DERITA TANIA

DERITA TANIA

PART 01

Sore itu, Aldi Permana sedang bersantai disebuah cafe ditengah kota Jogja saat seorang gadis menghampirinya.

"Mas Al kan...?"

Tanya gadis berkaos merah dengan celana jeans berwarna hitam itu.

"Iya."

Jawab Aldi sambil menoleh kearah gadis itu.

"Mas Al ingat aku gak?" tanya gadis itu sambil mengulurkan tangan mengajak berjabat tangan.

Aldi pun mengulurkan tangannya. Sambil bersalaman Aldi coba mengingat ingat sambil terus menatap wajah gadis itu, tak lama kemudian dia berseru.

"Ya aku ingat, kamu Meri kan yang dulu di SD tukang nangis?"

"Iya bener, aku Meri yang dulu suka nangis kalau lagi berantem sama mas Aldi, " jawab Meri dengan nada sedikit ngambek karna mengingat masa lalu di sekolah.

"Mas Al sendirian?"

Meri pun langsung duduk di dekat Aldi.

Sangatlah tidak mungkin Meri meninggalkan Aldi begitu saja, selain Aldi teman lamanya, wajah Aldi yang tampan dengan kumis tipis dan kulitnya yang putih bersih benar-benar cowok perfeck.

"Iya nih, tadinya sama temen tapi temennya dah pulang duluan tadi, kamu juga sendirian?" Aldi balik bertanya.

"Aku lagi nungguin temen,bentar lagi juga sampek.Tadi aku dimeja sebelah sana, sekarang gabung sama mas Al gak papa kan?"

"Ora opo-opo to, aku malah senang kok." jawab Aldi dengan logat Jawanya.

"Mas Al beda ya, sekarang ganteng. Kalau dulu tu Ireng, dekil pokoke ora enek apik apike blas," goda Meri sambil tersenyum.

"Masih mending aku to la kamu dulu tu cilik metisil, ingusan dikit-dikit nangis. Iya to?" jawab Aldi sambil tertawa.

Mereka pun hanyut dalam obrolan masa lalu mereka ketika masih kanak-kanak.

Tak lama kemudian Aldi menunjuk ke suatu arah.

"Apa itu teman kamu, sepertinya dia sedang mencari-cari seseorang?"

"Iya bener, itu teman aku."

Meri pun langsung memanggil temannya itu.

"Tania sini!" teriak Meri kearah gadis berambut panjang itu sambil melambaikan tangannya.

"Wah aku jadi grogi nih didatangi dua cewek cantik sekaligus."

"Ah, mas Al bisa aja," jawab Meri.

Kemudian percakapan Aldi dan Meri terputus karena muncul suara yang menyapa mereka.

"Hai..."

Ini suara ramah gadis berambut panjang itu.

"Udah lama ya nunggu?" tanya gadis berambut panjang itu yang langsung duduk berbaur dengan mereka.

"Lumayan agak lama sih," jawab Meri.

"Sorry... aku tadi ketiduran."

"Iya gak apa-apa bestie. Oh ya mas, kenalin ini teman aku Tania."

"Dia pindahan dari jakarta, baru beberapa bulan di Jogja." kata Meri yang memperkenalkan sahabatnya kepada Aldi.

"Hai Tania, salam kenal ya." ucap Aldi sambil menjabat tangan Tania.

"Njenengan namine sinten?" tanya Tania menggunakan bahasa Jawa halus, yang membuat Aldi mendongak kaget.

"Nama aku Aldi Permana. Ternyata kamu orang Jakarta bisa bahasa Jawa juga ya." imbuh Aldi sambil memandang Tania penuh takjub.

"Bisa dong, biar jelek-jelek gini, aku ini orang Jawa lo mas," ucap Tania sambil tersenyum.

Aldi pun terdiam sejenak, ucapan Tania mengenai wajahnya yang jelek sangat jauh dari kenyataan.

Karena faktanya Tania seorang gadis yang sempurna, kulitnya yang putih, hidung mancung dan matanya yang kebiru-biruan cowok manapun yang melihatnya pasti terpesona. Maklum saja Tania adalah gadis keturunan Jawa Belanda.

"Oh ya Tan, mas Aldi ini teman lama aku, dulu kami satu sekolah." Meri memulai obrolannya.

"Kita pisah waktu lulus SD, aku pindah keluar kota karena Papa aku dipindah tugaskan dan saat aku kembali lagi kesini satu tahun yang lalu, baru sekarang kita ketemu lagi."

"Berarti ini pertemuan yang mengesankan ya," kata Tania.

"Benar...! apalagi buat aku, ini pertemuan yang sangat mengesankan, karena bisa ketemu teman lama dan juga teman baru yang dua-duanya sama-sama cantik dan sama-sama asyik buat dijadiin pacar," ucap Aldi mulai dengan gombalannya.

Yang membuat Meri dan Tania tertawa kecil. "Kamu bisa aja mas Al," cetus Meri.

"Kamu sendiri gimana Tania, ceritain dong kok bisa dari jakarta pindah ke Jogja. kalau bisa, ceritanya jangan panjang-panjang kayak rambut kamu ya."

"Njeh mas..." sahut Tania.

"Jadi gini, mama aku itu orang Jawa tengah asli, sedangkan Papa aku orang campuran Betawi Belanda. Makanya aku jadinya gado-gado," canda Tania sambil tersenyum manis.

Kemudian Tania pun melanjutkan ceritanya.

"Kami itu sering berpindah-pindah tempat tinggal, karena Papa seorang Budayawan yang pekerjaannya mempelajari budaya-budaya berbagai daerah. Dan sekarang ini, Papa mau mempelajari budaya-budaya yang ada di Jogja."

"Kamu masih SMA?" tanya Aldi.

"Iya, Mas Al sendiri masih SMA juga kan..?" tanya Tania.

"Iya masih."

"Tania satu sekolah dengan Meri mas, satu kelas juga." Menyahut Meri yang sedari tadi terdiam.

"Aku lanjutin lagi ya ceritanya," ucap Tania.

"Oke..." sahut Aldi bersemangat.

"Jadi aku dan keluargaku mungkin agak lama tinggal disini, ya sekitar 3-4 tahunan. Aku juga betah tinggal disini orangnya ramah-ramah, seperti mas Al dan juga sahabat terbaik aku Meri." kata Tania sambil tangannya mencubit pipi Meri.

"Aduh, sakit tau..." ucap Meri sambil menyeringai. Dan mereka pun tertawa bersama .

"Ngomong-ngomong kamu tinggalnya dimana," tanya Aldi yang sedari tadi mulai dibuat penasaran tentang diri Tania.

"Disekitaran sini kok, Deket sama rumah Meri," jawab Tania.

"Kalau mas Al tinggalnya dimana, apa masih di rumah yang dulu?" tanya Meri penasaran.

"Enggak, aku sudah pindah ditempat yang baru, tapi masih daerah sini juga kok."

"Hobi mas Al apa sih kalau kita boleh tau." tanya Tania.

"Hobi banyak, salah satunya memancing. Apalagi memancing dua cewek cantik seperti kalian, lumayan buat hidangan dikamar tidur, hik, hik hik..." jawab Aldi sambil tertawa.

"Yee... enak aja," Sahut Meri dan Tania bersamaan.

"Mas Al ini suka humor ya," kata Tania.

"Suka dong...biar awet muda, kalau menurut aku ni ya, orang yang gak suka humor itu orang yang gak bisa menikmati hidup." jawab Aldi dengan bangga.

"Emm... kayaknya udah sore banget nih, kita sambung besok lagi ya," kata Meri.

"Kamu benar Mer, kapan-kapan kita sambung lagi. Oh ya, biar semuanya aku yang bayar," ucap Aldi.

"Makasih ya mas traktirannya," ucap Tania.

"Oke, Kesini tadi kalian naik apa?"

"Meri naik motor mas, kalau kamu Tan?" tanya Meri pada Tania.

"Aku juga naik motor tadi."

"Ya udah kalian duluan ke parkiran, tungguin aku di sana ya. Soalnya aku mau tau rumah kalian dimana." kata Aldi.

"Oke..."

Mereka pun meninggalkan kafe, Meri dan Tania di depan. Sementara Aldi mengiringi di belakangnya.

Ternyata, rumah Meri tidak jauh dari rumah Tania. Mungkin berjarak kurang lebih 50 meteran.

Setelah mengetahui rumah Meri dan Tania, Aldi mengencangkan laju motornya.

Di pertigaan jalan, Aldi mampir di warung Soto untuk membelikan titipan ibunya.

Aldi termasuk anak yang baik, walau sikapnya sedikit urakan dan juga pertentangan. Dan wajahnya yang ganteng itu, jadi incaran banyak kaum hawa. Sehingga banyak teman prianya merasa mati gaya kalau sudah ada Aldi didekat mereka.

Terpopuler

Comments

Hasniah Hasniah

Hasniah Hasniah

bagussss

2023-10-25

1

🐬🦂⃟ʝᷤɦᷤαᷫℓµƶɦεͫɳͬ🐬

🐬🦂⃟ʝᷤɦᷤαᷫℓµƶɦεͫɳͬ🐬

mampir

2023-04-20

3

🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤

🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤

awal bab yang menarik.. semangat kk 👍👍

2023-04-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!