BAB 3 : UCAPAN SELAMAT TINGGAL

Kaniya tidak terima atas sikap dingin Abian padanya. Hatinya tersiksa saat manik matanya selalu menyaksikan langsung kemesraan Abian dan Alice. Hey … ada apa dengannya. Usia pernikahan Abian bahkan belum setahun. Bukankah wajar mereka memang masih dalam euphoria pengantin baru. Dimana akal sehat Kaniya, harus cemburu dengan istri orang. Itu istri pamannya. Itu masuk dalam kategori tantenya bukan.

Hubungan LDR Kaniya dan Abian hanya berlangsung 6 bulan. Selebihnya, Kaniya tidak mendapatkan akses untuk menghubungi Abian. Hingga Abian resmi menyandang gelar Magister Manajemen. Kemudian sungguh pulang membawa Alice ke tanah air. Lalu tiga bulan setelahnya Abian sungguh bersanding di atas pelaminan bersama kekasih yang ia dapatkan di London. Dan Kaniya hanya sebagai tamu undangan. Miris memang. Tapi rasa cinta siapa yang bisa mengaturnya.

[Om Abi, ku tunggu di café SS] isi chat Kaniya pada kolom wassap. Setelah ia mendapatkan nomor kontaknya di dalam grup Keluarga. Ya, bahkan Kaniya tidak mempunyai nomor kontak Abian, jika tidak tergabung dalam grup wassap keluarga.

[Maaf. Saya sibuk] Jawab Abian singkat.

“What? Saya …?" Bahkan Abian memberi jarak akan hubungannya kini dengan Kaniya. Mengapa kata saya itu terdengar menjadi asing. Asing untuk ukuran Abian dan Kaniya yang pernah di landa cinta walau terlarang.

[Oke, Niya ke rumah Om saja.] Kaniya nekad. Ia bahkan berani mengancam akan menyambangi rumah kekasih di masa lalunya.

[Oke. Di café SS. Om hanya punya waktu 30 menit. Pukul 6 sore. Jangan telat] Abian tak berani menanggung resiko jika Kaniya sungguh nekad kerumahnya. Bagaimana dia memberi penjelasan pada Alice tentang keponakan yang sok akrab dengannya.

“Kenapa menjadikan meja ini sebagai penghalang kita untuk saling dekat. Bukankah dulu kancing bajuku saja Om larang untuk saling bertemu dengan lubangnya. Agar selalu terbuka. Dan tak menghalangi Om untuk bermain dengan buah-buahan yang ku punya ini?” Buset … Kaniya bahkan bicara selantang itu sambil memegang buah dua di dadanya. Bahkan di tempat umum. Tempat di mana siang tadi mereka sepakati untuk bertemu.

“Kaniya … jaga sikapmu. Apa maksudmu memegang benda itu di tempat umum ?” hardik Abian mengalihkan posisinya. Tidak lagi berhadapan, melainkan sejajar dengan Kaniya. Agar jarang mereka terpangkas.

“Om tidak kangen Niya? Om tidak kangen mereka?” Oh Tuhan lirikan mata Kaniya sangat jelas mengarahkan pada bukit yang sering di daki oleh Abian dengan tangan di masa kejayaannya, saat menjadi laki-laki satu satunya yang dekat dengan Kaniya.

“Niya … kisah kita sudah End. Move on Niya. Om sudah beristri.” Abian mencoba untuk memastikan jika hubungan mereka tidak boleh di lanjutkan.

Tes … air mata Kaniya jatuh tanpa ijin. Sakit ulu hatinya, saat Abian memintanya untuk move on.

“Tidak semudah itu Om. Move on itu tidak semudah menghapal teks Pancasila yang tiap Upacara Bendera selalu di ucapkan.” Kaniya memukul dada Abian. Dada yang dulu memang tempatnya bersandar juga menangis melepas segala rasa sedih yang menderanya. Tapi … kini dada itu tidak boleh ia gunakan semena-mena kembali. Itu menciptakan perih tersendiri bagi seorang Kaniya yang masih memiliki cinta untuk sang paman.

“Om … Niya sungguh sudah tidak ada di sini lagi?” Kaniya menunjuk dada itu berkali-kali. Dengan suara super lirih.

Abian menggeleng.

“Nama kamu tidak boleh ada di sini, sekarang bahkan sampai selama-lamanya.” Tegas Abian membuang muka. Ia sesungguhnya hanya sedang mengalihkan akan perasannya yang sesungguhnya. Kaniya terlalu sempurna untuk di lupakan begitu saja. Tentu saja Abian bohong dengan yang ia ucapkan. Antara ucapan dan hatinya sekarang sedang tidak singkron.

“Secinta itu Om Abian pada Tante Alice? Sampai sedemikian mudahnya Om melupakan aku.” Kaniya mereguk segelas oren juice di depannya.

“Melupakan memang tidak semudah di ucapkan. Itu hanya tergantung niatmu sendiri. Percuma kan Om mengolah rasa cinta untukmu. Toh, sampai kapanpun kita tidak akan pernah bersama.” Jawab Abian menyusul Kaniya untuk menikmati minuman yang tampak telah tersedia untuknya di atas meja. Sambil memaparkan logikanya yang tidak salah.

“Om Abi jahat. Sebab sungguh terniat untuk melupakanku.” Ujar Kaniya lirih. Tangannya sengaja meraih tangan yang dulu memang selalu ia pegang di saat suka apalagi dukanya.

“Percuma Niya. Kamu adalah anak Mas Abrar. Untuk apa selalu membingkaimu menjadi yang terindah, sedangkan restu itu tidak pernah menjadi milik kita.” Abian memegang kepalanya merasa ini sangat sulit untuk di jelaskan.

“Aku tau cinta kita terlarang. Tapi aku siap menerima hukuman asalkan tetap bisa memiliki Om sepenuhnya. Sejak ada Om di dunia, nampaknya ibu-ibu di seluruh dunia ini sudah berhenti memproduksi lelaki dewasa seperti Om Abi.” Kaniya melingkarkan tangannya pada pinggang Abian dengan erat.

Abian kaget dengan serangan itu. Dia tidak mengira Kaniya kecilnya kini tumbuh menjadi gadis pemaksa. Bahkan tak kenal tempat untuk lebih dahulu memeluknya. Lalu, ada apa dengan aliran darah Abian yang mendadak memanas. Kemudian ada apa dengan bisikan setan dalam tubuhnya. Hey .. buah jakun Abian naik turun saat buah-buahan itu tertempel di dadanya erat, dekat. Bukan hanya dekat, itu memamg menempel tidak berjarak. Kenapa lagi dengan suhu tubuhnya. Kenapa memanas. Dan otaknya memerintahkan untuk tangan-tangannya bergerirya pada tubuh yang dulu sering menggoda imannya di masa yang telah lama berlalu.

“Kaniya … kenapa tubuhku memanas?” Abian masih sempat berpikir, mungkin saja Kaniya memberikan sesuatu pada minuman yang baru ia minum tadi.

“Apa yang Om Abi pikirkan?” tanya Kaniya dengan polosnya.

“Jujur Niya … apa yang kamu berikan pada minuman tadi?” Abian merasa sungguh tak nyaman dengan segala rasa yang menjalardalam tubuhnya.

“Om … Niya sudah memutuskan untuk pergi. Niya akan pergi ke Negara tempat Om berhasil mencampakkan perasaan Om terhadap Niya. Karena itu, Niya ingin berpisah baik-baik dengan Om. Sebaik dulu, saat Om tinggalkan Niya ke London.” Jawab Kaniya dengan penuh rasa sadar. Ia dapat melihat jika lawan bicaranya sudah tidak fokus menatapnya. Bola mata putih itu sudah mulai keruh kemerahan, akibat menahan sesuatu yang sulit ia bendung.

“Niya … kami tega sama Om. Kenapa harus menyiksa Om dengan mimuman bedebah itu?” Abian yakin, minuman itu sudah tercampur dengan obat perangsang dengan dosis tinggi. Abian merasa kebutuhan biologisnya harus segera di tuntaskan.

“Aku hanya ingin om mengungkapkan perpisahan dengan benar. Persis oh… bukan. Bahkan lebih, seperti yang pernah kita lakukan di gudang belakang rumah papa.” Oh … celaka. Kenapa Kaniya sangat berani meraba bagian tubuh Abian yang sangat sensitive sekali. Apa dia sudah berani menerima akibat dari perbuatannya sore itu.

“Niya … kalo kamu masih cinta Om. Mestinya jangan siksa Om begini.” Ucap Abian dengan tatapan sayu. Makin tak berdaya menahan hasrat yang semakin membuncah.

“Aku tidak bermaksud menyiksa. Hanya ingin menerima ucapan selamat berpisah saja.” Tegas Kaniya berani merogoh kantong celana Abian untuk mencari sesuatu.

“Hey … kondisikan tanganmu…!” hardik Abian dengan tatapan nanar namun makin tak berdaya.

“Aku hanya sedang mencari ini. Tolong, bahagiakan aku sekali ini saja.” Ujar Kaniya dengan mengengam sesuatu dengan tangannya. Dengan tatapan mengiba. Nampak pada bola mata itu, sangat penuh harap. Bahkan ia tidak perduli dengan konsekuensi yang akan terjadi setelah kebersamaan mereka kali ini.

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

aryuu

aryuu

Kania gatel diajarin Abian sih/Smug/

2024-10-14

0

bunda n3

bunda n3

waduh kaniya

2024-05-26

0

Elok Oren 🤎

Elok Oren 🤎

Jangan Kania, itu dosa 🙈

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : MAHLIGAI DOSA
2 BAB 2 : MEMILIH PERGI
3 BAB 3 : UCAPAN SELAMAT TINGGAL
4 BAB 4 : TETAPLAH DI SINI
5 BAB 5 : ISTRI PENGERTIAN
6 BAB 6 : SUGAR BABY
7 BAB 7 : KANGEN
8 BAB 8 : CURHAT
9 BAB 9 : BUKAN ANAK KANDUNG
10 BAB 10 : SERANGAN STROKE
11 BAB 11 : OBROLAN PELAYAN
12 BAB 12 : JEBAKAN BAYU
13 BAB 13 : I WANT MORE
14 BAB 14 : KUTUNGGU DUDAMU
15 BAB 15 : KEINGINAN LIDYA
16 BAB 16 : ALICE ISTRI IDAMAN
17 BAB 17 : KAPAN JADI DUDA
18 BAB 18 : INDAHNYA MENDUA
19 BAB 19 : OBROLAN SERIUS
20 BAB 20 : MENJADI MAHASISWI
21 BAB 21 : TETANGGA BARU
22 BAB 22 : TERGODA
23 BAB 23 : JUJURLY
24 BAB 24 : CINTA ATAU OBSESI
25 BAB 25 : JUAL DIRI
26 BAB 26 : CINTA SENDIRI
27 BAB 27 : KEDATANGAN ABIAN
28 BAB 28 : KETEGASAN KANIYA
29 BAB 29 : SIAL
30 BAB 30 : SEMINAR
31 BAB 31 : PATAH HATI
32 BAB 32 : SALAH PAHAM
33 BAB 33 : KEPUTUSAN
34 BAB 34 : KECURIGAAN ALICE
35 BAB 35 : MENCARI BUKTI
36 BAB 36 : BERSEKUTU DENGAN SORAYA
37 BAB 37 : SEBUAH KEBENARAN
38 BAB 38 : CERAI
39 BAB 39 : NGIDAM
40 BAB 40 : BIK IPEH
41 BAB 41 : TABU
42 BAB 42 : SARAN VERONIA
43 BAB 43 : ISU
44 BAB 44 : MENERIMA HUKUMAN
45 BAB 45 : MEMULAI HIDUP BARU
46 BAB 46 : MANTAN KEPALA DESA
47 BAB 47 : MUNGKIN PIKUN
48 BAB 48 : KERTAS LUSUH
49 BAB 49 : KECEWA
50 BAB 50 : KEBELET MANTU
51 BAB 51 : STRATEGI
52 KOMEN YUKS
53 BAB 52 : MEMINTA PERTOLONGAN
54 BAB 53 : TRIK MANIS
55 BAB 54 : RAYUAN RECEH
56 BAB 55 : ABRAR HILANG
57 BAB 56 : PERTEMUAN
58 BAB 57 : TERUNGKAP 1
59 BAB 58 : TERUNGKAP 2
60 BAB 59 : TERUNGKAP 3
61 BAB 60 : TAMAT
Episodes

Updated 61 Episodes

1
BAB 1 : MAHLIGAI DOSA
2
BAB 2 : MEMILIH PERGI
3
BAB 3 : UCAPAN SELAMAT TINGGAL
4
BAB 4 : TETAPLAH DI SINI
5
BAB 5 : ISTRI PENGERTIAN
6
BAB 6 : SUGAR BABY
7
BAB 7 : KANGEN
8
BAB 8 : CURHAT
9
BAB 9 : BUKAN ANAK KANDUNG
10
BAB 10 : SERANGAN STROKE
11
BAB 11 : OBROLAN PELAYAN
12
BAB 12 : JEBAKAN BAYU
13
BAB 13 : I WANT MORE
14
BAB 14 : KUTUNGGU DUDAMU
15
BAB 15 : KEINGINAN LIDYA
16
BAB 16 : ALICE ISTRI IDAMAN
17
BAB 17 : KAPAN JADI DUDA
18
BAB 18 : INDAHNYA MENDUA
19
BAB 19 : OBROLAN SERIUS
20
BAB 20 : MENJADI MAHASISWI
21
BAB 21 : TETANGGA BARU
22
BAB 22 : TERGODA
23
BAB 23 : JUJURLY
24
BAB 24 : CINTA ATAU OBSESI
25
BAB 25 : JUAL DIRI
26
BAB 26 : CINTA SENDIRI
27
BAB 27 : KEDATANGAN ABIAN
28
BAB 28 : KETEGASAN KANIYA
29
BAB 29 : SIAL
30
BAB 30 : SEMINAR
31
BAB 31 : PATAH HATI
32
BAB 32 : SALAH PAHAM
33
BAB 33 : KEPUTUSAN
34
BAB 34 : KECURIGAAN ALICE
35
BAB 35 : MENCARI BUKTI
36
BAB 36 : BERSEKUTU DENGAN SORAYA
37
BAB 37 : SEBUAH KEBENARAN
38
BAB 38 : CERAI
39
BAB 39 : NGIDAM
40
BAB 40 : BIK IPEH
41
BAB 41 : TABU
42
BAB 42 : SARAN VERONIA
43
BAB 43 : ISU
44
BAB 44 : MENERIMA HUKUMAN
45
BAB 45 : MEMULAI HIDUP BARU
46
BAB 46 : MANTAN KEPALA DESA
47
BAB 47 : MUNGKIN PIKUN
48
BAB 48 : KERTAS LUSUH
49
BAB 49 : KECEWA
50
BAB 50 : KEBELET MANTU
51
BAB 51 : STRATEGI
52
KOMEN YUKS
53
BAB 52 : MEMINTA PERTOLONGAN
54
BAB 53 : TRIK MANIS
55
BAB 54 : RAYUAN RECEH
56
BAB 55 : ABRAR HILANG
57
BAB 56 : PERTEMUAN
58
BAB 57 : TERUNGKAP 1
59
BAB 58 : TERUNGKAP 2
60
BAB 59 : TERUNGKAP 3
61
BAB 60 : TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!