Ada Apa Dengan Diego?

Setelah resmi menjadi direktur utama di tempatnya bekerja berkat Arion, Aurora pun pulang ke rumah hendak mengabarkan berita gembira ini pada Diego ayahnya. Tidak lupa Aurora membeli kue kesukaan Diego sebelum sampai di rumah, tidak beberapa lama Aurora pun sampai di rumah dan langsung mencari Diego di ruang tamu dimana Diego hampir selalu menghabiskan waktunya seharian ditempat itu.

"Ayah, aku pulang!!" seru Aurora menyapa ayahnya, namun Aurora tidak mendapati keberadaan ayahnya disana.

Sembari terus memanggil ayahnya, Aurora berkeliling rumah dengan perasaan khawatir. Beberapa saat, Aurora mendapati ayahnya berada didalam kamar. Ketika itu Diego terlihat duduk di kasur, terdiam dengan tatapan kosong menatap tembok kamar, dan tidak bereaksi ketika Aurora membuka pintu kamar. Sebuah sikap yang tidak biasa Aurora dapatkan dari Ayahnya, tentu saja hal itu membuat Aurora cemas dan penuh tanya dengan keadaan Diego.

"Ayah? aku pulang..." sapa Aurora, perlahan kepala Diego menoleh menatap Aurora namun dari tatapan matanya terlihat kosong.

"Selamat datang Aurora" sapa balik Diego, perlahan tatapan mata Diego kembali menatap tembok.

"Ayah baik - baik saja?" tanya Aurora khawatir

"Ayah baik - baik saja" jawab Diego datar

Aurora berjalan mendekati Diego lalu duduk tepat disebelahnya, namun Diego tidak bereaksi sama sekali dan masih saja terus menatap tembok didepannya. Aurora semakin khawatir melihat tingkah Diego yang tidak biasa ini, Diego yang Aurora kenal adalah sosok ayah yang selalu heboh dengan apapun. Kehadiran Diego selalu membuat suasana di rumah selalu ramai walau hanya mereka berdua yang tinggal didalamnya.

"Ayah... aku diangkat menjadi direktur utama di perusahaan ku, apa ayah senang mendengarnya?" tanya Aurora kembali memecahkan keheningan, Diego menoleh menatap Aurora dengan wajah datar.

"Benarkah? selamat ya" jawab Diego

"Apa ayah tahu siapa yang mengangkat ku menjadi direktur utama?" tanya Aurora lagi mencoba memancing emosi Diego, namun usaha Aurora tidak membuahkan hasil.

"Siapa?" tanya Diego dengan datar.

"Arion, ayah ingat kan?" tanya Aurora lagi

"Arion memang orang yang baik, kamu akan cocok jika menikah dengannya" timpal Diego dengan datar lalu kembali menatap tembok dihadapannya, Aurora pun terkejut dengan perkataan Diego.

Aurora benar - benar seperti tidak mengenal sosok ayahnya yang sekarang, yang Aurora tahu jika ada seorang pria mencoba mendekati Aurora saat itu Diego pasti langsung marah - marah pada pria itu, mengusirnya, dan menjelek - jelekkan pria itu dihadapan Aurora. Aurora mulai merasakan kejanggalan pada ayahnya sejak Arion datang berkunjung, namun Aurora tidak memiliki ide apapun yang membuat Aurora paham apa yang terjadi pada ayahnya.

"Ayah ini kue kesukaan ayah, aku letakkan disini ya" ucap Aurora sembari menaruh kue yang tadi dia beli disebuah meja dalam kamar Diego

"Terima kasih, Aurora" ucap Diego

Aurora pun meninggalkan Diego didalam kamarnya meski hati Aurora merasa cemas, namun pada akhirnya Aurora membiarkan ayahnya dan berharap akan terjadi keajaiban sesegera mungkin yang membuat ayahnya kembali normal selayaknya Diego yang sesungguhnya.

Hari berganti, Aurora terbangun dari tidurnya dan mencoba untuk melihat keadaan ayahnya itu. Pagi itu Aurora mendapati Diego duduk di meja makan sedang menunggu Aurora untuk sarapan bersama, ada secercah harapan dalam hati Aurora bahwa Diego telah kembali normal saat melihat Diego sedang menyiapkan sarapan untuk Aurora.

"Selamat pagi, ayah" sapa Aurora ketika itu, perlahan kepala Diego bergerak menoleh menatap Aurora.

"Selamat pagi, Aurora" sapa balik Diego lalu tatapan matanya kembali menatap masakan didepannya.

Seketika itu Aurora merasa jika Diego masih menjadi sosok ayah yang aneh, meski khawatir namun Aurora sadar jika hari ini adalah hari pertamanya mengemban amanah untuk menjadi direktur utama di perusahaan tempatnya bekerja. Aurora sarapan bersama ayahnya meski saat itu mereka hanya diam - diaman saja, setelah menyelesaikan sarapan saat itu Aurora segera bersiap untuk berangkat ke kantor.

Beberapa menit berlalu dan Aurora telah siap untuk bekerja, saat itu Aurora berjalan mendekati pintu keluar rumah dan disana Aurora melihat Diego seakan sedang menunggunya untuk melepas kepergian Aurora. Melihat ayahnya yang masih aneh itu membuat perasaan Aurora sedih, perlahan kakinya melangkah mendekati ayahnya.

"Ayah... aku pergi kerja dulu, jika ada apa - apa kepada ayah... jangan segan untuk meneleponku dengan segera" ucap Aurora

"Ayah baik - baik saja, sampaikan salam ayah pada tuan Arion. Dia pria yang baik dan kamu akan cocok jika bersamanya" dengan nada yang datar Diego mengucapkannya, Aurora mengernyitkan dahinya menatap Diego.

Kalimat yang serupa tentang Arion yang diucapkan oleh Diego kepada Aurora membuatnya semakin curiga dengan sikap ayahnya, seorang ayah yang seperti tidak mau anaknya mempunyai hubungan dengan pria karena takut putrinya tersakiti kini dengan tenangnya mengenalkan sosok Arion yang dianggap baik walau hanya satu kali bertemu.

"Ayah tahu, ini pertama kalinya ayah memuji seorang pria di hadapanku. Apa ayah yakin kalau ayah baik - baik saja?" tanya Aurora menekan

"Ayah baik - baik saja, bekerjalah dengan giat dan jangan kecewakan tuan Arion. Dia akan sangat cocok untukmu suatu saat nanti" jawab Diego datar, Aurora menghela nafasnya sembari berjalan meninggalkan rumah.

"Ayah jaga diri baik - baik" celetuk Aurora bersamaan dengan dia menutup pintu rumah

Aurora berjalan meninggalkan rumah menuju kantornya, perjalanan kali ini tidak seperti biasanya. Aurora membawa pikirannya tentang Diego sepanjang perjalanannya. Perasaan cemas dan khawatir sulit untuk lepas dari benak Aurora, namun seketika Aurora tersadar bahwa dia sudah memiliki jabatan yang baru dalam pekerjaannya, dan ini adalah hari pertamanya sebagai direktur utama. Dengan hati yang berat dia mulai melepaskan pikiran tentang Diego dan mulai mencoba untuk fokus pada pekerjaannya. Ditengah perjalanannya ketika itu, Aurora melihat Jerome sedang duduk di kursi taman tepat dibawah pohon yang sangat rindang.

Penampilan Jerome masih seperti sebelum - sebelumnya, dia menggunakan jaket hoodie, celana panjang, dan juga kacamata hitam. Melihat Aurora saat itu Jerome langsung tersenyum, perlahan Aurora kembali berjalan mendekati posisi duduk Jerome dengan senyuman juga.

"Pagi Aurora" sapa Jerome

"Hei.. apa kamu tidak merasa kepanasan?" tanya Aurora dengan sedikit suara tawa

"Aku sudah terbiasa seperti ini" jawab Jerome juga dengan sedikit suara tawa

"Sebenarnya aku ingin mengobrol denganmu, tapi sayang sepertinya waktuku tidak banyak. Aku harus sampai kantor tepat waktu agar jadi contoh buat karyawanku, nanti kalau aku senggang kita mengobrol ya" ucap Aurora sembari hendak kembali berjalan, namun tiba - tiba lengan Aurora digenggam oleh Jerome.

"Apa yang bisa aku bantu untuk ayahmu?" tanya Jerome tiba - tiba, saat itu Aurora terkejut lalu berbalik menatap Jerome yang berada dibelakangnya.

Pria itu selain misterius juga aneh, Aurora semakin terkejut dengan sikap yang Jerome tunjukkan. Tidak menceritakan kondisi Diego kepada siapapun lah yang membuat Aurora tercengang dengan pertanyaan Jerome, sang pria tampan dengan kharisma seperti seorang bangsawan itu selalu memberikan banyak kejutan untuk Aurora.

"Darimana kamu tahu aku butuh bantuanmu dan ini tentang ayahku?!" tanya Aurora terkejut, namun ketika itu Jerome menanggapi pertanyaan Aurora dengan suara tawa.

"Jerome!! darimana kamu tahu?!!" bentak Aurora memaksa Jerome sembari memukul - mukul pundak Jerome bertubi - tubi.

"Ahaha... udah, udah itu gak penting. Katakan padaku ada apa dengan ayahmu, Aurora" timpal Jerome sembari terus berusaha menahan setiap pukulan Aurora.

Aurora menghentikan pukulannya sembari kembali berbalik dan memunggungi Jerome, Aurora merasa bingung bagaimana caranya untuk menyampaikan keanehan Diego kepada Jerome yang belum pernah Jerome temui dan kenali dengan baik.

"Aku akan mencoba memahami semua yang kamu katakan, jadi jangan ragu untuk mengatakannya" celetuk Jerome saat itu, mendengar celetukan itu membuat Aurora kembali terkejut namun kali ini Aurora hanya menoleh menatap Jerome.

"Aku tidak tahu darimana kamu bisa mengerti semua yang aku pikirkan, tapi karena kamu sudah mengatakan seperti itu maka aku tidak akan segan - segan untuk mengatakannya padamu..." timpal Aurora dengan nada kesal, Aurora menghela nafasnya lalu menatap langit cerah pagi itu.

"Ayah tiba - tiba menjadi sosok yang tidak aku kenal, dia menjadi lebih pendiam dan memuji - muji pria lain di hadapanku. Sebenarnya ini sudah berlalu beberapa hari sejak kedatangan Arion ke rumah.." belum selesai Aurora berkata, Jerome tiba - tiba menggenggam bahu Aurora dan memutarnya agar mereka bertatapan mata.

"Arion ke rumahmu?!!" tanya Jerome dengan bentakan, Aurora pun terkejut dengan respon Jerome ketika itu.

Jerome yang dikenal sangat baik dan hangat oleh Aurora selalu saja berubah menjadi sosok yang penuh amarah setiap mendengar atau bahkan berhadapan dengan Arion, menimbulkan banyak tanya dalam benak Aurora namun dia tidak berani untuk bertanya lebih dalam kepada Jerome.

"I..iya.." jawab Aurora sembari menganggukkan kepalanya.

"Sialan, si brengsek itu!!" terdengar sangat marah Jerome mengucapkannya, seketika itu genggaman tangan Jerome menjadi lebih erat dan membuat Aurora kesakitan.

"Aaaauuw... sakit Jerome" rintih Aurora, dengan segera Jerome menyadari sikap kasarnya lalu melepaskan genggaman tangannya dari pundak Aurora.

"Ma.. maaf Aurora, aku paham apa yang terjadi" ucap Jerome namun ekspresi wajahnya terlihat marah

"Ka... kamu marah? apa karena aku?" tanya Aurora terbata

"Tidak, aku tidak marah padamu. Begini Aurora, aku tahu cara menyembuhkan ayahmu. Jadi kalau boleh aku akan ke rumahmu dan menemuinya hari ini" jawab Jerome seakan dia sedang terburu - buru dan memaksa Aurora untuk mengizinkannya bertemu Diego dirumahnya, Aurora pun bingung ketika itu karena dia harus segera ke kantor.

"Ta.. tapi aku harus..." belum selesai Aurora berkata, Jerome memotong.

"Aku bisa kesana sendiri, sampai jumpa Aurora. Aku berjanji akan membantu menyadarkan ayahmu!" timpal Jerome lalu berlari begitu saja meninggalkan Aurora di taman itu

"Tunggu!! aku belum memberitahu kamu dimana rumahku!!" teriak Aurora pada Jerome, namun Jerome sudah terlalu jauh ketika itu.

Pria itu selalu penuh kejutan bagi Aurora, namun kehadirannya sangat berarti karena Jerome selalu membantu Aurora dalam setiap masalah yang dihadapinya.

Aurora terdiam menatap Jerome yang terus berlari menjauhi dirinya, meski bingung dengan sikap Jerome namun Aurora merasa jika Jerome serius ingin membantu ayahnya agar menjadi Diego yang Aurora kenal. Senyum lega Aurora mengakhiri pertemuan dirinya dengan Jerome pagi itu, Aurora kembali berbalik lalu berjalan hendak menuju kantornya.

"Jerome... tolong bantu ayah ya..." gumam Aurora ketika itu. Tentu saja seketika Aurora kembali terpikirkan bagaimana cara Jerome untuk bisa menemukan kediamannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!