Cinta Dua Vampir

Cinta Dua Vampir

Sebuah Awal

Didalam sebuah gedung perkantoran yang terlihat tidak terlalu ramai..

“Aurora!! Tidak ada orang yang ingin membaca berita tentang sekelompok pemuda yang membersihkan jalanan!!” bentak pria setengah baya yang terlihat sangat berkuasa di kantor itu, dengan setelan jas hitam dia memarahi Aurora tanpa belas kasihan.

Lembaran artikel yang Aurora buat sebagai bahan berita berhamburan karena lemparan pria paruh baya dengan kumis dan alisnya yang tebal serta tatapan matanya yang tajam tampak sangat menyeramkan, kedua alis itu seakan menyatu karena dahinya yang mengkerut menunjukkan kemarahannya.

“Tapi bos, itu berita yang dapat menginspirasi pemuda lain...” belum selesai Aurora berkata, pria yang merupakan bos Aurora itu pun memotongnya.

“Tidak akan ada yang peduli!! Haah... perusahaan ini sedang diujung tanduk, jika pencari berita seperti kamu semua... maka perusahaan ini akan lebih cepat bangkrut” timpal pria itu

“Hah?! Jangan donk bos, aku butuh pekerjaan ini!” dengan panik Aurora menimpali perkataan pria itu

“Aku tahu.. aku tahu.. kamu bisa tetap bekerja disini karena aku sangat mengenal keluargamu, tapi kamu ini cantik... dengan tinggi seperti itu dan juga bentuk badanmu yang bagus, kenapa tidak mencoba mencari pria kaya saja?” tanya pria itu

“Huuuaaaa!! Jangan jual aku bos!!” dengan tangisan Aurora menimpali pertanyaan pria yang menjadi bosnya itu

“Aku tidak bilang akan menjual mu!! Hah... sudahlah, keluar kamu dan cari berita baru untukku” ucap pria itu

“Siap!” sembari berjalan keluar Aurora mulai mencari berita baru yang bisa disampaikan pada bosnya

Ditengah padatnya kota metropolitan, Aurora terlihat berjalan kesana – kemari mencari hal yang mungkin bisa menjadi berita menghebohkan dan mampu membuat perusahaan bertahan dari gempuran media lokal lainnya. Ditengah terik matahari, Aurora terus berjalan kesana – kemari namun tidak juga menemukan berita yang diinginkan.

Perusahaan tempat Aurora bekerja memang sedang mengalami krisis karena serangan dari kompetitor begitu kuat dan inovatif, terlebih tempat itu sudah cukup tua untuk bertahan dengan gaya konvensional mereka. Jelas saja hal itu juga menghambat media mereka sendiri untuk berkembang

Sosok wanita cantik berusia dua puluh empat tahun ini nampak begitu gigih untuk bertanggungjawab atas pekerjaannya, meski begitu selalu saja ada pria – pria kaya yang menawarkan dirinya untuk menjadi istri sampai menjadi simpanan. Yaah... banyak orang yang mempertanyakan mengapa Aurora tidak mengganti pekerjaannya saja menjadi yang lebih cocok untuk kulit putih bersihnya itu, daripada berada di luaran dengan terik matahari yang mungkin akan melunturkan kecantikannya.

Disebuah taman tengah kota yang sejuk dan bersih dari polusi, Aurora yang masih tidak menemukan berita apapun itu memutuskan untuk beristirahat sejenak di kursi taman yang berada tepat dibawah pohon rindang. Setelah duduk dia langsung melepaskan jepit rambut yang mengikat rambut panjang dan hitamnya agar terurai, kini matanya yang berwarna kecoklatan itu dia tatap kan pada langit cerah dengan perasaan sedih.

“Duuh sudah menjelang sore dan aku gak dapet berita apapun~” gumam Aurora

Ditengah kesedihannya, tidak lama Aurora mendengar suara kucing yang mengeong tepat berada di atas kepalanya. Karena penasaran, Aurora pun mencari keberadaan kucing itu dan terlihatlah kucing kecil yang terjebak di ujung dahan pohon.

“Aaa~ kamu terjebak disana ya? Tunggu aku carikan bantuan!” ucap Aurora lalu segera mencoba memberhentikan beberapa pria yang terlihat melewati taman itu juga untuk mencari pertolongan, namun tidak satupun yang peduli dan ingin membantu kucing itu.

Setelah merasa putus asa untuk meminta pertolongan, akhirnya Aurora memutuskan untuk menolong kucing itu sendiri. Dengan dress terusan itu, Aurora terlihat kesulitan untuk memanjat pohon namun itu tidak mengurungkan niatnya menolong kucing kecil yang malang itu, semalang nasib Aurora yang sedang mempertaruhkan karirnya.

“Tu... tunggu... ya kucing kecil... aku hampir sampai...” ucap Aurora yang sudah sangat dekat dengan ujung dahan untuk menyelamatkan kucing kecil

Ketika tangan lentik Aurora hampir meraih tubuh kucing kecil itu, namun dengan agresifnya kucing itu mencakar tangan Aurora dan membuat Aurora terkejut. Terlepas Lah genggaman tangannya dari dahan pohon itu dan membuatnya terjatuh bersama kucing itu, mata Aurora kini melihat cepatnya dia tertarik gravitasi efek jatuhnya dia dari pohon.

“Hah...? mati aku...” gumamnya

Tapi kejadian yang tidak diduga Aurora terjadi, dia diselamatkan oleh pria asing yang datang entah darimana dan bagaimana caranya bisa membopongnya agar tidak sampai jatuh ke tanah begitu juga dengan kucing kecil yang tadi ingin diselamatkan Aurora. Tanpa berkata apapun, pria itu langsung menurunkan Aurora dan kucing itu lalu berlari pergi begitu saja.

“Hei!! Tunggu!!” Aurora berteriak untuk menghentikan pria itu, namun pria itu tidak mau berhenti.

Dengan segera Aurora berlari mengikuti arah lari pria itu, hingga disebuah lorong antar gedung gelap dan lembab Aurora melihat pria itu masuk kedalam lorong itu. Untuk beberapa saat Aurora hanya dapat diam menatap lorong itu, dia takut untuk masuk kedalamnya namun wajah tampan pria yang dia liat saat membopongnya membuat Aurora ingin melihatnya lagi sekaligus ingin mengucapkan terima kasih.

“Halo?” ucapnya, perlahan kakinya dia arahkan masuk kedalam lorong antar gedung yang gelap dan lembab itu.

Semakin masuk maka seakan matahari semakin tidak mampu untuk menyinari lorong itu, Aurora semakin dipenuhi perasaan takut namun rasa penasarannya pada pria itu membuat tekad Aurora untuk terus melangkah tetap tinggi. Dia melirik ke kenan dan ke kiri mencari keberadaan pria misterius, lalu tiba – tiba ada suara tepat di sebelah telinga kanannya.

“Wanita cantik sepertimu tidak baik berjalan sendiri di lorong gelap dan sempit seperti ini” ucap pria misterius itu yang entah muncul darimana

“Huaaaa!!!” refleks Aurora berteriak sembari berbalik dan hendak menampar pria itu, namun tangan Aurora berhasil ditangkap pria misterius itu.

Ditengah kepanikannya itu Aurora melihat sosok pria yang sempat menolongnya tadi, kulit putih dengan rambut model side part berwarna blonde dan warna matanya yang biru mengesankan sekali pesona bangsawan dalam dirinya, wajahnya sangat maskulin dengan postur tubuh yang tegap dan six pack walau tertutup bajunya yang sangat casual. Hanya mengenakan t shirt polos hitam ketat dengan jaket kulit dan syal yang melingkar dilehernya menjadikan penampilannya sederhana namun berkelas karena ketampanannya.

“Aaah.. maaf, aku pikir... kamu penjahat...” ucap Aurora terbata

“Apa semua orang yang berada disini adalah penjahat?” tanya pria itu menekan

“Aaa maaf... tidak seperti itu maksudku... aku hanya...” belum selesai Aurora berbicara, tiba – tiba pria itu mendekatkan wajahnya dan mengendus tubuh Aurora.

“Hmmm~ baumu lezat... apa kamu terluka?” celetuk pria itu, terkejut lah Aurora dengan celetukan pria misterius didepannya itu.

“Maaf...!! aku harus...” perkataan Aurora pun kembali dipotong oleh pria misterius itu

“Namaku Jerome, Jerome Galant. Siapa namamu nona?” tanya Jerome pada Aurora

“Aaa.. Aurora Varsha, bisa kamu lepaskan tanganku?!” pinta Aurora

Setelah Jerome melepaskan tangannya, dengan sekuat tenaga Aurora berlari pergi dari lorong sempit dan gelap itu. Senyum Jerome menutup pertemuan antara Aurora dengannya, namun ada sesuatu yang seakan sedang di tutupi oleh Jerome dengan senyum liciknya itu.

Aurora terus berlari hingga mendekati rumahnya, dia mendekati tembok pagar tetangganya dan bersandar pada tembok itu sembari mengatur nafas yang terengah – engah. Belum tertata nafasnya, Aurora kembali dikejutkan dengan suara pria yang terdengar serak memanggilnya.

“Aurora?” tanya pria tua itu

“Wuuuaaaaa!! Hah.... hah... ayah!! Ngagetin aja sih!!” bentak Aurora pada ayahnya

“Kamu ngapain disini? Kenapa gak langsung masuk?” tanya Diego ayah Aurora, sebelum menjawab pertanyaan itu Aurora menghela nafasnya sejenak.

“Ayah sendiri tumben keluar rumah, ada apa?” tanya balik Aurora pada Diego

“Ayah baru saja mendapat petunjuk tentang vampir, sudah ayah duga vampir itu memang ada!” terdengar antusias Diego mengatakannya, Aurora kembali menghela nafasnya sejenak terdengar kesal.

“Ooh ayolah, sudah era modern gini mana mungkin makhluk seperti itu masih ada di bumi ini. Kalaupun ada pasti sudah menjadi mumi didalam peti yang terkubur dan tidak ada yang menemukannya, dan jika aku yang menemukannya tentu saja akan ku bakar dibawah terik matahari agar segera punah makhluk penghisap darah manusia itu” Gumam Aurora dalam benaknya.

“Ayah udah dong main vampir – vampiran nya, apa ayah gak capek digosipin tetangga?” tanya Aurora

“Tapi kali ini ayah pasti benar!! Tidak salah lagi, dia memang seorang vampir karena ayah sudah menyelidikinya beberapa hari belakangan ini” timpal Diego dengan penuh semangat

“Ayah... kantor tempat aku bekerja sedang berada diujung tanduk, aku mungkin bisa kena PHK cepat atau lambat. Rumah kita juga akan disita oleh bank, setidaknya bisakah aku memiliki kehidupan normal bersama ayahku?” ucap Aurora terdengar sedih, sejenak Diego dan Aurora pun saling menatap.

“Maaf nak... ayah... sudah merusak masa indah mu...” dengan suara yang bergetar Diego mengatakannya

“Ayah... bukan itu maksudku, aku Cuma ingin ayah berhenti berbicara tentang vampir. Hanya itu saja, lagian kali ini siapa yang akan ayah tuduh sebagai vampir?” tanya Aurora

“Arion Gervaso, CEO perusahaan bernama GERVASO” jawab Diego

“Hah?! Bagaimana cara ayah menyusup dan menyelidiki orang misterius itu?!!” terkejut lah Aurora mendengar jawaban ayahnya, dengan wajah heran Diego menatap Aurora.

“Mudah saja, ayah hanya membawa beberapa peralatan bersih – bersih kantor lalu masuk kedalamnya dan memasang beberapa kamera dan mic kecil. Lalu ayah beberapa kali masuk kedalam kantor Arion untuk menguping apa yang dibicarakannya, tidak sulit kok” jawab Diego dengan santainya seakan menemui Arion adalah hal yang sangat mudah

Arion adalah orang paling sulit untuk ditemui oleh siapapun dan kalangan para wartawan sangat tahu tentang hal itu, Arion terkenal dingin dan terkesan sombong. Disisi lain, perusahaan Arion yang bergerak di bidang otomotif selalu membuat inovasi – inovasi yang sangat hebat dan ini selalu membuat perusahaan media tertarik untuk menjadi yang pertama memberitakan produk baru dari Arion.

Sudah banyak perusahaan media yang ingin mewawancarainya namun tidak satupun yang diterima, Arion selalu menolak dan mengatakan jika produknya tidak memerlukan iklan dan pemberitaan karena konsumennya akan selalu suka apapun yang dikeluarkan oleh perusahaan GERVASO.

Tower GERVASO adalah tempat ketiga yang sulit ditembus wartawan setelah rumah presiden dan tempat militer, namun begitu ringannya Diego menjelaskan cara menyusup membuat Aurora yang telah menjadi wartawan selama empat tahun menjadi merasa bodoh. Dia kalah saing dengan pencari berita amatiran seperti ayahnya, Aurora pun meratapi kebodohannya dengan cara membenturkan dahi di pagar tembok tetangganya.

“Baik!! Aku akan menyusup dengan cara yang ayah lakukan!!” penuh semangat Aurora mengucapkannya, Diego yang bingung hanya bisa bertepuk tangan memberi semangat kepada putri semata wayangnya itu.

Dengan penuh semangat Aurora kembali berlari menuju tower GERVASO, disana Aurora sudah membeli beberapa peralatan bersih – bersih kantor dan tidak lupa mengenakan baju yang biasa dipakai oleh petugas kebersihan kantor.

Langkah pertamanya harus melewati empat penjaga gedung, Aurora berjalan melewati empat penjaga itu seakan dia memang sudah terbiasa melakukannya walau jantungnya berdegup kencang. Namun dia berhasil melewati penjaga itu begitu saja, kini Aurora melangkah menuju lift.

“Haah.. lantai berapa ya Arion berada?” gumamnya ketika pintu lift sudah terbuka, begitu masuk kedalam lift hal yang membuat Aurora terkejut pun dia lihat di tombol lift.

Ada satu tombol lift yang bertuliskan “Arion Room”, dengan senyum kecut dan gelengan kepala saat itu Aurora menekan tombol itu. Ruangan itu terletak dipuncak tower, butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya Aurora sampai dilantai yang dituju. Namun begitu pintu terbuka Aurora dikejutkan dengan sepuluh penjaga yang seakan menunggu kedatangan Aurora.

“Penyusup sudah tertangkap, kami sudah broadcast semua petugas kebersihan untuk tidak masuk hari ini. Hanya

penyusup yang tidak tahu dengan isi broadcast kami” ucap Danielson

Aurora melemparkan ember berisi air sabun kepada dua penjaga yang ingin menangkapnya, tangannya pun menekan tombol lantai dasar dan menekan tombol agar pintu tertutup. Ditengah kepanikannya Aurora untuk sementara berhasil kabur, namun dia tahu jika dia tidak dapat kabur semudah itu.

Beberapa saat pintu lift terbuka, Aurora segera berlari dan dikejar oleh beberapa penjaga yang sudah membuntutinya. Hingga sampai diluar gerbang tower GERVASO, Aurora ingin menyebrang namun karena keteledorannya... Aurora tidak melihat jika ada truck barang yang sedang melaju cepat akan menabraknya.

Terpopuler

Comments

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

mampir akak👍

2023-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!