CK (2)

Keseharian Adelle mulai berjalan baik. Sedikit demi sedikit, ia mampu menutup luka hatinya. Kini ia hanya akan fokus pada pekerjaannya. Ia ingin menunjukkan pada dunia, jika ia baik-baik saja tanpa sosok suami di sisinya.

"Apa ini daftar nama orang yang memesan produk kita?" tanya Adelle pada Sekretarisnya.

"Ya, Bu. Hm, sebenarnya ada penawaran besar yang baru datang kemarin. Hanya saja ... " jawab Sekretaris tampak bingung.

Adelle manatap Sekretarisnya, "Jessy, ada apa?" tanyanya ingin tahu.

Jessica menatap Adelle. Ia menarik napas dalam, lalu mengembuskan napas perlahan-lahan. Kemudian ia menceritakan sesuatu yang ia ketahui tentang pelanggan tersebut pada Adelle.

"Oh, maksudmu dia itu penipu?" tanya Adelle menangkap isi cerita Jessica.

"Ya, kurang lebih seperti itu. Makadari itu saya masih belum melaporkan pada Anda." jawab Jessica ragu-ragu.

Adelle terdiam sesaat. Ia lantas berdiri dari tempat duduk dan berjalan mendekati rak buku yang terletak tak jauh dari meja kerjanya.

"Aku mengerti maksudmu, Jessy. Kalau seperti itu, mereka hendak merugikan perusahaan ini, kan. Sampaikan jawabanku, kalau kita sudah tidak menerima pesanan apapun sampai satu tahun kedepan. Kita menolak segala jenis pemesanan yang diajukan perusahaan itu. Kamu pasti paham selanjutnya harus seperti apa," kata Adelle memberikan perintahnya. Ia mengambil sebuah buku dan membawanya ke meja kerjanya.

"Baik, Bu. Saya akan sampaikan sesuai perkataan Bu Direktur. Oh, ya, Bu. Hm ... i-itu, ada satu hal lain yang ingin saya sampaikan pada Anda." kata Jessica mencuri pandang ke arah Adelle yang sedang membaca buku.

"Ada apa lagi? Katakan saja," jawab Adelle.

"Tu-tuan besar dan Nyonya besar menghubungi saya. Beliau berdua bertanya kenapa akhir-akhir ini Anda sulit dihubungi. Karena saya tidak tahu harus menjawab apa, saya mengatakan, jika Anda sibuk. Banyak pertemuan penting dan peninjauan pabrik. Ma-maaf, Bu. Saya tidak bermaksud buruk dengan asal menjawab pertanyaan beliau berdua. Hanya saja ... " kata-kata Jessica terpotong oleh Adelle.

"Tidak apa-apa. Aku justru senang kau mau membantuku. Maaf, ya. Aku merepotkanmu. Aku hanya belum bisa mengatakan kebenarannya pada Papa dan Mamaku soal perceraianku. Kalau mereka tahu, menantu kebanggan mereka berselingkuh sampai selingkuhannya hamil, bukankah mereka akan shock?" kata Adelle tersenyum masam menatap Jessica.

Jessica kaget. Ia seketika melebarkan matanya mendengar pengakuan Adelle. Ia tidak menyangka, jika mantan suami Bossnya adalah seorang bedebah gila.

"Hah? apa kata Bu Adelle barusan? Pak James berselingkuh sampai kekasihnya hamil? dasar pria gila. Aku kira dia adalah pria baik yang sopan dan ramah. Ternyata dia hanya kotoran sampah!" umpat Jessica dalam hati.

Tampak wajah Jessica yang tidak senang. Melihat wajah Sekretarisnya yang masam, Adelle hanya tersenyum.

"Hei, hei ... kenapa kamu pasang wajah bersungut seperti itu? tersenyumlah, beli kopi dan lanjut bekerja." kata Adelle.

"Oh, i-iya, Bu. Maafkan saya melamun. Apa Anda juga mau kopi?" tawar Jessica.

Adelle menganggukkan kepala, "Boleh. Satu es Americano," jawab Adelle.

"Baik, Bu. Saya akan segera beli kopi. Permisi," pamit Jessica pergi meninggalkan ruang kerja Adelle.

Adelle sesaat menatap kepergian Sekretarisnya. Ia kemudian mengalihkan pandangan menatap buku di atas meja kerjanya. Ia lanjut membaca buku tersebut.

***

Di tempat lain. Di sebuah Hotel mewah. Sebuah mobil mesuk dan berhenti di lobby Hotel. Penjaga pintu utama segera membukakan pintu mobil bagian belakang. Dari dalam mobil tampak seseorang yang keluar.

Seorang pria tampan dengan stelan jas abu-abu, menginjakkan kaki di lantai. Ia berdiri di lobby menatap jauh ke dalam Hotel tempatnya berpijak. Di belakang pria itu muncul seseorang lain.

"Pak, apa ada sesuatu yang salah?" tanya seseorang berbisik.

Pria tampan berjas abu itu diam sejenak menatap sekitar. Sebelum ia menjawab pertanyaan pria lain di sisinya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menikmati keindahan Hotelku saja," jawab pria itu dengan suara dingin yang khas.

Pria itu pun melangkahkan kaki masuk ke pintu utama Hotel. Di dalam, seorang pria paruh baya dan beberapa staf berjajar menyambut kedatangan Pria berjas abu-abu itu.

"Selamat siang, Pak. Selamat datang," kata seseorang tersenyum.

"Ah, Hallo Pak Manager. Senang bertemu Anda kembali. Bagaimana keadaan di sini? ada masalah?" tanya pria itu menatap lawan bicaranya.

"Tidak ada, Pak. Semua berjalan lancar, sesuai laporan yang tertulis." jawab Manager.

"Baguslah," jawab pria berjas abu-abu itu.

"Ah, Anda pasti lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Si-silakan, Tuan. Kamar Anda sudah dibersihkan." kata Manager.

"Ya,"jawab pria itu.

Pria itu pun kembali berjalan dan pergi menuju lift. Ia akan menaiki lift untuk pergi ke kamarnya.

Sementara itu, beberapa langkah dibelakang. Manager dan pria lain yang merupakan Asisten pria berjas abu-abu sedang berbincang.

"Pak, Anda benar-benar menjalankan apa yang saya sampaikan, kan?" tanya si Asisten.

"Be-benar, Pak. Saya meminta petugas kebersihan mengulang membersihkan kamar Pak Presdir sampai tiga kali. Saya sudah pastikan semuanya bersih," jawab Manager.

"Baiklah, aku percaya padamu. Kamu pasti sudah tahu, apa yang akan terjadi, jika Pak Presdir melihat kamarnya kotor dan tidak rapi. Kalian semua akan berakhir," kata si Asisten.

"Saya mengerti," jawab Manager Hotel.

Keduanya mengikuti pria berjas abu-abu. Mereka hendak mengantarnya sampai ke kamar. Mereka menaiki lift. Manager menekan tombol di lift sesuai dengan lantai kamar yang dituju. Suasana tenang, semua orang hanya diam. Sampai si pria berjas abu-abu membuka pembicaraan.

"Manager ... " panggil pria itu.

"Ya, Pak Presdir." jawab sang Manager.

"Tolong siapkan ruangan untuk rapat sore nanti. Dan tolong berikan daftar perusahaan furniture yang bisa Anda rekomendasikan." kata pria tersebut.

"Baik, saya akan berikan daftarnya sebelum rapat. Apakah ada hal khusus yang perlu disiapkan selain ruangan?" tanya Manager manatap atasannya.

"Tidak perlu," jawab pria itu.

Tidak lama mereka sampai di lantai tujuan. Pria berjas abu-abu dan Asistennya keluar dari dalam lift. Sementara Manager berpamitan untuk kembali bekerja.

"Saya hanya mengantar sampai di sini, Pak. Silakan hubungi saya secara pribadi, jika membutuhkan sesuatu. Saya permisi," pamit Manager.

"Ya, terima kasih sudah mengantarku." jawab Pria itu.

Pria itupun mengeluarkan sebuah kartu dari balik jasnya, ia segera menempelkannya ke pintu kamar. Pintu terbuka, terlihat sebuah ruangan super besar. Dalam ruangan, terdapat ruang tamu, sebuah kamar, kamar mandi, ruang olah raga, ruang bersantai dan ruang makan. Kamar hotel dengan fasilitas super mewah dan lengkap itu dibuat khusus hanya untuk pemilik Hotel. Itu adalah Suite Room khusus Presdir.

"Silakan istirahat, Pak. Kita sudah melakukan perjalanan panjang, Anda pasti lelah. Saya akan pergi dan kembali lagi satu jam sebelum rapat jam empat sore nanti. Saya permisi," pamit sang Asisten.

"Ya, kamu juga istirahatlah." jawab Pria itu.

Terpopuler

Comments

Aze_reen"

Aze_reen"

siapa nih?????


madih tahap penjajakan alias menyimak... ehhmm.... upnya minta nambah, boleh????😁😁🤗🤭

2023-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!