Jangan Panggil Aku Pelakor!

Jangan Panggil Aku Pelakor!

Epilog

"Dan bagiku Bandung bukan cuma masalah Geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi" - Pidi Baiq"

Nayla tersenyum menatap tulisan hasil Pidi Baiq yang dipajang di Jalan Asia Afrika itu. Gadis berusia 21 tahun itu pun melangkahkan kakinya kembali dan bergegas untuk sampai di tempat tujuannya. Hari ini ia akan bertemu dengan kekasih hatinya yang sudah Nayla pacari selama 5 tahun. Kekasinya bernama Reyhan. Ia dan Reyhan sudah menjalin hubungan dari usia 16 tahun, bisa dibilang Reyhan adalah cinta pertama untuk Nayla.

"Reyhan ke mana ya?" Nayla melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. Ia kini sedang terduduk di dalam sebuah cafe yang ada di alun-alun Bandung.

"Nay, sudah lama?" Seorang pria berprawakan tinggi dan putih duduk di kursi yang ada di depan Nayla.

"Aku baru sampai," Nayla tersenyum memamerkan giginya yang putih dan rapi.

"Mengapa kamu selalu ingin bertemu di tempat? Aku kan bisa menjemputmu," Reyhan menangkup tangan Nayla.

Gadis berambut sepinggang itu pun buru-buru menarik tangannya yang sedang digenggam oleh Reyhan. Bisa dibilang Nayla adalah gadis yang sangat bisa menjaga dirinya. Ibunya selalu mewanti-wanti agar Nayla bisa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.

"Aku tidak ingin merepotkanmu, Rey!" Nayla berkata dengan kikuk.

"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Reyhan dengan penuh keingintahuan.

"Baik-baik saja," jawab Nayla. Ia pun mengaduk-gaduk es krim yang tersaji di mejanya.

"Kamu sepertinya sangat lelah?" Reyhan memperhatikan raut wajah gadis yang selalu menemani hari-harinya selama lima tahun ini.

"Ya tentu saja lelah, aku kan bekerja sambil kuliah," Nayla tertawa.

Nayla memang terdaftar sebagai mahasiswa semester lima di salah satu universitas swasta yang ada di kota Bandung. Tetapi, Nayla mengambil kelas karyawan karena ia pun harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Ayah Nayla sudah lama meninggal dunia. Ibunya pun sakit-sakitan dan Nayla pun harus membiayai adik-adiknya yang masih duduk di kelas 1 SMA dan kelas 2 SMP.

Sedangkan Reyhan terdaftar sebagai mahasiswa semester akhir di salah satu universitas negeri terkemuka yang ada di kota Bandung. Kedua orang tuanya pun sangat berada, karena ayah Reyhan adalah seorang pengusaha tambang di pulau Kalimantan.

"Ambilah!" Reyhan mengambil sesuatu dari tasnya. Kemudian ia menyodorkan amplop berisi uang yang sudah ia siapkan sebelumnya.

"Tidak, Rey. Kali ini aku tidak akan membiarkanmu membayar uang semester kuliahku," Nayla menggelengkan kepalanya. Pasalnya dari semester satu Reyhan selalu membantu keperluan kuliah Nayla di mulai dari biaya buku, ospek dan biaya-biaya lainnya.

"Jika kamu tidak mengambil uang itu, aku akan sangat kecewa."

"Tapi Rey-"

"Aku tidak ingin mendengar penolakan darimu, Nay. Aku mohon, kamu terima ya?" Reyhan memberikan wajah yang memelas.

"Baiklah. Aku berjanji akan menggantinya jika nanti sudah lulus kuliah Rey," Nayla mengalah.

Pasalnya gaji Nayla sekarang hanya cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. Nayla bekerja di sebuah Wedding Organizer kekinian yang ada di kota Bandung. Nayla bertugas sebagai orang yang membantu fitting busana para pengantin yang akan menikah.

"Jangan pikirkan itu, Nay!" Tegur Reyhan sekali lagi.

"Ayo kita membeli es krim!" Reyhan berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kasir untuk membayar pesanan Nayla.

"Terima kasih Rey," ucap Nayla dengan tidak enak hati. Kekasihnya ini memang sangat loyal terhadap dirinya.

"Sama-sama," Reyhan mengusap rambut Nayla. Mereka pun berjalan-jalan menyusuri jalanan Asia Afrika dengan satu cone es krim di tangan masing-masing.

"Kamu ingin baju itu?" Reyhan menunjuk baju yang dipajang di etalase toko.

"Tidak, Rey."

"Sepatu itu?"

"Tidak juga."

"Jadi kamu ingin apa?" Tanya Reyhan penasaran.

"Aku ingin kedua orang tuamu merestui hubungan kita," ucap Nayla dengan sendu.

"Nay, aku akan berusaha membuat kedua orang tuaku menerimamu," Reyhan maju ke hadapan Nayla.

Nayla diam terpaku dan menatap mata Reyhan yang penuh dengan kesungguhan.

"Aku berjanji, Nay."

*****

"Dari mana kamu, Rey? Baru bertemu dengan gadis mata duitan itu lagi?" Tanya Rika, ibu dari Reyhan. Rika kini tengah terduduk di sofa ruang tamu.

"Ma, bisa tidak mama berhenti memanggil Nayla gadis mata duitan?" Reyhan tampak kesal mendengar ucapan ibunya.

"Mama bener kok kak. Kak Nayla kan emang cewe matre," timpal Winie. Winie adalah adik perempuan Reyhan.

"Jaga omongan kamu ya, Win! Kakak ga pernah ajarin kamu ngata-ngatain orang kaya gitu!" Reyhan melirik tajam adiknya dengan suara yang setengah membentak.

"Apa-apaan kamu, Rey! Jangan bentak adikmu seperti itu!" Dengus Rika dengan kesal saat anak bungsunya dibentak.

"Tuh, Ma liat! Gara gara cewe yang namanya Nayla, kak Reyhan jadi kaya gini dan bentak aku," Winie merengek.

"Sampai kapan kamu ngejalin hubungan dengan gadis itu? Sampai uang kamu habis? Hah?" Rika berdiri dari posisi duduknya.

"Ma, Nayla engga mata duitan!" Sanggah Reyhan.

"Engga mata duitan, tapi kamu yang bayarin semua hidup dia kan?" Ketus Rika.

"Engga. Aku cuma bantu bayar uang semesternya aja. Dia bilang mau ganti kalau udah kerja," Reyhan berkilah.

"Kakak ini naif ya? Mana mungkin dia ganti. Lagian kak Nayla itu engga tau diri banget ya, kak? Dia hidup di keluarga yang pas-pasan, tapi dia kuliah di salah satu universitas swasta mahal yang ada di kota ini," sinis Winie sambil melipat kedua tangannya.

"Iya bener kamu, Win. Dia bisa kan ambil universitas swasta yang uang semesternya murah. Emang gadis itu sengaja manfaatin kakak kamu. Dia tahu kakak kamu tuh banyak uang," Rika menyimpulkan.

"Sudahlah, Ma. Rey cape. Rey mau istirahat," Reyhan pergi meninggalkan ibu dan adik perempuannya itu.

"Ma, aku gak mau ya dapat kakak ipar miskin kaya gitu!" Ucap Winie dengan wajah jijiknya saat membayangkan rumah Nayla. Ia memang pernah diajak Reyhan mengunjungi rumah Nayla saat setahun yang lalu.

"Mama juga tidak sudi punya mantu kaya dia. Mama sudah punya pilihan sendiri yang bibit, bebet dan bobotnya jelas," Rika tersenyum membayangkan wajah seorang gadis yang akan ia jodohkan dengan putranya.

Terpopuler

Comments

ww

ww

bener jg, ga mampu bayar knp milih univ swasta yg mahal???

2023-07-07

0

Nayla Varisha

Nayla Varisha

jadi lupa lagi🤭

2023-05-13

0

Andariya 💖

Andariya 💖

oh..ini cerita baru dari Nayla ya... semangat 💪🥰

2023-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!