Sudah beberapa hari ini Rika, ibu Reyhan mogok makan dan minum. Rika sengaja melakukan ini agar Reyhan menerima perjodohannya bersama Luna. Ia melancarkan rencana ini sesuai dengan saran yang diberikan oleh Anita, ibu dari Luna. Rika terlalu berambisi untuk mempunyai besan yang sederajat dengan keluarganya. Bagaimana pun caranya, Reyhan harus mau menerima perjodohan yang sudah ia rencanakan.
"Ma, tolong buka pintunya! Mama harus makan," Reyhan mengetuk pintu kamar Rika, tangan kirinya membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.
"Mama gak mau makan sebelum kamu mau dijodohkan dengan Luna!" Teriak Rika dari dalam.
"Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Ma. Tolong buka pintunya dulu!" Reyhan masih tak menyerah untuk membujuk wanita yang telah melahirkannya itu.
"Ada apa sih, kak? Apa kakak tidak puas membuat mama seperti ini?" Sembur Winie saat membuka pintu kamar yang diketuk Reyhan. Kebetulan Winie ada di dalam kamar Rika.
"Kamu tuh masih kecil Winie, tapi hobi kamu ngompor-ngomporin mama terus," seloroh Reyhan dengan wajah yang masam, ia langsung memasuki kamar Rika. Meninggalkan Winie yang sedang mengomel kesal.
Reyhan mendudukan dirinya di tepi tempat tidur, terlihat Rika sedang menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur. Wajahnya sangat pucat, bibirnya agak memutih. Membuat Reyhan semakin khawatir dengan keadaan ibunya.
"Ayo, Ma! Makan dulu nanti sakit," Reyhan menyendokan bubur dan mendekatkan sendok itu ke dekat bibir Rika.
"Mama nggak mau makan ! Mama maunya kamu nikah sama Luna!" Rika membuang wajahnya sambil bersidekap dada.
Kepala Reyhan berdenyut karena pusing. Harus bagaimana lagi Reyhan berbicara pada mamanya bahwa ia tak mau dijodohkan? Tapi ia juga tak mau melihat mamanya mogok makan terus menerus. Apa Reyhan harus menerima perjodohan ini? Reyhan sangat dilema. Satu sisi ia sangat mencintai Nayla, tapi di sisi lain ia tak mau menyiksa ibunya sendiri hingga mogok makan. Apalagi Reyhan tahu bahwa ibunya memiliki riwayat sakit lambung kronis.
"Please, Ma! Aku cintanya sama Nayla. Tolong restui aku sama Nayla, Ma!" Reyhan berkata dengan sendu.
"Ayo Mama makan dulu ya! Nanti sakit lambung mama tambah parah," Reyhan masih tak mau menyerah untuk memaksa Rika makan.
"Biarin mama mati, Rey!! Kamu lebih milih perempuan itu dari pada mama. Tega ya kamu Rey! Mama yang melahirkan kamu. Sembilan bulan kamu di perut mama. Tapi sekarang kamu malah lebih milih perempuan itu dari pada mama!" Rika menangis yang langsung membuat hati Reyhan teriris. Reyhan memang tidak bisa melihat ibunya menangis.
"Ma.." Suara Reyhan mulai melemah, ia sudah bingung bagaimana membujuk ibunya untuk makan. Reyhan seakan kehilangan kata untuk meyakinkan ibunya bahwa Nayla lah gadis baik yang sangat ia cintai.
Rika dan Winie saling berpandangan, mereka tersenyum sinis dan saling memberi kode. Pokonya Reyhan harus menikah sama Luna bukan Nayla. Titik!
"Rey, Mama sudah tua. Untuk saat ini saja tolong penuhi permintaan Mama, Nak! Mama ingin kamu menikah dengan Luna. Dia gadis yang baik, doa Mama hanya untuk kamu dan Luna. Apa kamu mau menjadi anak durhaka? Apa kamu mau hidup bersama Nayla tapi tak ada ridho dari Mama? Apa kamu mau hidup kamu gak berkah Rey?" Rika mengatupkan lengannya di hadapan Reyhan.
"Kak Rey, apa kak Rey tega liat mama kaya gini? Mama sampai mohon mohon kaya gini. Mama tuh sayang sama kakak makanya mama kaya gini. Mama ingin kakak hidup dengan wanita yang baik kaya kak Luna," Cicit Winie dengan wajah yang kesal.
Reyhan tampak berpikir, hati dan pikirannya kini sedang beradu. Mana yang harus ia perjuangkan? Apakah Reyhan harus tetap mempertahankan Nayla dan mengesampingkan restu dari keluarganya? Atau Reyhan menerima perjodohan ini tapi kehilangan wanita yang sedari dulu sudah ia cintai? Reyhan menatap wajah Rika dan Winie secara bergantian. Reyhan sungguh tak tega melihat pemandangan yang menyakiti matanya. Tampak wajah pucat Rika menyiratkan permohonan kepadanya.
Apakah dengan menikahi Luna, Reyhan bisa membalas semua jasa-jasa ibunya? Yang sudah mengandungnya dengan keadaan lemah dan melahirkannya dengan mengorbankan nyawa? Apakah harus dengan ini Reyhan membuat ibunya bahagia? Dengan menikahi wanita yang tidak ia cintai? Tiba-tiba sebuah ide melintas di pikiran Reyhan.
"Baiklah, Ma. Rey setuju dengan perjodohan ini," Reyhan menyerah pada akhirnya.
Rika dan Wini tersenyum senang, mereka langsung menghambur memeluk Reyhan.
"Kenapa gak dari kemarin sih, kak?" Seru Winie dengan antusias, ia menepuk-nepuk punggung kakaknya. Kemudian matanya mendelik ke arah Rika, mereka saling tersenyum penuh arti. Misinya akhirnya akan segera berhasil.
"Nay, maafin aku! Tapi aku harus menerima perjodohan ini. Aku emang cinta kamu, tapi aku pun cinta keluargaku. Aku tidak mungkin jadi anak durhaka. Aku takut hidupku tidak mendapat rido mamah. Aku terpaksa menerima keinginan mama dan keluargaku. Tapi kamu jangan khawatir, Nay! Setelah menikahi Luna, aku akan menunjukan jika aku tidak bahagia. Aku akan meyakinkan keluargaku dan menceraikan Luna nanti dan kembali sama kamu! " Tekad Reyhan dalam hatinya.
****
Siang ini Nayla membersihkan lemari kaca yang isinya ratusan sepatu pengantin. Galeri begitu sepi hari ini. Nayla merasa bosan, ia berinisiatif untuk membersihkan lemari-lemari kaca yang ada di galeri. Berbeda sekali dengan teman-teman kerjanya yang lain, mereka lebih memilih memainkan ponsel mereka ketimbang harus membersihkan lemari-lemari kaca yang mempunyai ukuran sangat besar dan panjang.
Sesudah membersihkan lemari-lemari kaca, Nayla mengambil gaun-gaun pengantin yang sudah dipakai acara resepsi kemarin, ia mengumpulkannya lalu menyerahkannya ke tukang laundry yang sudah bekerja sama dengan galeri.
"Neng, istirahat dulu! Cape dari tadi kerja terus," tegur Siska selaku senior yang ada di galeri.
"Gak apa-apa kok, Teh. Nayla gak cape," Nayla tersenyum dengan tulus.
Semua teman-temannya begitu menyukai Nayla, ia adalah pribadi yang hangat dan rajin. Bicaranya pun sangat sopan. Ia juga tidak suka ghibah dengan teman-teman lain. Semua yang ada di galeri merasa nyaman bekerja bersama Nayla.
Sifat Nayla ini selalu dibicarakan dari mulut ke mulut, hingga Nia, ibu dari Aditya (owner WO) sangat penasaran dengan sosok Nayla. Aditya adalah pemilik Wedding organizer, ia membangun WO ini untuk ibunda tercintanya. Aditya fokus mengerjakan perusahaan di bidang periklanan. Namun sesekali ia ke galeri mengantarkan Nia untuk melihat-lihat keadaan galeri.
Siang ini Nia berkunjung ke galeri bersama Aditya putranya, semua karyawan yang sedang memainkan ponselnya paniknya bukan kepalang. Mereka segera berdiri dari posisi magernya dan segera mengambil barang apa saja yang ada di dekat mereka. Ada yang pura-pura memegang kemoceng, ada yang pura-pura merapikan gaun pengantin, ada juga yang membersihkan meja bekas customer meski sudah bersih dan rapi.
Nia melihat semua karyawan tadi sedang bermain ponsel, namun ia sengaja tak menegurnya. Nia dan Aditya berpura-pura tidak tahu. Mereka memaklumi, lagi pula ini waktu luang, tidak ada customer yang mengunjungi galeri. Perhatian Nia beralih pada Nayla yang sedang melepas gaun pengantin dari mannequin. Nayla terlihat begitu kewalahan karena gaun pengantin itu sangatlah berat.
Nia tersenyum menatap gadis muda yang begitu fokus pada pekerjaannya, ia segera menghampiri Nayla yang sedang berkutat dengan mannequin dan gaun pengantin.
"Nay?" Panggil Nia ramah. Sementara Aditya mengekori Nia dari belakang.
"Bu Nia, pak Adit. Maafkan saya tidak menyadari kedatangan kalian!" Nayla berkata dengan canggung, ia merasa tak enak karena tidak menyapa bosnya terlebih dahulu.
"Tidak apa-apa, kamu sedang sibuk. Inenya ada?" Tanya Nia celingukan, matanya menelusuri seluruh galeri. Ia mencari Ine si MUA profesional yang bekerja di WO ini. Dengan tangan ajaibnya, Ine bisa membuat pengantin perempuan pangling bak Barbie.
"Teh Ine belum pulang, Bu. Hari ini beliau ada jadwal rias pengantin di gedung Balai Sartika,"' jelas Nayla dengan ramah.
"Sayang sekali padahal ibu ingin sekali dihias oleh Ine," tukas Nia dengan raut wajah kecewa.
"Kita ke salon aja yu, Mah! Salon langganan mama yang ada di Dago," Aditya mencoba menghibur ibunya.
"Mama kan sesudah ini mau arisan, Dit. Lama lagi dong kalau ke Dago," dengus Nia dengan kesal.
"Biar Nay aja yang hias, Bu. Nay bisa kok tapi ga akan sebagus teh Ine," Nayla mencoba menawarkan.
Nia senangnya bukan main, selama ini ia begitu penasaran dengan sosok Nayla. Ia semakin ada celah untuk mengenal Nayla lebih jauh. Jika Nayla cocok dengannya, bukan tak mungkin kan Nia memilihnya sebagai calon mantu ?
"Bolehlah, Nay. Ibu lagi buru-buru," Nia tersenyum. Sementara Aditya tak bergeming dengan perbincangan dua perempuan yang ada di hadapannya.
Aditya memperhatikan Nayla yang sedang fokus membaurkan make-up ke wajah ibunya dengan cekatan. Kebetulan Nayla juga pintar merias wajah, berkat ilmu yang ia dapatkan dari YouTube secara otodidak. Nayla juga sering memperhatikan Ine yang sedang menghias pengantin, ia juga sering diminta Ine untuk menjadi model terbaru gaun pengantin. Mau tak mau Nayla sudah sangat sering di dandani bak pengantin sungguhan.
"Selesai, Bu. Tinggal lipstiknya ya?" Kata Nayla Seraya memakaikan lisptik ke bibir tipis Nia dengan hati-hati.
Nia memperhatikan Nayla yang sedang fokus meriasnya, Nia merasa sangat gemas saat melihat bulu mata lentik Nayla bergerak lucu saat Nayla mengedipkan matanya. Ia ingin sekali mempunyai anak perempuan, namun takdir berkata lain. Nia hanya diberi keturunan 2 putra yaitu Adit dan adiknya Adam.
"Makasih ya, Nay. Bagus nih make-upnya Flawless," puji Nia dengan bangga, ia melihat dirinya di cermin dengan senyuman yang sangat puas.
"Sama-sama, Bu."
Adit mendelik ke arah Nayla, tidak ada kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Adit memang pria yang susah untuk dibuat kagum oleh seseorang. Ia sangat apatis dengan sekitarnya, namun jika sudah dekat Adit adalah pribadi yang hangat.
Saat Adit menatap wajah Nayla, Nayla menatapnya juga. Kali ini mereka saling berpandangan, dengan cepat Adit menyudahi tatapannya itu dan membuang wajahnya.
"Mengapa aku yang jadi gugup ?" Maki Adit dalam hatinya.
Note
Buat yang bingung, Teh/Teteh itu panggilan buat kakak perempuan, kalau di Jakarta teteh tuh sama dengan mbak. 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Kisti
masih ada kg orang kaya yg baik spt ibunya adit 😅. orang baik akan bertemu kluarga baik 🥰
2023-04-10
0
Andariya 💖
wah..ibunya Adit, Uda terpesona dgn pandangan pertama pada Nia😘🥰
2023-02-26
0
Shakila Anwar
wow author orang Bandung ya?
2023-02-25
1