Best Love

Best Love

Part 1

Maria bukanlah anak yang kaya seperti teman-temannya. Ia adalah anak yang lebih pendiam dan sedikit berbeda. Bukan karena sifatnya yang memang seperti itu, tapi karena Maria tahu jika dirinya tak bisa berteman dengan teman-temannya yang berada di kelas atas.

Ia hanyalah anak yang di kalangan bawahan dan tak sama seperti mereka. Oleh karena itu ia tak ingin terlalu dekat dengan teman-temannya untuk menghindari segala Bullyan yang akan datang kepada dirinya.

Sedangkan sang ibu pun harus menjadi buruh di salah satu orang kaya di kota mereka. Tapi, Maria sama sekali tak pernah malu dengan kondisinya.

"Mama!" teriak Maria yang baru berumur 15 tahun menyambut ibunya pulang bekerja.

Ibunya tersebut yang melihat kehadiran Maria pun tersenyum lebar dan merentangkan tangan untuk menyambut sang anak yang tersayang tersebut.

Maria dengan senyum merekah masuk ke dalam pelukan sang ibu. Pelukan yang selama ini menguatkan dirinya dan membuat dirinya tak bisa lepas dari orang tuanya.

"Maria! Kau menunggu ibu lagi?" Maria pun mengangguk layaknya orang yang polos.

"Kenapa kau menunggu Mama? Mama bisa pulang tanpa kau tunggu."

"Aku hanya merindukan mu Ma. Aku tak sanggup melihat kau terus bekerja di luar. Apakah besok aku boleh membantu mu?"

Sang ibu seketika ciut. Ini yang tak ia inginkan, jika sang anak ikut bekerja, karena apa? Karena Maria terlalu cantik dan ia khawatir untuk membawa ke luar.

Kareja kecantikan yang dimiliki oleh Maria akan menjadi petaka bagi dirinya. Maria yang masih tergolong kecil belum mengerti akan hal itu.

Ia terlalu polos untuk dunia luar yang begitu memberikan. Sedangkan Maria hanya bermain di gang nya saja dan tak pernah pergi ke luar.

"Aku tidak yakin membawa mu pergi."

Maria mengercutkan bibirnya dan menghela napas panjang. Ia kira ibunya tak ingin membawa dirinya. Entahlah kenapa ibunya seperti itu.

"Kenapa Mama? Aku ingin ikut dja membantu mu."

Masalahnya di rumah majikannya itu begitu mengerikan. Ia tak memiliki kuasa. Di sana sering dijadikan tempat party dan jika mereka tahu ada Maria mungkin mereka akan menginginkan Maria. Dan karena itu pulalah ia tak ingin membawa Maria.

"Maaf sayang. Dunia luar terlalu mengerikan. Aku tak ingin kau terjerumus ke dalam dunia tersebut. Cukup tinggu aku di rumah. Aku lebih senang seperti itu dari pada kau membantu ku dan malah membuat ku kerepotan."

Maria pun menunduk sedih dan kemudian masuk ke dalam rumah reot nya yang tak terurus.

Sang ibu yang melihat wajah Maria yang seperti itu tak sampai hati. Tapi mau bagaimana lagi memang ia tak bisa membawa anaknya ke situ.

"Maria! Aku tak ingin melihat mu dijadikan tebusan hutang ku. Selama ini aku bekerja di sana untuk menebus hutang ku. Aku berusaha menyembunyikan mu dari mereka agar mereka tidak dapat mengetahui keberadaan mu dan malah meminta mu. Aku bukanlah orang yang tega melepaskan anaknya demi hutang," ucap sang ibu dengan air mata yang sedikit menetes. Menyadari hal itu ia langsung menghapus air matanya.

Ia pun masuk ke dalam rumah dan melihat jika di dalam sana sang anak tengah memasak. Melihat hal itu hatinya sedikit lega.

"Semakin hari kau semakin tumbuh dan kau juga semakin cantik. Aku harap nasib mu akan baik. Kau harus bisa mengangkat derajat orang tua mu. Maka dari itu jangan sia-siakan harapan mereka," ucap sang ibu dan Maria hanya tersenyum lebar. Ia pasti akan melakukan hal tersebut.

"Tenang saja Mama. Aku pasti akan melakukan hal tersebut kepada mu. Aku adalah anak yang peduli kepada mu. Kau tak perlu khawatir."

Ia pun tersenyum lebar. Inilah anaknya yang selama ini ia inginkan, peduli kepadanya, tidak hanya kepada orang lain.

"Aku merasa bangga memiliki mu. Aku harap kau tetap patuh setiap hari seperti ini kepada ku agar aku bisa tenang di sana. Jangan pernah ingin ikut dengan ku yang bisa saja membuat ku jantungan," ucap sang ibu yang sama sekali tak bisa dimengerti oleh Maria.

Ia sungguh bingung kenapa ibunya bisa berkata seperti itu. Tapi, sudahlah lebih baik ia tak mencari tahu apa yang seharusnya tak ia ketahui.

"Mama! Ini makanan untuk mu. Aku tahu kau sangat lelah, dan karena itu pula aku tak tega melihat mu terlalu lelah," ucap Maria sembari menghidangkan makanan di atas meja.

"Terima kasih. Kau memang anak ku yang terbaik. Tetaplah seperti ini."

Ia ohm menyantap makanan yang diberikan oleh sang anak dengan lahap. Memang perutnya sangat lapar hingga membuat dirinya tak berdaya saat pulang tadi.

Di rumah majikannya ia tak sempat makan, karena memang tak ada gaji yang ia hasilkan di sana karena ingin menebus hutangnya. Maka dari itu ia memanfaatkan saat pulang untuk bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang agar sang anak tidak merasa curiga.

Begitu besar pengorbanan sang ibu untuk anaknya. Ia fela melakukan apapun demi kebahagiaan sang anak.

_____________

Malam-malam ibu Maria selalu saja merintih kesakitan. Tapi, suaranya selalu ia tahan agar tidak terdengar oleh sang anak.

Ia tak ingin anaknya itu akan khawatir kepadanya. Sebab ia selama ini selalu terlihat baik-baik saja dan tak ada terjadi apapun kepadanya.

Padahal setiap hari ia menyimpan tangis karena lelahnya hidup. Ia sakit-sakitan tapi sang anak tak menyadari hal itu.

Jika sampai Maria tahu, mungkin ia tak akan membiarkan sang ibu untuk bekerja lagi.

Rupanya, malam ini Maria mengetahui apa yang tengah ibunya rasakan. Ia mendengar suara rintihan itu sama sekali tak tega.

Hati kecilnya meringis dan tak ingin melihat ibunya seperti itu lagi. Maria pun masuk ke dalam kamar sang ibu dan langsung mengambil alih memijat punggung sang ibu.

"Kenapa Mama tidak pernah bilang jika kau seperti ini? Aku sungguh sangat mengkhawatirkan mu. Kau selalu saja tak ingin  aku tahu padahal jika aku tahu tentang kondisi mu itu lebih baik lagi agar aku bisa membantu mu," ucap Maria dengan suaranya yang sedikit kesal kepada sang ibu yang selalu saja berpura-pura baik-baik saja. Padahal, Maria tahu sendiri bagaimana ibunya.

Sang ibu cukup terkejut ketika sang anak tahu kondisinya. Ia pun bungkam seribu bahasa saat dimarahi oleh Maria.

"Aku tak ingin membuat mu khawatir."

"Kenapa kau selalu mengatakan hal itu? Lebih baik aku khawatir dan mengobati mu dari pada aku khawatir tapi tak bisa mengobati mu yang akibatnya nanti kau akan lebih parah lagi.

________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA DAN KOMEN.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!