Abian itu pernah cinta setengah hidup dan setengah mati pada Kaniya. Bahkan Alice yang kini menjadi istrinya itu hanyalah pelarian cintanya saja, dari sang keponakan. Kaniya sudah mengdominasi bagian besar bahkan celah kecilpun di hatinya. Kaniya cinta pertama Abian. Kaniya adalah satu-satunya wanita yang teramat ingin di lindunginya bagai hewan langka yang akan segera punah. Tak ada kandidat lain dalam hatinya, hanya Kaniya seorang. Bukankan Indah ibunya dan Abrar sudah lama mati. Lalu, pada Kaniyalah ia mencurahkan seluruh rasa terbaik dalam hatinya. Celakanya, Kaniya adalah anak kandung Abrar. Sudaranya sendiri.
Tujuan Abian ke London adalah melanjutkan menimba ilmu. Artinya sebelum menuntut ilmu di sana, pengetahuannya masih dangkal. Sedangkal pemahamannya saat memilih jatuh cinta pada anak kakaknya sendiri. Dengan susah payah Abian meluruskan jalannya. Untuk tegas dengan diri sendiri. Untuk berhenti membingkai Kaniya sebagai wanita yang ia akan puja selamanya. Maka, Alice adalah wanita yang beruntung itu. Bisa menjadi pilihan Abian sebagai istrinya.
What … beruntung?
Entahlah… apakah dapat menikah dengan Abian adalah sesuatu yang menguntungkan bagi Alice. Namun, sejauh ini. Mereka tampak baik-baik saja. Pernikahan yang baru berusia 6 bulan. Persis seumur jagung mulai di tanam hingga musim panen tiba.
Tapi, bagaimana dengan hari ini. Apakah Abian yakin tetap hanya menyimpan perasaannya pada Kaniya. Lalu, reaksi obat perangsang itu bagaimana? Otot eh, urat bagian itu nya sudah mengeras minta di jamu dengan sesuatu yang hanya pada liang tertentu bisa menjadi layu bukan.
Hih … kenapa Kaniya begitu memaksanya kali ini.
“Niya … pliiis. Jangan dekat-dekat Om. Tolong.” Pintanya dengan aliran peluh yang semakin banyak keluar. Seolah ia baru saja melintasi berkilo-kilo meter pada lintasan lari.
“Niya janji. Hanya kali ini. Sebelum Kaniya pergi saja. Setelah ini, Kaniya siap tidak bertemu dengan Om, selamanya.” Kaniya berkeras, dan terus membelai punggung Abian, saudara ayahnya tersebut.
“Niya … kamu akan menyesalinya. Om sudah tidak tahan lagi kalau sudah begini.” Abian mengaku akan menyerah, rasa yang mendera nya sungguh makin menyiksa dan membuat akal sehatnya hilang, meluap demi membela l1bidonya yang semakin meraja lela.
“Niya bahkan menyesal jika tidak menyerahkan semuanya pada Om. Niya mau Om adalah orang pertama melakukannya pada Niya.” Debaran jantung Abian makin tak karuan. Sudah tak relevan gelar yang ia ambil di London dengan isi kepalanya sekarang. Ia kini sudah menarik tangan Kaniya untuk segera keluar dari café itu. Lalu beringsut ke lobby. Untuk memesan salah satu kamar. Tepat 5 lantai di atas café yang mereka tempati tadi.
Tak ada keraguan di wajah tangguh Kaniya. Diam-diam ia pun merasakan sesuatu yang membara dalam tubuhnya. Dua gelas jus oren tadi sama-sama ia berinya obat perangsang, hanya kebetulan yang di minum oleh Abian memang mendapat dosis lebih banyak. Sehingga reaksi, ya semnatul itu.
“Jangan menyesal. Jangan menyalahkan Om. Dan Jangan suruh Om berhenti walau kamu akan kesakitan….!” Ucapan itu terdengar bengis di telinga Kaniya.Tetapi, Kaniya tetaplah Kaniya yang kini menjadi wanita yang tangguh pada pendiriannya.
Pintu kamar hotel itu bahkan hanya sempat tertutup. Keduanya bahkan tak sanggup untuk melangkah menjauh dari posisi itu. Keduanya sama-sama sibuk melepas atribut yang hanya menyusahkan pemersatuan yang menjadi tujuan keduanya, saat masuk dalam kamar hotel tersebut.
3 Tahun Kaniya dan Abian saling terpisah, enam bulan keduanya berada di kota yang sama. Namun minim sapa. Hal itu membuat keduanya rindu untuk saling bercengkrama. Bercengkrama ala ala, kekasih lama yang cintanya belum usai.
Buahan di dada Kaniya tentu lebih indah dari sebelumnya, baik itu bentuk juga ukuran. Kulit tubuh Kaniya itu seperti susu kental manis. Tidak putih namun tidak pucat. Semunaya terlihat sempurna. Walaupun Alice istrinya bahkan memiliki kulit yang lebih indah, kinclong bagai porselin. Penampilan Alice itu sempurna.
Bukan hanya karena reaksi obat perangsang yang membuat Abian sedemikina menginginkan wanita di depannya itu. Tetapi, nyatanya ia memang tak pernah sukses melupakan Kaniya gadis mungil tersayangnya itu. Setiap bercinta pada Alice, bahkan pernah Kaniya yang terlintas dalam benaknya. Dan sekuat mungkin, Abian berusaha tak pernah salah menyebut nama saat wanita itu di tindihnya atau menindihnya.
“Om Abiiii ….” Jerit Kaniya mulai terengah-engah. Saat Abian tidak memberi ampun, saat benda tumpul itu ia ringsekkan ke dalam tubuh Kaniya. Kadang di buatnya maju kadang mundur sendiri. Sebab portal itu masih belum pernah ia terobos, sejak dulu.
Kaniya sungguh menjaga miliknya hanya untuk Abian seorang. Walau banyak beberapa pria yang mendekati dan menyatakan cinta. Tapi Kaniya selalu mengaku sudah punya tunangan yang sedang berkuliah di London.
“Jangan minta Om untuk berhenti.” Ulangnya semakin meningkatkan level kecepatan, sebab ia merasa bagian itu sudah mulai becek. Akibat air pelumas telah berhasil terproduksi dari respon tubuh Kaniya yang luar biasa menginginkan itu terjadi.
“A … aaa …a aauuucch.” Tangan kania dua, mencengkram seprei putih khas hotel. Mulutnya tak bisa di bendung untuk tidak berteriak. Sesuatu yang menderanya itu sungguh terasa menyiksa, namun perlahan membaha kenikmatan sendiri baginya.
Kaniya sesaat merasa jika ia tidak sedang berada di bumi. Entahlah … mungkin itulah yang di sebut nirwana atau sorga dunia. Kaniya merasakan basah pada bagian bawah sana. Seketika aroma amis tercium, merusak wewangi pengaharum ruangan yang sebelumnya sangat mendominasi ruangan itu. Belum lagi, wewangian peluh mereka ikut camput mengelabui wangi ruangan yang sebelumnya segar.
Tubuh Abian belum beranjak. Ia masih mengungkung Kaniya dari atas.
“Om belum selesai.” Ujarnya memberi jeda untuk dirinya sendiri mengambil nafas.
“Selesaikan sampai Om puas, Om. Niya bahagia.” Kaniya menarik kepala Abian. Meringkas jarak, agar ia bisa menerkam bibir Abian yang masih sangat ia rindukan. Lidahnya liar di dalam rongga mulut Abian. Kaniya masih sangat bersemangat di hajar habis-habisan oleh saudara ayahnya. Jaman ini memang bukan jaman batu, ini sungguh jaman edhan. Saat orang-orang mencibir akan hubungan tabu antara om dan keponakan. Kaniya justru menambahkan obat perangsang untuk menjebak Omnya sendiri. Demi melepas keperawanannya untuk orang yang sangat ia cintai, walau itu adalah omnya sendiri. Huh.
Entah, berapa jam pergulatan itu berlangsung. Yang pasti, semua lendir kental putih milik Abian semua di serap sempurna dalam rahim Kaniya, tanpa terkecuali. Mereka juga tidak menggunakan pengamaman melakukannya. Hanya meanggunakan obat yang membuat mereka berdua lebih kuat dan tahan lama dalam urusan bercinta.
“Terima kasih … kamu sungguh menjaganya untuk Om. I’am fisrt.” Puji Abian memeluk Kaniya yang sesungguhnya tak layak untuk di peluk dan di cium. Karena aroma tubuhnya tidak wangi lagi, ia penuh keringat.
“I love You, Om Abi.” Kaniya merasa puas dan memeluk Abian lebih erat.
“Niya … tetaplah di sini.”
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kecewa aku,Kok Abian nikah dgn wanita lain sih..
2024-09-28
0
Ervina
nekad bikin naked deh, hadeuhh...
2024-08-13
0
bunda n3
waduuh
2024-05-26
0