Asisten pergi meninggalkan pria itu seorang diri. Pria itu melepas jasnya dan meletakan jas di sofa. Ia melonggarkan dasinya, melepas dasinya, juga melepas kancing kemeja paling atas. Sembari menggulung lengan kemejanya, ia berjalan mendekati lemari pendingin. Dibukanya dan diambilnya sebotol air mineral. Pria itu lantas berjalan mendekati jendela dan melihat ke arah luar dari kamar tempat tinggalnya.
"Akankah semuanya baik-baik saja?" batinnya.
***
Adelle sedang dalam perjalanan menuju apartemennya. Hari itu ia terlambat pulang karena banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan di kantornya, sehingga ia harus menambah jam kerjanya beberapa jam.
"Apa memang jalanan di sini sesepi ini? apa perasaanku saja yang tidak enak?" guman Adelle menatap sekitaran.
Pada saat mobilnya belok ke kiri, ia menabrak seseorang. Adelle kaget dan cepat-cepat turun dari dalam mobilnya.
"A-apa itu? aku menabrak orang?" kata Adelle panik.
Adelle menutup pintu mobilnya perlahan dan melihat seseorang yang ditabraknya. Seseorang itu jatuh duduk, Adelle menghampiri, lalu menolongnya berdiri.
"Ma-maaf. Apa Anda baik-baik saja? apa terluka? pe-perlu ke rumah sakit?" tanya Adelle dengan cemasnya.
"Aku tidak apa-apa. Maaf, Nona. Boleh aku menumpang mobilmu? tolong atar aku ke Star Hotel." kata pria itu.
"A-apa? Star Hotel?" gumam Adelle menatap aneh seseorang dihadapannya.
"Ya, Star Hotel. Tolong antarkan aku ke sana segera. Akan kuberikan upah berapapun yang kamu inginkan. Ayo, cepat." kata seseorang itu. Ia segera menarik tangan Adelle mendekati pintu mobil sisi kemudi.
Sosok misterius itu membuka pintu mobil belakang dan segera masuk ke dalam mobil. Adelle bingung, ia membuka pintu mobil depan dan masuk, lalu menutup kembali pintu mobilnya. Setelah mengenakan sabuk pengaman, ia segera mengemudikan mobil menuju tujuan orang misterius itu.
***
Di perjalanan. Adelle sesekali melirik ke kaca mobilnya. Ia melihat sosok misterius yang duduk di belakang mobilnya.
"Apa dia buronan? atau penjahat? penampilannya aneh," batin Adelle.
Adelle melihat seseorang misterius itu mengenakan pakaian serba hitam. Memakai masker dan topi hitam. Bahkan mengenakan sarung tangan hitam. Membuat Adelle berpikir negatif.
"Ouchh ... sial! hhhh ..." desis seseorang itu memegang perutnya.
Adelle melihat seseorang tersebut terluka. Ia segera menghentikan laju mobilnya dan berbalik ke belakang.
"Kamu terluka? pe-perutmu berdarah. Bagaimana bisa kamu bilang baik-baik saja tadi," kata Adelle mulai panik.
"A-aku baik-baik sa-ja. Ce-cepat antar aku ke ho-hotel. Ahh ... " kata seseorang itu terbata-bata.
Adelle menggigit bibir bawahnya karena cemas. Ia tidak bisa membiarkan seseorang terluka begitu saja. Ia pun segera turun dari dalam mobil dan membuka pintu mobil belakang. Adelle membuka paksa jaket, ingin melihat luka orang misterius itu.
"Tu-tu-tunggu. A-apa yang ingin kamu lakukan?" tanya seseorang yang terluka itu.
"Diam dulu. Biar aku lihat lukamu. Jika lukamu sangat dalam akan bahaya. Bagaimana jika kamu meninggal di mobilku? apa kamu pikir aku akan biarkan itu? yang benar saja, aku tidak mau dituduh sebagai pembunuh." kata Adelle mengomel.
Adelle menaikan kaus seseorang itu dan melihat perut sisi kiri seseorang misterius itu terluka gores. Merasa tidak nyaman, seseorang itu melepas topi dan maskernya. Ia menepis tangan Adelle yang menyentuhnya sembarangan.
"Nona, cukup. Tolong hentikan. Aku memintamu mengantarku segera ke Hotel, tapi kamu malah berhenti dan seenaknya memegangku seperti ini. Kamu tidak sopan," kata seseorang itu dingin. Ia berbicara sambil menahan rasa sakit karena terluka.
Adelle kaget, ia sejenak menatap kearah seseorang tersebut. Tepat dihadapannya ada seorang pria tampan rupawan yang tidak dikenalnya. Adelle merasa aneh, ia pun segera keluar dari mobil dan berdiri di luar mobil.
"Ma-maaf. Aku tidak bermaksud macam-macam. Aku ... aku ... ah, lupakan saja. Aku akan mengantarmu ke Star Hotel. Entah kamu ini buronan polisi, perampok atau pembunuh berantai. Aku tidak peduli. Sesampai di lobby hotel, aku akan pergi meninggalkanmu." Kata Adelle mengomel lagi. Ia menutup kasar pintu mobil bagian belakang dan segera masuk ke dalam mobil.
Adelle yang sedikit kesal pun segera menginjak pedal gas. Ia mengemudi mobilnya pergi menuju Star Hotel. Sesekali ia menambah kecepatan laju mobilnya. Ia ingin segera tiba dan menurunkan pria misterius aneh yang menumpang di mobilnya.
***
Mobil Adelle memasuki lobby Hotel. Mobil perlahan berhenti dan menepi. Adelle segera turun dan membukakan pintu mobil bagian belakang. Pria misterius itu sudah merapikan penampilannya, masker dan topi pun kembali dikenakannya.
Pria itu turun dari dalam mobil dan mengulurkan tangan. Ia seperti meminta sesuatu pada Adelle.
"Berikan ponselmu," pinta pria itu.
"A-apa? ponsel? kamu mau apa dengan ponselku?" tanya Adelle mengernyitkan dahi.
"Cepat, berikan saja. Tolong jangan banyak bertanya, Nona. Lukaku sudah tak bisa kutahan lagi," kata pria itu.
Adelle segera membuka pintu mobil dan menarik tasnya yang ada di bangku sisi kemudian. Ia mengambil ponsel yang ada di dalam tas, lalu memberikan pada pria tersebut.
Pria misterius itu menekan angka dan menghubungi nomor telepon yang ditulisnya. Tidak lama ada suara dering ponsel dan pria itu mengeluarkan ponsel dari dalam saku jaketnya.
"Aku akan transfer biayanya. Terima kasih sudah mengantarku," kata pria itu.
"Ti-tidak perlu mentransfer atau apapun itu. Aku tidak mau terlibat denganmu. Sudah aku mau pulang. Sini ponselku," kata Adelle mengambil paksa ponsel di tangan pria misterius itu.
Adelle segera masuk ke dalam mobil dan mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan pria misterius itu. Pria itu terdiam. Ia tiba-tiba merasa kesakitan, dengan cepat pria itu masuk ke dalam Hotel dan menghubungi seseorang diperjalanan menuju kamarnya.
"Hallo ... " jawab seseorag di ujung panggilan.
"Ah, Julio. Cepat panggil dokter ke Hotel. Aku terluka ... " kata pria itu.
"Apa? ba-bagaimana bisa An ... " kata-kata pria di ujung panggilan di potong pria misterius itu.
"Nanti saja aku jawab pertanyaanmu itu. Sekarang cepat panggilkan Dokter, jika kau tidak ingin menemukanku tak bernyawa. Ahhh ... " kata pria misterius itu yang masuk ke dalam lift. Bersamaan dengan itu ia mengakhiri panggilannya.
Pria itu menahan diri dari rasa sakit yang luar biasa. Ia beberapa kali melihat ke atas lift. Rasanya seperti menyesakkan saat ia harus menunggu lift membawanya ke lantai yang ditujunya.
Tidak lama kemudian, lift pun tiba di lantai tujuan. Pintu terbuka, dengan cepat pria itu mengeluarkan kartu dan menempelkan dipintu. Pintu kamar terbuka, dan pria itupun masuk. Langkahnya sudah terhuyung. Ia melepas topi, masker, jaketnya dan membuangnya ke lantai begitu saja. Ia juga segera melepas kaus putih yang sudah berlumuran darah. Ia menggulung kausnya dan menekan luka di perutnya kuat-kuat.
"Ouchhh ... sialan! Sakit sekali," gumamnya.
"Hhahh ... hhh ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
May Yadi
masih nyimak kk, blm paham
2023-02-16
1
Aze_reen"
ini pasti si kenzo...
cih si james mah lewat...
2023-02-16
1
Aze_reen"
kk otor ini mah up an karya kk di CEO and top model's secret wedding..😭😭
2023-02-16
1