Cinta Dalam Diam

Cinta Dalam Diam

Nabila Syakira

Nabila syakira adalah sosok perempuan pemalu, lugu dan terlihat rada tomboy. Mungkin karena kakaknya seorang cowok. Jadi Nabila tumbuh menjadi sosok cewek yang terlihat tomboy. Dia anak bungsu dari tiga bersaudara. Selain tomboy, Nabila tumbuh menjadi sosok perempuan yang mempunyai kecerdasan lumayan dari rata-rata seusainya. Dia bahkan pernah mendapatkan piala saat SD. Namun Dia tetap merasa tidak ada yang istimewa dalam dirinya. Kelemahannya dalam bersosialisasi dan sifat mindernya menjadikan dirinya terlihat dingin dan sombong, bagi orang yang tidak mengenalnya. Namun jika sudah mengenalnya, Dia orang yang humoris dan asyik untuk mengobrol.

Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jaman. Nabila tumbuh menjadi sosok wanita yang mandiri, kuat dan pekerja keras. Nabila tahu hidup ini akan lunak, jika Dia keras terhadap dirinya sendiri. Setidaknya itu yang pernah dikatakan seseorang pada Nabila. Dan faktanya sekarang kata-katanya itu membuat Nabila jauh lebih kuat dan mandiri sebagai seorang wanita.

Saat itu pula Nabila menyadari kehidupan ini tidak selamanya abadi. Ketika Kamu bertemu seseorang maka jangan berharap terlalu banyak darinya. Karena Dia juga hanya manusia biasa yang tidak bisa memaksakan hatinya dan jauh dari kata sempurna.

Enam belas tahun yang lalu.

Nabila masih terlelap dalam mimpinya. Hingga bunyi alarm jam membangunkan Dia dari mimpi indahnya. Nabila langsung terbangun dan beranjak dari tempat tidur. Dia langsung menyambar handuk dan berlari menuju kamar mandi.

Hari ini adalah hari pertamanya Dia masuk sekolah menengah pertama. Dimana Dia memasuki masa awal remaja. Setelah selesai bersiap-siap, Nabila pun sarapan.

" Nabila!" Panggil Erni. Erni adalah teman yang sekaligus masih kerabatnya Nabila secara tidak langsung. Mereka berbeda angkatan, Namun karena Mereka satu sekolahan Mereka pun berangkat bersama.

" Iya Kak. Sebentar." Sahut Nabila langsung mengambil sepedanya. Nabila yang masih berumur dua belas tahun itu berpamitan dengan Ibunya dan lalu mengayuh sepedanya.

Pagi itu suasana masih dingin. Embun jelas masih terlihat di tempat Nabila. Dimana tempatnya adalah salah satu daerah yang masih terbilang perdesaan. Nabila dan Erni mengayuh sepedanya menyelusuri jalan pedesaan. Hingga akhirnya Mereka sampai di sekolah yang Mereka tuju. Salah satu sekolah menengah pertama negeri yang menjadi favorit di desa tersebut. Hari pertama disekolah tersebut seperti biasa. Masa-masa orientasi siswa baru. Nabila yang kepintarannya rata-rata atau standar. Tidak pintar juga tidak bodoh. Dia diterima di kelas 1C. Dimana kelas satu, terdiri dari kelas A sampai F.

Disekolah Dia pun bertemu dengan teman-teman SDnya, yaitu Luna dan Reni yang juga diterima disekolah tersebut. Namun berbeda kelas. Luna berada dikelas D dan Reni berada dikelas F.

Hari pertama itu tidak jauh-jauh dari yang namanya perkenalan. Dari perkenalan dengan sahabat-sahabat baru yang masih terlihat asing. Dan juga para guru. Nabila terkejut saat melihat salah satu teman SDnya juga berada dikelas tersebut. Namun Dia cowok namanya Soni. Nabila yang pemalu pun hanya senyum datar saat melihatnya.

" Hai. Namaku Ratih. Bolehkah Aku duduk disini?" Seorang perempuan berambut panjang meminta ijin pada Nabila. Nabila yang memang belum mempunyai teman satu bangku pun mempersilahkan.

" Silahkan." Sahut Nabila.

Saat mengeluarkan buku, Nabila dan Ratih pun tersenyum. Karena buku Mereka covernya hampir mirip. Masa itu adalah masa dimana sebuah grup band Taiwan yang bernama F4 lagi tenar-tenarnya, karena disebuah drama yaitu meteor garden.

" Kamu suka nonton Meteor garden juga?" Tanya Ratih.

" Iya." Jawab Nabila yang terkesan lebih pendiam dan pemalu. Nabila sosok anak yang tidak akan pernah memulai pembicaraan duluan.

Pulang sekolah, seperti biasa. Nabila menunggu Erni yang kebetulan sudah kelas tiga saat itu. Dan saat itu Nabila melihat sosok kakak kelas seniornya. Dia adalah sosok yang terkenal dikalangan cewek saat ini. Dia terlihat tampan. Saat itu pula Nabila tahu arti tampan selain To Ming she di Meteor garden. Nabila kecil tersenyum sendiri. Dan saat itu pula, Kak Erni keluar terlihat dilorong koridor sekolah sedang menuju ke parkiran.

" Maaf lama menunggu." Ujar Kak Erni.

" Tidak apa-apa Kak." Sahut Nabila. Nabila maklum saja. Secara Kak Erni sudah kelas tiga pasti semakin sibuk.

Dan akhirnya Mereka terlihat keluar dari parkiran, melewati belakang kelas 1D hingga kelas 1F. Lalu melewati Aula dan depan perpustakaan. Hingga keluar dari pintu gerbang sekolah.

Masa kelas satu cepat berlalu. Hingga Kak Erni lulus dan sahabat berangkat sekolah Nabila berganti. Sekarang sahabat Nabila berangkat sekolah yaitu Eni dan Luna. Mereka bertiga berangkat bersama. Secara Mereka adalah teman satu SD. Mereka janjian dengan rute, Luna menghampiri Nabila dan lalu menghampiri Eni. Dan teman sebangku Nabila juga berganti. Nabila satu bangku dengan wati. Yang ternyata juga masih kerabat, walaupun kerabat jauh.

Persahabatan Nabila semakin meluas, yang dulu hanya satu desa kini ke beberapa desa. Dan Mereka kadang saling mengunjungi satu sama lain hanya untuk bermain kerumah masing-masing. Cinta sepertinya belum ada dikamus Nabila. Walaupun kadang Nabila sudah merasa malu-malu kucing jika bertemu dengan teman-teman cowok masa SDnya yang kebetulan satu sekolahan dengan Nabila.

Hari Minggu membuat Nabila mager dirumah. Seperti biasa, Ibunya menyuruh Nabila belanja ke warung Bu Rima. Yang lumayan berjarak satu kilo meter dari rumahnya. Dan hal ini berlangsung sudah lama. Semenjak Nabila sudah sekolah SD dan tahu tentang uang.

Disepanjang jalan Nabila menghafal barang belanjaan yang dipesan Ibunya. Hingga akhirnya Dia sampai diwarung bu Rima. Namun yang melayani lain Bu Rima. Melainkan putra bungsu Bu Rima yaitu Hasan , Nabila tidak begitu mengenal Hasan. Secara sekolah SD, Hasan memilih sekolah diluar dari desa Mereka. Padahal kalau dipikir-pikir sekolah didesa lebih dekat dari rumahnya. Bahkan SMP saat ini pun, Mereka berbeda sekolah walaupun satu desa dan sama-sama sekolah Negeri.

Hal itu membuat Nabila dan Hasan tidak saling mengenal satu sama lainnya, layaknya teman seusia Mereka. Bahkan dalam rombongan bermain masa kecil Nabila. Tidak pernah ada sosok bernama Hasan dalam teman masa kecilnya.

Seperti biasa, Hasan tersenyum sebagai sapaan. Nabila yang berwajah datar hanya tersenyum tipis, Seraya menyebutkan satu per satu pesanan Ibunya. Hasan mengambilkan satu per satu dan lalu berteriak memanggil Ibunya dengan sebutan Mami, saat ada yang Dia tidak ketahui harganya.

Sepertinya secara attitude, Hasan lebih baik daripada Nabila. Nabila mengakui itu. Nabila tidak mudah murah senyum seperti Hasan. Hasan terlihat selalu senyum pada siapapun. Hingga akhirnya senyum itu kian memudar seiring berjalannya waktu. Nabila sendiri tidak menyadari dan memikirkan hal tersebut.Nabila fokus dengan kepentingan dirinya sendiri.

Waktu cepat berlalu, Hingga akhirnya Nabila kelas tiga SMP. Dan saat itu kakaknya membelikan sebuh handphone Nokia jaman dahulu, Nokia tipe 3320. Dan saat itu pula Erni meminta tolong pada Nabila, untuk mengerjain salah satu teman sekelasnya.

Entah karena alasan apa. Nabila menyetujuinya. Dan saat itu lama kelamaan malah menjadi teman smsnya. Masa tahun 2002an belum ada yang namanya teman dunia maya atau teman online. Adanya teman smsan.

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!