Kedua

Felitha sudah mengemasi beberapa barang miliknya yang berada dalam kamarnya sendiri. Oh iya, disini Felitha mendapatkan sebuah mess sendiri di rumah sakit, karena memang jam kerja yang cukup lama itu membuat pihak rumah sakit, memberikan mess atau tempat tinggal sendiri bagi para perawat dan dokter.

Felitha tersenyum sendu, tidak menyangka sebentar lagi dia tidak akan tidur di kamar yang sudah dia tinggali hampir 3 tahun, bahkan Felitha tidak ingat kapan pertama kali dia memasuki kamar yang bernomer 35 itu. Dia bertanya dalam hati, mungkinkah di tempat tinggal yang baru, dia akan mendapatkan kamar yang nyaman seperti saat di mess ini.

Jika kalian memikirkan tentang kemewahan, itu salah besar. Felitha menyukai tempat yang membuatnya merasa nyaman adalah saat dia bersama dengan orang-orang yang baik, dan peduli padanya. Apakah di rumah baru nanti, dia akan bertemu orang-orang yang baik dan peduli padanya ?? Entahlah semua masih terlihat buram baginya.

"Huft.. Ini terakhir aku tidur di kamar ini, malam ini malam terakhirnya.. Besok pagi, bahkan aku sudah di jemput dan di bawa ke rumah yang baru. Semoga di sana terdapat orang-orang yang baik." Ujar Felitha sebelum dirinya menutup tas koper yang ada di pangkuannya itu.

Felitha meletakkan koper itu ke bagian bawah kasurnya dan memasukkannya ke dalam lorong di bawah kasur, setelah semua sudah selesai. Felitha kemudian mulai mencoba untuk mematikan lampu dan tertidur, menutupi tubuhnya dengan selimut, memeluk guling hingga gumaman selamat malam dia ucapkan secara perlahan, seakan memberikan ucapan pada dirinya sendiri.

"Jangan lupa kirim kabar ya." Ujar Cindy saat dia dan beberapa teman perawat lainnya, melihat Felitha akan pergi untuk bekerja di tempat lain, beberapa dari mereka sedikit bersedih kehilangan teman paling baik mereka itu, tapi ada juga yang senang karena akhirnya Felitha bisa mendapatkan pengalaman dan juga uang tambahan.

Perawat yang sering mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan tugas untuk merawat di luar rumah sakit, akan dianggap sebagai perawat senior yang besar kemungkinan akan naik gaji jika kembali ke Rumah Sakit Penuh Cinta, atau mungkin akan selamanya tinggal bersama orang yang mempekerjakan mereka. Tapi lebih dari itu, merawat lebih banyak orang yang membutuhkan adalah suatu keberkahan bagi mereka.

"Tenang, aku tetep bakalan ngasih kabar ke kalian." Ujar Felitha tersenyum sembari memegang koper di tangannya, dan menunggu jemputan dari calon majikannya yang baru, atau calon atasan nya yang baru di luar lobby rumah sakit.

"Ntar kalau balik ke sini lagi, kita rayain deh. Felitha kan ntar naik pangkat, kita adain acara makan-makan !!" Ujar Xena dengan penuh semangat, terutama mengenai makanan.

"Makan mulu !! Ntar jadi gendut, ngambek !" Ujar Tania menggeplak kepala temannya dengan pelan, tapi tetap saja karena gerakan tangan yang mendadak membuat Xena tidak siap akan serangan kecil itu, dan kaget. Sembari memegang kepalanya yang di geplak oleh Tania.

"Sakit~"

"Manja !!"

"Biarin !! Wlee !!"

Cindy, dan Puja hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah kedua temannya yang memang sering tidak akur dan selalu berkelahi itu. Felitha hanya bisa tersenyum tipis, dia yakin akan merindukan keempat sahabatnya yang selalu bersama dengannya, selama bekerja di rumah sakit ini. Ada perasaan berat meninggalkan rumah sakit yang sudah dia anggap sebagai rumah sendiri.

Tidak lama, sebuah mobil berwarna hitam datang dan masuk ke Lobby Penjemputan. Mobil itu berhenti tepat di hadapan Felitha dan perawat lainnya, kaca mobil kemudian diturunkan dan terlihat seorang lelaki yang masih muda tersenyum dan bertanya kepada Felitha.

"Felitha Mishelia ya ??"

Felitha mengangguk, lalu lelaki muda itu tersenyum.

"Okee.. naik aja, ke kursi depan." Ujar Lelaki muda itu dengan nada yang ceria, dan itu sedikit membuat Felitha bingung dan kaget.

"Tenang, aku bukan penculik. Perkenalkan, Aku Damar Sagara. Makanya naik ke bagian depan aja, ntar aku dikira supir." Ujar lelaki bernama Damar Sagara yang ternyata adalah anak dari Keluarga Sagara juga, membuat Felitha kemudian menunduk meminta maaf.

"Eh.. Maaf tuan.. Aku tidak bermaksud untuk-"

"Jangan panggil tuan. Aku itu masih muda, panggil aja mas atau kak gitu. Udah gak papa, ayo naik."

Felitha mengangguk, sementara teman perawat lainnya hanya bisa tersipu malu, dan merasa terpesona. Sepertinya Keluarga Sagara memang adalah Keluarga yang terpilih, karena seluruh anggota keluarga mereka memiliki wajah good looking. Cindy, Xena membatin betapa beruntungnya, Felitha mendapatkan jemputan dari sosok pangeran kaya dan tampan, sementara Tania, dan juga Puja hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Aku pergi dulu, semua."

"Hati-hati."

Felitha kemudian beralih ke pintu yang sebelah, lalu masuk ke dalamnya. Seperti perintahnya, dia duduk di samping supir itu. Setelah memastikan jika Felitha sudah masuk dan siap, Damar tidak lupa berpamitan pada teman-teman Felitha yang berada di luar.

"Tenang, aku bakalan jagain temen kalian kok. Duluan ya~"

"Iya, kak."

Damar menutup jendela kaca, dan kemudian mulai menginjak gasnya secara perlahan. Mobil berwarna hitam nan mengkilap itu terlihat mulai keluar dari halaman rumah sakit, dan menuju ke arah jalan raya.

Selama perjalanan, Damar sesekali mengajak berbicara Felitha, agar kondisi tidak terlalu kaku. Dan lagi, Damar ternyata adalah sosok yang sangat ramah dan baik, meskipun dia tidak terbiasa berbicara formal, dan cenderung lebih santai tapi hal itu membuat hubungan nya dengan siapapun sangat dekat, bahkan Felitha juga menjadi tidak canggung lagi.

"Mama kemarin bilang, katanya suka banget sama Felitha. Makanya aku aja yang jemput, sekalian perkenalan duluan. Gak papa, kan ??"

"Gak papa kok, aku cuma tadinya agak kaget."

"Pasti mikir ya, kok sopirnya muda dan ganteng kek gini, hahahahaha... Aku ada waktu luang, makanya aku jemput aja, daripada di rumah bosan."

"Oh iya.. Kalau sampai di rumah nanti, jangan kaget ya sama perilaku kakak. Soalnya mereka tuh ansos banget orangnya." Lanjut Damar menjelaskan sedikit mengenai sosok yang mungkin akan menjadi pasien atau orang yang dirawat oleh Felitha nantinya.

"Ansos ??"

Damar mengangguk, meskipun matanya memandang ke arah depan, tapi dia bisa menjawab dan bahkan fokus pada ucapan dari Felitha, tanpa harus melihat ke arah gadis di sebelahnya itu.

"Iya.. Ansos banget, kadang dingin, kadang ramah, tapi untuk yang lain masih agak mending sih, daripada Kak Alto. Udah nanti kalau ketemu, intinya jangan kaget, itu aja pesenku." Ujar Damar membuat Felitha penuh dengan tanda tanya, mungkinkah dengan bekerja pada Keluarga Sagara dan bertemu dengan orang baru, dia akan mendapatkan tantangan tersendiri ??

Terlebih kebanyakan orang atau pasien yang dia rawat dan layani, memiliki sifat yang cukup ramah dan terbuka, jarang sekali ada pasien yang bertingkah acuh atau dingin. Biarlah ini menjadi tantangan tersendiri baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!