BOS Sombong Suamiku
Brak! Brak!
"Bunga buka pintunya!" teriak seorang wanita yang menggebrak pintu kamar kost seseorang tanpa sabaran.
Wanita penghuni di dalamnya sampai terlonjak kaget mendengar suara keras gebrakan pintu, yang saat ini baru selesai mandi karena mau berangkat kerja.
Tidak ingin wanita di luar semakin keras mengebrak pintunya dan mengganggu tetangga kost sebelah, ahirnya Bunga membukakan pintu masih berbalut handuk yang sudah ia lapisi dengan kemeja panjang.
"Eh lu kemana aja sih! Dari tadi di panggil tidak keluar-keluar!" bentak wanita itu pada Bunga seraya bertolak pinggang.
"Maaf Bibi Eka, tadi saya lagi mandi," jawab Bunga apa adanya.
"Maaf, maaf! Sudah saya tidak mau lama-lama sekarang mana uang, mana!" bentak Bibi Eka seraya menengadahkan satu telapak tangannya di depan Bunga.
Eh buk! orang itu kalo minta uang baik-baik, bukan marah-marah seperti ini bahkan sampai menggebrak pintu mengganggu ketenangan tetangga saja! batin Bunga seraya membuang nafas berat.
Bunga kembali masuk ke dalam.
Datang bukannya nanya kabar, eh ini malah setiap datang selalu minta uang dan uang, ngedumel dalam hati seraya mengambil uang dalam dompet, kemudian berjalan keluar lagi dan langsung memberikan uang itu pada Bibi Eka.
Bibi Eka langsung tersenyum setelah mendapatkan apa yang dia mau, dan setelah itu pergi dari kost Bunga tanpa mengucap terimakasih.
Bunga hanya bisa mengucap miris pada nasibnya, bila bukan karena tanda terimakasih karena dulu Bibi Eka telah mengurusnya sejak Bunga ditinggal ayah dan ibunya meninggal, dan berkat Bibi Eka yang mengasuhnya, dirinya bisa sampai tumbuh sedewasa ini.
Bunga kembali masuk ke dalam untuk bersiap, karena sebentar lagi jam berangkat kerja.
Walau kadang Bunga merasa lelah dengan semua yang dirinya jalani, namun Bunga tetap harus bertahan, tidak hanya pekerjaan yang membuat lelah, tapi bibi dan paman serta ayu keponakannya sendiri selalu menganggu keuangannya sampai Bunga tidak miliki tabungan.
Bunga yang sudah rapih menyambar tas yang selalu ia bawa saat kerja, menutup pintu lalu ia kunci, kamar kost nya berada di lantai dua, Bunga harus menuruni anak tangga.
Bibir yang selalu tersenyum itu ternyata menyimpan perasaan pahit yang tidak pernah orang lain tahu.
Tin.. Tin ....
Suara klakson sepeda motor yang berhenti tepat di hadapan Bunga, seketika membuyarkan lamunan Bunga yang sejak tadi memikirkan nasib hidupnya.
Bibir Bunga semkin menarik garis lengkung tersenyum manis saat sudah bisa menebak siapa yang menghampirinya saat ini.
"Kevin," sapa Bunga bersamaan Kevin melepas helm yang tadi dirinya gunakan.
"Ayo naik," ucap Kevin, dan saat itu juga Bunga langsung naik di atas sepada motor Kevin.
Pagi itu Bunga berangkat kerja bersama Kevin, pria yang selama ini bersama Bunga dalam keadaan sedih atau pun bahagia.
Bunga memang tidak mendapat perhatian dari keluarganya, karena orang tua yang sudah meninggal, Kevin lah yang selama ini selalu perhatian pada Bunga.
Hubungan keduanya terjalin sudah cukup lama, ada tiga tahun lebih, jadi sudah saling mengenal satu sama lain. Dan tidak heran bila mereka selalu bersama-sama kemana pun itu.
Sepeda motor Ninja yang Kevin kendarai sudah sampai di tempat kerja, Bunga turun lebih dulu dan masuk ke dalam lebih dulu.
Setelah memarkirkan sepeda motornya Kevin juga masuk ke dalam untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Pekerjaan Bunga hanyalah sebagai cleaning servis di sebuah perusahaan, dan tempat yang harus Bunga bersihkan dari lantai lima belas sampai lantai delapan belas.
Sebelum pukul delapan pagi, Bunga harus sudah selesai mengepel semua lantai tersebut.
Dan tepat pukul delapan pagi Bunga sudah menyelesaikan pekerjaannya, bertepatan para karyawan perusahaan telah tiba.
Tempat biasa Bunga dan para teman-temannya yang lain bersantai biasanya duduk di pantry, saat ini Bunga tiba-tiba merasa kepalanya sedikit pusing.
Namun Bunga tahan, Bunga yang tidak ingin sakit, membawa dirinya untuk sibuk mengerjakan pekerjaan lain, namun saat Bunga semakin tahan rasa pusingnya makin bertambah pusing saat ini.
Bunga yang baru saja mengelap kaca langsung berpegangan pada dinding saat pandangannya saat ini berputar-putar.
Bunga masih berusaha menahan dan berjalan menemui senior.
"Bu, saya sedang tidak enak badan, boleh saya ijin pulang sekarang?" tanya Bunga pada Senior dengan suara lemah.
Senior yang melihat wajah Bunga tampak pucat mau tidak mau ahirnya memberi ijin Bunga untuk pulang, lagian setelah Senior pikir selama bekerja Bunga tidak pernah minta ijin pulang, dan kerjanya selalu bagus.
Setelah mendapat ijin pulang, Bunga langsung keluar dari tempat kerja, tidak jauh dari tempat kerjanya ada klinik kesehatan, Bunga mampir dulu ke klinik untuk membeli obat.
Sampainya di klinik, karena merasa pusing campur mual, ahirnya Bunga mutuskan untuk periksa, supaya lebih tahu sakit apa yang saat ini dirinya terima.
Bunga yang sudah berbaring siap untuk diperiksa oleh Dokter, menjawab seadanya yang dokter tanyakan.
Selesai di periksa Bunga kemudian duduk di depan meja dokter.
"Selamat ya Ibu saat ini tengah hamil," ucap Dokter tersebut dengan tersenyum.
"Ha-hamil," ulang Bunga dengan suara gagap.
Dokter tersenyum kembali. "Ibu harus banyak istirahat jangan sampai stres dan kecapean, dan ini sudah saya berikan resep vitamin untuk kandungan Ibu," jelas dokter itu lagi.
Bunga keluar dari ruang pemeriksaan dengan wajah bingung dan terkejut, bahkan sampai tidak fokus saat menerima obat dari kasir.
Kemudian Bunga berjalan keluar menuju pulang. Bunga masih sangat syok dengan yang barusan ia dengar, hamil satu kata itu kini memenuhi pikiran Bunga.
Akal sehatnya ingin menolak tapi kenyataan seolah menampar dirinya, bahwa dokter tidak mungkin salah.
Sampainya di tempat kost, Bunga yang sedang berbaring di atas ranjang, saat ini mengirim pesan pada Kevin kekasihnya. Saat ini masih siang hari, untuk bisa bicara dengan Kevin Bunga harus menunggu pria itu pulang kerja.
Dan akhirnya Bunga membawa tubuhnya untuk tidur siang itu, sampai tiba sore hari Bunga baru bangun.
Setelah bangun Bunga langsung mandi lalu makan dan minum obat serta vitamin.
Tepat pukul tujuh malam, Bunga sudah menunggu kedatangan Kevin di taman.
Dan tidak berselang lama, pria yang Bunga tunggu telah tiba.
Bunga langsung berdiri saat melihat Kevin datang dan berjalan ke arahnya.
"Kevin aku hamil ... Hiks hiks," ucap Bunga disertai Isak tangis setelah Kevin berdiri di hadapannya.
Deg!
Kevin terkejut mendengar ucapan Bunga, sementara Bunga semakin menangis dengan bibir meracau berkata bagaimana ini Kevin, yang diucapkan terus menerus.
Kevin yang sudah kembali dari keterkejutannya, melangkah maju mendekati Bunga dan memeluk Bunga seraya berbisik, "Jangan menangis, kita rawat bersama-sama bayi kita, aku akan menikahimu."
Kevin berani bicara akan menikahi Bunga, meski belum tahu kedua orang tuanya akan merestui atau tidak.
...****************...
...Mohon dukungannya ya kak💖 beri bintang 🌟 lima dibagian penilaian. Juga like, vote, Favorit dan komen....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Retno Elisabeth
kasian bunga
2023-04-30
0
Berdo'a saja
katanya menyayangi dan memberikan perhatian tapi malah menghancurkan
2023-04-07
1
ossy Novica
Awal cerita cukup bagus Thor. Semoga kelanjutannya lebih baik.
2023-04-06
1