NovelToon NovelToon

DERITA TANIA

PART 01

Sore itu, Aldi Permana sedang bersantai disebuah cafe ditengah kota Jogja saat seorang gadis menghampirinya.

"Mas Al kan...?"

Tanya gadis berkaos merah dengan celana jeans berwarna hitam itu.

"Iya."

Jawab Aldi sambil menoleh kearah gadis itu.

"Mas Al ingat aku gak?" tanya gadis itu sambil mengulurkan tangan mengajak berjabat tangan.

Aldi pun mengulurkan tangannya. Sambil bersalaman Aldi coba mengingat ingat sambil terus menatap wajah gadis itu, tak lama kemudian dia berseru.

"Ya aku ingat, kamu Meri kan yang dulu di SD tukang nangis?"

"Iya bener, aku Meri yang dulu suka nangis kalau lagi berantem sama mas Aldi, " jawab Meri dengan nada sedikit ngambek karna mengingat masa lalu di sekolah.

"Mas Al sendirian?"

Meri pun langsung duduk di dekat Aldi.

Sangatlah tidak mungkin Meri meninggalkan Aldi begitu saja, selain Aldi teman lamanya, wajah Aldi yang tampan dengan kumis tipis dan kulitnya yang putih bersih benar-benar cowok perfeck.

"Iya nih, tadinya sama temen tapi temennya dah pulang duluan tadi, kamu juga sendirian?" Aldi balik bertanya.

"Aku lagi nungguin temen,bentar lagi juga sampek.Tadi aku dimeja sebelah sana, sekarang gabung sama mas Al gak papa kan?"

"Ora opo-opo to, aku malah senang kok." jawab Aldi dengan logat Jawanya.

"Mas Al beda ya, sekarang ganteng. Kalau dulu tu Ireng, dekil pokoke ora enek apik apike blas," goda Meri sambil tersenyum.

"Masih mending aku to la kamu dulu tu cilik metisil, ingusan dikit-dikit nangis. Iya to?" jawab Aldi sambil tertawa.

Mereka pun hanyut dalam obrolan masa lalu mereka ketika masih kanak-kanak.

Tak lama kemudian Aldi menunjuk ke suatu arah.

"Apa itu teman kamu, sepertinya dia sedang mencari-cari seseorang?"

"Iya bener, itu teman aku."

Meri pun langsung memanggil temannya itu.

"Tania sini!" teriak Meri kearah gadis berambut panjang itu sambil melambaikan tangannya.

"Wah aku jadi grogi nih didatangi dua cewek cantik sekaligus."

"Ah, mas Al bisa aja," jawab Meri.

Kemudian percakapan Aldi dan Meri terputus karena muncul suara yang menyapa mereka.

"Hai..."

Ini suara ramah gadis berambut panjang itu.

"Udah lama ya nunggu?" tanya gadis berambut panjang itu yang langsung duduk berbaur dengan mereka.

"Lumayan agak lama sih," jawab Meri.

"Sorry... aku tadi ketiduran."

"Iya gak apa-apa bestie. Oh ya mas, kenalin ini teman aku Tania."

"Dia pindahan dari jakarta, baru beberapa bulan di Jogja." kata Meri yang memperkenalkan sahabatnya kepada Aldi.

"Hai Tania, salam kenal ya." ucap Aldi sambil menjabat tangan Tania.

"Njenengan namine sinten?" tanya Tania menggunakan bahasa Jawa halus, yang membuat Aldi mendongak kaget.

"Nama aku Aldi Permana. Ternyata kamu orang Jakarta bisa bahasa Jawa juga ya." imbuh Aldi sambil memandang Tania penuh takjub.

"Bisa dong, biar jelek-jelek gini, aku ini orang Jawa lo mas," ucap Tania sambil tersenyum.

Aldi pun terdiam sejenak, ucapan Tania mengenai wajahnya yang jelek sangat jauh dari kenyataan.

Karena faktanya Tania seorang gadis yang sempurna, kulitnya yang putih, hidung mancung dan matanya yang kebiru-biruan cowok manapun yang melihatnya pasti terpesona. Maklum saja Tania adalah gadis keturunan Jawa Belanda.

"Oh ya Tan, mas Aldi ini teman lama aku, dulu kami satu sekolah." Meri memulai obrolannya.

"Kita pisah waktu lulus SD, aku pindah keluar kota karena Papa aku dipindah tugaskan dan saat aku kembali lagi kesini satu tahun yang lalu, baru sekarang kita ketemu lagi."

"Berarti ini pertemuan yang mengesankan ya," kata Tania.

"Benar...! apalagi buat aku, ini pertemuan yang sangat mengesankan, karena bisa ketemu teman lama dan juga teman baru yang dua-duanya sama-sama cantik dan sama-sama asyik buat dijadiin pacar," ucap Aldi mulai dengan gombalannya.

Yang membuat Meri dan Tania tertawa kecil. "Kamu bisa aja mas Al," cetus Meri.

"Kamu sendiri gimana Tania, ceritain dong kok bisa dari jakarta pindah ke Jogja. kalau bisa, ceritanya jangan panjang-panjang kayak rambut kamu ya."

"Njeh mas..." sahut Tania.

"Jadi gini, mama aku itu orang Jawa tengah asli, sedangkan Papa aku orang campuran Betawi Belanda. Makanya aku jadinya gado-gado," canda Tania sambil tersenyum manis.

Kemudian Tania pun melanjutkan ceritanya.

"Kami itu sering berpindah-pindah tempat tinggal, karena Papa seorang Budayawan yang pekerjaannya mempelajari budaya-budaya berbagai daerah. Dan sekarang ini, Papa mau mempelajari budaya-budaya yang ada di Jogja."

"Kamu masih SMA?" tanya Aldi.

"Iya, Mas Al sendiri masih SMA juga kan..?" tanya Tania.

"Iya masih."

"Tania satu sekolah dengan Meri mas, satu kelas juga." Menyahut Meri yang sedari tadi terdiam.

"Aku lanjutin lagi ya ceritanya," ucap Tania.

"Oke..." sahut Aldi bersemangat.

"Jadi aku dan keluargaku mungkin agak lama tinggal disini, ya sekitar 3-4 tahunan. Aku juga betah tinggal disini orangnya ramah-ramah, seperti mas Al dan juga sahabat terbaik aku Meri." kata Tania sambil tangannya mencubit pipi Meri.

"Aduh, sakit tau..." ucap Meri sambil menyeringai. Dan mereka pun tertawa bersama .

"Ngomong-ngomong kamu tinggalnya dimana," tanya Aldi yang sedari tadi mulai dibuat penasaran tentang diri Tania.

"Disekitaran sini kok, Deket sama rumah Meri," jawab Tania.

"Kalau mas Al tinggalnya dimana, apa masih di rumah yang dulu?" tanya Meri penasaran.

"Enggak, aku sudah pindah ditempat yang baru, tapi masih daerah sini juga kok."

"Hobi mas Al apa sih kalau kita boleh tau." tanya Tania.

"Hobi banyak, salah satunya memancing. Apalagi memancing dua cewek cantik seperti kalian, lumayan buat hidangan dikamar tidur, hik, hik hik..." jawab Aldi sambil tertawa.

"Yee... enak aja," Sahut Meri dan Tania bersamaan.

"Mas Al ini suka humor ya," kata Tania.

"Suka dong...biar awet muda, kalau menurut aku ni ya, orang yang gak suka humor itu orang yang gak bisa menikmati hidup." jawab Aldi dengan bangga.

"Emm... kayaknya udah sore banget nih, kita sambung besok lagi ya," kata Meri.

"Kamu benar Mer, kapan-kapan kita sambung lagi. Oh ya, biar semuanya aku yang bayar," ucap Aldi.

"Makasih ya mas traktirannya," ucap Tania.

"Oke, Kesini tadi kalian naik apa?"

"Meri naik motor mas, kalau kamu Tan?" tanya Meri pada Tania.

"Aku juga naik motor tadi."

"Ya udah kalian duluan ke parkiran, tungguin aku di sana ya. Soalnya aku mau tau rumah kalian dimana." kata Aldi.

"Oke..."

Mereka pun meninggalkan kafe, Meri dan Tania di depan. Sementara Aldi mengiringi di belakangnya.

Ternyata, rumah Meri tidak jauh dari rumah Tania. Mungkin berjarak kurang lebih 50 meteran.

Setelah mengetahui rumah Meri dan Tania, Aldi mengencangkan laju motornya.

Di pertigaan jalan, Aldi mampir di warung Soto untuk membelikan titipan ibunya.

Aldi termasuk anak yang baik, walau sikapnya sedikit urakan dan juga pertentangan. Dan wajahnya yang ganteng itu, jadi incaran banyak kaum hawa. Sehingga banyak teman prianya merasa mati gaya kalau sudah ada Aldi didekat mereka.

PART 02

Dan hari ini hari Sabtu, bel pun berbunyi tanda pelajaran disekolah telah usai. selesai berdo'a siswa siswi berhamburan keluar dari kelas masing-masing.

Tania dan Meri mengeluarkan motor Scoopy mereka dari parkiran sekolah.

Setelah melewati gerbang sekolah ada Aldi diseberang jalan melambai-lambaikan tangan.

"Mer itu ada mas Al, kayaknya manggil kita deh," ucap Tania sambil menunjuk kearah Aldi.

"Iya itu mas Al, ayo kita samperin"

Meri dan Tania pun menghampiri Aldi yang menunggu mereka.

"Ada apa mas?" tanya Meri sambil mematikan motornya supaya obrolan mereka tidak terganggu.Tania pun ikut mematikan motornya.

"Kira-kira kalau aku main ke rumah kalian boleh gak?, Sekalian mau ngajak kalian nonton ke bioskop. Besok kan hari libur, begadang dikit bolehlah."kata Aldi

"Kalau aku sih boleh banget," dengan cepat Meri menjawab

"Kalau ke rumah kamu boleh gak Tania?" tanya Aldi

"Boleh ya Tan, mumpung Papamu gak ada dirumah" pinta Meri pada Tania.

"Oke...boleh juga tuh" Tania mengangkat jempol tangannya tanda setuju.

"Kalau gitu deal ya, jam tujuh kalian aku jemput" kata Aldi penuh semangat.

Selepas magrib Aldi menjemput kedua gadis cantik itu dengan mobilnya. Aldi memang berasal dari keluarga yang cukup berada. Oleh karena itu Aldi bisa dibilang cowok sempurna, sudah ganteng orang berada pula.

"Tok-tok, Assalamualaikum ..."

"Wallaikumsalam..." seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"Cari siapa ya mas?" tanya wanita itu.

"Tania nya ada bik?"

"Suruh masuk aja mbok, itu teman Tania." seru Tania dari dalam rumah.

"Monggo mas masuk, silahkan duduk.

Simbok ambilin minum dulu."

Aldi pun duduk di kursi sambil memandangi sekitar ruangan.

Aldi melihat foto keluarga yang terpasang didinding yang ukurannya cukup besar.

Dalam foto itu terdapat seorang lelaki bule dengan pakaian lengkap adat Jawa, begitupun seorang wanita yang ada disebelahnya dan seorang lagi anak perempuan yang kira-kira masih duduk di bangku TK. Dan sudah jelas anak kecil itu Tania.

Banyak hal yang ingin dia ketahui tentang Tania, tapi dia memilih menyimpan dulu pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya karena waktu yang kurang tepat.

"Monggo diminum mas tehnya." kata wanita paruh baya itu sambil menaruh secangkir teh hangat di meja.

"matur suwun mbok" jawab Aldi.

Tak lama kemudian Tania keluar dengan pakaian sederhana tapi kekinian. Aldi menatap Tania agak lama lalu berkata:

"Wah...cantiknya"

"Ah mas Al bisa aja,Tania GR nih." ucap Tania sambil duduk di dekat Aldi.

"Memang papamu gak ada kemana?" tanya Aldi sambil menyeruput lagi teh hangat nya.

"Papa lagi keluar kota dalam beberapa hari, ada urusan pekerjaan."

"O... kalau gitu kita langsung berangkat aja ya keburu malam."

"Iya, aku bilang dulu ya sama Simbok."Tania masuk kedalam menemui Simbok.

"Mbok, Tania mau pergi nonton sama mas Al, sama Meri juga. Tapi jangan bilang-bilang papa ya mbok," kata Tania memohon.

"Iya non, Mbok ndak akan bilang sama papa non" jawab Simbok.

Setelah menjemput Meri mereka langsung berangkat ke bioskop. Beda dengan Tania yang belum tentu bisa pergi kalau ada papanya, tapi Meri justru dengan mudahnya berpamitan dengan orang tuanya. Karena orang tua Meri sangat terbuka dan memberi kebebasan pada Meri untuk bergaul dengan temannya, Selama temannya itu menunjukkan sikap yang baik dan sopan.

Setelah sampai Aldi langsung membeli tiket dan beberapa cemilan serta minuman. Saat mau masuk mereka bertemu dua orang cewek yang menyapa Al dengan nada sinis.

"Hai mas Al, o...ini gebetan-gebetan baru kamu ya mas. Kira-kira ini stok untuk berapa hari, dua hari, tiga hari, atau cuma buat malam ini doang?" kata salah satu cewek itu.

Belum sempat Aldi menjawab,cewek satunya pun menyela.

"Udahlah Din ayo kita pergi, maaf ya mas Al kita duluan."ucap cewek itu sambil menyeret tangan Dina yang ternyata mantan pacar Aldi.

"Siapa itu barusan mas?" tanya Tania

"Ehm,cuma mantan" jawab Aldi

"Duh-duh baru diluar bioskop aja udah ketemu mantan, gimana kalau masuk, bisa jadi didalam isinya mantan mas Al semua." ucap Tania mengejek

"Ehm, dasar cowok playboy." menyahut Meri.

lalu keduanya masuk kedalam sambil tertawa-tawa. Aldi mengikuti dari belakang dan hanya tersenyum tak bisa berkata-kata.

"Aku di tengah dong duduknya biar nontonnya lebih seru," kata Aldi sambil mengatur posisi duduk mereka.

Meri dan Tania hanya bisa tersenyum menuruti permintaan Aldi.

"Sebelumnya kalian berdua udah pernah nonton belum?" tanya Aldi pada Tania dan Meri.

"Kalau aku sih udah pernah beberapa kali, tapi kalau Tania kayaknya belum pernah,ya kan Tan?"

"Huh, boro-boro nonton punya temen cowok aja gak boleh,"

"Berarti papa kamu benar-benar ofer protektif ya",ucap Aldi

"Ya gitu deh kira-kira, maklum udah orang tua tunggal punya anak satu-satunya cewek lagi." kata Tania

"Iya mas, mama Tania udah meninggal sejak dia masih di kelas dua SD. Jadi wajar kalau papa Tania bersikap seperti itu, karena cuma Tania yang dia punya di dunia ini" jelas Meri.

Film horor pun mulai diputar dan waktu pun terus berjalan. Dengan suara lirih Aldi berkata kepada Meri dan Tania.

"Tenang saja kalau kalian takut kalian bisa peluk aku kok. Dengan senang hati aku bersedia dipeluk kalian." ucap Aldi sambil merentangkan kedua tangannya di kursi Meri dan Tania.

"Gak usyah ya," jawab Meri dan Tania sambil keduanya memindahkan tangan Aldi.

Dan bukan Aldi namanya kalau tidak usil, dari mulai menyandarkan kepalanya di bahu Tania dan Meri bergantian sambil menutup wajah berlagak ketakutan, yang membuat dia didorong ke kanan ke kiri oleh kedua gadis itu.

Dan tiba-tiba Aldi memeluk Tania, membuat Tania kaget dan langsung mendorong Aldi dengan kuat sambil berteriak.

"Ih, mas Al apa-apaan sih peluk-peluk Tania!"

Orang-orang disekitar menoleh ke arah mereka dan salah satu dari mereka berkata:

"Woi, jangan berisik dong, kalau mau ngobrol di luar sana!"

"Iya mas maaf, sekali lagi maaf." ucap Aldi.

"Mas Al sih usil sama Tania" ucap Tania.

"Ya gimana namanya juga takut, aku kan kalau takut pengennya dipeluk."

"Aduh, kok nyubit sih Tan!" seru Aldi sambil memegangi lengannya yang kesakitan.

"Sorry mas, Tania juga kalau sebel pengennya nyubit" ucap Tania sambil tersenyum.

Dan Meri pun hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua temannya itu.

Tiga jam sudah mereka berada di dalam bioskop.Tepat jam sepuluh malam filmnya selesai diputar.

Sekeluar dari bioskop itu Tania bertanya:

"Masih ada yang jual martabak gak ya jam segini?"

"Kamu suka martabak?" tanya Aldi.

"Gak terlalu suka sih, aku mau beliin buat simbok. Soalnya dia favorit banget sama yang namanya martabak."

"Alah bilang aja kamu mau nyogok simbok, biar aman dari papa kamu, iyo to?" kata Meri mengejek

"Ehm, dua puluh persen nya iya, tapi delapan puluh persen nya emang ikhlas mau beliin kok.

"Ya udah aku ambil mobil dulu ya, setelah itu kita beli martabak, kayaknya jam segini masih ada. Sekalian aku mau beliin buat mama" kata Aldi.

Setelah mengantar Meri, Aldi pun langsung mengantar Tania sampai depan pintu rumah nya.

Tapi sebelum pulang Aldi menatap Tania.

Tania hanya tersenyum sambil berkata:

"Ada apa mas, lagi mikir ya besok mau bawa cewek yang mana lagi buat diajak jalan."

"Emang kalau aku bawa cewek lain kamu gak marah?" tanya Aldi

"Ya enggaklah, kan aku bukan pacar mu atau istri mu"

"Tapi kalau aku anggap kamu pacar ku atau istri ku, mau bilang apa kamu?, mau bilang papamu, bilang aja kalau berani." kata Aldi.

Tania tertawa terbahak-bahak.

"Dasar wong gendeng" ucap Tania.

Aldi mendekati Tania dan menatap wajah gadis itu. Lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Tania.

Tania berdebar,dia mengira Aldi akan nakal minta cium.Ternyata Aldi cuma mengucapkan selamat malam doang.

Setelah Aldi pulang,Tania mengunci pintu rumah dan memanggil simbok.

"Mbok, ni Tania beliin martabak"

"Wah, matur suwun non. Non tau aja mbok suka martabak." kata simbok sambil mengambil martabak yang dibawa Tania.

PART 03

Bel istirahat berbunyi, siswa-siswi satu persatu keluar kelas. Guna menghilangkan sejenak ketegangan di otak mereka, setelah dua jam mengikuti pelajaran.

Tapi ada juga yang tetap didalam kelas dan sudah pasti itu si Budi dan pacar nya si Tina.

"Huh, kalian tu ya gak bosen-bosen nya tiap hari pacaran. Gak di rumah, gak di taman, gak di bioskop, gak di sekolah, gak di kafe, di mana-mana selalu ada kalian berdua. Jangan-jangan kalian juga sering di kamar ya?" kata si Dadang mengejek.

"Tau tu kayak dunia ini milik mereka berdua aja," menyela si Adit.

"Emang kalau iya kenapa?. Iri, bilang bos... udah sana pada keluar, ganggu aja." kata Budi.

"Udahlah Dang ayo kita keluar, dari pada entar kamu ngiler liat mereka. Apa kamu mau berduaan sama saya, dimana?, di parkir, dibelakang kelas, apa di toilet?" kata Adit bercanda.

"Huh, najis!" seru Dadang sambil keluar kelas.

Adit juga mau ikut keluar, tapi dia menyapa Tania dan Meri dulu yang masih di dalam kelas.

"Hai Mer, Tan, kalian gak keluar?"

"Ni baru mau keluar," jawab Meri.

"Ehm, aku mau tanya, kira-kira tipe cowok idaman kalian tu yang gimana to, kok cowok-cowok yang nembak kalian pada ditolak semua.

Apa lagi kamu Mer, dari kelas satu sampai sekarang kelas tiga udah berapa kali kamu nolak aku. Emang aku kurang apa sih Mer.

kamu juga Tania, kemaren aku nembak kamu juga kamu tolak," kata Adit menggerutu.

"Jujur ya Dit, sebenarnya kamu tu ganteng, tinggi, putih, kaya, pokoknya sempurna deh" kata Meri.

"Tapi kamu tu kurang nya satu Dit," menyela Tania.

"Kurang apa?" tanya Adit penasaran.

"Kurang waras!" seru Tania dan Meri berbarengan sambil tertawa-tawa. Yang membuat Adit menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Udahlah, mending keluar. tambah mumet ndasku neng kene." gerutu Adit sambil keluar.

Wajar saja kalau Adit dibilang tidak waras sama mereka, karena hampir semua cewek disekolah itu sudah pernah dia tembak. Bisa dibilang dia itu cowok super duper play boy.

"Tina, kita duluan ya!" seru Tania dan Meri sambil bergegas keluar kelas.

"Ok!" jawab Tina.

"Mereka itu cantik-cantik tapi kok gak ada yang punya pacar ya," kata Budi.

"Kalau Tania wajar gak punya pacar. Papanya tu anti banget kalau Tania punya temen cowok. Ih! kok bilang-bilang mereka cantik sih, emang aku gak cantik?" gerutu Tina pada Budi.

"Sayang... jangan ngambek dong, biarpun aku dikelilingi beribu-ribu wanita cantik, tapi tetap saja hati dan cintaku buat kamu seorang," kata Budi berusaha menepis rasa cemburu Tina. Dan tentu sambil memberikan satu ciuman di pipi Tina yang membuat gadis itu tersenyum manis.

Sore itu Meri pergi ke rumah Tania. Dan begitulah dua sahabat itu setiap harinya, saling bergantian berkunjung. Kadang-kadang mengerjakan PR bersama, bikin makanan bersama atau sekedar ngobrol-ngobrol saja. Bahkan Meri sering menginap di rumah Tania kalau papa Tania sedang tidak dirumah.

"Tania!" seru Meri dari depan pintu rumah Tania.

"Masuk Mer!" jawab Tania dari dalam.

Tapi Meri tidak masuk, dia duduk di kursi teras rumah Tania. Mereka memang sering belajar di teras ketimbang didalam, karna sekitar rumah Tania banyak ditanami bunga dan beberapa pohon. Yang membuat suasana menjadi sejuk, sehingga lebih nyaman saat belajar.

Tania keluar membawa buku-buku nya lalu masuk lagi mengambil beberapa cemilan dan minuman.

"Huh, susah banget ya soalnya tadi," ucap Tania.

"Makanya aku kesini, mau ngerjain soal bareng biar otak ku agak rileks."

"Ehm, wis tak tebak." ucap Tania.

Mereka mulai mengerjakan PR bersama, yang tentu sambil ngobrol. Dalam hal pelajaran Tania jauh lebih baik ketimbang Meri. Itu sebabnya, hampir setiap ada tugas sekolah selalu Meri yang mengajak belajar bersama.

"Mer, menurut mu mas Al itu gimana orang nya?" tanya Tania yang tiba-tiba membahas tentang Aldi.

"Yang jelas dia itu cowok playboy," jawab Meri.

"Tapi menurut ku, walaupun mas Al playboy dia cowok yang menyenangkan,"

"Iya kamu benar, apalagi dengan candaan nya yang konyol itu, bikin orang selalu happy kalau didekat dia". Dan obrolan tentang Aldi terputus karena mereka beralih membahas pelajaran lagi.

Sudah satu jam mereka belajar bersama, tepat jam lima sore akhirnya tugas sekolah selesai dikerjakan.

"Tan, aku pulang dulu ya dah sore nih,"

"Oke, jangan lupa mandi, bau tu ketek,"

"Ye... enak aja ketek harum gini dibilang bau,"

"Tapi gak pa-pa kok, bau juga. kamu tetep sahabat terbaik yang aku punya di dunia ini,"

"lebay..." ucap Meri.

Lalu mereka membereskan buku-buku mereka. Dan begitulah dua sahabat ini, mereka selalu kompak dalam hal apapun. Tidak pernah sekalipun mereka berselisih apalagi bertengkar. Tania sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti Meri, karna selama ini hanya ada papa nya yang menemani dia. Meri juga beruntung mempunyai sahabat yang baik, jujur dan penyayang seperti Tania.

"Tapi besok kesini lagi ya Mer," ucap Tania.

" Ogah ah, bosen liat kamu terus," jawab Meri.

"Ya udah, kalau kamu gak mau kesini biar aku aja yang ketempat kamu besok. Karna aku belum bosen liat kamu." ucap Tania yang membuat kedua nya tertawa terbahak-bahak.

Selesai mandi Meri duduk-duduk santai di teras rumah. Tiba-tiba datang Aldi mengendarai motor nya, sambil membawa sesuatu di dalam plastik, Entah kenapa Meri terlihat agak gugup.

"Sore Mer,"

"Sore mas, tumben kesini,"

"Ini mau ngasih titipan mama buat Tante Lina."

Lalu keduanya masuk kedalam. Dan ternyata keluarga Aldi dan Meri memang sudah kenal baik. Hubungan keluarga mereka sudah lama terjalin sejak mereka masih kecil. Bahkan keluarga mereka sudah seperti saudara.

"Eh, nak Aldi," sapa mama Meri.

"Ini Tante ada titipan dari mama" ucap Aldi sambil memberikan bungkusan itu.

"Bilangin terimakasih ya sama jeng Rima, udah repot-repot ngasih oleh-oleh.

"Iya Tante," jawab Aldi.

Lalu mereka ngobrol bertiga. Tidak lama kemudian mama Meri masuk lagi kedalam. Dan tinggal Meri dan Aldi yang pasti ngobrol nya lebih seru. Dari mulai membahas masa kecil mereka, membahas pelajaran, dan tiba-tiba Aldi membahas tentang Tania.

"Mer, papa Tania sudah pulang belum ya?" tanya Aldi

"Belum, emang kenapa? mas Al mau main?"

"Iya, mumpung papanya belum pulang."

Meri terdiam mendengar ucapan Aldi, raut wajahnya berubah muram seketika. Tiba-tiba di hati nya timbul rasa cemburu, mendengar Aldi ingin main ke rumah Tania. Namun dia berusaha menepis perasaannya itu, dan dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa perasaannya itu salah.

"Kayaknya udah mau Maghrib ni, aku pulang dulu ya. Kalau aku lama-lama disini nanti ada yang cemburu,"

"Tenang aja mas, Meri gak punya pacar kok, dulu pernah sekali pacaran tapi di duain. Jadi takut mau pacaran lagi,"

"Memang benar, cewek itu harus pandai-pandai memilih pasangan. Dan cewek juga gak boleh gonta-ganti pacar, gak baik dan juga gak pantas."

"O...jadi yang boleh gonta-ganti pacar cuma cowok. Contoh nya seperti mas Al ini,"

"Ya gak gitu, lagian cowok juga gak bisa gonta-ganti pacar kalau cewek nya gak mau. Tapi dalam agama dijelaskan bahwa seorang lelaki yang sudah beristri diperbolehkan memiliki pasangan lebih dari satu. Dengan salah satu syaratnya, mampu bersikap adil kepada setiap istri nya,"

"Kira-kira kalau Mas Al menikah, ada niat poligami gak?" tanya Meri serius.

"Gak tau ya, tapi kalau satu saja sudah bisa membahagiakan buat apa cari lagi." jawab Aldi.

Sepulangnya Aldi, Meri malah semakin memikirkan Aldi. Entah apa yang membuat Meri jatuh cinta pada Aldi, setelah sekian lama dia menutup hatinya untuk laki-laki. Namun kini dia malah membuka pintu hati nya untuk laki-laki yang belum tentu mencintai dia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!