Maria pun menghidupkan lilin. Hanya dia di sini yang tak memiliki listrik karena memang tak bisa membayar tagihan listrik yang sangat banyak. Maria tak pernah marah dengan kondisi itu kepada ibunya.
Ia pun paham dengan dirinya yang memang tak ditakdirkan seperti teman-temannya yang lain seorang anak yang kaya.
"Mama! Kenapa kau hari ini sangat malam sekali pulang?" tanya Maria sambil menemani sang ibu makan.
Ibunya tersebut hanya tersenyum tipis sembari memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. Hari ini ia benar-benar lelah dan sangat membutuhkan istirahat.
"Entahlah. Hari ini sangat banyak pekerjaan dan aku tak bisa pulang cepat."
Maria memasang wajah sedih. Ia tak sanggup melihat ibunya seperti ini, rasanya ia ingin membantu ibunya saja, tapi sang ibu yang tak pernah ingin jika ia membantunya.
"Kenapa kau selalu melarang kami membantu mu. Padahal kamu gak ingin melihat kau bahwa dengan apa yang kau jalani. Aku harap kau bisa sehari saja tidak merasakan lelah."
Sang ibu pun menghela napas panjang. Maria tak begitu tahu jika hidupnya saat ini benar-benar amat menyedihkan. Bahkan untuk sekali saja berisitirahat itu sangat sulit.
"Maria! Kita adalah orang yang terlahir di golongan bawah. Kau tak berhak untuk meminta ibu mu berisitirahat. Jika aku beristirahat maka kita tidak akan bisa makan hari ini. Apakah kau tak ingin melihat ku dan kau mati kelaparan?"
"Tentu saja tidak."
Maria pun mulai dilanda kebingungan jika sudah seperti ini. Ia tak tahu harus melakukan apa, ingin membantu sang ibu tapi mamanya sendiri yange melarang dirinya melakukan hal tersebut.
Pada akhirnya Maria pun menyerah dan mungkin kehidupannya memang sudah ditakdirkan seperti ini dan tak akan bisa berubah lagi. Tapi Maria sungguh ketakutan jika hal yang paling ia takutkan terjadi pada hidupnya, yaitu ibunya akan tiada karena terus kelelahan bekerja.
"Mama, kau benar-benar aku tidak ingin membantumu? Sedikit saja Aku ingin membantumu. Tidak harus aku pergi ikut bekerja denganmu. Mungkin aku akan membantumu untuk berjualan di kampung ini?" tanya Maria berharap jika ibunya akan mengizinkan apa yang ingin ia lakukan itu.
Ia sudah terlalu muat kepada dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apapun. Sang ibu yang bernama Jennifer itu pun sedikit berpikir. Memang ada benarnya juga, walaupun sedikit tidak rela mungkin kali ini ya bisa mengizinkan Maria untuk berjualan.
"Apakah kau yakin dengan keputusanmu itu? Aku sangat tidak yakin jika kau bisa melakukan hal tersebut. Lagi pula berjualan di sini tidak akan pernah laku. Di sini adalah lingkungan orang kaya dan hanya kita orang miskin. Yang ada itu hanya akan memberikanmu rasa lelah dan juga kerugian karena sama sekali tidak ada orang yang akan membelinya Maria."
Maria pun menangis. Lantas ia harus melakukan apa jika semuanya tidak boleh ia lakukan?
"Kenapa kau tidak ingin membiarkan aku pergi untuk membantumu juga? Aku sangat ingin membantumu tapi kau selalu mengatakan jika kau tidak ingin dibantu olehku. Ada apa dengan dunia luar? Kenapa sangat kejam? Mama! Aku harap bawa aku ke tempat kerjamu agar aku bisa membantumu Mama."
"Sekali aku katakan tidak bisa maka tidak akan bisa Maria! Kau tidak tahu jika kau sudah tahu bagaimana kejamnya dunia luar mungkin kau tak ingin lagi ikut denganku dan sangat menyesal."
Ia sangat marah mendengar keinginan anaknya tersebut. Ia langsung masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Maria yang menangis sesugukan.
_________
Pada besoknya, pagi-pagi sekali Jennifer keluar dari rumahnya untuk pergi ke tempat tuanya. Karena memang ia harus bekerja dengan cepat untuk membersihkan tempat party yang dilakukan oleh Tuhannya malam tadi.
Tuannya adalah orang yang sangat bebas. Tapi apa masalahnya? Ini adalah Amerika serikat, dan hal seperti itu sudah wajar terjadi.
Maria pun menghilang nafas panjang saat secara diam-diam Ia pun ikut bangun pagi-pagi dan melihat jika orang tuanya pergi.
Lantas timbul ide di kepalanya untuk mengikuti sampai tempat kerjanya. Mungkin hal itu ia bisa melihat bagaimana pekerjaan ibunya tersebut dan mungkin saja ia bisa membantu pekerjaan ibunya itu.
Maria memutuskan hari ini ia tak akan masuk sekolah. Ia pun berjalan mengendap-endap mengikuti sang ibu.
Di luar gang, ia melihat ada bis yang berhenti di depan ibunya. Maria lantas menunggu selanjutnya dan ikut dibeli belakang tersebut untuk pergi ke tempat tujuan yang sama seperti sang ibu.
Hal baik lagi yang memihak kepada Maria adalah ternyata bis yang ia tumpangi juga memiliki arah yang sama dengan bis yang membawa ibunya tersebut.
Maria sedikit bersyukur akan hal itu. Iya Bun meminta berhenti ketika melihat ibunya telah berhenti di depan.
Ia pun turun dan berjalan menjaga jarak dengan ibunya. Maria sangat bingung saat sang ibu masuk ke dalam komplek yang sangat mewah. Baru kali ini Maria melihat rumah-rumah yang sangat besar lebih dari yang ada di dalam rumah gangnya.
Dan baru kali ini pula Maria melihat dunia luar. Bermain sampai depan gangnya saja dan tak pernah lagi berjalan lebih dalam lagi ke luar.
Maria sedikit takjub dengan pemandangan yang sangat indah. Benar apa yang dikatakan oleh teman-temannya ketika ia di bukit kemarin. Ia terlalu lebay sehingga tidak bisa mengetahui jika dunia luar lebih dari ini.
"Wow, benar-benar sangat indah. Aku tak menyangka jika ada pemandangan yang seperti ini. Jika seperti ini mungkin sudah lama aku akan keluar dari gang."
Maria pun tersenyum lebar dan terus mengikuti ibunya. Hingga ibunya pun masuk ke dalam komplek yang sangat penuh dengan perumahan orang kaya.
Ketika itu mata Maria langsung membulat. Karena di komplek ini semuanya terlihat besar. Maria tak bisa meneguk ludahnya dengan sempurna.
"Apakah yang saat ini aku lihat adalah nyata?" tanya Maria kepada hatinya sendiri. Ia sungguh tak menyangka dengan apa yang ada di depannya ini.
"Aku berada di surga," ucap Maria hingga ia pun sadar jika mamanya masuk ke dalam rumah yang paling besar di sini.
Maria pun ikut masuk secara diam-diam. Tentu saja kehadirannya pasti akan dicegat oleh sang satpam.
"Mau ke mana? siapa kau? Orang sepertimu tidak boleh masuk," ucap itu yang sangat mengejutkan Maria.
Dan baru kali ini Maria tahu jika satpam sangat galak. Walaupun satpamnya di sekolah juga galak tapi ini lebih dari itu.
"Apakah aku tidak boleh masuk?" tanya Mariah satpam tersebut.
"Ini adalah tempat untuk melakukan party. Dan di sini juga adalah tempat untuk melakukan transaksi."
"Transaksi seperti apa?" tanya Maria bingung.
"Ada apa kau datang kemari?"
"Aku hanya ingin membantu ibu ku bekerja."
Satpam itu saling pandang dengan satpam lainnya lalu menganggukkan kepala. Karena seolah-olah ia telah menemukan berlian yang sangat indah, tampaknya bosnya pasti akan sangat senang.
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments