Bunga sarapan pagi lebih dulu di temani Ibu Erasa, sebelum waktu jam sarapan para keluarga, karena Bunga harus berangkat kerja lebih pagi.
Selesai sarapan Bunga berpamitan pada Ibu Erasa, di luar gerbang sudah ada ojek online yang menunggu Bunga, barusan pelayan datang memberi tahu.
"Hati-hati di jalan, kabarin Ibu bila sudah sampai," ucap Ibu Erasa yang kini sudah berdiri di luar gerbang mengantar Bunga.
"Baik Bu," jawab Milea dengan tersenyum disertai menunduk.
Melihat Bunga bersikap sopan sampai menunduk, Ibu Erasa tidak suka. "His! Kau jangan bersikap seperti ini pada Ibu, dan harusnya kamu tidak perlu bekerja seperti ini?"
"Tidak apa-apa Ibu, Bunga malah senang bisa tetap bekerja," ucap Bunga sungguhan, dan langsung membuat hati Ibu Erasa terenyuh mendengar ucapan Bunga.
"Yakin tidak mau diantar mobil?" tanyanya lagi Ibu Erasa memastikan, pasalnya dari tadi Ibu Erasa sudah melarang Bunga untuk tidak naik Ojek online, karena sedang hamil, Ibu Erasa khawatir, tapi Bunga tetap bersikukuh.
"Tidak perlu Ibu," ucap Bunga benar-benar yakin, Bunga kemudian menyalami tangan Ibu Erasa dan mencium punggung tangannya.
Sementara ojek online yang mendengar percakapan mereka berdua, hanya bisa membatin melihat rumah mewah, mobil di garansi yang terlihat berjejer banyak, tapi sang pemilik malah milih naik ojek, orang kaya memang susah dimengerti.
Bunga melambaikan tangan sebelum ahirnya Abang ojek online membawa Bunga pergi, Ibu Erasa masuk ke dalam, saat tiba di ruang makan, sang suami sudah duduk di sana bersama Rosi anak keduanya.
Mereka bertiga sarapan bersama, kecuali Rex entah di mana pria itu saat ini, masih tidur kah? Atau lagi mandi kah? Entahlah pelayan sudah memanggilnya tapi belum kelihatan juga batang hidungnya.
Sampai sarapan selesai, Rex juga belum muncul, Ibu Erasa mengantar suaminya yang mau berangkat kerja, sampai di depan pintu utama.
Setelah suaminya pergi berangkat kerja, tidak lama kemudian Rosi menyembul dari dalam rumah, lalu meraih tangan sang Ibu dan mencium punggung tangannya.
"Kamu mau ikut pergi juga?" tanya Ibu Erasa seraya mengusap kepala Rosi saat pria itu masih mencium punggung tangan Ibunya.
"Iya Bu, saat ini Rosi ada casting film, doakan Rosi terpilih jadi peran utama ya, Bu?" ucap Rosi setelah berdiri sempurna seraya menatap sang Ibu.
Ibu Erasa tersenyum. "Pasti Ibu doakan, Nak? Hati-hati di jalan."
Rosi mengangguk sebelum ahirnya berjalan menuju mobil sport warna merah miliknya, di sana pintu mobil sudah di bukakan oleh Alex Asisten pribadi Rosi.
Rosi menurunkan kaca mobil melambaikan tangan ke arah Ibunya, sebelum ahirnya mobil benar-benar jalan.
Sampai mobil Rosi pergi dari halaman rumah, Ibu Erasa masih tetap berdiri di tempat tersebut lengkap dengan senyumnya.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang berjalan cepat lalu segera mencium pipi Ibu Erasa, sampai membuatnya kaget, disertai geleng kepala setelah tahu siapa pelakunya.
"Ibu Rex berangkat," ucapnya setelah mencium pipi Ibu Erasa dan langsung berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan oleh pelayan.
"Rex!" teriak Ibu Erasa dengan gemas, melihat tingkah laku putra pertamanya itu, dan lihat lah Rex mau berangkat kerja tapi penampilannya belum rapi, Ibu Erasa geleng kepala, sudah tadi tidak ikut sarapan bersama, sekarang berangkat kerja rambutnya masih acak-acakan, jas yang dipakai belum dikancingkan.
"Semenjak setelah menikah Rex selalu berangkat kesiangan," gumam Ibu Erasa seraya tertawa cekikikan. "Dasar anak muda mentang-mentang masih pengantin baru," gumamnya lagi, yang semakin masuk ke dalam kesalahpahaman nya, padahal yang sebenarnya Rex stres sampai susah tidur, dan membuatnya bangun kesiangan.
Bila Ibu Erasa merasa bahagia dengan dugaan-dugaannya sendiri, berbeda dengan Bunga yang saat ini sudah menyelesaikan pekerjaannya dari lantai lima belas sampai lantai delapan belas, sudah Bunga bersihkan.
Lima belas menit lagi kantor akan di pakai untuk bekerja. Bunga yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, kini menuju lift mau turun ke bawah.
Tanpa Bunga sadari, bila dirinya sedari tadi diperhatikan oleh seseorang, orang itu merasa kesal saat melihat Bunga akhir-akhir ini terlihat lebih cantik, padahal bila dilihat-lihat Bunga tidak menggunakan make up, tapi kecantikan alami yang terpancar dari wajah Bunga membuat orang tersebut iri hati.
Dan orang itu kini berencana mau mengerjai Bunga, tersenyum menyeringai saat pintu lift khusus untuk para cleaning servis terbuka, menampakkan Bunga yang berada di dalam.
Deg!
Bunga melangkah keluar dari lift dengan jantung terkejut, saat melihat tatapan tidak suka seniornya.
Bunga menunduk pada senior tersebut namun baru mau melangkah pergi, mendengar suara bariton.
"Siapa yang menyuruhmu pergi!" Senior menatap tajam Bunga, Bunga yang tadi sempat membelakangi kini berbalik menatap Seniornya, yang wajahnya terlihat marah.
Apa? Apa salahku? Mengapa senior marah padaku? batin Bunga penuh tanda tanya.
"Pe-pekerjaan saya sudah selesai Kak," ucap Bunga dengan gugup, karena senior di tempat kerja adalah orang yang harus di patuhi, bila tidak akan dilaporkan ke HRD dan itu bisa gawat.
"Pekerjaan mu belum selesai, Riri tidak masuk kerja, jadi kamu harus membersihkan lantai tiga belas dan empat belas!"
"Se-sekarang Kak! Tapi waktunya." Bunga dengan ucapannya yang gugup mau protes saat melihat waktu tinggal sepuluh menit tidak mungkin akan selesai pikirnya. Tapi senior tidak peduli dengan alasan apa pun
"Kerjakan sekarang!" bentaknya dan langsung melenggang pergi.
Bunga hanya bisa mengelus dada, tidak terkejut lagi bila senior galak, karena Bunga sudah biasa diperlakukan seperti ini, tapi kan sekarang keadaannya beda, Bunga sedang hamil, bila kelelahan takut berpengaruh pada janinnya.
Tidak ada pilihan, ahirnya Bunga masuk lagi ke dalam lift menuju lantai tiga belas, sampai di sana Bunga langsung membersihkan, dari mengelap meja kursi kaca dan barang-barang lainnya yang perlu di lap, setelah itu Bunga menyapu lantai baru kemudian Bunga mengepel.
Waktu memang sudah pukul delapan pagi, para karyawan kantor sudah mulai bekerja, mereka ada yang diam saja saat melihat Bunga masih membersihkan ruang kerja, tapi ada juga yang memaki Bunga, dia adalah karyawan memandang sebelah mata para pekerja cleaning servis. Tapi ada juga yang baik hati memberi Bunga nasehat untuk besok-besok harus lebih pagi supaya tidak mengganggu yang mau bekerja.
Tepat pukul delapan empat puluh menit, Bunga sudah menyelesaikan, Bunga merasa sangat lelah, Bunga minum air putih yang kini sudah duduk di pantry, saat tangan Bunga bergeser tanpa sengaja gelas di sebelah tangannya jatuh ke lantai.
Pyaarrrrr!
Bunyi gelas pecah, Bunga langsung terkejut, dan dengan segera Bunga memunguti pecahan-pecahan gelas kaca tersebut.
Pecahan gelas kaca berserakan di lantai, Bunga yang tadi melepas alas kaki, langsung main injak lantai.
Aw! Pekik Bunga saat pecahan gelas itu menancap di telapak kakinya, darah segar langsung mengalir dari telapak kaki Bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nci
Belum tau senior kalau Bunga dudah menjadi istri Bosmu 😅
2023-03-29
1
Diana Susanti
nah kan
2023-03-21
1