Long Distance Marriage

Long Distance Marriage

LDM - Raga's Lust

Sepasang suami istri mulai menapaki karpet merah di sebuah pesta mewah.

Wanita menggunakan gaun pastel keunguan, perawakan tubuhnya semampai, di leher jenjangnya menjuntai kalung berlian hijau, rambut bergelombang dan berkilau, serta riasan make up yang natural, seraya menggandeng pria gagah dan tampan yang sudah dewasa.

Suara alunan musik mendayu-dayu mulai menggema, sambutan tepuk tangan meriah menggelora dan suara bising dari para tamu undangan yang hadir terdengar riuh.

Ratusan orang yang hadir terbelalak menyaksikan kedua orang tersenyum merekah yang sedang berjalan menapaki karpet merah, tangan mereka saling berpegangan erat bahkan membuat iri siapa pun.

"Kita sambut tamu istimewa hari ini, Tuan Raga dan Nyonya Starla," ucap pembawa acara di pesta tersebut.

Pasangan suami istri itu melempar senyum yang indah. Lalu mereka saling bertatapan, tiba-tiba saja wajah bersinar itu redup dan berganti dengan tatapan sinis.

Cih!

"Ya, dialah suamiku yang kadang cerewet, tidak mau kalah, selalu protes dan jika ada maunya harus dituruti," batin Starla.

Di depan semua orang mereka seperti pasangan yang bahagia namun di belakang layar, ah sudahlah!

Mereka adalah pasangan yang selalu beradu silat lidah. Di netra Starla, Raga Axelion adalah pria tampan namun menyebalkan. Pria itu yang selalu menyuruh istri mudanya harus tampak bahagia meski hanya pura-pura.

Tolong gadis bawahi, pura-pura!

Pria tampan, kaya, berwibawa itu selalu memesona setiap wanita namun dia sulit ditaklukkan hatinya.

Sudah tidak masalah lagi untuk Strala, gadis yang manis dan baik hati. Sikap buruk suaminya dia terima dengan lapang hati. Meskipun banyak topeng untuk menutupi kepura-puraan dalam pernikahan yang dijalaninya.

Kemudian, dia mengambilkan dua gelas jus jeruk dari meja prasmanan. Satu untuknya dan satu lagi dia berikan pada suaminya.

"Ini untukmu," ucapnya sembari menyodorkan segelas jus tepat di depan matanya.

Kedua netra Raga bersinar, lalu dia menerima jusnya dan langsung dia teguk. "Ah, segarnya, terima kasih sayangku yang cantik dan baik hati."

Glek!

"Tumben panggil aku mesra seperti itu? Biasanya kita gontok-gontokan, 'kan?" bisik Starla, dia keheranan mendengar ucapan lembut suaminya.

"Sudah aku bilang kamu turuti saja, jangan banyak protes, kita harus kelihatan baik di depan orang banyak. Tapi di rumah, kita adu silat lagi," sahut Raga dengan nada sinis dan mata melotot tapi tampak lucu.

Starla tertawa terbahak-bahak hingga suaranya terdengar seisi ruangan. Dalam sekejap suasana sepi karena kaget mendengar tawa riang yang menggema. Tiba-tiba tawanya terhenti, wajah Starla memerah karena malu diperhatikan banyak orang. Kemudian dia melirik suaminya yang sedang melototinya.

"Kenapa jadi sepi?"

"Kamu, sudah jadi istri CEO tapi membuat malu, kalau ketawa ya tutup mulutnya, tidak elegan dan tidak estetis menjadi istri," ucap Raga dengan lantang.

Kemudian, salah satu pria asing berjas cokelat menghampirinya. Dia melemparkan senyum tipis lalu melirik wajah Starla.

Tentu saja hal itu sangat mengganggu Raga karena ada orang lain yang memperhatikan istrinya seperti barang dagangan. Pria asing berjas cokelat itu berucap dengan nada kencang. "Perhatian semuanya, tampaknya Presdir kita bahagia dengan pernikahan keduanya, sebelumnya kita mendengar Nyonya Starla tertawa kegirangan mungkin karena suaminya sangat humoris dan hangat."

Glek!

"Oh tentu saja, saya dan istri sangat bahagia, " ucap Raga. Dia langsung memeluk Starla di depan semua orang sambil tertawa-tawa.

"Oh, iya benar. Kami sangat bahagia," ucap Starla sembari membalas pelukan suaminya.

Kemudian netra mereka saling menatap sinis. Mata Starla yang hitam bersinar agak sayu malah terkesan lucu beradu dengan mata cokelat Raga yang tajam, ditambah raut wajah tampan yang ditumbuhi brewok tipis malah terkesan menggairahkan.

Usai menghadiri pesta, mereka lantas ke hotel untuk beristirahat. Starla membaringkan badan langsingnya sampai kaki jenjang nan mulus terbuka sempurna. Dia menarik napas dalam-dalam lalu wajahnya tersenyum.

"Leganya, lelah juga berpesta hari ini," keluhnya.

Bruk!

Sebuah jas hitam dilemparkan oleh suaminya hingga menutupi wajah sang istri. Bau parfum menyengat itu tercium sempurna oleh indera penciuman. Spontan, Starla muntah-muntah karena tidak kuat menahan aroma yang diciumnya.

"Belum hamil tapi muntah-muntah," sindir Raga di hadapannya sambil membuka kancing kemeja putihnya.

"Siapa yang hamil? Sejak pertama kali menikah kita tidak pernah sekalipun menyatukan dua tubuh, suami macam apa kamu?" tanya Starla.

"Sudah cukup jangan lagi kamu protes di depan semua orang! Kita menikah bukan untuk membangun keluarga, setelah kasus adikku selesai kita langsung cerai ke pengadilan," tegasnya.

Lalu, Raga menghindar darinya dan pergi ke toilet. Starla tidak mau menyahut apa-apa lagi, dia lebih memilih untuk berdamai dengan kondisi pernikahannya yang selalu berdebat sampai membuat pikirannya kalut.

"Ya, sudah kalau begitu, aku tidak pernah salah pada adikmu, Raga!" gumamnya sambil menatap sinis ke arah pintu toilet.

Starla kembali membaringkan tubuhnya lagi. Dia menghela napas kemudian mengambil smartphone miliknya untuk membuka foto kedua orang tuanya. Tapi, pintu toilet terbuka lagi, Raga menghampiri sang istri lalu duduk di sampingnya. Dia membuka semua pakaiannya dan mengganti dengan baju tidur bergaya kimono.

Starla melirik tubuh kekar Raga yang dipenuhi bulu lebat dan kulit berwarna cokelat tapi bersih, tidak ada noda jerawat atau bintik hitam sedikitpun.

"Star," sapanya pelan.

"Hmm..."

Raga menoleh pada Starla yang fokus memainkan smartphone. Tapi, netra cokelatnya teralihkan ke kaki lenjang dan mulus. Tatapan itu menjelajah hingga ke tubuh ramping dan dada yang berisi nan menjulang, menggairahkan dan cukup menggemaskan.

Raga mulai terpancing birahinya, dia berkata dalam batinnya.

"Oh tidak, mana mungkin aku mau sentuh dia, dua bulan ini kami menikah tapi tidak harmonis karena terhalang masalah. Tidak, tidak! Aku belum sudi menyentuhnya."

Dua jam kemudian, Raga belum juga mampu menutup kedua matanya meski berbaring di ranjang. Sedangkan Starla baru saja mengganti pakaiannya dengan lingerie merah transparan yang menggairahkan. Wanita itu selalu berpikir akan baik-baik saja karena suaminya belum pernah macam-macam apalagi menyentuhnya.

Tapi, Raga tidak mampu lagi menahan gejolak emosi yang bercampur birahinya. Dia menghampiri Starla yang sedang duduk di kursi meja rias sambil membersihkan wajahnya.

"Raga, aku kira sudah tidur, ingat anak-anak, ya? Tenang, meski aku ibu sambung mereka tapi kasih sayangku tulus, kok! Tidur saja, aku mau rawat wajah dulu," pintanya.

Namun, gairah itu tidak dapat dia tahan lagi, dengan cepat Raga menarik tubuh Starla sampai sang empu kaget dan panik. Netra Starla terbelalak dan berkaca-kaca.

"Apa-apaan ini?"

"Kita sudah dua bulan menikah, aku tahu ini pernikahan sesaat tapi kali ini diriku tidak bisa menahan gairah yang sudah terpendam setelah enam tahun menduda. Kamu, harus melayaniku malam ini juga!"

Raga melemparkan tubuh Starla ke atas ranjang. Sontak, Starla kaget dan napasnya tersengal-sengal. Sementara Raga sibuk menanggalkan bajunya dan kini hanya tinggal pakaian dalam saja. Dia langsung memeluk istrinya lalu mengecup lehernya pelan-pelan.

"Apa yang terjadi-"

"Diam!"

Starla menatap wajah suaminya yang tampan itu tapi mulai tampak menjijikkan, gairah suaminya baru dia rasakan dan rupanya belum bisa membuatnya melayang kenikmatan. Dia membiarkan Raga menjelajahi tubuh ramping nan mulusnya hanya sekedar memenuhi kewajiban sebagai istri.

Tapi, Starla tidak khawatir karena pria itu adalah suaminya.

"Ini adalah hal yang aku tunggu, tapi kenapa begitu menyakitkan?"

Raga mulai mengecup bibir manis istrinya. Dengan penuh gairah tapi tidak bagi Starla yang masih dingin melayani birahinya. Lama-lama membuatnya tidak nyaman ditambah lagi kedua tangan Raga mulai menyentuh area sensitif tubuh lainnya.

"Ingat, ini pertama kalinya kita lakukan, jangan sampai siapapun tahu tentang hubungan ini," pinta Raga.

"Sudah, Raga! Aku lelah," ucap Starla dengan suara parau.

Raga pun melepaskan tubuh istrinya. Dia membiarkannya terlentang dalam kondisi lelah. Lantas, Raga memilih untuk menutupi badannya dengan selimut, dia melakukan hal yang sama pada istrinya.

"Tidurlah, besok kita pulang ke rumah, kedua anakku sudah menunggu," ucap Raga.

Hai reader's semoga suka ya!!

Jangan lupa boom like, favorit, vote, hadiah, dan follow juga ya!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!