Siasat Vampir Tampan dan Sombong

Begitu Jerome berjalan keluar dari ruang sel menuju lobby kantor polisi, disana dia melihat Aurora sedang menunggunya. Dalam hati Jerome berkata “Aurora? Apa kamu yang membayar tebusan ku?”, tidak lama seorang petugas polisi mendekati Aurora dan memberikan beberapa lembar kertas.

“Nona Varsha, ini berkas yang harus di tanda tangani beserta sejumlah uang tebusan yang harus nona bayarkan” ucap polisi itu kepada Aurora

Benar dugaan Jerome jika Aurora lah yang membayarkan uang tebusan untuknya, dengan wajah masih terlihat kaget itu Jerome berjalan mendekati Aurora yang sedang membaca isi dari dokumen pembebasan Jerome.

“Kenapa kamu membayar tebusan ku?” tanya Jerome

“Untuk membalas budi karena kamu menyelamatkanku saat aku terjatuh dari pohon” jawab Aurora lalu menandatangani berkas pembebasan Jerome

“Ahaha... kamu bercanda? Aku tidak bisa menerima alasan seperti itu, kamu sedang kesulitan uang kan?” tanya Jerome, sejenak Aurora terdiam lalu menatap mata Jerome.

Dengan kemampuannya dapat membaca pikiran tentu saja hal yang mudah bagi Jerome untuk menebak isi kepala Aurora. Tindakan gadis cantik itu membuat Jerome merasakan getaran yang sulit dijelaskan oleh dirinya. Pesona dan kebaikan Aurora membuat Jerome kembali berfikir tentang rencananya mendekati Aurora hanya untuk menjadikan Aurora penerus ras nya.

“Kamu... tahu darimana aku kesulitan keuangan?” tanya Aurora penasaran, Jerome kembali tertawa lalu menyentuh dahinya dengan tangan.

Tindakan kecil dari Jerome membuat Aurora salah tingkah dan malu, namun Aurora mencoba menyembunyikan semua perasaannya dari Jerome. Walau tidak yakin hal itu akan berhasil.

“Ayolah, gaji wartawan tidak besar. Lagian kantormu bukan kantor yang bonafit, kamu pasti menghabiskan banyak uang untuk ini kan” jawab Jerome dengan tawa kecil yang menyertai akhir kalimatnya, Aurora kembali menatap berkas itu dan melihat sejumlah besar uang yang harus dia keluarkan hari itu.

“Haah.... ini memang bukan uang yang sedikit, tapi aku tahu jika kamu tidak melakukan kejahatan yang dituduhkan. Tapi itu bukan masalah, berkat Arion aku mendapatkan banyak bonus dari kantor” ucap Aurora

“Apa yang Arion tawarkan?” tanya Jerome

Arion.... Tentu saja Jerome sangat paham jika semua ini ada sangkut pautnya dengan wewenang vampir sombong dan sok berkuasa satu itu. Jerome sangat memahami dan mengenal dengan sangat baik cara Arion dalam bersaing dengan dirinya. Namun dihadapan Aurora, Jerome mencoba bersikap seolah - olah tidak mengetahui apapun agar Aurora tidak mencurigai dirinya yang mampu membaca pikiran.

“Hak eksklusif untuk mewawancarainya kapan pun, aku bisa menjual berita itu dengan harga tinggi. Awal aku tahu jika berita itu bisa dijual dengan harga tinggi... jujur saja aku kaget, tapi lama kelamaan aku terbiasa dan saldo rekeningku tiba – tiba terasa begitu banyak” jawab Aurora, setelah kalimat itu Aurora menatap Jerome.

“Tapi aku ada dititik ini karena kamu menyelamatkanku ketika aku jatuh dari pohon, rasanya aku jadi orang jahat kalau tidak menebus mu atas perbuatan yang aku yakin kamu tidak melakukannya. Aku aneh ya?” ucap Aurora meneruskan kalimatnya, senyumnya yang terlihat tulus itu membuat Jerome terpaku.

“Sudahlah... kita impas sekarang, jadi jaga dirimu baik – baik” dengan tegas Aurora mengatakannya

Setelah menyelesaikan semua administrasi, Aurora dan Jerome keluar dari gedung kantor polisi itu. Di depan kantor Aurora dan Jerome terlihat akan berpisah, senyum Aurora kepada Jerome membuatnya terpesona.

“Jaga diri ya, setelah ini aku tidak tahu bisa membantumu apa lagi. Sampai jumpa...” celetuk Aurora lalu berbalik hendak meninggalkan Jerome, namun baru beberapa langkah Jerome menggenggam lengan Aurora.

“Jerome? Ada apa?” tanya Aurora ketika berbalik dan menatap mata Jerome

Ditatap pria tampan yang sama untuk ketiga kalinya membuat degup jantung gadis cantik itu masih tidak menentu, Aurora yang sebelum bertemu dengan Jerome hanya menikmati hidupnya dengan mencari berita membuatnya jarang mempunyai teman dekat apalagi lawan jenis. Dia bekerja keras agar bisa membayar hutang - hutang ayahnya yang tega menggadaikan sertifikat rumah mereka.

“Aku akan membantumu mencari berita lain sebagai bentuk rasa terima kasihku padamu, izinkan aku melakukannya” jawab Jerome

“Benarkah?!” tanya Aurora dengan antusias sembari menggenggam kedua tangan Jerome, Jerome yang merasa Aurora akan menolaknya pun dibuat kehabisan kata – kata dengan penerimaan yang tanpa pikir panjang itu.

“Hah?! Ooh ya iya, tentu saja. Aku akan bantu kamu mencari berita” ucap Jerome, lalu Aurora mengajak Jerome untuk bersalaman. Mendapatkan gestur itu membuat Jerome kembali terpaku menatap Aurora, dalam diamnya itu dia terpesona akan kecantikan Aurora dan senyumnya yang menawan.

“Dengan ini kamu akan menjadi asisten wartawan untukku, jangan pikir aku akan memberimu gaji karena bayaranku pun tidak banyak. Tapi tenang saja, aku akan membelikan kamu makan dan minuman tiga kali sehari” ucap Aurora, tawa kecil Jerome terdengar dan dengan keyakinan Jerome menyambut jabat tangan Aurora.

“Setuju! Tiga kali sehari, tidak boleh kurang” ucap Jerome, walau dalam hatinya berkata vampir tidak butuh makanan manusia.

“Sepakat!!” timpal Aurora

Sejak hari itu Aurora dan Jerome menjadi sering bertemu, berita – berita yang ditulis oleh Aurora semakin bervariatif berkat bantuan Jerome. Mereka berdua sering melakukan perjalanan bersama untuk mencari berita dan Aurora mulai jarang mendatangi Arion dikantornya, hal itu tentu saja membuat Arion marah.

Seminggu sudah berlalu dan seminggu itu pula Aurora tidak mendatangi Arion sama sekali, tidak seperti sebelum – sebelumnya ketika Jerome di tahan, Aurora malah semakin aktif namanya tercantum di koran yang ditulisnya.

Di kantor dalam tower GERVASO, Arion membuang koran yang diterbitkan oleh media tempat Aurora bekerja. Dia begitu marah melihat Aurora kini bisa mencari berita selain tentang dirinya, namun tidak sulit bagi Arion untuk mengetahui darimana asal berita yang didapatkan Aurora.

“Jerome!!” bentak Arion begitu marah

“Tuan Arion tenang saja, aku punya rencana lain untuk memutus hubungan nona Aurora dengan Jerome” celetuk Denilson

“Katakan” timpal Arion

“Bagaimana jika tuan Arion membeli perusahaan media tempat nona Aurora bekerja, lalu tuan angkat nona Aurora menjadi direktur utama disana. Dengan kekayaan dan kekuatan ekonomi perusahaan Gervaso, tidak akan ada pengaruh apa perusahaan itu akan berkembang atau malah diam ditempat” usul Denilson, sejenak Arion terdiam dan mengangguk beberapa kali.

“Aku akan memanfaatkan waktu itu untuk merebut hati Aurora, dengan kemam..” belum selesai Arion berkata, Denilson memotong.

“Tuan maaf memotong, lupakan tentang kemampuan itu. Anda harus merebut hati nona Aurora secara alami” timpal Denilson, Arion pun tersenyum.

“Denilson, aku tugaskan kamu untuk membuat perjanjian jual beli perusahaan tempat Aurora bekerja. Berikan aku laporan dalam satu minggu ini” perintah Arion kepada Denilson

“Siap tuan Arion!” seru Denilson

Seminggu berlalu dan berita yang dibuat oleh Aurora dibantu Jerome semakin menarik pembaca, perusahaan tempat Aurora bekerja pun semakin berkembang pesat. Hingga di suatu hari ketika Aurora dan Jerome hendak masuk kedalam kantor untuk menyerahkan berita yang didapatnya hari itu, mereka berdua bertemu Denilson di lobby kantor.

“Aaa... kamu asisten Arion kan?” tanya Aurora

“Nama saya Denilson, saya akan sangat senang jika nona Aurora mengingat nama itu” jawab Denilson dengan sopan

“Sedang apa disini?” tanya Aurora kembali

“kebetulan nona Aurora datang, anda sedang ditunggu oleh bos anda dan tuan Arion diruang direktur utama” jawab Denilson, secara bersamaan Aurora dan Jerome pun terkejut.

“Jadi itu yang kalian rencanakan, dasar kumpulan orang licik” celetuk Jerome tiba – tiba, Aurora yang bingung dengan celetukan itu hanya bisa terdiam sembari menatap mata Jerome yang menunjukkan kebenciannya kepada Denilson.

“Silahkan nona Aurora masuk keruang direktur utama” ajak Denilson

Aurora pun berjalan untuk masuk kedalam ruangan direktur utama diikuti oleh Jerome, namun baru beberapa langkah Denilson langsung menghalangi agar Jerome tidak mengikuti Aurora untuk masuk.

“Minggir” ucap Jerome dengan nada yang mengancam

“Maaf, hanya nona Aurora yang diperkenankan untuk masuk” tolak Denilson dengan tegas

“Aku ingin masuk bersama Jerome karena dia adalah asistenku, jadi tolong izinkan Jerome ikut” pinta Aurora kepada Denilson, dengan berat hati Denilson pun mempersilahkan Jerome ikut masuk kedalam ruangan bersama Aurora.

Didalam ruangan itu, Aurora melihat bos nya duduk berhadapan dengan Arion tanpa berkata apapun. Aurora merasakan ada keanehan pada bosnya itu, bos yang selalu cerewet dan marah – marah itu mendadak menjadi bos yang pendiam. Namun pemikiran itu segera pecah ketika suara deham Arion terdengar, Arion berjalan mendekati Aurora dan berhenti tepat dihadapannya.

“Aurora, aku membeli perusahaan ini dan secara resmi aku menunjuk mu untuk menjadi direktur utama perusahaan menggantikan pria itu. Dengan ini kamu tidak perlu lagi sibuk mencari berita, kamu bisa bersantai di kantor dan menggaji dirimu sendiri” ucap Arion, terkejut lah Aurora mendekat perkataan Arion.

Pria dingin itu tidak hanya menunjukkan kekuasaannya dengan uang yang dia miliki, tetapi tindakannya dengan memposisikan Aurora menjadi direktur utama membuat Aurora merasa bahwa seorang Arion adalah pria dingin yang angkuh, sombong dan semena – mena.

“Hah?! Benarkah?!! Tapi bagaimana mungkin?” tanya Aurora dengan nada yang begitu terkejut, Arion pun tertawa karena melihat senyum Aurora kepadanya.

“Tentu, aku tidak bercanda untuk itu. Setelah ini...” belum selesai Arion berkata, Jerome memotongnya.

“Jika begitu izinkan aku menjadi sekertaris mu, Aurora” timpal Jerome dengan senyum sinis menatap Arion, ekspresi Arion yang semula senang kini berubah menjadi penuh kebencian menatap Jerome.

“Tentu saja, aku per...” belum selesai Aurora berkata, Arion memotongnya.

“Gembel sepertinya tidak mungkin menjadi sekertaris mu, dia tidak memiliki ilmu menjadi sekertaris” timpal Arion terdengar marah, Aurora langsung mengalihkan pandangannya menatap Arion yang nampak marah pada Jerome.

“Katakan saja dengan jujur, kamu hanya ingin aku menjauh darinya kan?” tanya Jerome terdengar begitu menekan Arion, tangan Arion langsung meremas kerah jaket bomber Jerome.

“Aku mengatakan yang sebenarnya, gembel sepertimu memang tidak akan mengetahui tugas – tugas seorang sekertaris profesional” amarah Arion semakin tidak terkontrol, ketika itu Aurora kembali dibuat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi diantara Arion dan Jerome.

“Hentikan!! Tuan Arion, kalau kamu mau aku menjadi direktur utama disini, maka setidaknya aku berhak menentukan siapa sekertaris ku! Dan Jerome! Berhenti bersikap tidak sopan pada tuan Arion! Kalian ini sebenarnya sudah saling kenal kan? Aku sudah menduga ini sejak pertama kali kita bertemu!” bentak Aurora untuk meredakan suasana panas diantara Arion dan Jerome, tangan Arion kini dia lepaskan dari kerah jaket bomber Jerome.

“Terserah kamu saja, tapi kamu akan kerepotan jika kamu memilih gembel ini menjadi sekertaris mu” celetuk Arion lalu kembali berjalan mendekati kursi direktur untuk duduk disana, sejenak Aurora terdiam lalu memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Arion.

“Ini tentang tanggung jawab, aku membeli perusahaan ini tidak murah. Aku hanya ingin kamu memiliki tim yang baik dan membuat perusahaan ini berkembang, tidak ada yang salah dengan itu kan?” tanya Arion sembari duduk dan memandangi mata Aurora, namun tiba – tiba Jerome menarik lengan Aurora dengan kasar hingga membuat tubuh Aurora berputar untuk memunggungi Arion.

“Kau?!!” bentak Jerome tiba – tiba kepada Arion, Aurora sampai tersentak kaget mendapatkan perlakuan itu.

“Jerome!! Apa yang kamu lakukan?!” bentak Aurora

“Dia tadi sedang ber...” jawaban Jerome pun menggantung sejenak sembari menatap mata Aurora

“Ber? Apa?” tanya Aurora bingung

“Lupakan, baik Arion. Kamu menang kali ini, tapi ini tidak akan selesai sampai disini. Jangan sampai aku melihatmu menggunakan kelicikan untuk memaksanya, atau perjanjian darah kita akan berakhir hari itu juga” ancam Jerome lalu keluar dari ruangan itu

Dejavu, perseteruan antara Arion dan Jerome dihadapan Aurora membuatnya bingung harus bersikap seperti apa. Kejadian kali ini semakin membuat Aurora yakin jika diantara Arion dan Jerome memang memiliki permasalahan sebelumnya.

“Jerome!! Tunggu!! Apa yang kamu katakan?!!” dengan berteriak Aurora mengatakannya agar Jerome tetap berada disana, namun Jerome tidak mempedulikan perkataan Aurora dan terus berjalan keluar lalu menutup pintu.

“Aurora, biarkan saja dia. Mungkin dia hanya kesal padaku” celetuk Arion kepada Aurora, perlahan Aurora berbalik dan menatap Arion.

Keanehan demi keanehan dirasakan oleh Aurora sejak kemunculan Arion, ada sesuatu yang ditutupi oleh Arion dan Jerome membuat Aurora kini menjadi waspada kepada Arion. Namun kebaikan Arion lah yang membuat Aurora bingung harus bersikap seperti apa dihadapan Arion, karena baginya apa yang selama ini dilakukan Jerome seakan sedang membuatnya berada diposisi aman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!