hiks. Rayhaaaaaaaaaaan." Ucap Flora sambil menangis
Flora semakin lemas. Tak kuat menahan sakit dihatinya itu. Menyaksikan sendiri, bagaimana tubuh suaminya menjadi sebuah cairan yang sangat menjijikkan. Ia pun ambruk ke ranjang. Tak sadarkan diri.
Bersambung........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!