CANCER [ROCK CLIMBING]
"Fufy! Sudah siap?"
Fufy menganggukkan kepalanya semangat. Ia menguatkan pegangannya pada kernmantle rope. Seakan sudah tidak sabar untuk memanjat papan panjat tebing, sedari tadi Fufy tersenyum manis kepada semua orang.
"Gue yakin, kalo Fufy bakalan menang lagi," ucap sahabat Fufy yang bernama Saraswati.
"Pastinya, seperti biasa." Ranbi dan Saraswati tersenyum miring menatap papan panjat tebing.
Fufy menghela napas ketika merasakan telapak tangannya dingin. Kemudian Fufy memasukkan tangannya ke kantung magnesium. Fufy menggesekkan kedua tangannya guna menghilangkan rasa gugupnya.
"Speed World Record tingkat kabupaten memang sedikit mudah. Tetapi, kamu harus ingat, bahwa sainganmu adalah orang hebat." Fufy menelan salivanya ketika mendengar kalimat pak Indra.
Fufy menoleh menatap lawannya,
"Kamu bakalan menang kalo centil."
"Siap, mulai!"
Jantung Fufy berdetak kencang. Fufy meyakinkan dirinya sendiri, lalu segera memanjat papan panjat tebing dengan cepat. Tujuannya hanya satu. Yaitu mencapai atas dan menepuk top atas yang telah juri pasang untuk finish/top.
Suasana semakin mencekam ketika dua peserta yang sedang beradu kecepatan di papan panjat. Namun, beberapa detik kemudian, semua juri berteriak histeris.
Fufy jatuh dari ketinggian 13 meter.
...-TentangFufy-...
CHAPTER 1: DIA DI PENYEMANGAT
Fufy menekan punggungnya sambil berteriak kesakitan. Talinya terputus membuat Fufy langsung terjun ke bawah. Semua peserta, Juri, termasuk penonton menghampirinya. Fufy mendongakkan kepalanya merasakan sakit luar biasa.
"Harusnya kamu cek semua keamanan di sini!" Marah sang Pelatih.
Salah satu Juri mengubungi Ambulans karena takut jika ada luka fatal. Acara perlombaan di berhentikan sementara, sebab salah satu peserta terkena bencana.
Fufy ditangani cepat oleh petugas di sana. Tidak terkecuali dia, lelaki yang selalu berada di sisinya. Dia membantu Fufy melepas baju yang bertulisan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia). Tidak ada luka di sana. Hanya ada warna merah, yang lelaki itu bisa menebak bahwa Fufy merasakan nyeri.
Di kondisi seperti ini, Fufy masih sempat-sempatnya membalas pesan dari sang Pacar. Playgirl satu ini adalah gadis tersantai yang pernah lelaki itu temui.
Setelah di cek, sudah dipastikan Fufy bisa mengikuti kembali perlombaan ini. Tetapi pilihannya ada di Fufy. Karena akan lebih berbahaya jika Fufy mengikuti acara ini.
"Udah tanda-tanda bahaya," celetuk lelaki itu.
Fufy mengangkat bahunya acuh, "Segala cara mereka lakukan demi memenangkan pertandingan ini."
"Jangan heran." Fufy menegakkan tubuhnya, lalu berkata, "zodiak sagitarius itu selalu diberi ujian. Dia tidak boleh menyerah, hanya karena satu masalah. Lagian, ini perlombaan tingkat Kabupaten, belum tingkat Internasional. Masa nyerah gitu aja."
Lelaki itu kemudian tertawa. Sudah tau gadis di sebelahnya ini pantang menyerah, namun masih saja dirinya memberitahu. Ya, setidaknya dia sudah berusaha membuka topik pembicaraan.
"Iya, intinya jangan curigai siapa aja. Orangnya mungkin sekarang lagi ngetawain kamu," kata lelaki itu.
Fufy meneguk air mineralnya sampai habis. Fufy terkekeh pelan. "Aku tidak takut. Aku tidak takut seperti cancer." Lelaki itu mengulum senyumnya. Fufy menyindirnya.
Lelaki itu menipiskan bibirnya, "Kalau tidak ingin terkena bahaya, biarkan saja. Kamu bisa mengikuti di bulan berikutnya."
Fufy berdiri menghentakkan kakinya keras. "Tidak! Fufy akan buktikan!"
"Aku sudah mendapat peringkat pertama. Pastikan kamu juga menyusulku," ungkap lelaki itu menjelaskan.
Fufy mengangguk mantap dengan semangat besar, "Jangan bawa serius. Kecelakaan tadi, anggap saja kesalahan tidak sengaja. Ada atau tidaknya orang jahat di sini, kamu harus tetap semangat. Jangan jadikan mereka lawan, tapi jadikanlah dia penyemangatmu."
Lelaki itu menunjuk salah satu pelatihnya. "Dia. Aku lihat dia dan Mada memasang kamera di beberapa pojok. Mungkin itu tindakan terlambat. Tapi, menurutku itu adalah kerja bagus. Setidaknya mereka bisa memastikan, bahwa tidak akan ada lagi kecurangan di sini," tutur lelaki itu.
Fufy tersentuh mendengarnya. "Terima kasih Penyemangat," ungkapnya dengan senyuman.
Tubuh lelaki itu berdesir. Sebisa mungkin dia menyembunyikan rasa salah tingkahnya. Dia begitu lucu, hingga Fufy pun merasa gemas dengan lelaki Penyemangatnya ini.
"Nanti aku beliin kamu jepit kupu-kupu yang banyak." Begitulah kata lelaki itu jika sedang merasa senang.
Mata Fufy berbinar-binar. "Semangat Puppy, demi jepit kupu-kupu!" ujarnya.
"Terima kasih, Penyemangat Puppy!"
Fufy mengambil kembali ponselnya, membuat senyuman yang tercetak pada bibir lelaki itu memudar. Fufy menghubungi pacarnya. Lalu Fufy menghubungi lelaki yang menjadi pacarnya itu. Menit berlalu begitu cepat, hingga lelaki si Penyemangat itu merasakan sakit pada hatinya.
"Berita bagus! Aku akan dibeliin chalg bag sama Andre!" pekik Fufy senang.
Pacar bermodal. Si Penyemangat itu tertawa kecil. "Ketemuan lagi, dong? Nanti aku anterin."
"Iya siap, jam 5 ya!" Si Penyemangat mengangguk patuh.
Fufy menatap papan panjat tebing dari jauh. "Sebelum itu, Andre minta Puppy sebagai pemenang. Tidak apa-apa. Kecelakaan pertama sedikit membuat malu, tetapi membuat gairah Puppy bertambah." Fufy menggosok-gosok hidungnya, "demi Andre, Puppy rela menang!"
"Harus, demi Andre." Suaranya memelan. Si Penyemangat membantu Fufy memasang alat pengaman pada pinggang Fufy.
Sebelum naik ke atas, Fufy melirik lawannya. Perempuan yang seingat Fufy menjadi teman makan malamnya. Fufy bukannya lupa, tetapi dia memang tidak mengetahui nama lawannya itu. Perempuan berambut pendek itu menunduk seperti tengah melakukan sesuatu.
"Nama kamu siapa?" tanya Fufy kepada lawannya.
Perempuan itu menoleh menatap Fufy. Dia tersenyum paksa. "Mantra," sahutnya menjawab.
"Jangan lakuin itu lagi, ya," kata Fufy menasehati, "kamu tidak perlu bersedih, karena rencana kamu sudah berhasil."
Perempuan berambut pendek tampak terkejut mendengar pernyataan Fufy. "Lo tau?"
Fufy mengangguk kecil sambil tersenyum. "Nama aku Fufy. Aku sudah melihatmu dari lima jam yang lalu. Di depan sana, kamu berdiri selama tiga puluh menit. Dan sebelum pelatih datang, kamu melepas sepatu. Aku tau," jelas Fufy membuat sang Lawan terdiam.
"Maaf, ini perintah pelatih gue. Maaf," ungkap perempuan itu cepat.
"Tidak apa-apa." Fufy mengerti. "Fufy sudah beberapa kali melihat kejadian ini dan mengalaminya. Namun kali ini, adalah bagian terparah." Perempuan itu menunduk.
"Biarkan Fufy menang, maka masalah akan beres."
Secepat kilat si Penyemangat berlari menghampiri Fufy. Tubuh Fufy melemas hingga terduduk di atas tanah. Fufy pingsan.
"Gaya kuno!"
Ilmu jahat kini bermain.
...-TENTANGFUFY-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
wowwww
kereeen kak☺😍
2023-09-22
0