CK (4)

Keringat bercucuran. Rasanya pria itu sudah tidak sanggup lagi bertahan. Darah pun terus keluar sampai membuat pria itu jatuh tersungkur di lantai. Ponsel pria itu berdering. Ia menjulurkan tangan ingin meraih ponsel tersebut. Setelah berusaha susah payah, ia berhasil mengambil ponsel itu dan menerima panggilan yang masuk.

Deru napas pria itu naik turun. Ia bisa mendengar seseorang diujung panggilan memanggilnya, tapi lama-kelamaan pandangannya buram dan ia pun hilang kesadaran.

***

Sementara itu, Adelle yang baru saja tiba di apartemen merasa cemas. Ia berkali-kali memikirkan pria misterius yang menumpang di mobilnya. Ia mengambil ponsel dan menatap nomor di layar ponsel.

"Ahhh ... mari kita lupakan pria misterius yang aneh itu. Aku akan hapus nomor ini dan anggap kami tidak pernah bertemu." kata Adelle. Ia segera menghapus nomor yang ada diriwayat panggilan di ponselnya itu.

"Lebih baik aku mandi dan tidur. Lupakan kejadian aneh hari ini. Kau hanya sedang sial saja, Adelle. Hahhh ... " kata Adelle sambil menghela napas panjang.

Ia meletakan ponsel di nakas dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Adelle tidak ingin mengingat kejadian aneh yang dialaminya malam itu dan menganggapnya tidak pernah terjadi apa-apa.

***

Pria misterius yang terluka itu adalah Kenzo Jonathan. Ia adalah Presiden Direktur sebuah perusahaan besar. Star Hotel adalah salah satu aset berharga miliknya, yakni Hotel terbesar dan paling mewah dipusat kota. Hotel yang hanya bisa dijangkau kalangan menengah ke atas dengan harga sewa kamarnya yang fantastis.

Di usia muda ia sudah menduduki posisi Direktur pegelola, sebelum akhirnya resmi menjadi Presdir di usia ke dua puluh tujuh tahun menggantikan sang Kakek.

Lika liku kehidupan Kenzo tidak seindah pemikiran orang-orang yang melihatnya. Ia dikelilingi oleh jurang dan jalanan terjal. Banyak sekali orang yang ingin melengserkan Kenzo dari tahta dan mengingini nyawanya.

Kejadian yang dialami Kenzo malam itu adalah salah satunya. Sepupu Kenzo yang bernama Jassper, mengirim seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Kenzo.

***

Julio sangat khawatir akan keadaan sang Boss. Ia menyayangkan Bossnya yang tidak ingin dirawat di rumah sakit.

"Julio ... " panggil Kenzo lemah.

"Tu-tuan, Anda sudah sadar. Silakan minum dulu," kata Julio bergegas membantu Kenzo duduk dan memberikan minum.

Kenzo perlahan minum dibantu Julio. Ia sedikit merasa lebih baik daripada sebelumnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa Anda keluar dan tiba-tiba diserang sampai seperti ini" tanya Julio.

Kenzo selesai minum. Ia memberikan gelasnya yang kosong pada Julio. Ia diam sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Asistennya itu.

"Aku pergi menemui Jassper," jawab Kenzo.

Julio kaget, "Apa? ba-bagaiman bisa Anda sendirian menemui monster itu, Tuan? Ah ... Anda membuat saya gila!" kata Julio mengeluhkan.

"Aku hanya memenuhi undangannya saja. Aku tidak sangka dia masih melakukan trik liciknyadan menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhku. Untung saja aku cepat berlari setealh perutku tergores, jika aku jatuh tersungkur dan masih ada dalam jangkauannya, maka aku akan mati ditangan Jassper." ungkap Kenzo bercerita.

Pikirannya jauh menerawang kejadian saat ia bertarung dengan pembunuh bayaran di ruangan VIP sebuah Club malam. Tubuh yang lelah, membuat pergerakan fisik Kenzo terganngu. Ia tidak bisa bergerak gesit, sampai akhirnya harus terluka oleh sebilah pisau lipat milik seorang pembunuh bayaran.

Julio mengusap kasar wajahnya, "Saya akan melaporkan kejadian ini kepada Pak Ketua. Saya akan mengatakan yang sebenarnya," kata Julio. Yang sedikit kesal atas tindakan asal Kenzo.

"Apa? kamu mau beritahu Kakek? apa kamu gila?" sentak Kenzo panik.

"Andalah yang gila, bukan saya."jawab Julio.

"Wah, wah ... siapa ini? kamu sekarang berani mengataiku, ya. Awas saja kamu, akan aku kirim kamu ke pulau terpencil di ujung dunia." kata Kenzo kesal.

Julio menatap Kenzo, "Ya, silakan Anda kirim saya ke manapun Anda inginkan. Sebelum itu, Anda harus makan, lalu minum obat agar kesehatan Anda pulih." kata Julio.

Julio pun berjalan pergi meninggalkan kamar Kenzo. Dan kembali beberapa saat kemudian dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur dan potongan buah.

Kenzo mengusap perutnya, "Apa lukaku parah?" tanya Keenzo menatap Julio.

"Cukup parah sampai Dokter mengatakan Anda adalah orang beruntung. Apa Anda tidak bisa merasakan luka itu? perut Anda bukan luka remeh. Perut Anda tertusuk dan robek, Tuan." jelas Julio sedikit geram.

"Dokter berkata apa lagi?  berapa lama kira-kira lukaku sembuh?" tanya Kenzo menatap Julio.

Untuk pemulihan butuh sekitar dua sampai tiga minggu. Paling lama satu bulan," jawab Julio.

"Satu bulan bukan waktu yang singkat. Kamu mintalah Dokter mengubah resepku. Minta obat yang cepat efektif memulihkan luka. Aku tidak bisa diam berbaring seperti ular. Ular saja merayap ke mana-mana saat bosan." kata Kenzo.

"Saya akan coba bicarakan dengan Dokter nanti. Yang pasti mulai dari sekarang sampai beberapa hari kedepan, Anda harus istirahat total." kata Julio mengingatkan.

"Jangan sampai staf dan yang lainnya tahu tentang kondisiku. Carilah pelakunya, agar aku bisa menghukumnya. Kamu mengerti?" kata Kenzo menatap serius ke arah Julio.

Julio menganggukkan kepala perlahan, "Ya, saya mengerti." jawab Julio.

"Pergilah. Biarkan aku istirahat. Kamu lanjutkan pekerjaanmu saja sana," kata Kenzo.

"Ya, Tuan. Hm, itu ... apa boleh saya bertanya satu hal lagi?" tanya Julio penuh harap menatap Kenzo.

Kenzo mengerutkan dahi, "Kalau nada bicaranya seperti ini. Dia pasti akan mengorek sesuatu sampai ke akar. Ck ... dasar Julio." batin Kenzo. Rupanya ia tahu apa yang kemungkinan diinginkan Julio.

"Katakan saja. Ada apa? lanjutkan nanti, jika kamu masih ingin tahu tentang apa yang terjadi semalam secara mendetail. Aku malas banyak bicara karena sakit," jelas Ksnzo. Ia bicara demikian berharap sang Asisten segera pergi.

"Bu-bukan itu maksud saya, Tuan. Saya hanya ingin tahu, bagaimana Anda bisa sampai ke Hotel. Apakah Anda naik taksi?" tanya Julio penasaran. Sedari tadi rupanya itu mengganjal pikirannya.

"A-apa? kamu bertanya si-siapa yang membawaku ke Hotel? i-itu ... hm, itu ... dia ... " jawab Kenzo terbata-bata.

Julio tampak bingung. Ia terus memperhatikan Bossnya dengan tatapan lekat. Ia tidak tahu kenapa Bossnya itu terbata-bata menjawab pertanyaannya.

"Kenapa Anda terbata-bata bicara, Tuan. Apa ada sesuatu?" tanya Julio sedikit mendesak.

"Tidak ada apa-apa. Lupakan saja soal siapa yang membawaku. Yang terpenting aku 'kan sampai di Hotel." jawab Kenzo.

"Apa sesuatu terjadi? Tuan Kenzo mencurigakan sekali," batin Julio.

"Baiklah kalau begitu. Silakan beristirahat. Saya akan kembali lagi nanti saat jam makan siang. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan panggil saya kapan saja." kata Julio bersungguh-sungguh.

"Ya," jawab Kenzo.

Julio pun membawa nampan berisi mangkuk dan gelas yang sudah kosong keluar dari kamar. Ia pergi meninggalkan kamar Kenzo.

Terpopuler

Comments

Aze_reen"

Aze_reen"

lanjoot kk

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!