Kegiatan pramuka wajib buat anak kelas sepuluh. Walaupun Nabila tidak terlalu suka kegiatan luar seperti ini. Apalagi hari ini Dia lagi sedang tidak ingin banyak gerak. Biasa tamu bulanan sudah datang menghampiri.
Upacara pramuka di jumat sore ini sungguh membuat Nabila tak kuasa menghadapinya. Sinar matahari yang begitu terik . Panas yang terpancar dan terpantul dari mengkilapnya lapangan membuat Nabila pusing. Mata Nabila seperti ingin tertutup.Warna-warna orange dan abu-abu melintas dimata Nabila sekarang. Dan tidak ada hitungan menit Nabila terjatuh.
" Nabila! Nabila! "
Suara riuh terdengar disekitar Nabila. Nabila tidak bisa menyebutkan satu persatu suara siapa saja itu. Mata Nabila sudah terasa berat untuk terbuka.Rasanya sangat berat. Perintah otak tak terbaca oleh panca indra penglihatan Nabila. Nabila benar-benar tak sadarkan diri untuk sepersekian menit.
Mata Nabila hampir terbuka kala Dia merasa ada yang mengangkatnya dengan kedua tangannya, layaknya anak lima tahun yang sedang diangkat Ayah atau Ibunya untuk memindahkannya dari sofa didepan televisi menuju kamar sang anak.
" Hasan! Ayo cepat! Cepat!" Suara terdengar jelas ditelinga Nabila dengan jelas.
Dan sebutan nama Hasan, membuat Nabila ragu membuka matanya. Nabila memutuskan masih menutup mata. Walaupun ini jelas seakan sebuah akting. Nabila sungguh-sungguh memilih berakting, daripada Dia membuka mata dan melihat wajah sang penolong. Baru kali ini Nabila benar-benar merasakan pingsan.Nabila belum pernah upacara sampai pingsan seperti ini. Sepertinya hari pertama mentruasi membuat kondisi fisik Nabila sangat lemah.
Sampai di UKS Hasan langsung meletakkan Nabila di ruangan UKS dan menyerahkan urusan ke senior cewek. Para kakak senior pun terlihat khawatir.
"Kak, tidak usah terlalu khawatir. Kasih saja Dia minyak kayu putih atau bau kaos kakinya pasti langsung terbangun." Ucap Hasan sadis.
" Kamvret!!! Bahkan bau kaos kakiku sewangi bunga lavender. Tidak mungkin membuatku pingsan kembali. Apa Dia tahu Aku sudah sadar?" Batin Nabila penasaran.
Hasan lalu melangkah pergi meninggalkan ruang UKS. Malu dan sedikit kesal karena akting Nabila yang sepertinya tidak berhasil. Tapi setidaknya Nabila tidak langsung melihat reaksinya secara langsung. Nabila langsung membuka mata dan mengucapkan terima kasih ke kakak seniorbya yang telah memberikan air mineral dan minyak kayu putih.
Nabila lalu memilih ijin dan tidak mengikuti kegiatan selanjutnya. Dan jelas Nabila memilih tidak menceritakan kejadian memalukan itu kepada orangtuanya. Bisa-bisa antara di marahi atau di ketawakan. Biarlah itu menjadi sebuah kenangan memalukan di dalam pikiran Nabila.
Paginya Intan langsung menghampiri Nabila, begitu Nabila datang. Intan adalah kelas X.6 yang semenjak masa orientasi siswa sudah tertarik dengan Hasan. Dan terang-terangan mengejar Hasan.
" Nabila, Aku sungguh iri padamu." Ucap Intan membuat Nabila bingung.
" Iri untuk apa?" Tanya Nabila tidak mengerti seraya meletakkan tas di bangkunya.
" Soal Kau pingsan kemarin."Bisik Jayanti
' Nabila langsung mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa orang pingsan alias sakit, Dia malah iri. Itu sungguh konyol. Dimana pikiran logikanya itu.Benar-benar budak cinta millenial.' Gerutu Nabila dalam hati.
" Kau ditolong sama Hasan." Ucap Intan dan langsung menoleh lama ke arah Nabila.
Nabila menghela nafas panjang. Jadi Dia melihat Hasan, bukan posisi Nabila yang pingsan. Bagaimanapun juga itu bukan keuntungan bagi Nabila. Tapi itu kerugian bagi Nabila.
" Bagaimana rasanya ditolong sama Hasan?" Intan masih belum puas.
" Entahlah. Aku sendiri tidak mengharapkannya!" Ucap Nabila datar.
Intan langsung beranjak dan kembali kekelasnya. Begitu Dia melihat Nabila tidak tertarik untuk membahasnya.
Untuk menunggu guru masuk kelas. Nabila mengeluarkan sebuah novel favoritnya. Sesekali Nabila menjawab pertanyaan Jayanyi, tentang drama-drama yang dibintangi sang idola. Idola manusia dan suatu saat Nabila akan meninggalkannya.
" Good Morning. How are today?" Sapa Ibu Siti selaku guru pelajaran bahasa Inggris.
" I am very well thank you. And How are you?" jawab anak-anak serempak.
" I am fine. Thanks."
Pelajaran bahasa Inggris akhirnya dimulai. Nabila memasukkan novelnya ke dalam tasnya. Dan mengeluarkan buku bahasa Inggris.Seperti biasa pelajaran bahasa Inggris hanya mengisi modul easy. Bahkan membuat sebagian murid terasa mengantuk. Ada yang pura-pura fokus memandang ke buku, padahal sambil terngantuk-ngantuk. Ada pula yang coret-coret buku agar terlihat fokus dengan pelajarannya. Berbagai macam tingkah anak SMA model sekarang.
Lagi-lagi Bell istirahat pertama berbunyi. Namun saat ini hujan sedang mengguyur sekolah sejak satu jam yang lalu. Dan kebanyakan memilih tinggal di kelas dahulu sampai hujan reda. Nabila dan Jayanti seperti biasa, membicarakan setiap detail novel-novel terbaru dan Idola boy band Mereka.
" Aku memutuskan mengutarakan isi hati duluan." Suara Vira tiba-tiba membuat Nabila dan Jayanti saling menoleh dengan tatapan penuh tanda tanya.
" Apa Kau yakin?" Tita memastikan seraya sedikit terkejut atas keputusan temannya itu.
" Iya, Kau tahu sendiri sudah lama Aku menebar pesona. Tapi tidak berdampak apapun ke Dia. Dan Intan juga belum ada tanda-tanda dapat memikatnya." Jelas Vira merasa sudah tak sabar.
" Jangan lah Vir. Sabar dulu. Jaga harga diri dan image-mu." Saran Tita.
Mau tak mau Nabila dan Jayanti mendengarkan pembicaraan Mereka berdua. Jarak jelas tidak bisa menutupi pendengaran Mereka. Bahkan kalaupun Mereka berdua tak ingin mendengarnya. Suaranya terdengar sangat nyaring.
" Jayanti!" Panggi Nabila setengah berbisik.
" Apa?" Jawab Jayanti ikut-ikutan setengah berbisik.
Mereka saling berbisik.
" Siapa yang dimaksud?" Nabila penasaran.
" Tetanggamu." Sahut Jayanti.
" Tetanggaku." Nabila sedikit loading. Hingga akhirnya mengetahui siapa yang dimaksud.
" Hasan?" Nabila memastikan.
Jayanti pun menganggukkan kepalanya.
" Katamu Dia play boy. Kok pesona Mereka terabaikan?" Nabila sedikit penasaran dengan cerita Jayanti tentang anak Mami tersebut saat SMP. Secara baik Intan maupun Vira. Semuanya cantik-cantik menurut Nabila.
" Entahlah." Sahut Jayanti.
Jawaban Jayanti yang terdengar tidak memuaskan membuat Nabila semakin penasaran.
" Jadi temanmu dulu yang menjadi pacar Hasan, murid tercantik juga?" Tanya Nabila. Entah mengapa tiba-tiba rasa penasaran Nabila menjadi memuncak seperti ini.
" Iya temanku bahkan murid tercantik seangkatanku. Namun hubungan mereka cuma berumur tiga hari." Cerita Jayanti membuat Nabila terkejut.
" Lalu?" Nabila masih penasaran.
'Ya Tuhan, Ada apa denganku? Kenapa Aku jadi kepo seperti ini.' Batin Nabila.
" Lalu sebulan kemudian terdengar gosip Hasan jadian dengan cewek lain. Cewek itu tidak jauh lebih cantik dari temanku. Bahkan menurutku temanku lebih cantik darinya. Setelah itu Aku tidak tahu lagi ceritanya. " Celoteh Jayanti panjang lebar. Namun terkesan pelan mengucapkannya. Agar Vira tidak mendengar jelas ceritanya.
"Jadi seperti itu ceritanya."Batin Nabila.
"Sadis juga." Sahut Nabila seraya mengarahkan pandangannya ke jendela.
Jayanti mengangguk, tanda menyetujui ucapan Nabila.
Nabila kembali ke buku novelnya yang masih Dia baca sebagian. Namun pikiran Nabila tiba-tiba melayang kemana-mana. Benak Nabila memikirkan Hasan, yang seharusnya tidak Nabila pikirkan. Padahal akhir-akhir ini yang mengganggu pikiran Nabila seharusnya Bagas. Nabila pun fokus membaca untuk menepis rasa penasarannya.
To be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments