Qirani Swastika (cinta tanpa restu)
Kota J, Garena Bar
Dumm dumm dumm ... dumm dumm dumm ...
Hentakkan musik yang menggema dengan begitu kerasnya di club malam itu, semakin menciptakan keriuhan suasana club.
Pengunjungnya pun tak hentinya bergoyang, meliukkan tubuh mengikuti alunan musik hip hop mix yang di mainkan dari tangan dingin seorang DJ cantik nan seksi dari atas panggung.
Sesekali ia mengangkat tangannya, bergoyang dan menebar senyum manisnya.
Dengan lincahnya jari jemarinya terus berpindah memainkan tombol turntablenya dari satu tombol ke tombol yang lain demi menciptakan irama musik yang lebih menarik.
Qirani Swastika, itulah nama gadis berparas cantik, seksi dengan tubuh tinggi semampai bak seorang model.
Qiran, DJ sekaligus primadona Garena Bar yang selalu membuat para lelaki tersihir dengan sejuta pesona kecantikannya.
Dan jangan lupakan ketika ia membuat para kliennya susah move on dari permainan liarnya ketika berada di atas ranjang.
Namun jangan salah, walaupun ia menerima klien, Qiran tak sembarangan menerima klien. Hanya klien tertentu yang berasal dari kalangan elit.
Dirinya yang sudah terlanjur terjerumus di dunia hitam itu, seolah tak memperdulikan tentang semua maksiat dan dosa yang ia lakukan setiap hari.
Yang ada di benak pikirannya adalah bersenang-senang, menikmati hidupnya dan menghasilkan uang yang banyak tanpa ada yang ia pikirkan.
Sudah kepalang basah menjadi wanita tuna asusila dan profesi sebagai DJ, Qiran malah menikmati kedua perannya itu sekaligus.
Namun siapa yang menyangka, di balik perannya sebagai pelaku tuna asusila, Qiran remaja memiliki masa kelam yang sangat miris. Ia dulunya adalah korban pelecehan seksual dari adik ibu tirinya.
Kesucian Qiran remaja direnggut paksa tanpa belas kasihan. Walaupun sudah melaporkan perbuatan keji paman tirinya itu, namun ibu tirinya malah menuduh jika Qiran lah yang sudah merayu dan menggoda sang adik.
Selain itu, Qiran remaja adalah korban kekerasan fisik dan verbal yang sering di lakukan oleh ibu tirinya.
Kenangan kelam itu membuatnya menjadi liar dan mencari jati dirinya yang sebenarnya. Hingga ia memutuskan kabur dan memilih bekerja di Garena Bar sebagai pelayan.
Karena terlanjur ternoda dan menyimpan dendam karena perlakuan bejat itu, ia malah memanfaatkan kesempurnaan fisiknya dengan nyambi sebagai pelaku tuna asusila.
Ia melampiaskan semua perbuatan bejat yang pernah ia alami itu pada pria yang menginginkan jasanya.
Setelah itu, ia akan menguras dompet mereka dan mengancam akan menyebarkan video asusila mereka.
Licik ...
Seperti itulah klien-nya menganggapnya. Namun mereka harus menurut, jika tidak maka tamatlah citra mereka sebagai orang berpengaruh di Kota J.
Malam semakin larut. Merasa sudah lelah karena sejak tadi mengoperasikan turntablenya , akhirnya Qiran mengangkat tangan lalu menunjuk salah satu teman seprofesinya untuk menggantikan dirinya.
"Bro, gantian," pintanya lalu melepas headphone microphone yang terpasang di telinganya.
"Okay," sahut Leon lalu meraih headphone gadis cantik itu.
Setelah itu, Qiran memilih turun dari atas panggung menuju meja bartender. Ia menghembus nafasnya lalu menyugar rambut panjangnya.
Dengan santainya ia duduk di kursi bartender sambil menyesap rokoknya. Sedangkan sang bartender langsung memberinya segelas minuman seperti biasa.
Friday night, pantasan saja malam ini sesak banget. Honestly ... malam ini aku kok capek banget.
"Sam, thanks for the drink," ucap Qiran lalu meneguk minuman itu dengan sekali teguk.
Setelah itu, ia berpamitan lalu meninggalkan club dan memilih pulang lebih awal. Tak biasanya ia pulang lebih awal. Padahal biasanya ia masih betah berada di club' malam itu bahkan menginap di kamar khusus dirinya.
Sesaat setelah berada di depan pintu bar, ia berpapasan dengan Edmund sang owner bar.
"Baby, sudah mau pulang?" Ed melirik arloji di pergelangan tangannya. "Ayolah, ini masih awal."
"Maaf, Ed, tapi aku lelah. Pokoknya khusus malam ini aku ingin rebahan saja," akunya.
"Mau aku temani?" bisik Ed dengan nada sensual.
Qiran mengulas senyum seraya mengelus rahangnya kemudian menggelengkan kepalanya.
"Lain kali saja," tolaknya.
"Hmm, okay."
Setelah itu, Qiran kembali melanjutkan langkahnya menuju mobilnya. Sebelum melanjutkan perjalanan, ia kembali menyesap rokoknya.
Memperhatikan logo bar tempatnya bekerja selama puluhan tahun. Sejak ia masih duduk di bangku SMA hingga lulus kuliah.
Setelah itu, ia belajar secara otodidak dari DJ bar sebelumnya hingga akhirnya ia malah menekuni profesi itu sampai sekarang.
"Garena Bar, thanks," ucapnya lirih lalu membuang puntung rokoknya kemudian menutup pintu mobil. Melajukan kendaraannya menuju apartemen.
.
.
.
.
"Haaah ... nyamannya," desahnya sesaat setelah menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuknya.
Menatap langit-langit kamar lalu perlahan memejamkan matanya hingga akhirnya ia tertidur.
.
.
.
"Qiran ... Qirani?"
Merasa seseorang memanggil namanya, Qiran perlahan mengerjap lalu menggosok kedua matanya.
"Apa kamu yang bernama Qirani Swastika?" tanya pria itu yang sedang berdiri di hadapannya dengan pakaian yang serba hitam.
Bahkan wajahnya juga hitam dan tatapannya menghunus tajam menatapnya tanpa berkedip.
Qiran mengangguk. "Siapa kamu!!!" pekik Qiran lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.
"Nggak perlu tahu siapa aku," jawabnya tanpa ekspresi dan wajah datar. Suaranya bahkan membuat Qirani ketakutan. "Ayo ikut denganku," desaknya lalu memegang pergelangan tangannya.
"Nggak!!! Lepaskan aku!! Aku nggak mau ikut denganmu!!! pekik Qiran lagi lalu meronta minta dilepaskan.
Tak lama berselang, muncul pria yang sama persis lalu ikut memegang pergelangan tangannya.
"Siapa kalian?!!! Mau di bawa ke mana aku?!!!"
Namun kedua pria itu tak memperdulikan teriakkan dan pertanyaannya melainkan terus menyeretnya.
Qiran semakin merasa ketakutan ketika kedua pria itu membawanya berjalan yang bahkan ia tak tahu ada di mana tempat itu.
Kiri kanan gelap tanpa pencahayaan hingga membuatnya sesak karena seolah berada di dunia lain.
"Kalian mau membawaku ke mana!!! Tolooong!!! Tolooong!!!" teriaknya lagi sambil terus meronta ketakutan.
"Ke suatu tempat dan ingin memperlihatkan jika itu adalah tempat yang pantas untuk wanita pelaku dosa dan pelaku maksiat sepertimu," jawab salah satu pria itu dengan suara menggema.
"Nggak!!! Aku nggak mau!!! Tolong kembalikan aku!!!"
Namun kedua pria berwajah datar itu hanya menatapnya sekilas dan terus berjalan menyeretnya.
Lama ketiganya berjalan dan akhirnya membuat Qiran merasa lelah dan mulai merasa lemas. Karena sejak tadi mereka berjalan, belum juga sampai di tempat tujuan.
Ia merasa aneh melihat kedua pria berwajah datar, hitam dan tampak menyeramkan itu. Keduanya seolah tak ada lelahnya. Bahkan terus memaksanya berjalan meski ia sudah merasa lelah, lemas, merintih kesakitan karena kakinya sakit seolah akan patah.
"Tolong biarkan aku istirahat sebentar." Qiran memohon dengan suara lirih.
Bersamaan dengan selesainya ia berucap, suatu cahaya mulai terlihat dari kejauhan yang tadinya seperti suatu titik namun semakin lama semakin membesar dan terasa begitu panas.
"Kalian mau apakan aku!!!" Ia kembali meronta sambil berteriak ketakutan.
"Kami ingin membuangmu di tempat itu, tempat yang pantas bagi wanita pelaku maksiat sepertimu. Bahkan lupa segalanya, terlena dengan kesenangan duniawi." Pria itu menatapnya tajam.
"Sekarang tinggallah di tempat yang pantas untukmu itu," kata pria satunya lagi lalu memberi isyarat pada temannya untuk melemparnya ke dalam api yang mulai berubah menjadi lautan api.
"Nggak!!! Nggak!!! Aku mohon jangan!!! Aku belum mau mati!!! Tolong!!! Tolong!!! Tolooooooongg!!! Aaaakkkkhhhh panaaaassss!!!!"
"Qiran ... Qiran ... Qiran ..." Seseorang menepuk-nepuk pipinya lalu mengguncang tubuhnya yang sejak tadi terdengar meracau.
"Qir ...."
"Aaaaakkkhh!!! Panaassss!!!"
"Qiran!!!" Sambil melayangkan satu tamparan yang cukup keras di pipi.
Tamparan itu sontak membuatnya tersadar lalu menatap sejenak orang itu, yang tak lain adalah sahabatnya. Ia lalu celingak-celinguk kemudian meraba dirinya.
"Hanya mimpi?" gumamnya lalu memegang dada lalu pergelangan tangannya yang masih terasa sakit.
Bahkan detak jantungnya berdetak sangat kencang.
"Mimpi macam apa itu tadi?"
...----------------...
Assalamu'alaikum reader terkasih ...
Jangan lupa dukung novel ini ya dengan memberi rate, vote, like dan komen. Terima kasih. Salam hangat penuh cinta dari kota KALTARA. 🙏🥰
NOTE: Bagi yang gak suka cerita dan alurnya, tolong skip aja jangan kasih bintang Satu. Itu sama saja dengan SMS (Senang melihat orang susah, susah melihat orang senang) Terima kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Indah Batam
mampir disini juga, semangat Thor 💪💪💪
2023-02-20
2