Cincin Kedua
Seorang wanita berjalan terburu-buru melewati lorong sebuah Hotel mewah. Ia hendak menuju suatu kamar. Sesampainya di depan kamar tujuannya, ia berhenti dan menatap tajam pintu tersebut. Kedua tangannya mengepal, darahnya serasa mendidih.
"Sialan! bisa-bisanya ... " gumamnya menahan tangisan.
Ia mengambil napas dalam-lama, lalu mengembuskan napas panjang. Tangannya terangkat untuk mengetuk pintu.
Tok ... tok ... tok ...
Pintu diketuk. Wanita itu menunggu penghuni kamar membukanya. Adelle terus menatap ke arah pintu, bersiap menerjang, jika pintu sudah dibuka.
Benar saja, sesaat setelah pintu terbuka, Ia mendorong kuat dan menerobos masuk pintu. Ia dengan cepat berjalan menuju tempat tidur.
"A-Adelle! kamu sedang apa di sini? " tanya seseorang yang tak asing lagi, yakni suami Adelle, James.
Adelle berdiri di sisi tempat tidur, "Kamu sungguh mengesankan, James. Apa ini yang kamu maksud dengan bekerja lembur?" tanya Adelle menatap tempat tidur, di mana ada seorang wanita di sana.
Wanita yang berbaring tempat tidur mendekap selimut dan langsung duduk. Ia terkejut akan kedatangan Adelle yang tiba-tiba.
"Adelle ... " panggil James memegang tangan sang istri.
Adelle langsung menepis tangan James, "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu, James!" sentak Adelle marah.
Adelle menarik selimut dan membuka selimut itu, sehingga wanita dalam selimut berteriak mengatai Adelle.
"Hei, kamu gila, ya? Wanita gila!" kata Wanita itu.
"Aku gila?" ulang Adelle mengernyitkan dahinya, "Hahaha ... " lanjutnya tertawa keras.
Adelle melihat segelas air di nakas, ia mengambil, lalu menyiramkan air ke arah muka dari wanita itu.
"Kamulah yang gila! beraninya menggoda suami orang dan merayunya. Berapa hargamu, hah? wanita tidak tahu diri!" kata Adelle mengatai wanita itu.
"Hentikan, Adelle. Dia sedang hamil. Kamu tidak boleh menyakitinya," kata James membela selingkuhannya. Ia langsung mendekap tubuh kekasih gelapnya.
Bak tersambar petir. Tidak cukup dengan perselingkuhan, ia dihadapkan dengan pukulan lain. Suami yang sudah hidup bersamanya selama lima tahun, menghamili wanita lain.
"A-apa? kamu bilang apa?" sentak Adelle dengan tubuh gemetar.
"Ya, yang kamu dengar itu kebenaran. Sekarang Lisa sedang mengandung anakku," jawab James.
"Sialan! Beraninya kamu melakukan ini padaku. Dasae pria busuk!" kata Adelle kesal.
Plakkk ....
Adelle menampar wajah James, lalu hendak menarik rambut Lisa, tetapi dicegah oleh James. Tangan Adelle langsung ditepis oleh James.
Adelle menatap tajam ke arah James dan Lisa, "Sepertinya aku buta. Bagaimana bisa aku menikahi pria sampah sepertimu, James. Bisa-bisanya kau berselingkuh dan menghamili selingkuhanmu ini. Menjijikan!" kata Adelle penuh emosi.
Adelle melepas cincin di jari manis tangan kanannya dan melemparkan cincin itu ke arah James.
"Aku tak bisa kau perlakukan seenak hatimu. Mari kita bercerai. Kita akhiri semuanya, James." kata Adelle dengan tatapan mata dingin.
James kaget, "A-apa? be-bercerai?" gumam James seperti kebingungan.
"Ya, kita bercerai! kenapa? apa kamu berharap aku sudi menerima perselingkuhanmu ini dan menganggapnya tidak terlihat? Jangan harap, James." jawab Adelle.
Adelle melihat pakaian James dan kekasih gelapnya. Ia pun memunguti pakaian itu.
"Mau kamu apakan pakaianku?" tanya James. Melihat pakaiannya di tangan Adelle.
"Kenapa? Aku akan buang pakaian ini. Pulanglah dengan jubah mandi itu. Kamu bisa tidak tahu malu berselingkuh, maka kamu juga harus tidak tahu malu pergi dari sini dengan jubah mandi, kan. Aku akan segera mengurus perceraikan kita." kata Adelle. Ia pun berjalan ke balkon dan membuka pintu. Dengan segera ia melempar pakaian James dan Lisa yang tadi dipungutnya.
"Adelle ... Adelle ... " teriak James. Ia berlari menghampiri Adelle. Ia melihat pakaiannya jatuh berserakan di bawah sana. "Sialan!" umpat James kesal.
Adelle pun pergi, ia meninggalkan James dan Lisa. Baru saja selangkah keluar dari pintu, air mata Adelle langsung berhamburan. Adelle tidak mampu lagi membendung kesedihannya. Hatinya sakit, telah dikhianati sang suami.
"Pria sampah! aku tak akan pernah memaafkanmu. Bedebah sialan!" gumam Adelle mengumpat karena sakit hati dan kesal.
Adelle berjalan cepat menuju lift sembari menyeka air matanya. Ia tidak menyangka, orang yang selama ini ia percaya dan bersumpah setia padanya berkhianat.
***
Di sebuah restoran. Adelle menemui sahabat baiknnya. Di sana ia menangis tersedu-sedu dan menceritakan semuanya.
"Dia benar-benar menjijikan. Tebal sekali mukanya sampai bicara seperti itu padamu, Adelle. Aku tak akan biarkan dia menyakitimu," kata Ellie. Sahabat baik Adelle.
"Aku tidak apa-apa, El. Hanya saja aku merasa telah salah mengambil keputusan menikah dengannya. Aku sudah dibutakan oleh cinta." kata Adelle dengan sedihnya.
"Tidak bisa dibiarkan. Aku tidak akan mengampuni si James bedebah itu." kata Ellie kesal.
Ellie mendengar semua keluhan sahabat baikknya. Ia berusaha menguatkan Adelle dengan memberinya semangat.
"Jadi, apa yang selanjutnya kamu lakukan?" tanya Ellie.
"Aku akan bercerai," jawab Adelle.
"Bercerai? itu keputusan bagus. Daripada kamu terpuruk dalam kesesakan karena diselingkuhi, lebih baik kamu putus hubungan saja dengan sampah masyarakat itu." omel Ellie kesal.
"Ya," jawab Adelle diikuti anggukan kepala. Ia menyeka air matanya, berusaha menenangkan diri.
Ellie memberikan pendapatnya. Ia mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya. Sebagai teman baik dari kecil, ia tahu seperti apa Adelle dan memahami perasaan Adelle. Tidak ada yang tidak Ellie ketahui tentang Adelle.
Adelle sudah mulai tenang. Ia mendengarkan pendapat sahabat baiknya dengan seksama. Pikirannya yang kacau mulai membaik, ia benar-benar ingin mengakhiri hubungan dengan James dan memulai kehidupan barunya.
***
Satu bulan kemudian. Perceraian James dan Adelle diresmikan. Kini keduanya sudah tidak memiliki hubungan apa-apa satu sama lain. James mengakui dan meminta maaf atas perbuatannya. Ia tidak ingin dicap sebagai laki-laki jahat oleh Adelle. Walau bagaimanapun, Adelle adalah wanita yang dulu pernah ia cintai dan sayangi.
"Adelle ... maafkan aku. Aku sudah melakukan kesalahan besar padamu. Sungguh, aku tidak berniat sedikitpun melakukan ini," kata James.
Adelle menatap James, "Sudahlah. Semua sudah terjadi. Kamu tidak bisa lagi berbalik dan mengulang waktu. Jadilah suami dan Ayah yang baik, James. Aku harus pergi, selamat tinggal." kata Adelle. Yang berbalik dan langsung pergi meninggalkan James.
James hanya diam menatap kepergian mantan istrinya itu. Entah mengapa, ada perasaan bersalah dan rasa sakit yang datang bersamaan.
"Apa ini yang terbaik? kenapa aku tidak senang?" batin James mengepal erat kedua tangannya.
***
Adelle ada di dalam mobilnya. Ia menunduk dan menangis. Berat sekali baginya bercerai dengan James, mengingat kenangan indah yang mereka lewati bersama selama lima tahun.
"Apa ini? kenapa aku harus menangisi pria sialan itu? ah, dasar gila!" kata Adelle, menyeka air matanya.
Adelle menggelengkan kepala, "Tidak, tidak, tidak. Aku tidak mau mengingatnya lagi. Kami sudah bercerai, kami tidak lagi memiliki hubungan yang istimewa sampai aku harus memikirkannya. Ya, kami bukan siapa-siapa lagi sekarang." gumam Adelle. Ia kembali menyeka air matanya. Setelah itu, ia mengemudikan mobilnya pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Katerina
hadir
2023-02-16
0
Audrey Dean
mampir
2023-02-16
0
Aze_reen"
hadir mmpir kk...
2023-02-15
1