(Un)Perfect Pandhawa
"Ini.. Ayo dimakan, kakak bantu ya~"
Seorang perempuan tampak membantu seorang anak kecil perempuan yang tengah kesulitan karena gangguan penglihatan yang dia dapatkan setelah kecelakaan yang merenggut seluruh anggota keluarganya, dan menyisakan anak kecil malang itu, dan tidak ada siapapun yang mau mengadopsi anak manis itu, karena matanya yang tidak lagi bisa melihat (Tunanetra).
Perempuan itu, Felitha Mishelia, seorang perawat paling muda, dengan ekspresi yang begitu riang, dan paling bersemangat merawat para anak dan orang lainnya yang mengidap disabilitas. Motto Felitha hanya satu, membantu mereka yang memiliki kekurangan fisik, karena itulah cara kita untuk mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Karena itulah, hidup Felitha di serahkan sepenuhnya menjadi perawat di salah satu Rumah Sakit terkenal di Jakarta, yakni Rumah Sakit Penuh Cinta, yang memang di berdiri kan untuk anak-anak atau pengidap disabilitas untuk di rawat disini, dan di berikan bantuan tertentu. Bekerja disini, adalah suatu hal yang sangat membanggakan bagi Felitha, membantu para anak-anak, lansia yang memiliki kekurangan fisik, selain itu Felitha juga sangat senang membantu seluruh temannya.
Karena itu, hampir semua perawat sangat menyayangi Felitha, meskipun dia masih sangat muda, yakni berusia 21 tahun, dan sudah mendapatkan sebuah SIKP, karena kecerdikan dan niatnya yang memang sudah mantab dari awal.
"Felitha.. Pak Bagas manggil kamu ke ruangan."
Seorang perawat bernama Cindy, tiba-tiba saja datang menghampiri Felitha yang tengah asyik mendulang anak kecil manis bernama Rani itu, Felitha sedikit bingung dengan panggilan itu, apakah dia melakukan kesalahan pada laporan atau apa ??
"Eh ?? Aku dipanggil ?? Memang ada masalah apa ??"
Cindy mengangkat bahunya, sembari menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu, tapi.. kayanya tadi Keluarga Sagara juga datang sih kesini. Coba aja kamu ke ruangannya."
Felitha mengangguk, kemudian dia menyerahkan sebuah mangkuk berisikan sebuah bubur makanan kepada Cindy, sembari berbicara pada Cindy dan juga Rani bocah kecil malang itu.
"Cindy, tolong ya.. Kamu suapin dulu, Rani."
"Rani, kamu sama kak Cindy dulu ya.."
"Oke.." Secara bersamaan Cindy dan Rani menjawab ucapan Felitha yang sepertinya sudah berlalu dari sana.
Jika bersangkutan dengan nama Bapak Bagas, maka Felitha tidak akan menunda lebih lama, jadilah dia langsung segera menuju ke arah ruangan Pemilik Rumah Sakit Penuh Cinta itu. Dalam perjalanan, Felitha sempat berpapasan dan menyapa temannya secara singkat dan sedikit cepat, dia memang terkenal sangat ramah kepada siapapun, membuat beberapa orang menyayanginya.
Hingga kakinya berada di depan ruangan milik Bapak Bagas, dengan perlahan dia mengetuk pintu ruangan itu, hingga terdengar suara perintah dari dalam kantor tersebut.
"Masuk."
Felitha membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan, betapa terkejutnya dia melihat dua pasangan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tuan Tirta Sagara, dan istrinya Nyonya Cantika Sagara. Siapa sih yang tidak mengenal keluarga Sagara ?!
Memiliki bisnis berjejer, dan juga kekayaan yang benar-benar membuat siapapun akan merasa ngiler, Ibarat mereka sedang makan, pasti bahan makanan mereka adalah uang dan emas. Selain itu, Keluarga Sagara juga dinobatkan sebagai Keluarga paling harmonis dan begitu di kagumi oleh banyak orang-orang bangsawan atau terkenal di Indonesia bahkan di luar negeri.
"Mohon maaf, apa Bapak Bagas memanggil saya kesini ??"
Lelaki tua berkacamata itu tersenyum, saat Felitha sedikit menunduk dan berbicara dengan nada sopan. Meskipun menjadi perawat paling muda, tapi Felitha adalah sosok yang sopan, lembut dan halus. Maklum saja, Felitha ini berasal dari Kota Solo, Surakarta yang terkenal akan keanggunan dan kelembutan para perempuannya. Meskipun begitu, Felitha sudah lama tinggal, dan bekerja di Jakarta, jadilah aksen bicaranya tidak lagi medok seperti orang Jawa Tengah pada umumnya.
"Felitha, ini adalah Tuan Tirta Sagara dan juga, istrinya, Nyonya Camila Sagara. Kedatangannya kemari adalah mencari seorang perawat yang mau merawat kelima putranya." Ujar Bapak Bagas menjelaskan secara jelas tapi singkat, membuat Felitha merasa sedikit bingung dan heran, kenapa malah memanggilnya kemari ?? Bukankah jika menyewa seperti ini, seharusnya memanggil perawat lama yang sudah berpengalaman ??
"Tapi kenapa, anda memanggil saya kemari ?? Dan.. Apa hubungannya dengan saya ??"
Pertanyaan polos ini, sempat membuat perempuan yang sudah berumur tapi tetap cantik itu, tertawa pelan seakan terhibur akan kepolosan dari Felitha itu sendiri, dan melihat istrinya sepertinya sudah memiliki ketertarikan dengan Felitha, dia segera berbisik ke arah istrinya itu.
"Bagaimana menurutmu ??"
"Aku sangat suka dengan perilaku dan cara bertutur katanya. Aku akan memilih Felitha." Ujar Nyonya Camilla tersenyum dan itu membuat Felitha merasa bingung, senang, bahagia tapi juga gugup.
DIA YANG TERPILIH ?! OMG !! BEKERJA PADA KELUARGA ORANG PALING KAYA DAN SUKSES ?! BAGAIMANA JIKA DIA GAGAL ?! BAGAIMANA JIKA DIA MALAH MEMPERMALUKAN NAMA RUMAH SAKIT INI ?! kira-kira seperti itu isi jeritan batin Felitha saat ini, yang masih bingung dan juga kaget itu, matanya berkedip beberapa kali dengan ekspresi yang tetap diam meskipun hatinya berteriak tidak karuan disana.
"Ehh.. Tapi-"
"Baiklah kalau begitu, kesepakatan akan dimulai. Nah Felitha, kau bisa bekerja dengan mereka mulai besok ya." Bapak Bagas tahu betapa minder perawat yang satu ini, padahal sudah banyak orang yang ingin meminjam jasanya untuk merawat putra atau putri mereka yang mengidap disabilitas di rumah, tapi Felitha selalu menolak secara halus dengan alasan jika dia belum begitu berpengalaman.
Bapak Bagas hanya ingin, Felitha mendapatkan pengalaman bekerja di luar sana, dan sesekali bekerja di luar Rumah Sakit, agar bisa membantu lebih banyak orang lagi disana. Dan, dari pekerjaan di luar, Felitha mendapatkan gaji dan bonus tambahan dari bos baru mereka. Jadilah Bapak Bagas sengaja memotong ucapan Felitha dan langsung meng'iya'kan keputusan itu meskipun sebenarnya tidak adil, karena tidak membiarkan Felitha berbicara.
"Ba..Baiklah kalau begitu.. saya permisi dulu.." Ujar Felitha menunduk memberikan hormat dengan sedikit gugup dan bingung menanggapi kesepakatan tersebut.
Setelah keluar ruangan, dan sedikit jauh dari ruangan Pak Bagas, barulah Felitha bertingkah seperti cacing kepanasan, antara senang panik dan gugup. Dan itu membuat teman-teman nya yang sedang duduk bersantai setelah melakukan beberapa pekerjaan, melihatnya dengan tatapan aneh dan bingung.
"Fel.. Kenapa ?? kerasukan, kah ??" Tanya Puja dengan sedikit bingung dan merasa aneh.
"Gak salah makan, kan ??" Lanjut Tania dengan bingung juga.
"Itu anak paling habis kejedot dinding, makanya jadi gitu." di antara semua orang yang bingung, hanya Xena yang malah memberikan respon candaan, karena anak itu memang sangat jarang sekali serius.
"Eh Guys !! gila !! Ada kabar gila !!" Ujar Felitha dengan sedikit panik dan juga bingung.
"Kabar apaan ??"
"Aku bakal di sewa, dan kerja sama orang. Gimana ini ?!"
"Akhirnya.. syukuran kita.. syukuran.." Ujar Tania mendengarkan ucapan Felitha.
"Heh !! harusnya tuh seneng, di sewa dan bisa kerja di luar Rumah Sakit, malah bingung gitu." Ujar Xena memasukkan makaroni ke dalam mulutnya.
"Masalahnya yang nyewa dan butuh bantuan itu dari Keluarga Sagara."
"WHAT ?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments