LOVE WITH MY HOT UNCLE
“Om Abi …” rintih Kaniya pelan mengigit bibirnya sendiri merasa geli dan nyaman saat leher putihnya di endus dan di sesap sedikit oleh Abian saudara ayahnya. Hal itu sering terjadi, berulang – ulang oleh pria beranjak dewasa yang secara silsilah adalah Om Kaniya.
Usia mereka terpaut hampir tujuh tahun. Saat itu Abian berusia 26 tahun, memiliki jabayan sebagai Manager di Perusahaan yang di miliki oleh Abrar Waluya ayah Kaniya. Ya … Abian Wiguna adalah adik bungsu dari Abrar Waluya. Kaniya merupakan anak tunggal dari hasil pernikahannya dengan Veronia. Pernikahan mereka hanya berselang 13 tahun. Pernikahan itu tak bisa di lanjutkan karena adanya bukti perselingkuhan Veronia dengan mantan kekasihnya. Abrar tak bisa melanjutkan pernikahan yang ternoda itu. Mengusir Veronia dari rumahnya dan meminta agar Kaniya tetap tinggal bersamanya.
“Biar kan begini dulu Kaniya. Ini akan Om rindukan selamanya.” Pinta Abian yang kini tangannya sudah menangkup buahan kecil di dada remaja yang masih mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atasnya. Salah memang, dosa itu pasti. Secara silsilah mereka adalah om dan keponakan.
“Om Abi yakin akan pergi dari Niya …?” ringisnya pelan. Ada air yang tanpa ijin jatuh membasahi pipi remaja itu. Saat pria yang sedang menempel di tubuhnya itu pamit untuk pergi ke London untuk melanjutkan kuliah pasca sarjananya.
Abian tak sanggup jika terus dekat dengan Kaniya Putri Waluyo. Ia mengakui perasaan sayangnya pada Kaniya sudah bukan sebagai Om dengan keponakan. Tetapi lebih menjurus pada cinta terhadap lawan jenis. Ini salah, jelas terlarang. Kaniya masih harus menjadi Sarjana, pun anak dari kakaknya sendiri. Ia tau akan adat istiadat, Abian tau ini tabu.
Tetapi, dapatkah Abian selalu menahan diri untuk tidak melakukan hal di luar nalar. Saat seluruh organ tubuhnya sudah aktif dan minta di puaskan. Dorongan untuk melakukan hal tak pantas selalu menjadi beban terberatnya.
Kaniya menarik kepala yang mengendus lehernya, kemudian mengarahkan wajah itu tepat di depan irasnya. Kening mereka bertemu tanpa jarak, ujung hidung keduanya pun saling bersentuhan. Pelan namun pasti, kini giliran bibir mereka yang saling bertautan.
Decakan saliva yang tetukar jelas terdengar pada ruang dengar keduanya. Sepinya ruang kosong di gudang belakang kediaman Abrar Waluyo menambah syahdu, dosa itu terjadi. Ini bukan yang pertama. Ini sering terjadi antara om dan keponakan itu. Abian tak pernah memaksa, namun Kaniya sendiri yang tak pernah menolak.
Huh … tangan Abian tidak hanya berhenti pada buah-buahan kecil yang bahkan baru tumbuh di dada Kaniya. Tapi tangan Abian pria yang beranjak dewasa itupun sering mampir menyentuh sesuatu yang sering di sembunyikan dalam kain berbentuk segitiga di balik rok yang Kaniya kenakan.
“Niya sayang Om Abi.” Manja Kaniya pada Abian. Dan hal itu membuat Abian makin gila.
“Om Abi lebih banyak sayang kamu.” Dengus Abian kesal melepas ciuman panas nan brutal mereka.
“Kalau Om Abi sayang Niya … kenapa Om tinggalkan Niya?” tangisnya pecah, tak terima jika ini adalah hari terakhirnya dekat dan bertemu sang paman.
“Kamu anak mas Abrar, Niya. Kamu seolah anakku sendiri. Kita salah jalan, kita tak boleh terus begini. Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini. Kamu tetap pernah jadi yang terindah dalam hati Om. Kamu kesayangan Om.” Urai Abian frustasi. Ia sadar Kaniya bahkan lebih cocok ia sayang sebagai anak, sebab Abrar kakaknya. Hanya dia yang bodoh memanfaatkan derita Kaniya dengan pesonanya ternyata dapat mengganggu pikiran remaja labil itu.
“Mama sudah pergi, Papa tak peduli lagi dengan Niya, sekarang Om Abian pun meninggalkan Niya. Kenapa Niya tidak mati saja Om. Untuk apa Niya hidup tanpa orang-orang yang sayang dan peduli dengan Niya.” Kaniya sesungukan. Tak sanggup membayangkan hari-harinya tanpa saudara ayahnya yang selama ini memperhatikannya itu.
Abian adalah pahlawan dalam hidup Kaniya, saat dunia tak lagi menganggap ia ada. Sejak kelas 4 Sekolah Dasar Kaniya tak punya mama, karena di usir sang ayah. Hanya 2 minggu setelah surat cerai resmi keluar, Abrar sudah kembali menikah bahkan dengan seorang janda beranak satu. Soraya yang bekerja sebagai sekretaris di kantornya.
Tak perlu di tanya bagaimana tidak adilnya Soraya pada Kaniya. Papanya bahkan tak begitu terliti dalam hal memperhatikannya. Apalagi pernikahan mereka baru sebulan, Soraya sudah hamil. Bagai nerakalah suasana rumah tangga tersebut.
Semua derita itu berubah membaik, saat seorang remaja berusia 16 tahun datang dari desa. Setelah kematian Indah nenek Kaniya, yaitu ibunda Abrar dan Abian. Ia menjadi yatim piatu di desa asal mereka, untuk itu Abrar mengajak adiknya untuk tinggal bersamanya di Kota yang sama. Agar dapat menempuh pendidikan yang layak serta menikmati semua fasilitas yang ia punya.
Sejak itu, Abian dan Kaniya menjadi akrab. Merasa senasib sepenanggungan. Membuat keduanya selalu mengisi waktu bersama. Saling bertukar cerita, keluh kesah. Abian selalu berusaha melindungi Kaniya sekuat mungkin. Hal itu yang membuat keterikatan satu sama lain. Kaniya tumbuh semakin besar menjadi siswa berseragam putih biru, masa pubernya pun telah terjadi. Perubahan fisiknya pun tentu mengalami perubahan.
Perubahan dari bocah ke remaja, membuat Kaniya semakin terlihat cantik. Rambut nya panjang, hitam legam. Tak sekali Abian yang menguncir surai itu. Haid pertamanya pun Abian yang mengajarinya untuk menggunakan pembalut. Abian bisa menjadi apa saja bagi Kaniya.
Abian bisa menjadi ibu yang selalu menenangkan Kaniya. Abian bisa menjadi ayah yang dapat mengingatkan agar ia sabar menghadapi kejamnya perlakuan ibu tiri. Abian bisa menjadi guru, saat Kaniya tak bisa mengatasi soal-soal yang di berikan oleh guru di sekolahnya. Abian bisa menjadi sahabat tempat Kaniya menumpahkan kekesalannya pada teman-teman sekolahnya. Bahkan Abian juga bisa sebagai penolong dalam hal apapun saat Kaniya merasa tak sanggup melewati hal yang menderanya.
“Kita manusia biasa Niya. Kita mahkluk penuh dosa. Jika selalu dekat dan bersama maka kitalah penunggu neraka itu sendiri. Jika Om boleh meminta pada sang pencipta … Om hanya ingin terlahir menjadi orang lain. Bukan sebagai adik mas Abrar. Om sangat mencintai mu Niya, percayalah.” Bisik Abian kesal dengan silsilah kekerabatan antara mereka.
“Apa hukumannya bila kita terus bersama Om. Aku sangat butuh Om?” sungut Kaniya bertanya pada Abian sedih dan lirih.
“Om bukan Tuhan, jadi Om tidak tau upah dosa itu apa? Namun, sebelum semuanya terlambat. Lebih baik kita berpisah saja.” Kalimat itu tak bersambung. Sebab lagi-lagi Kaniya menyergap bibir yang sedari tadi banyak bicara itu. Kaniya sudah akrab bercanda dengan deretan gigi dalam rongga mulut pamannya itu. Menyerang lincah, menerobos dalam dan lama dalam mahligai dosa yang sulit mereka akhiri.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Semoga aja Kaniya bukan anak kandung Abrar,Kan katanya tadi mamanya Kaniya selingkuh dari Abrar..
2024-09-28
0
Bilqies
keren Thor, awal ceritanya bagus...
tapi apa bener si Abian adik kandung papanya Kania ???
kok nama belakangnya gak sama ya 🤔🤔
2024-05-15
0
Elok Oren 🤎
Cinta terlarang 🥹
2024-02-25
1